Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM SC HARI KE I

PADA NY.S DENGAN P2A0 INDIKASI PEB, PRESBO


DI RUANG KANA RSUD WONOSARI

Disusun Oleh:
Ayu Asfrestyanti (220300878)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM SC HARI KE I
PADA NY.S DENGAN P2A0 INDIKASI PEB, PRESBO
DI RUANG KANA RSUD WONOSARI

Disusun Oleh:
Ayu Asfrestyanti (220300878)

Telah Mendapatkan Persetujuan Dan Pengesahan


Pada Tanggal:

Pembimbing Akademik Perceptor

Erni Samutri,S.Kep.,Ns.,M.Kep Retnawati,AMK


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh setiap wanita

berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina kedunia

luar. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat

hidup ke dunia dan di luar rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (1)

Melahirkan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan normal (persalinan

pervaginaan) dan sectio caesarea atau yang dikenal dengan operasi. Adapun sectio

caesarea merupakan tindakan keperawatan dalam upaya pengeluaran janin melalui insisi

menembus dinding abdomen danuterus. Terdapat beberapa indikasi section caesarea

seperti yang dipengaruhi oleh ibu dan janin. Pengaruh dari ibu sendiri meliputi usia,

persalinan menggunakan sectio caesarea sebelumnya, sempitnya tulang punggul, adanya

hambatan pada jalan lahir, pecahnya ketuban lebih dulu, kelainan kontraksi pada Rahim,

serta hipertensi dalam kehamilan atau biasa disebut dengan pre eklamsia. Sementara

yang disebabkan oleh janin meliputi adanya kelainan pada letak, ukuran janin yang

besar, kondisi janin abnormal, kelainan pada tali pusat, bayi kembar, dan terdapat faktor

plasenta.

Post partum merupakan salah satu fase yang terjadi pada saat plasenta sudah lahir

hingga seluruh alat reproduksi pulih sebagaimana kondisi pada saat tidak hamil. Fase ini

biasanya terjadi sekitar 6 jam sampai 42 hari setelah persalinan, dan merupakan fase yang

penting bagi seorang wanita, dimana pada fase ini seluruh bagian reproduksi tengah

berproses untuk pulih kembali setelah mengalami hamil dan melahirkan. Pada saat

seseorang mengalami fase post partum ini akan mengalami berbagai perubahan

psikologis dan fisiologis. Adapun perubahan psikologis tersebut ditandai dengan adanya

kekhawatiran dan ketakutan bagi ibu yang baru melahirkan sehingga berpengaruh pada

ibu menjadi lebih sensitif pada berbagai hal yang biasanya dalam kondisi normal
dapat
dilewatinya dengan baik. Sementara perubahan fisiologis ditandai dengan berubahnya

reproduksi ibu yang mengalami proses involusio uteri, berubahnya hormonal, dan laktasi

Preeklamsia menjadi sebab terjadinya kematian yang paling besar padasaat seorang

wanita hamil dan akan melahirkan. Hal ini terjadi apabila orang yang sedang hamil

terlambat untuk menangani dan tidak memahami preeklamasia.

WHO (World Health Organization) mengamati dan memprediksi terjadinya kasus

preeklamsia yang terjadi di negara berkembang jauh lebih besar dibandingankan negara

maju. Diketahui untuk kasus yang terjadi pada negara maju sekitar 1,3% hingga 6%,

sementara yang terjadi di negara berkembang mencapai 1,8% hingga 18%. Terhitung di

Indonesia untuk kasus ini terjkadi sekitar 3% hingga 10%. Diketahui jumlah orang hamil

yang mengalami preeklamsia adalah sepuluh juta orang, dan wanita yang meninggal

dunia akibat kasus tersebut terhitung 76.000 wanita, sementara jumlah bayi yang

meninggal terhitung ada 500.000/ tahun.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Post Partum

1. Pengertian Post Partum

Postpartum merupakan suatu keadaan krisis bagi pasangan, ibu, maupun keluarga

yang disebabkan adaya perubahan secara psikologis,fisik, ataupun struktur keluarga

yang membutuhkan penyesuaian kembali atau adaptasi. Adapun penyesuaian yang

dilakukan secara fisik dapat dilakukan pada saat bayi baru lahir hingga tubuh ibu

kembali normal sebagaimana pada saat tidak hamil, dengan waktu sekitar 6 hingga 8

minggu (Fatmawati, 2015).

2. Tujuan Keperawatan Post Partum

a. Memberikan kebutuhan seperti kebersihan untuk melancarkan pemulihan pada

alat genitalia dengan ujuan menghindari infeksi;

b. Meberikan kebutuhan seperti ambulasi dini selama postpartum yang dibutuhkan

sang ibu agar mencegah terjadi penyumbatan akibat pembuluh darah tersumbat;

c. Memberikan kebutuhan istirahat sang ibu untuk memulihkan fisiknya seperti

sedia kala;

d. Memberikan kebutuhan nutrisi selama kegiatan menyusui berlangsung, hal ini

sesuai dengan hasil produksi ASI yang meningkat dan pemenuhan kebutuhan

pada cairan yang bertambah.

3. Etiologi Post partum

Terjadinya perdarahan postpartum dibagi menjadi menjadi 2 berdasarkan waktunya

meliputi perdarahan primer dan sekunder. Padaperdarahan primer terjadi pada 24 jam

yang pertama dengan penyebab utamanya atonia uteri, sisa plasenta, robekan pada

jalan lahir, serta terjadinya gangguan pada pembekuan darah. Sementara untuk

perdarahan sekunder biasanya berlangsung sesudah lewat 24 jam pasca melahirkan

dan penyebab utamanya yaitu sisa plasenta. Adapun untuk faktor yang
menyebabkan perdarahan
postpartum yaitu paritas, partus lama, anemia, peregangan pada uterus yang

berlebihan, persalinan yang dilakukan melalui tindakan, dan oksitosin drip

(Satriyandari & Hariyati, 2017).

4. Tahapan Post Partum

a. Puerperium dini merupakan fase yang dikenal dengan kepedulian, setelah 40 hari

melahirkan sesuai dengan ajaran agama seorang ibu sudah diperbolehkan untuk

berjalan, berdiri, bekerja, dan dianggap bersih;

b. Puerperium intermedial merupakan fase dimana pada alat genetalia yang sudah

mulai pulih pada 6 hingga 8 mingguan;

c. Remote puerperium merupakan fase yang dibutuhkan guna memulihkan atau

menjadi sehat seperti sediakala, khususnya jika sepanjang hamil/ pada saat

melahirkan memiliki komplikasi. Dibutuhkan waktu lama berminggu-minggu

ataupun bahkan hingga bertahun-tahun untuk sembuh (Pohan, 2017).

