Disusun Oleh:
Kelas R3D
Kelompok 3
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
bahasa Indonesia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Material
Teknik ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana
sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk
membuat sesuatu. Bahan kadang kala digunakan untuk menunjuk
ke pakaian atau kain. Material adalah sebuah masukan
dalam produksi. Material sering kali adalah bahan mentah - yang
belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam
masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang
belum selesai. Beberapa contohnya adalah kertas dan sutra. aterial
teknik (material engineering) merupakan aplikasi dan peningkatan
sifat (properties) dari suatu material dengan adanya proses, desain,
dan pembentukan suatu material. Material teknik membantu kita
mempelajari dasar hubungan struktur dan sifat bahan, lalu
mendesain struktur bahan tersebut untuk mendapatkan sifat-sifat
yang diinginkan. Ada tiga kelas utama pada jenis material teknik,
yaitu logam, keramik, dan polimer. Kemudian ada tambahan satu
lagi, yaitu material komposit. Dalam dunia industri sering kali kita
dihadapkan pada situasi di mana harus memilih suatu material
yang akan digunakan, banyak pertimbangan akan dilakukan tetapi
umumnya kita akan memilih material yang terbaik atau mendekati
untuk diaplikasikan. Oleh karena itu pemahaman mengenai
material teknik menjadi hal yang mutlak bagi seorang insinyur atau
ilmuwan.
Material teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam
dan bukan logam. Selain dua kelompok tersebut ada kelompok lain
yang dikenal dengan nama metaloid (menyerupai logam) yang
sebenarnya termasuk bahan bukan logam. Logam dapat
digolongkan pula dalam kelompok logam ferro yaitu logam yang
mengandung unsur besi, dan logam non ferro yaitu logam yang
tidak mengandung unsur besi. Dalam penggunaan dan pemakaian
pada umumnya, logam tidak merupakan logam murni melainkan
logam paduan. Logam murni dalam pengertian ini adalah logam
yang tidak dicampur dengan unsur lainnya atau pengertian lain
yaitu yang diperoleh dari alam (hasil tambang) dalam keadaan
murni dengan kadar kemurnian mencapai 99,99 %. Dengan
memadukan dua logam atau lebih dapat diperoleh sifat-sifat yang
lebih baik dari pada logam aslinya. Memadukan dua logam yang
lemah dapat diperoleh logam paduan yang kuat dan keras.
Misalnya tembaga dan timah, keduanya adalah logam yang lunak,
bila dipadukan menjadi logam yang keras dan kuat dengan nama
perunggu. Besi murni adalah bahan yang lunak sedangkan zat
arang/karbon (bukan logam) adalah bahan yang rapuh, paduan besi
dengan zat arang menjadi baja yang keras dan liat. Logam pada
umumnya terdapat di alam (tambang) dalam bentuk bijih-bijih
berupa batuan atau mineral. Bijih logam tersebut masih terikat
dengan unsur-unsur lain sebagai oksida, sulfida atau karbonat
1.2 METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah pembelajaran ulang dan pemahaman kelompok kami, yaitu
dilakukan dengan cara merangkum serta mengolahan dan membuat
kembali soal dan meneliti jawaban yang sudah kelompok kami
buat dengan pembelajaran luring yang sudah kami lakukan selama
pertemuan dengan dosen mata kuliah Material Teknik. Dengan
adanya metode ini tidak hanya menguraikan, tetapi juga
memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.4 TUJUAN
1.5 MANFAAT
PEMBAHASAN
2.1 Biskuit
Produk bakery dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu bread (roti), cake
(kue), dan cookies (biskuit). Bread adalah produk dari adonan tepung dan bahan
lain yang mengalami proses fermentasi karena adanya ragi (yeast) (Matz and
Matz, 1978). Cake adalah produk bakery yang terbuat dari terigu, lemak, gula, dan
telur. Pembuatan cake biasanya menggunakan pengembang kimiawi dan
digunakan juga bahan pengembang gluten serta dibutuhkan pembentuk emulsi
kompleks air dalam minyak, dimana lapisan air terdiri dari gula terlarut dan
partikel tepung terlarut (Sunaryo, 1985).
