Oleh:
Risma Cahya Setiawati
Cindy Fatmasari
Eka Putri
Fina Lutfiana
Penulis
Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dengan Menggunakan
Nama Penelitian : Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Pada
Siswa SMP NU Gondanglegi
Nama dan Alamat
: SMP NU Gondanglegi
Kegiatan Penelitian
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Fokus Program :
Matematika Pada Siswa SMP NU Gondanglegi
Pelaksana Program
Tim Pelaksana
Ketua Tim : Risma Cahya Setiawati
Pelaksana
Anggota : Cindy Fatmasari
Eka Putri
Fina Lutfiana
Anggaran yang
: -
Dibutuhkan
A. Deskripsi Program
B. Latar Belakang
Pendidikan matematika merupakan proses pemberian belajar kepada
peserta didik melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga kompetensi
peserta didik tentang bahan matematika dapat dipelajari. Matematika
merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki peran yang sangat
penting di dalam kehidupan manusia. Pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi
untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah
lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya
untuk menyelesaikan masalah. Siswa cenderung dijejali dengan berbagai
informasi yang menuntut hafalan saja. Banyak sekali pengetahuan dan
informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi
yang mereka hadapi. Kemampuan pemahaman konsep matematika penting
dimiliki oleh siswa karena dengan kemampuan tersebut siswa dapat
menganalisis setiap masalah yang muncul, dapat memecahkan masalah
dengan tepat, dapat menilai sesuatu secara kritis dan objektif, serta dapat
mengemukakan pendapat maupun idenya secara runtut dan logis dalam
pembelajaran matematika maupun dalam setiap segi dan sisi kehidupan.
Namun pada kenyataannya, di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan
penalaran matematis siswa masih rendah, khususnya pada siswa SMP.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning, siswa
menggunakan “pemicu” dari kasus atau skenario masalah untuk menentukan
tujuan pembelajaran mereka sendiri. Selanjutnya mereka melakukan studi
mandiri dan mandiri sebelum kembali ke kelompok untuk berdiskusi dan
menyempurnakan pengetahuan yang mereka peroleh. Dengan demikian, PBL
bukan tentang pemecahan masalah itu sendiri, melainkan menggunakan
masalah yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman.
Prosesnya didefinisikan dengan jelas, dan beberapa variasi yang ada
semuanya mengikuti serangkaian langkah yang serupa.
Keterampilan dan sikap umum
Kerja tim
Memimpin kelompok
Mendengarkan
Rekaman
Kerja sama
Menghormati pandangan rekan kerja
Evaluasi kritis sastra
Pembelajaran mandiri dan penggunaan sumber daya
Kemampuan presentasi
Pembelajaran kelompok memfasilitasi tidak hanya perolehan
pengetahuan tetapi juga beberapa atribut lain yang diinginkan, seperti
keterampilan komunikasi, kerja tim, pemecahan masalah, tanggung jawab
mandiri untuk belajar, berbagi informasi, dan menghormati orang lain. Oleh
karena itu PBL dapat dianggap sebagai metode pengajaran kelompok kecil
yang menggabungkan perolehan pengetahuan dengan pengembangan
keterampilan dan sikap generik. Penyajian materi klinis sebagai stimulus
pembelajaran memungkinkan mahasiswa untuk memahami relevansi
pengetahuan ilmiah yang mendasari dan prinsip-prinsip dalam praktik klinis.
Namun, ketika PBL diperkenalkan ke dalam kurikulum, beberapa
masalah lain untuk desain dan implementasi kurikulum perlu ditangani. PBL
umumnya diperkenalkan dalam konteks kurikulum inti yang ditentukan dan
integrasi ilmu dasar dan klinis. Ini berimplikasi pada penempatan staf dan
sumber belajar dan menuntut pendekatan yang berbeda untuk penjadwalan,
beban kerja, dan penilaian. PBL sering digunakan untuk menyampaikan
materi inti di bagian kurikulum non-klinis. Skenario PBL berbasis kertas
menjadi dasar kurikulum inti dan memastikan bahwa semua siswa
dihadapkan pada masalah yang sama. Baru-baru ini, teknik PBL yang
dimodifikasi telah diperkenalkan ke dalam pendidikan klinis, dengan pasien
“nyata” digunakan sebagai stimulus untuk pembelajaran. Terlepas dari sifat
ad hoc penting dari pembelajaran kedokteran klinis, pendekatan “kasus
kunci” dapat memungkinkan PBL digunakan untuk menyampaikan
kurikulum klinis inti.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi
pendekatan saintifik melalui Problem Based Learning (PBL) dalam
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa SMP NU Gondanglegi.