5. Komplikasi Post Partum

a. Perdarahan

Proses perdarahan sebanyak 500 cc pada saat janin sudah lahir dari pervaginaan

ataupun di atas 1000 cc sesudah melahirkan abnormalpada kurun waktu 24 jam

dan maksimal 6 minggu pada saat sudah melahirkan (Satriyandari & Hariyati,

2017).

b. Infeksi Puerperalis

Adapun yang menyebabkan terjadinya infeksi yaitu adanya bakteri eksogen,

autogen, dan endogen. Sebanyak 50% disebabkan streptococcus anaerob yang

mana aslinya bukanlah pategon untuk menjadi penghuni normal pada jalan

melahirkan (Kurniasari et al., 2016).

c. Mastitis

Masalah yang terjadi di masa nifas antaralain mastitis yaitu peradangan pada

jaringan payudara. Kasus mastitis diperkirakan terjadidalam 12 minggu pertama,


namun dapat pula terjadi sampai tahun kedua menyusui. Mastitis perlu

diperhatikan karena dapat meningkatkan penularan beberapa penyakit dan

mastitis menjadi salah satu alasan ibu untuk berhenti menyusui (Hasanah et al.,

2017)

d. Depresi Post Partum (DPP)

Merupakan kondisi gangguan jiwa yang terjadi pada pekan pertama setelah

melahirkan. Adapun gangguan yang terjadi meliputi kondisi hati yang sedih,

labil, bingung, dan dysphoria pada diri sendiri (Fairus & Widiyanti, 2014).

B. Konsep Sectio Caesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea

Adapun sectio caesarea merupakan tindakan keperawatan dalam upaya

pengeluaran janin melalui insisi menembus dinding abdomen dan uterus (Sihotang

& Yulianti, 2018).

2. Indikasi Sectio Caesarea

a. Indikasi Terjadinya Persalinan dengan Sectio Caesarea

1) Indikasi Sosial

Persalinan dengan cara ini merupakan permintaan dari ibu yang akan

melahirkan meskipun pada dasarnya tidak termasuk dalam tanda-tanda

melahirkan dengan sectio caesarea. Adapun untuk alasan yang rasional dan

spesifik wajib untuk didiskusikan dan dieksplorasi, berikut alasan ibu

menginginkan untuk melakukan sectio caesarea yaitu sesuai dengan

pengalaman saat melahirkan sebelumnya, takkut terjadinya cedera pada bayi

atau yang dikenal asfikksia pada saat melahirkan, tetapi permintaan

tersebut harus dihargai dan butuh diberikan pilihan lain untuk melahirkan

yang paling aman untuk anak dan ibunya.

2) Indikasi Relatif

Adapun untuk indikasi ini meliputi pengalaman melakukan sectio caesarea,


distosia fetal distress, presentasi bokong, positif HIV sebelum gemeli/inpartu,
dan preeklamsi berat.

3) Indikasi Mutlak

Pada proses sectio caesarea ini meliputi dua faktor yaitu indikasi ibu dan

janin. Pada indikasi pertama yaitu ibu seperti gagalnya melahirkan normal

yang disebabkan melahnya stimulasi, panggul yang sempit absolut, stenosis

serviks, rupture uteri, terdapat tumor pada jalan lahir, disproporsi

sefalopelvik, dan plasenta previa. Sementara untuk indikasi janin meliputi

gawat janin, kelainan otak,perkembangan bayi yang terganggu, pencegahan

hipoksia janinakibat preeklamsi, dan prolapsus plasenta. (Yaeni, 2013)

3. Etiologi Sectio Caesarea

Tindakan section caesarea terjadi karena ada masalah dari sang ibu atau sang bayi.

Ada 2 keadaan dimana yang mengharuskan klien harus melakukan section

caesarea, Pengaruh dari ibu sendiri meliputi usia, persalinan menggunakan sectio

caesarea sebelumnya, sempitnya tulang punggul, adanya hambatan pada jalan

lahir, pecahnya ketuban lebih dulu, kelainan kontraksi pada Rahim, serta hipertensi

dalam kehamilan atau biasa disebut dengan pre eklamsia. Sementara yang

disebabkan oleh janin meliputi adanya kelainan pada letak, ukuran janin yang

besar, kondisi janin abnormal, kelainan pada tali pusat, bayi kembar, dan terdapat

faktor plasenta. (Agustin, 2013)

4. Patofisiologi Sectio Caesarea

Sectio Caesarea merupakan langkah bedah guna mengeluarkandengan membuka

dindik uterus dan perut. Tujuan dari tindakan ini yaitu melahirkan bayi melallui

dinding Rahim dan perut. Pada sectio caesarea ini persalinan dihasilkan dengan

melahirkan bayi lewat insisi depan perut dan Rahim, adapun untuk syaratnya

Rahim dalam kondisi yang utuh dan beratnya janin lebih dari 500 gram. Pada

tindakan ini dapat menyebabkan kondisi luka insisi yang dihasilkan melalui

potongan bersih melalui penggunaan peralatan tajam, contohnya luka pada

kegiatan operasi sectio


caesarea luka steril akan ditutup jahitan pada saat seluruh pembuluh darahsudah

diligasi secara cermat. Sebagai akibat insisi memungkinkan putusnya jaringan pada

tubuh dan menghasilkan luka pada orang yang dibedah (Anggorowati &

Sudiharjani, 2010)

Kegiatan sectio caesarea memiliki risiko yang dimungkinkan terjadi pada

ibu ataupun bayi yang akan dilahirkan, dan membutuhkan waktu lama guna

mengembalikan kembali tubuh sebagaimana kondisi sebelum hamil. Pada

persalinan normal membutuhkan waktu 1 hingga 2 minggu untuk perawatan,

sementara pada sectio caesarea membutuhkan waktu 4 hingga 6 minggu untuk

perawatan. Adapun hal-hal yang tidak nyaman terjadi seperti rasa sakit dan nyeri

pada luka operasi yang berpengaruh pada psikologis seseorang seperti rasa takut,

kecemasan, frustasi, kekecewaan, dan hilangnya harga diri yang terkait dengan

perubahan citra diri(Yugistyawati, 2016).

5. Komplikasi Sectio Caesarea

Komplikasi tindakan sectio caesarea pada sang ibu antara lain: perdarahan yang

meningkat, infeksi, lamanya waktu penyembuhan, dan membentuknya gumpalan

darah.

Komplikasi tindakan sectio caesarea pada sang bayi antara lain : Semisal dalam

operasi berlangsung lama, sehingga menyebabkan atensi yang berpengaruh pada

bayi. Akhinya sang bayi saat telah lahir tidak dapat langsung menangis dan

keterlambatan menangis inilah yang mengakibatkan kelainan pada hemodinamika

(Sugiarti, 2018).