Menurut SNI 2973:2011 tentang biskuit, menjelaskan bahwa biskuit
adalah produk bakery kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang
terbuat dari tepung dengan atau tanpa substitusinya, minyak atau lemak, dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan. Secara umum, biskuit adalah produk berbasis serealia yang dipanggang
hingga kadar air kurang dari 5%, sehingga masa simpan akan lebih lama dari
produk bakery lainnya. Beberapa bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
biskuit adalah tepung terigu rendah protein 7-8%, lemak, dan gula (Hui, 2014).
Cara pembuatan biskuit umumnya terdiri dari pencampuran, pencetakan, dan
pemanggangan (Smith, 1972).
Biskuit dikatakan berkualitas jikaa setidaknya sudah memenuhi standar
yang ditetapkan oleh instansi atau peraturan negara terkait. Berdasarkan Standar
Nasional Indonesia 2973 tahun 2011 tentang syarat mutu biskuit dapat dilihat
pada Tabel.
Tabel Syarat Mutu Biskuit 2973 tahun 2011
2.2 Bahan-Bahan Pembuat Biskuit
Bahan dasar tepung terigu adalah gandum, tidak ada bahan dasar
lain sebagai pengganti gandum untuk membuat tepung terigu karena
gandum merupakan satu-satunya jenis biji-bijian yang mengandung gluten
(Marliyati et al., 1992). Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu
dibagi menjadi tiga yaitu hard flour (12-13%), medium hard flour ( 9,5-
11%), dan soft wheat (7-8,5%). Biskuit biasanya menggunakan tepung
terigu soft wheat atau rendah protein agar pengembangan adonan akibat
gluten yang terbentuk tidak terjadi berlebihan dimana sifat gluten tidak
begitu kuat. Fungsi tepung terigu selama pencampuran adonan adalah
menjaga semua bahan tersebar merata, membentuk jaringan dan kerangka
biskuit, menjaga gas selama fermentasi dan pemanggangan (Hui, 2014).
Gluten adalah massa adonan yang bersifat liat dan elastis. Gluten
ini terbentuk dari fraksi glutenin dan gliadin yang bereaksi dengan air.
Glutenin dan gliadin merupakan protein yang paling banyak dalam terigu
(masing-masing sekitar 40% total protein) dan paling penting dalam
pembuatan biskuit. Kedua protein ini jika dicampur bersama air akan
membentuk adonan liat dan elastis yang disebut gluten. Fraksi glutenin
bersifat padat atau kenyal sedangkan fraksi gliadin bersifat lunak dan
lengket sehingga bersifat sebagai pengikat. Karena sifatnya yang liat dan
elastis, maka gluten mampu menahan gas selama pemanggangan. Dengan
demikian gluten sangat berperan dalam proses pengembangan produk roti
(Winarno, 2004).
2.4 Gula
Minyak goreng
1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu,
pengambilan contoh, dan cara uji minyak goreng selain minyak goreng
sawit.
4 Komposisi
5 Syarat mutu Syarat mutu minyak goreng sesuai Tabel 1 dibawah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penutupan dan kesimpulan pada pembelajaran material teknik ini
adalah mengetahui pengertian atau makna, jenis-jenis dan
pemahaman akan Label pada pemahaman standar produk,standar
material dan SNI. Dan jenis material yang banyak dipakai dalam
proses rekayasa dan industri.
B. SARAN
1) Dalam proses pengerjaan modul diharapkan untuk anggota
kelompok untuk ikut berkontribusi semua agar pengerjaan modul
dapat selesai dengan baik.
2) Untuk penjelasan diharapkan pada pertemuan selanjutnya suara
lebih dapat diperjelas atau lebih keras.
3) Untuk Pengerjaan modul agar tidak copas dari kelompok lain atau
sumber manapun.