C. Gambaran Umum
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan
menengah dimana siswa dituntut untuk menyesuaikan dirinya dengan
kurikulum SMP. Berbeda dengan SD ysng pemberian materi pelajaran
diberikan secara global, di SMP siswa mulai mempelajari suatu materi
pelajaran secara lebih spesifik. Sedangakan SMP NU Gondanglegi sendiri
merupakan salah satu sekolah menengah pertama swasta yang terletak di
Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. SMP NU juga merupakan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan pemahaman konsep
matematika pada siswa SMP NU Gondanglegi yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan
Pendekatan Saintifik lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep
matematika pada siswa SMP NU Gondanglegi yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan Pendekatan
Saintifik dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa
serta untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dengan menerapkan model
Problem Based Learning dengan menggunakan Pendekatan Saintifik yang
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa SMP NU
Gondanglegi.
F. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang
dipicu oleh permasalahan, yang mendorong siswa untuk belajar dan
bekerja kooperatif dalam kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir
kritis dan analitis, mampu menetapkan serta menggunakan sumberdaya
pembelajaran yang sesuai. Metode PBL / pemecahan masalah adalah suatu
cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa kepada suatu
problem/masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan secara konseptual
masalah terbuka dalam pembelajaran.
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan pada pada era globalisasi saat ini. Problem
Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof.
Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di
McMaster University Canada.
Menurut Duch, Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Menurut Arends, Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah
autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat
tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya. Menurut Glazer, mengemukakan Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan
pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.
2. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik berasal dari kata pendekatan dan saintifik.
Pendekatan (approach) memiliki arti ide atau gagasan yang digunakan
untuk mencapai tujuan; dan saintifik (scientific) berarti sesuatu yang dapat
diulangi secara terbuka oleh pelaku, dalam skala ruang dan waktu (oleh
siapa saja, dimana saja, dan kapan saja). Dengan demikian, pendekatan
saintifik adalah ide (pada tingkat filosofis) untuk mencapai tujuan yang
dapat dilaksanakan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.
Pendekatan saintifik merupakan bagian dari pendekatan pedagogis
yang menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran di kelas. Pengertian
penerapan pendekatan saintifik tidak hanya fokus pada bagaimana
mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau
eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berpikir siswa sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif
dalam berinovasi atau berkarya.
Nurul (Dalam Marjan, 2014, hlm.4) menyebutkan bahwa:
Pembelajaran berpendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan
secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali
konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran,sedangkan tugas guru
adalah mengarahkan proses belajar yang dilakukan siswa dan memberikan
koreksi terhadap konsep dan prinsip yang didapatkan siswa.
G. Sasaran Program
Peserta Penelitian yang dipilih adalah para siswa SMP NU Gondanglegi kelas
IX sebanyak 2 kelas. Penetapan sasaran ini merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Lebih jauh dari itu,
harapannya peserta pelatihan dapat menularkan ilmu yang didapatkan kepada
siswa lain yang berada di sekitarnya.
Anggaran Dana
Adapun anggaran biaya kegiatan penelitian ini ditunujukkan tabel dibawah
NO KOMPONEN BIAYA
1 Konsumsi 4 orang*5 hari Rp.200.000,-
2 Photocopy Pre-test dan Post-test Rp. 300.000,-
3 Print Instrumen Data Rp.50.000,-
4 Biaya transportasi Rp. 500.000,-
5 Pembuatan laporan Rp. 200.000,-
Total Rp. 1.250.000
J. Daftar Rujukan
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Amir, M Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2009.
Duch. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 1995.
K. Lampiran-Lampiran