C. Konsep Pre Eklamsia

1. Pengertian Pre Eklamsia

Preeklamsia merupakan salah satu jenis penyakit dengan gejala klinis seperti

proteinuria dan hipertensi yang muncul karena kehamilan yang disebabkan oleh

kegiatan endotel dan vasospasme pada saat berusia lebih dari 20 minggu. Sebanyak

3,9% wanita yang sedang hamil mengalami preeklamsia (Setyawati et al., 2018).
2. Etiologi Pre Eklamsia

Secara pasti penyebab preeklamsia belum diketahui, oleh karena itu sering dikenal

dengan "the disease of theories" (Saraswati & Mardiana,2016). namun dapat

ditandai dengan berubahnya pembuluh darah pada plasenta secara cepat yang dapat

menggangu fungsi dari plasenta yang disebabkan oleh faktor berikut:

a. Maladaptasi Imunologi

Dampak dari imunologi sesuai penelitian epidemiologi tentang gagalnya respon

imun maternal yang langsung mengakibatkan gangguan pada fungsi plasenta

dan invansi tromboplastik. Gagalnya respon pada imun tersebut menjadikan

postulat yang dapat menurunkan Human leukocyte antigent (HLA) G protein

pada umumnya untuk memudahkan ibu mengenal kembali bagian

imunologiasing dari plasenta atau menurunya formasi pada bloking antibody

guna mengurangi dan imunoprotec pada imun asing plasenta.

b. Genetic Predisposisi

Pada preeklamsia dimungkinkan berkaitan langsung dengan incomplete

penetrance degan sigle recesives gene.dominant gen (multifakrorial). Pada hasil

penelitian lainnya mengungkapkan bahwasannya pasien yang memiliki riwayat

anak intra uterine growth retardation (IUGR) akan dimungkinkan lagi

memiliki risiko terjadinyahipertensi pada kehamilannya.

c. Media-Vaskular

Vaskuler mengakibatkan beberapa penyakit seperti hipertensi kronik, diabetes

mellitus, resistensi insulin, obesitas, dan gangguan pada vaskuler yang

mengakibatkan perfusi pada plasenta menurun sehingga risiko pada

preeklamsia menjadi bertambah. Kondisi inilah yang mengakibatkan postulat

berkembangnya preeklamsia melalui tiga metode yaitu plasenta ischemia,

defective plasentation, dan endothelialcell dysfuncion (Padila & Agustien,

2019).
3. Klasifikasi Pre Eklamsia

Klasifikasi preeklamsia dibagi 2, yaitu :

a. Preeklamsia ringan dengan tanda-tanda berikut:

1) Penambahan berat badan > 1kg dalam waktu seminggu;

2) Adanya edema umum pada muka dan kaki;

3) Adanya hipertensi pada tekanan darah ≥ 140/90mmHg pada saatsudah

gestasi 20 mingguan;

4) Proteinuria ≥ 300mg/liter dan satu atau dua lebih dipstick.

b. Preeklamsia berat disertai dengan tanda sebagai berikut :

1) Proteinuria ≥ 2 gram/ liter

2) Pada tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg serta diastolic ≥ 110mmHg

3) Oliguria (produksi urin sedikit) < 400 ml/24 jam

4) Pandangan kabur (Padila & Agustien, 2019)

4. Manifestasi Klinis Pre Eklamsia

a. Proteinuria dan Hipertensi

Proteinuria dan hipertensi adalah gejala yang paling berpengaruh dalam

preeklamsia tetapi terkadang ibu hamil masih belum mengetahuinya. (Carolia

& Ayuning, 2016)

b. Tekanan Darah

Meningkatnya tekanan darah >140/90 mmHg ini salah satutanda akurat dari

preeklamsia (Lampung et al., 2014)

5. Patofisiologi Pre Eklamsia

a. Pada berbagai kejadian, lumen arteriola yang terbatas, oleh karena itu hanya

bisa dilewati satu sel darah merah;

b. Preeklamsia terjadi spasme pada pembuluh darah yang diikuti retensi air

dan garam. Biopsi pada ginjal dapat didapati spasme yang hebat arteriola
glomerulus;

c. Sehingga apabila seluruh arteriola di tubuh merasakan spasme,

dimungkinkan untuk tekanan darahnya meningkat, upaya untuk

menyelesaikannya dengan meningkatkan tekanan perifer guna oksigenasi

jaringan yang mampu terpenuhi;

d. Bertambahnya edema dan berat badan yang diakibatkan timbunan air yang

lebih banyak di ruangan interstisial tidak teridentifikasi penyebabnya,

mungkin saja karena adanya retensi garam dan air. Pada proteinuria dapat

diakibatkan spasme arteriola yang mengakibatkan berbahnya glomerulus;

e. Pada plasenta, menurunnya perfusi akan mengakibatkan hipoksis untuk

memicu adanya gangguan pada pertumbuhan plasenta yang mampu

mengakibatkan adanya intra uterin growth retardation dan menghasilkan

diagnosis pada keperawatan dengan risiko yang gawat pada janin (Padila &

Agustien, 2019).

6. Faktor Resiko Pre Eklamsia

a. Primigravida;

b. Memiliki usia di bawah 20 tahun ataupun di atas 35 tahun;

c. Kelebihan berat badan atau Obesitas;

d. Kehamilan ganda atau kembar;

e. Seorang ibu hamil yang memiliki gangguan pada fungsi organ

(ginjal,hipertensi, diabetes mellitus, dan migraine);

f. Memiliki riwayat preeklamsia saat hamil yang sebelumnya (Setyawatiet al.,

2018).

7. Faktor Predisposisi Pre Eklamsia

a. Kehamilan ganda

b. Hipertensi

c. Diabetus mellitus

d. usia > 35 tahun


e. Riwayat preeklamsia terdahulu

f. Obesitas (Padila & Agustien, 2019)

8. Komplikasi Pre Eklamsia

a. Komplikasi yang sering terjadi pada anak meliputi terhambatnya pertumbuhan

pada bayi (IUFR); asfiksia neonatorum; hipoksia intrauteri; rendahnya berat

badan pada saat lahir; dan terjadinya kelahiran yang premature;

b. Komplikasi yan terjadi pada ibu meliputi: sindrom HELLP; perdarahanotak;

atonia uteri; gagal ginjal; gagal jantung; dan edema paru (Padila & Agustien,

2019).

9. Pencegahan Pre Eklamsia

a. Mengusahakan berat badan agar tetap ideal;

b. Tidak merokok dan rajin untuk olahraga;

c. Pemeriksaan antenatal care yang baik dan teratur dapat mendeteksi sedini

mungkin dan menangani komplikasi pada obstetrik yang dimungkinkan timbul

di ibu hamil;

d. Memenuhi kebutuhan pada nutrisi dengan memilih makanan rendah garam

(Padila & Agustien, 2019).


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
Jl. Brawijaya 99, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55183 (0274) 4342288, (0274) 434 2270. Web: www.almaata.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Ayu POSTNATAL
Asfrestyanti Tempat Praktek : RSUD
Wonosari Tanggal Pengkajian : 08
Februari 2023 Diagnosa Medis :
G2P1A0 PEB

I. IDENTITAS PASIEN (No. RM: 00526250)


Identitas pasien Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.S Nama : Kelik Triono
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ngampelombo 6/11, Alamat : Ngampelombo 6/11, Sumber Giri,
Sumber Giri, Ponjong Ponjong
Diagnosa medis : G2, P1, A0 Hubungan dengan pasien : Suami

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah, posisi bayi sungsang, jika duduk terlalu lama sakit perut dibagian bawah. Pasien
memiliki tekanan darah tinggi. P: Saat bergerak,Q: Seperti disayat-sayat, R: Dibagian luka operasi, S: Skala 6, T: Hilang timbul

B. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Pasien datang dari poli dengan tekanan darah yang tinggi dan presbo. Pasien merasakan sakit perut dibagian bawah jika duduk terlalu
lama.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Apakah keluarga pasien memiliki riwayat penyakit
berikut: □ Penyakit liver (hepatitis B, hepatitis C)
□ Diabetes
□ Penyakit jantung, sebutkan: ...
□ HIV/AIDS
□ TBC
□ Infeksi saluran kemih
□ Deformitas panggul
□ Malaria
□ Gangguan hematologi, sebutkan: ...
□ Demam > 38◦C selama lebih dari 2 hari
□ √Tekanan darah tinggi (Pada Bapak)
D. Riwayat Kesehatan Umum
Apakah pasien memiliki riwayat penyakit berikut: Tidak
ada □ Penyakit liver (hepatitis B, hepatitis C)
□ Diabetes
□ Penyakit jantung, sebutkan: ...
□ HIV/AIDS
□ TBC
□ Infeksi saluran kemih
□ Deformitas panggul
□ Malaria
□ Gangguan hematologi, sebutkan: ...
□ Demam > 38◦C selama lebih dari 2 hari
□ √Tekanan darah tinggi

E. Riwayat Reproduksi
1. Status obstetri: G:2 P:1 A:0
2. Riwayat obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
Umur Masalah
Tgl. Jenis Tempat Jenis Keadaan
No kehamilan BB
partus (minggu) partus penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi anak

Spont 3,4
1 2008 38 Bidan Laki- - - - - Baik
an kg
laki
Presbo
RSUD 3,6
2 2023 38 SC Laki- - Sungs - - Baik
Wonosari kg a
laki
ng

3. Riwayat kontrasepsi
- Kontrasepsi sebelum hamil : Suntik 3 bulan dan pil 12 tahun dengan keluhan haid tidak teratur
- Rencana kontrasepsi pasca melahirkan : IUD
- Rencana jumlah anak : Pasien mengatakan sudah cukup 2 anak saja
-
Masalah yang ditemukan:

F. Riwayat Pengobatan
1. Apakah ibu mengkonsumsi obat tertentu saat hamil? Apa jenisnya? Adakah efek samping yang
dirasakan? Pasien mengatakan mengkonsumsi obat penambah darah dan vitamin.
2. Apakah ibu mengkonsumsi ramuan tertentu saat hamil? Apa jenisnya? Adakah efek samping yang dirasakan?
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi jamu saat hamil.
3. Apakah ibu berencana mengkonsumsi obat atau ramuan tertentu setelah melahirkan?
Pasien mengatakan tidak

Masalah yang ditemukan: -

III. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON


A. Pola persepsi kesehatan
1. Bagaimana persepsi pasien tentang kesehatan?
Pasien mengatakan menjaga kesehatan itu sangat penting.
2. Bagaimana cara pasien mempertahankan kesehatan?
Pasien mengatakan cara menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup dan menjaga pola makan dengan baik dan apabila sakit
langsung ke bidan atau puskesmas
3. Apakah kondisi/ lingkungan rumah perlu dimodifikasi untuk meningkatkan kesehatan?
Jelaskan! Pasien mengatakan rumahnya bersih dan tidak perlu dimodifikasi

Masalah yang ditemukan:

B. Pola nutrisi metabolik


Frekuensi makan : 2-3 x/hari
Nafsu makan :  √Baik  Tidak nafsu, alasan: ...
Jenis makanan : Nasi, lauk, sayur
Pantangan makan :  ada, sebutkan: ... √ tidak ada
Keluhan:
C. Pola eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5-6 kali Frekuensi : 1 kali
Pola :  √terkontrol  tidak terkontrol Warna :
Warna : Jernih Kuning
Bau : Khas Bau : Khas
Konsistensi :
Keluhan : - Lembek

Keluhan : -

D. Pola aktivitas- latihan


Kegiatan dalam pekerjaan
Waktu bekerja :  √Pagi  Sore  Malam
Olah raga :  √Ya, jenis: maraton ; frekuensi: 1x  Tidak
Pola aktivitas saat ini : Pasien bedrest post SC
Keluhan: -

E. Pola istirahat dan tidur


Lama tidur : 3-4 jam/hari
Kebiasaan sebelum tidur :
Keluhan:

F. Pola kognitif perseptual


Mata Telinga Perasa (lidah) Peraba Pembau Persepsi nyeri Komunikasi Memori Decision making
√ baik □ √ba √ baik □ √ba □ √ba □ tidak □ √ba □ √ba □ √baik
□ gangguan, ik □ gangguan, ik ik nyeri ik ik □ g
sebutkan... □ g sebutkan... □ g □ g □ √nyer □ g □ g angguan,
angguan, angguan, angguan, i, ciri-ciri: O : angguan, angguan, sebutkan...
sebutkan... sebutkan... sebutkan... Nyeri terus- sebutkan... sebutkan...
menerus

P : Saat bergerak

Q : Seperti
tersayat-sayat

R : Dibagian luka
operasi

S : Skala 6

T : Diberikan
injeksi
ketorolac
30mg/8jam

U : Pasien merasa
terganggu dengan
nyerinya

V : Pasien
berharap nyeri
segera hilang

G. Pola persepsi diri


1. Bagaimana gambaran diri pasien? 4. Bagaimana ideal diri pasien?
Pasien mengatakan telah diberikan tubuh yang lengkap Pasien mengatakan ingin segera sembuh
dan klien percaya diri 5. Bagaimana identitas diri pasien?
2. Bagaiamna identitas diri pasien? Pasien mengatakan tidak pernah iri dengan orang lain
Pasien mampu menyebutkan nama, usia, dan alamatnya
3. Bagaimana peran diri pasien?
Pasien mengatakan saat ini berperan sebagai istri dan Keluhan: -
sebagai ibu dari anaknya

H. Pola peran-hubungan
1. Bagaimana persepsi pasien tentang peran dirinya saat ini?
Pasien mengatakan saat ini berperan sebagai istri dan ibu
2. Apakah pasien puas dengan peran yang dijalani saat ini?
Pasien mengatakan puas dengan perannya saat ini
Keluhan: -

I. Pola seksualitas- reproduksi


Sudah terkaji

J. Pola koping- toleransi stress


1. Bagaimana sikap pasien saat menghadapi masalah/ stress?
Pasien mengatakan selalu berusaha bersikap tenang saat menghadapi masalah yang dialami sebelum mengambil keputusan
2. Bagaimana cara pasien untuk menghadapi masalah/ stress?
Pasien mengatakan selalu berdiskusi terlebih dahulu dengan suami terkait masalahnya dan mencari solusi bersama.
3. Apa/ siapa saja yang menjadi umber dukungan pasien?
Pasien mengatakan yang menjadi sumber dukungan pasien adalah suaminya.
Keluhan: -

K. Pola nilai kepercayaan


1. Bagaimana agama pasien memandang masalah kesehatan yang dialaminya?
Pasien mengatakan rutin menjalankan ibadah.
2. Bagaimana budaya pasien memandang masalah kesehatan yang dialaminya?
Pasien mengatakan budaya ditempatnya tidak mempermasalahkan terkait persalinan.
3. Apakah hal- hal tersebut mengganggu
pasien? Pasien mengatakan tidak
mengganggu.
Keluhan: -

IV. ADAPTASI BECOMING A MOTHER


Ibu
Ibu berada pada tahap apa?
□ Antosipatori, terjadi saat ibu sedang hamil dan mempersiapkan psikologisnya untuk menjalankan peran sebagai ibu
□ √Formal, dimulai saat bayi lahir dan peran ibu diasumsikan dan dipelajari dari lingkungan terdekaatnya (orang tua, saudara)
□ Informal, terjadi saat ibu sudah bisa menyeimbangkan peran barunya sebagai seorang ibu dengan lifestyle pribadinya
□ Personal, terjadi saat ibu sudah dapat menginternalisasi perannya, kompeten dan percaya diri dalam melakukan perannya

Keluhan:

V. KUALITAS HIDUP IBU POSTPARTUM

Pertanyaan Tida Sedikit Sedang Banyak Sangat


k
banyak
Dukungan yang dirasakan
1 Seberapa besar perhatian suami kepada Anda? √
2 Seberapa baik suami memahami status baru Anda (sebagai wanita yang memiliki BBL √
(Bayi Baru Lahir))?
3 Seberapa banyak suami berbagi tanggung jawab dengan Anda dalam merawat BBL? √
4 Seberapa mesra hubungan Ibu dengan suami pada masa nifas ini? √
Hubungan seksual
5 Seberapa besar tekanan emosional antara Anda dan suami karena pembatasan seks √
pascapersalinan?
6 Seberapa bermasalahkah hubungan perkawinan Anda pada masa nifas? √
7 Seberapa sedih perasaan Anda tentang perubahan hubungan Anda dengan suami saat √
nifas?
Ikatan dengan bayi baru lahir
8 Seberapa besar kehadiran BBL menenangkan Anda? √
9 Seberapa bahagia Anda menjadi seorang ibu? √
10 Seberapa besar kekuatan yang Anda rasakan ketika bayi Anda tenang di samping √
Anda?
Perawatan bayi dan menyusui
11 Seberapa besar keyakinan Anda dalam merawat BBL Anda? √
12 Seberapa terampil Anda dalam merawat BBL Anda? √
13 Menurut Anda seberapa banyak ASI Anda cukup untuk BBL Anda? √
Periode transisi
14 Seberapa baik/puaskah hubungan Anda dengan teman dan kerabat Anda? √
15 Seberapa puaskah Anda berrekreasi dengan BBL Anda di masa nifas ini? √
16 Seberapa banyak kontak yang Anda miliki dengan teman atau kerabat? √
Nilai √
Total nilai 82
Keterangan nilai:
Rentang nilai: 16-80
Semakin tinggi skor, semakin baik kualitas hidup ibu
Tidak :1
Sedikit :2
Khusus untuk soal no. 5,6,7, skor
Sedang :3
nilai dibalik (contoh: tidak: 5,
Banyak :4
dst.)
Sangat banyak :5

VI. PEMERIKSAAN FISIK


IBU
KU/ kesadaran : Baik/Composmentis
TTV : TD: 145/95 mmHg, Nadi: 100 x/menit, RR: 24 x/ menit, Suhu:
35,5°C BB/TB/IMT : 71,2kg/ 157cm/28,3

A. Kepala
Mata
Posisi Kelopak mata Gerakan mata Konjungtiva Sklera Kornea
mata □ √Normal □ √Normal √ Oranye √ Anikterik □ √Normal
□ √Simetris □ Ptosis □ Abnormal □ Anemi □ Ikterik □ Keruh berkabut
□ Asimetris s □ Terdapat perdarahan
□ sangat
merah
Mulut Hidung Pipi
Membran mukosa Kelenjar limfe Gigi: □ √Normal □ Ada kloasma gravidarum
√ Lembab □ √Normal √bersih & utuh □ Abnormal, sebutkan; … □ √Tidak ada kloasma gravidarum
□ Sariawan □ Bengkak kotor
□ Kering caries
A. Leher
Kelenjar tiroid Kelenjar limfe
□ √Tidak □ √Tidak teraba
teraba □ Teraba
□ Teraba
B. Dada
Paru- paru
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultas

Jalan nafas Gerak dinding dada Penggunaan otot Dyspnea Orthopnea Vocal Suara i Suara nafas

√Bersih  √Simetris bantu nafas √ Tidak  √Tidak □ √Vesikuler

Sumbatan sputum  Asimetris  Ya  Ya  Ya fremitus perkusi □ Bronkovesi

Sumbatan darah √ Tidak □ √Sim √ Sonor kuler

Sumbatan lidah etris □ Hiper □ Ronkhi
□ Asim sonor □ Wheezing
etris □ Peka
k
□ Lain
nya: …
Jantung
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Ictus cordis Suara jantung


Kekuatan denyut Batas jantung Irama denyut □ √Normal (S1,S2)
□ Tidak □ √Kuat □ √Norma □ √Teratur □ Murmur
teraba □ Lemah l □ Tidak teratur □ Gallop
□ √Teraba □ Tidak □ Abnorm
teraba al,
sebutkan: …
Payudara
Bentuk payudara Areola mamae Papilla mamae Benjolan abnormal ASI
□ √Simetris √ Hiperpigmentasi □ √Menonj √ Tidak ada □ Keluar kolostrum
□ Asimetris □ Tidak ol □ Ada, lokasi: … □ √Belum keluar kolostrum
□ Datar □ Terjadi bendungan ASI
□ Inverted
□ luka,
lokasi:
C. Abdomen
Inspeksi Auskultasi Palpasi
TFU : 34 cm
Striae gravidarum Linea nigra Luka Bising usus: 17 Kontraksi :
□ Tidak □ Tidak □ Tidak □ √Baik/ kuat
√ Ya √ Ya √ Ya, lokasi : perut x/menit □ Jelek/ lemah
bawah □ tidak ada/ atonia
D. Genitalia
Luka Infeksi Lochea
□ √Tidak □ √Tidak □ √rubra / merah kehitaman
□ laserasi □ Ada, R/E/E/D/A □ sangunolenta/ merah kekuningan
□ episioto □ serosa/ kuning kecoklatan
my □ alba/ putih
E. Ekstremitas
Kekuatan otot : Edema Homan sign Kuku:
5 5 □ √Tidak □ √Tidak □ √bersih, warna pink
□ Ya, lokasi: □ Ya, lokasi: □ kotor
3 3 □ sianosis

BAYI
BB/PB/LK : 3600 gram/49 cm/37 cm Anus : Ada
TTV : Nadi 132 x/menit, RR: 40x/menit, Suhu: 36°C Reflek : √ sucking
Abdomen : Normal □ √swallow
Tali pusat : Segar
Genetalia : Bersih, jenis kelamin perempuan
□ √rooting
□ √moro
Keluhan:
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium
: Tanggal 8 Februari ……………,
…………….
2023 Hemoglobin: 9,6
Pemeriksa
mg/dL
B. USG :
C. Rontgen : ( …………………………………
D. Terapi yang didapat : …)
1. Ketorolac 30mg/8jam
2. Fero Fumarat 200g/12 jam
3. Vitamin C 50mg/12 jam
4. Ampicillin 1gram/6 jam
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Agens Pencedera Fisik Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri
dibagian luka bekas operasi.
- Pasien mengatakan setelah
operasi susah tidur karena
nyeri yang dirasakan
- P : Nyeri jika bergerak
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Luka bekas operasi di
perut bagian bawah
S: Skala 6
T: Terus-menerus
DO:
- Pasien tampak menahan nyeri
- Wajah meringis kesakitan

DS: Ketidakadekuatan suplai ASI Menyusui Tidak Efektif


- Pasien mengatakan ASI
belum keluar
DO:
- ASI tidak memancar
- Intake bayi tidak adekuat
- Bayi menangis saat disusui

DS: Efek Agens Farmakologis Gangguan Mobilitas Fisik


- Pasien mengatakan belum (Anastesi)
bisa menggerakkan kakinya.
- Pasien mengatakan tidak
terasa apa-apa pada kakinya.

DO:
- Rentang gerak (ROM)
menurun
- Kaki pasien tampak kaku

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Pencedera Fisik
2. Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakadekuatan Suplai ASI
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Efek Agens Farmakologis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA
KEPERAW NOC NIC IMPLEMENTASI EVALUASI
ATAN
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Rabu, 8 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam (L.08238) Pukul: 15.00 WIB - Pasien mengatakan masih nyeri jika
DIAGNOS diharapkan Nyeri Akut dapat - Identifikasi - Mengidentifikasi untuk miring kanan dan kiri
A1 lokasi, lokasi, karakteristik, - Pasien mengatakan belum bisa untuk tidur
teratasi dengan kriteria hasil:
Nyeri Akut karakteristik, durasi, frekuensi, - P: Jika bergerak
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Q: Seperti ditusuk-tusuk
Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan Agens kualitas, intensitas nyeri R: Luka bekas operasi perut bagian
Pencedera Indikator Awal nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri bawah S: 6
Fisik Akhir - Identifikasi - Mengidentifikasi T: Terus-menerus
Keluhan nyeri 2 4 skala nyeri respon non verbal
Meringis 2 4 - Identifikasi Pukul: 15.30 WIB O:
Kesulitan 2 4 respon non verbal - Memfasilitasi pasien - Pasien tampak menahan nyeri
tidur - Fasilitasi untuk istirahat dan tidur - Pasien tampak memegang perut bagian bawah
istirahat dan - Mengajarkan pasien tehnik - Wajah meringis kesakitan
Keterangan: tidur relaksasi nafas dalam - Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi
1: Meningkat - Ajarkan terapi Pukul: 16.00 WIB nafas dalam
2: Cukup Meningkat non farmakologi - Memberikan Injeksi
3: Sedang untuk mengurangi Ketorolac 30mg/8jam
4: Cukup Menurun rasa nyeri
A: Masalah Nyeri Akut belum
5: Menurun - Kolaborai
pemberian
analgesik teratasi Indikator

Awal

Akhir
Keluhan nyeri 2 4
Meringis 2 4
Kesulitan tidur 2 4

P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon non verbal
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kolaborai pemberian analgesik

Paraf

Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Rabu, 8 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 17.00 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui tetapi
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Mengidentifikasi ASI belum juga keluar
A2 - Identifikasi kesiapan dan kemampuan - Suami pasien mengatakan selalu mensuport
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak kesiapan dan pasien menerima pasien
Efektif
kriteria hasil: kemampuan informasi yang akan - Pasien mengatakan sudah makan bubur kacang
berhubungan menerima diberikan hijau
dengan Status Menyusui (L.03029) informasi - Mengajarkan posisi
Ketidakadekuatan Indikator Awal - Ajarkan posisi menyusui dan perlekatan O:
Suplai ASI Akhir Tetesan/ menyusui dan (lacth on) dengan benar - Pasien tampak memahami terkait informasi
2 4 perlekatan (lacth - Melibatkan suami pasien yang telah diberikan
pancaran on) dengan benar untuk selalu mensuport - Asi tidak menetes
ASI - Berikan pasien
Suplai ASI 2 4 kesempatan untuk Pukul: 17.15 WIB
adekuat bertanya - Memberikan kesempatan A: Masalah Menyusui Tidak Efektif belum
Intake 2 4 - Libatkan sistem pasien untuk bertanya teratasi Indikator Awal Akhir
bayi pendukung Pukul: 17.30 WIB Tetesan/pancaran 2 4
(Suami dan Ibu) - Menganjurkan pasien untuk ASI
Keterangan: - Anjurkan teratur menyusui tiap 2 jam Suplai ASI adekuat 2 4
1 : Menurun pasien untuk - Menganjurkan pasien Intake bayi 2 4
2: Cukup Menurun teratur mengkonsumsi bubur
3: Sedang menyusui kacang hijau
4: Cukup Meningkat - Anjurkan
mengkonsumsi P: Lanjutkan Intervensi
5: Meningkat
makanan yang - Anjurkan pasien untuk teratur menyusui
dapat - Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
meningkatkan dapat meningkatkan produksi ASI
produksi ASI

Paraf

Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Rabu, 8 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 18.00 WIB - Pasien mengatakan sudah bisa menggerakkan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Identifikasi - Mengidentifikasi kakinya
A3 adanya nyeri atau adanya nyeri atau - Pasien mengatakan masih nyeri untuk bergerak
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan keluhan fisik keluhan fisik lainnya - Pasien mengatakan sudah mulai latihan
Mobilitas
kriteria hasil: lainnya - Memonitor kondisi umum miring ke kanan dengan bantuan keluarga
Fisik - Monitor selama melakukan
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) kondisi umum mobilisasi O:
dengan Efek Indikator Awal selama - Melibatkan keluarga - Klien mampu miring kekanan dengan
Agens Akhir melakukan untuk membantu pasien bantuan keluarga
Farmakologis Pergerakan 2 4 mobilisasi dalam meningkatkan - Kondisi umum baik
eksremitas - Libatkan pergerakan - Kekuatan otot
Kekuatan 2 4 keluarga untuk Pukul: 18.20 WIB 5 5
otot membantu pasien - Menganjurkan melakukan
Rentang 2 4 dalam mobilisasi dini setelah 6 3 3
gerak meningkatkan jam mika miki, setelah 24
(ROM) pergerakan jam duduk, setelah 48 jam A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik belum
Keterangan: - Anjurkan jalan. teratasi Indikator Awal Akhir
1: Menurun melakukan - Mengajarkan pasien untuk Pergerakan 2 4
2: Cukup Menurun mobilisasi mika miki eksremitas
3: Sedang dini
- Ajarkan Kekuatan otot 2 4
4: Cukup Meningkat
mobilisasi Rentang gerak 2 4
5: Meningkat
sederhana yang (ROM)
harus dilakukan
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini

Paraf

Ay

u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam (L.08238) Pukul: 15.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DIAGNOS diharapkan Nyeri Akut dapat - Identifikasi - Mengidentifikasi - Pasien mengatakan semalam sudah bisa tidur
A1 lokasi, lokasi, karakteristik, - P: Jika bergerak
teratasi dengan kriteria hasil:
Nyeri Akut karakteristik, durasi, frekuensi, Q: Seperti ditusuk-tusuk
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas R: Luka bekas operasi perut bagian
Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan Agens kualitas, intensitas nyeri bawah S: 5
Indikator Awal
Pencedera nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri T: Hilang timbul
Fisik Akhir
- Identifikasi - Mengidentifikasi
Keluhan nyeri 3 4 skala nyeri respon non verbal O:
Meringis 3 4 - Identifikasi Pukul: 15.15 WIB - Pasien tampak memegang perut bagian bawah
Kesulitan 3 4 respon non verbal
tidur - Memfasilitasi pasien - Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi
- Fasilitasi untuk istirahat dan tidur nafas dalam
istirahat dan Pukul: 16.00 WIB
Keterangan: tidur - Memberikan Injeksi
1: Meningkat - Kolaborai Ketorolac 30mg/8jam A: Masalah Nyeri Akut teratasi
2: Cukup Meningkat pemberian
3: Sedang analgesik
4: Cukup Menurun sebagian Indikator Awal
5: Menurun
Akhir
Keluhan nyeri 3 4
Meringis 3 4
Kesulitan tidur 4 4

P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon non verbal
- Kolaborai pemberian analgesik

Paraf

Ay

u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 17.00 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui tetapi
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Menganjurkan pasien untuk ASI belum keluar lancar
A2 - Anjurkan teratur menyusui - Pasien mengatakan sudah makan bubur kacang
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak pasien untuk - Menganjurkan hijau dan mengatur pola makan
Efektif
kriteria hasil: teratur mengkonsumsi makanan
berhubungan menyusui yang dapat meningkatkan O:
dengan Status Menyusui (L.03029) - Anjurkan produksi ASI - Bayi tampak tidak kenyang
Ketidakadekuatan Indikator Awal mengkonsumsi - ASI mulai keluar
Suplai ASI Akhir makanan yang
Tetesan/ 3 4 dapat
pancaran meningkatkan
ASI A: Masalah Menyusui Tidak Efektif
produksi ASI teratasi sebagian
Suplai ASI 3 4
Indikator Aw
adekuat
Intake 3 4
Akhir al
bayi
Tetesan/panca 3 4
ran ASI
Keterangan:
Suplai ASI 3 4
1 : Menurun
adekuat
2: Cukup Menurun
Intake bayi 3 4
3: Sedang
4: Cukup Meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan pasien untuk teratur menyusui
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
dapat meningkatkan produksi ASI
- Berikan pijat oksitosin

Paraf

Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 18.00 WIB - Pasien mengatakan masih sedikit nyeri untuk
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Monitor - Memonitor kondisi umum bergerak
A3 kondisi umum selama melakukan - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan selama mobilisasi dan kiri tanpa bantuan dan latihan duduk
Mobilitas
kriteria hasil: melakukan - Melibatkan keluarga
Fisik mobilisasi untuk membantu pasien O:
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) - Libatkan dalam meningkatkan - Klien mampu miring kanan dan kiri
dengan Efek Indikator Awal keluarga untuk pergerakan dengan bantuan keluarga
Agens Akhir membantu pasien Pukul: 18.15 WIB - Kondisi umum baik
Farmakologis Pergerakan 3 4 dalam - Menganjurkan - Kekuatan otot
eksremitas meningkatkan melakukan mobilisasi 5 5
Kekuatan 3 4 pergerakan dini dengan duduk
otot - Anjurkan 3 3
Rentang 3 4 melakukan
gerak mobilisasi A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
(ROM) dini teratasi sebagian
Keterangan: Indikator Awal
1: Menurun Akhir
2: Cukup Menurun
Pergerakan 3 4
3: Sedang
eksremitas
4: Cukup Meningkat
Kekuatan otot 3 4
5: Meningkat
Rentang gerak 3 4
(ROM)

P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini

Paraf

Ay

u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam (L.08238) Pukul: 08.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DIAGNOS diharapkan Nyeri Akut dapat - Identifikasi - Mengidentifikasi - Pasien mengatakan semalam sudah bisa tidur
A1 lokasi, lokasi, karakteristik, - P: Jika bergerak
teratasi dengan kriteria hasil:
Nyeri Akut karakteristik, durasi, frekuensi, Q: Seperti ditusuk-tusuk
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas R: Luka bekas operasi perut bagian
Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan Agens kualitas, intensitas nyeri bawah S: 4
Indikator Awal
Pencedera nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri T: Hilang timbul
Fisik Akhir
- Identifikasi - Mengidentifikasi
Keluhan nyeri 3 4 skala nyeri respon non verbal O:
Meringis 3 4 - Identifikasi Pukul: 08.45 WIB - Pasien tampak lebih rileks
Kesulitan 3 4 respon non verbal
tidur - Memfasilitasi pasien - Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi
- Fasilitasi untuk istirahat dan tidur nafas dalam
istirahat dan Pukul: 09.00 WIB
Keterangan: tidur - Memberikan Injeksi A: Masalah Nyeri Akut teratasi
1: Meningkat - Kolaborai Ketorolac 30mg/8jam
2: Cukup Meningkat pemberian
3: Sedang analgesik Indikator Awal
4: Cukup Menurun
5: Menurun Akhir
Keluhan nyeri 4 4
Meringis 4 4
Kesulitan tidur 4 4

P: Hentikan intervensi

Paraf

Ay

u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 09.15 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui dengan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Menganjurkan pasien untuk ASI yang mulai lancar
A2 - Anjurkan teratur menyusui - Pasien mengatakan sudah makan dan habis
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak pasien untuk - Menganjurkan dalam 1 porsi dan banyak minum air putih
Efektif
kriteria hasil: teratur mengkonsumsi makanan - Pasien mengatakan nyaman dilakukan pijat
berhubungan menyusui yang dapat meningkatkan oksitosin dan suami memahami terkait tehnik
dengan Status Menyusui (L.03029) - Anjurkan pijat oksitosin
produksi ASI
Ketidakadekuatan Indikator Awal mengkonsumsi Pukul: 09.30 WIB
Suplai ASI Akhir Tetesan/ makanan yang - Memberikan pijatan O:
2 4 dapat oksitosin - Bayi tampak tenang
pancaran meningkatkan - ASI sudah keluar
ASI produksi ASI - Suami tambap memahami
Suplai ASI 2 4 - Berikan
adekuat pijatan A: Masalah Menyusui Tidak Efektif
Intake 2 4 oksitosin
teratasi Indikator Awal Akhir
bayi
Tetesan/pancaran 4 4
ASI
Keterangan:
1 : Menurun Suplai ASI adekuat 4 4
2: Cukup Menurun Intake bayi 4 4
3: Sedang
4: Cukup Meningkat
5: Meningkat P: Hentikan Intervensi

Paraf

Ay

u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 10.00 WIB - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Monitor - Memonitor kondisi umum dan kiri
A3 kondisi umum selama melakukan - Pasien mengatakan sudah bisa duduk
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan selama mobilisasi - Pasien mengatakan sudah bisa berjalan dengan
Mobilitas
kriteria hasil: melakukan - Melibatkan keluarga bantuan
Fisik mobilisasi untuk membantu pasien
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) - Libatkan dalam meningkatkan O:
dengan Efek Indikator Awal keluarga untuk pergerakan - Klien mampu miring kanan dan kiri,
Agens Akhir membantu pasien Pukul: 10.15 WIB duduk, berjalan (dengan bantuan)
Farmakologis Pergerakan 4 4 dalam - Menganjurkan - Kondisi umum baik
eksremitas meningkatkan melakukan mobilisasi - Kekuatan otot
Kekuatan 4 4 pergerakan dini dengan latihan 5 5
otot - Anjurkan berjalan
Rentang 4 4 melakukan 4 4
gerak mobilisasi
(ROM) dini
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
Keterangan:
teratasi sebagian
1: Menurun
Indikator Awal
2: Cukup Menurun
Akhir
3: Sedang
Pergerakan 4 4
4: Cukup Meningkat
eksremitas
5: Meningkat
Kekuatan otot 4 4
Rentang gerak 4 4
(ROM)

P: Hentikan Intervensi

Paraf

Ayu
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Diagnosa Nyeri Akut


a. Judul jurnal : Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu Post Sectio Caesarea RSUD
Dr. Soekardjo Tasikmalaya: Studi Kasus (1)
b. Sumber jurnal : http://ojs.nchat.id/index.php/nchat/article/view/44

No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking


1 P Populasi Subyek dalam penelitian ini adalah pasien post operasi
sectio caesarea dengan jumlah subjek 2 orang dengan
karakteristik pasien hari pertama SC, pasien dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik, pasien
bersedia menjadi rsponden selama pelaksanaan, pasien
memiliki masalah keperawatan nyeri akut, pasien
pertama kali sectio caesarea, alasan operasi sectio
caesarea adalah operasi cito.
2 I Intervensi Intervensi yang diberikan pada ibi post partum post
SC yaitu dengan melakukan tehnik nafas dalam.

3 C Controling/Co Berdasarkan hasil respon subjek setelah dilakukan


mparing implementasi subjek 1 dan subjek 2 terdapat perubahan,
subjek 1 terdapat muncul data 2x selama dilakukan 6x
implementasi dilakukan, maka perubahan sebagian besar
sudah tidak ada keluhan, keberhasilan tersebut
menghasilkan penurunan skala nyeri menjadi 1 dari rentan
(0-10) setelah dilakukannya tindakan implementasi selama
6x dalam 3 hari perawatan dan dilakukan selama 2x sehari
dengan 5 siklus. Sedangkan pada subjek 2 terdapat muncul
data 1x selama dilakukan 6x implementasi dilakukan,
maka perubahan sebagian besar sudah tidak ada keluhan
setelah
dilakukannya implementasi teknik relaksasi napas dalam
selama 6x dalam 3 hari perawatan dan dilakukan selama
2x sehari dengan 5 siklus, keberhasilan subjek 2
menghasilkan penurunan skala nyeri menjadi 0 dari rentan
(0-10) setelah dilakukannya implementasi teknik relaksasi
napas dalam. Berdasarkan perbedaan perubahan hasil dari
data tersebut akan berkaitan dengan luaran tindakan
atau evaluasi
sumatif.
4 O Outcome Tehnik nafas dalam pada penelitian ini dapat
menurunkan skala nyeri yang dirasakan oleh ibu post
sectio caesarea.

2. Diagnosa Menyusui Tidak Efektif


a. Judul Jurnal : Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum melalui Tindakan Pijat
Oksitosin (2)
b. Sumber jurnal : http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jik/article/view/1001

No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking


1 P Populasi Responden penelitian ini adalah ibu post partum
spontan yang dirawat di ruang Bougenville RSUD
Tugurejo Semarang, sejumlah 30 ibu post partum yang
diperoleh melalui Consecutive sampling method.
2 I Intervensi Intervensi pada penelitian ini yaitu pijat oksitosin.

3 C Controling/Co Setelah dilakukan intervensi pada kelompok yang


mparing diberikan teknik breast care dan kelompok yang
diberikan pijat oksitosin ternyata hasilnya lebih
efektif pijat oksitosin dalam meningkatkan produksi
ASI pada
ibu post partum.
4 O Outcome Terdapat pengaruh terhadap peningkatan produksi
ASI pada pijat oksitosin.
3. Diagnosa Gangguan Mobilitas Fisik
a. Judul Jurnal : Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Mobilisasi
Dini Pada Ibu Post Seksio Sesarea Di Rsud 45 Kuningan (3)
b. Sumber jurnal : http://ejournal.stikku.ac.id/index.php/jmc/article/view/257

No Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thingking


1 P Populasi Populasi dalam penelitian ini ibu post seksio sesarea.
2 I Intervensi Dukungan keluarga dengan motivasi moobilisasi dini
pada ibu post partum dengan post SC.
3 C Controling/Co Ada perbedaan terkait mobilisasi dini antara ibu post
mparing SC dengan dukungan keluarga dan ibu post SC tidak
adanyanya dukungan keluarga

4 O Outcome Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan


motivasi mobilisasi dini nilai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian yang didapatkan pada Ny.S yaitu dengan masalah

keperawatan Nyeri Akut, Menyusui Tidak Efektif, dan Gangguan Mobilitas Fisik.

Setelah diberikan intervensi selama tiga hari ketiga masalah keperawatan telah

teratasi dengan beberapa outcame yang telah tercapai. Pada intervensi yang

diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Sedangkan untuk evaluasi

respon pasien sangat baik dan kooperatif, pasien mampu memahami edukasi yang

telah diberikan dan dapat melakukan anjuran yang telah ditentukan.

B. SARAN

Diharapkan pasien dapat melakukan beberapa intervensi yang telah diedukasikan.

Yang mana untuk meningktakan status kesehatan pasien.


DAFTAR PUSTAKA

1. Agnesia AP, Aryanti D. Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu Post Sectio Caesarea
RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya: Studi Kasus. Nurs Care Heal Technol J. 2022;2(2):87–
91.

2. Wulandari P, Menik K, Khusnul A. Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum melalui
Tindakan Pijat Oksitosin. J Ilm Keperawatan Indones [JIKI]. 2018;2(1):33.

3. Kartikasari A, Marliana MT, Sari NP. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Motivasi Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Seksio Sesareadi Rsud 45 Kuningan. J Midwifery
Care. 2021;1(02):109–16.

4. PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DFP PPNI.
5. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DFP PPNI.
6. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DFP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai