Disusun Oleh:
Ayu Asfrestyanti (220300878)
Disusun Oleh:
Ayu Asfrestyanti (220300878)
Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh setiap wanita
berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina kedunia
luar. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat
hidup ke dunia dan di luar rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (1)
Melahirkan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan normal (persalinan
pervaginaan) dan sectio caesarea atau yang dikenal dengan operasi. Adapun sectio
caesarea merupakan tindakan keperawatan dalam upaya pengeluaran janin melalui insisi
seperti yang dipengaruhi oleh ibu dan janin. Pengaruh dari ibu sendiri meliputi usia,
hambatan pada jalan lahir, pecahnya ketuban lebih dulu, kelainan kontraksi pada Rahim,
serta hipertensi dalam kehamilan atau biasa disebut dengan pre eklamsia. Sementara
yang disebabkan oleh janin meliputi adanya kelainan pada letak, ukuran janin yang
besar, kondisi janin abnormal, kelainan pada tali pusat, bayi kembar, dan terdapat faktor
plasenta.
Post partum merupakan salah satu fase yang terjadi pada saat plasenta sudah lahir
hingga seluruh alat reproduksi pulih sebagaimana kondisi pada saat tidak hamil. Fase ini
biasanya terjadi sekitar 6 jam sampai 42 hari setelah persalinan, dan merupakan fase yang
penting bagi seorang wanita, dimana pada fase ini seluruh bagian reproduksi tengah
berproses untuk pulih kembali setelah mengalami hamil dan melahirkan. Pada saat
seseorang mengalami fase post partum ini akan mengalami berbagai perubahan
psikologis dan fisiologis. Adapun perubahan psikologis tersebut ditandai dengan adanya
kekhawatiran dan ketakutan bagi ibu yang baru melahirkan sehingga berpengaruh pada
ibu menjadi lebih sensitif pada berbagai hal yang biasanya dalam kondisi normal
dapat
dilewatinya dengan baik. Sementara perubahan fisiologis ditandai dengan berubahnya
reproduksi ibu yang mengalami proses involusio uteri, berubahnya hormonal, dan laktasi
Preeklamsia menjadi sebab terjadinya kematian yang paling besar padasaat seorang
wanita hamil dan akan melahirkan. Hal ini terjadi apabila orang yang sedang hamil
preeklamsia yang terjadi di negara berkembang jauh lebih besar dibandingankan negara
maju. Diketahui untuk kasus yang terjadi pada negara maju sekitar 1,3% hingga 6%,
sementara yang terjadi di negara berkembang mencapai 1,8% hingga 18%. Terhitung di
Indonesia untuk kasus ini terjkadi sekitar 3% hingga 10%. Diketahui jumlah orang hamil
yang mengalami preeklamsia adalah sepuluh juta orang, dan wanita yang meninggal
dunia akibat kasus tersebut terhitung 76.000 wanita, sementara jumlah bayi yang
Postpartum merupakan suatu keadaan krisis bagi pasangan, ibu, maupun keluarga
dilakukan secara fisik dapat dilakukan pada saat bayi baru lahir hingga tubuh ibu
kembali normal sebagaimana pada saat tidak hamil, dengan waktu sekitar 6 hingga 8
sang ibu agar mencegah terjadi penyumbatan akibat pembuluh darah tersumbat;
sedia kala;
sesuai dengan hasil produksi ASI yang meningkat dan pemenuhan kebutuhan
meliputi perdarahan primer dan sekunder. Padaperdarahan primer terjadi pada 24 jam
yang pertama dengan penyebab utamanya atonia uteri, sisa plasenta, robekan pada
jalan lahir, serta terjadinya gangguan pada pembekuan darah. Sementara untuk
dan penyebab utamanya yaitu sisa plasenta. Adapun untuk faktor yang
menyebabkan perdarahan
postpartum yaitu paritas, partus lama, anemia, peregangan pada uterus yang
a. Puerperium dini merupakan fase yang dikenal dengan kepedulian, setelah 40 hari
melahirkan sesuai dengan ajaran agama seorang ibu sudah diperbolehkan untuk
b. Puerperium intermedial merupakan fase dimana pada alat genetalia yang sudah
menjadi sehat seperti sediakala, khususnya jika sepanjang hamil/ pada saat
a. Perdarahan
Proses perdarahan sebanyak 500 cc pada saat janin sudah lahir dari pervaginaan
dan maksimal 6 minggu pada saat sudah melahirkan (Satriyandari & Hariyati,
2017).
b. Infeksi Puerperalis
mana aslinya bukanlah pategon untuk menjadi penghuni normal pada jalan
c. Mastitis
Masalah yang terjadi di masa nifas antaralain mastitis yaitu peradangan pada
mastitis menjadi salah satu alasan ibu untuk berhenti menyusui (Hasanah et al.,
2017)
Merupakan kondisi gangguan jiwa yang terjadi pada pekan pertama setelah
melahirkan. Adapun gangguan yang terjadi meliputi kondisi hati yang sedih,
labil, bingung, dan dysphoria pada diri sendiri (Fairus & Widiyanti, 2014).
pengeluaran janin melalui insisi menembus dinding abdomen dan uterus (Sihotang
1) Indikasi Sosial
Persalinan dengan cara ini merupakan permintaan dari ibu yang akan
melahirkan dengan sectio caesarea. Adapun untuk alasan yang rasional dan
tersebut harus dihargai dan butuh diberikan pilihan lain untuk melahirkan
2) Indikasi Relatif
3) Indikasi Mutlak
Pada proses sectio caesarea ini meliputi dua faktor yaitu indikasi ibu dan
janin. Pada indikasi pertama yaitu ibu seperti gagalnya melahirkan normal
Tindakan section caesarea terjadi karena ada masalah dari sang ibu atau sang bayi.
caesarea, Pengaruh dari ibu sendiri meliputi usia, persalinan menggunakan sectio
lahir, pecahnya ketuban lebih dulu, kelainan kontraksi pada Rahim, serta hipertensi
dalam kehamilan atau biasa disebut dengan pre eklamsia. Sementara yang
disebabkan oleh janin meliputi adanya kelainan pada letak, ukuran janin yang
besar, kondisi janin abnormal, kelainan pada tali pusat, bayi kembar, dan terdapat
dindik uterus dan perut. Tujuan dari tindakan ini yaitu melahirkan bayi melallui
dinding Rahim dan perut. Pada sectio caesarea ini persalinan dihasilkan dengan
melahirkan bayi lewat insisi depan perut dan Rahim, adapun untuk syaratnya
Rahim dalam kondisi yang utuh dan beratnya janin lebih dari 500 gram. Pada
tindakan ini dapat menyebabkan kondisi luka insisi yang dihasilkan melalui
diligasi secara cermat. Sebagai akibat insisi memungkinkan putusnya jaringan pada
tubuh dan menghasilkan luka pada orang yang dibedah (Anggorowati &
Sudiharjani, 2010)
ibu ataupun bayi yang akan dilahirkan, dan membutuhkan waktu lama guna
perawatan. Adapun hal-hal yang tidak nyaman terjadi seperti rasa sakit dan nyeri
pada luka operasi yang berpengaruh pada psikologis seseorang seperti rasa takut,
kecemasan, frustasi, kekecewaan, dan hilangnya harga diri yang terkait dengan
Komplikasi tindakan sectio caesarea pada sang ibu antara lain: perdarahan yang
darah.
Komplikasi tindakan sectio caesarea pada sang bayi antara lain : Semisal dalam
bayi. Akhinya sang bayi saat telah lahir tidak dapat langsung menangis dan
(Sugiarti, 2018).
Preeklamsia merupakan salah satu jenis penyakit dengan gejala klinis seperti
proteinuria dan hipertensi yang muncul karena kehamilan yang disebabkan oleh
kegiatan endotel dan vasospasme pada saat berusia lebih dari 20 minggu. Sebanyak
3,9% wanita yang sedang hamil mengalami preeklamsia (Setyawati et al., 2018).
2. Etiologi Pre Eklamsia
Secara pasti penyebab preeklamsia belum diketahui, oleh karena itu sering dikenal
ditandai dengan berubahnya pembuluh darah pada plasenta secara cepat yang dapat
a. Maladaptasi Imunologi
b. Genetic Predisposisi
c. Media-Vaskular
2019).
3. Klasifikasi Pre Eklamsia
gestasi 20 mingguan;
b. Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah >140/90 mmHg ini salah satutanda akurat dari
a. Pada berbagai kejadian, lumen arteriola yang terbatas, oleh karena itu hanya
b. Preeklamsia terjadi spasme pada pembuluh darah yang diikuti retensi air
dan garam. Biopsi pada ginjal dapat didapati spasme yang hebat arteriola
glomerulus;
d. Bertambahnya edema dan berat badan yang diakibatkan timbunan air yang
mungkin saja karena adanya retensi garam dan air. Pada proteinuria dapat
diagnosis pada keperawatan dengan risiko yang gawat pada janin (Padila &
Agustien, 2019).
a. Primigravida;
2018).
a. Kehamilan ganda
b. Hipertensi
c. Diabetus mellitus
atonia uteri; gagal ginjal; gagal jantung; dan edema paru (Padila & Agustien,
2019).
c. Pemeriksaan antenatal care yang baik dan teratur dapat mendeteksi sedini
di ibu hamil;
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Ayu POSTNATAL
Asfrestyanti Tempat Praktek : RSUD
Wonosari Tanggal Pengkajian : 08
Februari 2023 Diagnosa Medis :
G2P1A0 PEB
E. Riwayat Reproduksi
1. Status obstetri: G:2 P:1 A:0
2. Riwayat obstetri
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
Umur Masalah
Tgl. Jenis Tempat Jenis Keadaan
No kehamilan BB
partus (minggu) partus penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi anak
Spont 3,4
1 2008 38 Bidan Laki- - - - - Baik
an kg
laki
Presbo
RSUD 3,6
2 2023 38 SC Laki- - Sungs - - Baik
Wonosari kg a
laki
ng
3. Riwayat kontrasepsi
- Kontrasepsi sebelum hamil : Suntik 3 bulan dan pil 12 tahun dengan keluhan haid tidak teratur
- Rencana kontrasepsi pasca melahirkan : IUD
- Rencana jumlah anak : Pasien mengatakan sudah cukup 2 anak saja
-
Masalah yang ditemukan:
F. Riwayat Pengobatan
1. Apakah ibu mengkonsumsi obat tertentu saat hamil? Apa jenisnya? Adakah efek samping yang
dirasakan? Pasien mengatakan mengkonsumsi obat penambah darah dan vitamin.
2. Apakah ibu mengkonsumsi ramuan tertentu saat hamil? Apa jenisnya? Adakah efek samping yang dirasakan?
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi jamu saat hamil.
3. Apakah ibu berencana mengkonsumsi obat atau ramuan tertentu setelah melahirkan?
Pasien mengatakan tidak
Keluhan : -
P : Saat bergerak
Q : Seperti
tersayat-sayat
R : Dibagian luka
operasi
S : Skala 6
T : Diberikan
injeksi
ketorolac
30mg/8jam
U : Pasien merasa
terganggu dengan
nyerinya
V : Pasien
berharap nyeri
segera hilang
H. Pola peran-hubungan
1. Bagaimana persepsi pasien tentang peran dirinya saat ini?
Pasien mengatakan saat ini berperan sebagai istri dan ibu
2. Apakah pasien puas dengan peran yang dijalani saat ini?
Pasien mengatakan puas dengan perannya saat ini
Keluhan: -
Keluhan:
A. Kepala
Mata
Posisi Kelopak mata Gerakan mata Konjungtiva Sklera Kornea
mata □ √Normal □ √Normal √ Oranye √ Anikterik □ √Normal
□ √Simetris □ Ptosis □ Abnormal □ Anemi □ Ikterik □ Keruh berkabut
□ Asimetris s □ Terdapat perdarahan
□ sangat
merah
Mulut Hidung Pipi
Membran mukosa Kelenjar limfe Gigi: □ √Normal □ Ada kloasma gravidarum
√ Lembab □ √Normal √bersih & utuh □ Abnormal, sebutkan; … □ √Tidak ada kloasma gravidarum
□ Sariawan □ Bengkak kotor
□ Kering caries
A. Leher
Kelenjar tiroid Kelenjar limfe
□ √Tidak □ √Tidak teraba
teraba □ Teraba
□ Teraba
B. Dada
Paru- paru
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultas
Jalan nafas Gerak dinding dada Penggunaan otot Dyspnea Orthopnea Vocal Suara i Suara nafas
□
√Bersih √Simetris bantu nafas √ Tidak √Tidak □ √Vesikuler
□
Sumbatan sputum Asimetris Ya Ya Ya fremitus perkusi □ Bronkovesi
□
Sumbatan darah √ Tidak □ √Sim √ Sonor kuler
□
Sumbatan lidah etris □ Hiper □ Ronkhi
□ Asim sonor □ Wheezing
etris □ Peka
k
□ Lain
nya: …
Jantung
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
BAYI
BB/PB/LK : 3600 gram/49 cm/37 cm Anus : Ada
TTV : Nadi 132 x/menit, RR: 40x/menit, Suhu: 36°C Reflek : √ sucking
Abdomen : Normal □ √swallow
Tali pusat : Segar
Genetalia : Bersih, jenis kelamin perempuan
□ √rooting
□ √moro
Keluhan:
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
: Tanggal 8 Februari ……………,
…………….
2023 Hemoglobin: 9,6
Pemeriksa
mg/dL
B. USG :
C. Rontgen : ( …………………………………
D. Terapi yang didapat : …)
1. Ketorolac 30mg/8jam
2. Fero Fumarat 200g/12 jam
3. Vitamin C 50mg/12 jam
4. Ampicillin 1gram/6 jam
ANALISA DATA
DO:
- Rentang gerak (ROM)
menurun
- Kaki pasien tampak kaku
Awal
Akhir
Keluhan nyeri 2 4
Meringis 2 4
Kesulitan tidur 2 4
P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon non verbal
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kolaborai pemberian analgesik
Paraf
Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Rabu, 8 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 17.00 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui tetapi
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Mengidentifikasi ASI belum juga keluar
A2 - Identifikasi kesiapan dan kemampuan - Suami pasien mengatakan selalu mensuport
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak kesiapan dan pasien menerima pasien
Efektif
kriteria hasil: kemampuan informasi yang akan - Pasien mengatakan sudah makan bubur kacang
berhubungan menerima diberikan hijau
dengan Status Menyusui (L.03029) informasi - Mengajarkan posisi
Ketidakadekuatan Indikator Awal - Ajarkan posisi menyusui dan perlekatan O:
Suplai ASI Akhir Tetesan/ menyusui dan (lacth on) dengan benar - Pasien tampak memahami terkait informasi
2 4 perlekatan (lacth - Melibatkan suami pasien yang telah diberikan
pancaran on) dengan benar untuk selalu mensuport - Asi tidak menetes
ASI - Berikan pasien
Suplai ASI 2 4 kesempatan untuk Pukul: 17.15 WIB
adekuat bertanya - Memberikan kesempatan A: Masalah Menyusui Tidak Efektif belum
Intake 2 4 - Libatkan sistem pasien untuk bertanya teratasi Indikator Awal Akhir
bayi pendukung Pukul: 17.30 WIB Tetesan/pancaran 2 4
(Suami dan Ibu) - Menganjurkan pasien untuk ASI
Keterangan: - Anjurkan teratur menyusui tiap 2 jam Suplai ASI adekuat 2 4
1 : Menurun pasien untuk - Menganjurkan pasien Intake bayi 2 4
2: Cukup Menurun teratur mengkonsumsi bubur
3: Sedang menyusui kacang hijau
4: Cukup Meningkat - Anjurkan
mengkonsumsi P: Lanjutkan Intervensi
5: Meningkat
makanan yang - Anjurkan pasien untuk teratur menyusui
dapat - Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
meningkatkan dapat meningkatkan produksi ASI
produksi ASI
Paraf
Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Rabu, 8 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 18.00 WIB - Pasien mengatakan sudah bisa menggerakkan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Identifikasi - Mengidentifikasi kakinya
A3 adanya nyeri atau adanya nyeri atau - Pasien mengatakan masih nyeri untuk bergerak
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan keluhan fisik keluhan fisik lainnya - Pasien mengatakan sudah mulai latihan
Mobilitas
kriteria hasil: lainnya - Memonitor kondisi umum miring ke kanan dengan bantuan keluarga
Fisik - Monitor selama melakukan
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) kondisi umum mobilisasi O:
dengan Efek Indikator Awal selama - Melibatkan keluarga - Klien mampu miring kekanan dengan
Agens Akhir melakukan untuk membantu pasien bantuan keluarga
Farmakologis Pergerakan 2 4 mobilisasi dalam meningkatkan - Kondisi umum baik
eksremitas - Libatkan pergerakan - Kekuatan otot
Kekuatan 2 4 keluarga untuk Pukul: 18.20 WIB 5 5
otot membantu pasien - Menganjurkan melakukan
Rentang 2 4 dalam mobilisasi dini setelah 6 3 3
gerak meningkatkan jam mika miki, setelah 24
(ROM) pergerakan jam duduk, setelah 48 jam A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik belum
Keterangan: - Anjurkan jalan. teratasi Indikator Awal Akhir
1: Menurun melakukan - Mengajarkan pasien untuk Pergerakan 2 4
2: Cukup Menurun mobilisasi mika miki eksremitas
3: Sedang dini
- Ajarkan Kekuatan otot 2 4
4: Cukup Meningkat
mobilisasi Rentang gerak 2 4
5: Meningkat
sederhana yang (ROM)
harus dilakukan
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Paraf
Ay
u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam (L.08238) Pukul: 15.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DIAGNOS diharapkan Nyeri Akut dapat - Identifikasi - Mengidentifikasi - Pasien mengatakan semalam sudah bisa tidur
A1 lokasi, lokasi, karakteristik, - P: Jika bergerak
teratasi dengan kriteria hasil:
Nyeri Akut karakteristik, durasi, frekuensi, Q: Seperti ditusuk-tusuk
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas R: Luka bekas operasi perut bagian
Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan Agens kualitas, intensitas nyeri bawah S: 5
Indikator Awal
Pencedera nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri T: Hilang timbul
Fisik Akhir
- Identifikasi - Mengidentifikasi
Keluhan nyeri 3 4 skala nyeri respon non verbal O:
Meringis 3 4 - Identifikasi Pukul: 15.15 WIB - Pasien tampak memegang perut bagian bawah
Kesulitan 3 4 respon non verbal
tidur - Memfasilitasi pasien - Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi
- Fasilitasi untuk istirahat dan tidur nafas dalam
istirahat dan Pukul: 16.00 WIB
Keterangan: tidur - Memberikan Injeksi
1: Meningkat - Kolaborai Ketorolac 30mg/8jam A: Masalah Nyeri Akut teratasi
2: Cukup Meningkat pemberian
3: Sedang analgesik
4: Cukup Menurun sebagian Indikator Awal
5: Menurun
Akhir
Keluhan nyeri 3 4
Meringis 3 4
Kesulitan tidur 4 4
P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon non verbal
- Kolaborai pemberian analgesik
Paraf
Ay
u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 17.00 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui tetapi
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Menganjurkan pasien untuk ASI belum keluar lancar
A2 - Anjurkan teratur menyusui - Pasien mengatakan sudah makan bubur kacang
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak pasien untuk - Menganjurkan hijau dan mengatur pola makan
Efektif
kriteria hasil: teratur mengkonsumsi makanan
berhubungan menyusui yang dapat meningkatkan O:
dengan Status Menyusui (L.03029) - Anjurkan produksi ASI - Bayi tampak tidak kenyang
Ketidakadekuatan Indikator Awal mengkonsumsi - ASI mulai keluar
Suplai ASI Akhir makanan yang
Tetesan/ 3 4 dapat
pancaran meningkatkan
ASI A: Masalah Menyusui Tidak Efektif
produksi ASI teratasi sebagian
Suplai ASI 3 4
Indikator Aw
adekuat
Intake 3 4
Akhir al
bayi
Tetesan/panca 3 4
ran ASI
Keterangan:
Suplai ASI 3 4
1 : Menurun
adekuat
2: Cukup Menurun
Intake bayi 3 4
3: Sedang
4: Cukup Meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan pasien untuk teratur menyusui
- Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
dapat meningkatkan produksi ASI
- Berikan pijat oksitosin
Paraf
Ayu
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Kamis, 9 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 18.00 WIB - Pasien mengatakan masih sedikit nyeri untuk
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Monitor - Memonitor kondisi umum bergerak
A3 kondisi umum selama melakukan - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan selama mobilisasi dan kiri tanpa bantuan dan latihan duduk
Mobilitas
kriteria hasil: melakukan - Melibatkan keluarga
Fisik mobilisasi untuk membantu pasien O:
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) - Libatkan dalam meningkatkan - Klien mampu miring kanan dan kiri
dengan Efek Indikator Awal keluarga untuk pergerakan dengan bantuan keluarga
Agens Akhir membantu pasien Pukul: 18.15 WIB - Kondisi umum baik
Farmakologis Pergerakan 3 4 dalam - Menganjurkan - Kekuatan otot
eksremitas meningkatkan melakukan mobilisasi 5 5
Kekuatan 3 4 pergerakan dini dengan duduk
otot - Anjurkan 3 3
Rentang 3 4 melakukan
gerak mobilisasi A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
(ROM) dini teratasi sebagian
Keterangan: Indikator Awal
1: Menurun Akhir
2: Cukup Menurun
Pergerakan 3 4
3: Sedang
eksremitas
4: Cukup Meningkat
Kekuatan otot 3 4
5: Meningkat
Rentang gerak 3 4
(ROM)
P: Lanjutkan Intervensi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Paraf
Ay
u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam (L.08238) Pukul: 08.00 WIB - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DIAGNOS diharapkan Nyeri Akut dapat - Identifikasi - Mengidentifikasi - Pasien mengatakan semalam sudah bisa tidur
A1 lokasi, lokasi, karakteristik, - P: Jika bergerak
teratasi dengan kriteria hasil:
Nyeri Akut karakteristik, durasi, frekuensi, Q: Seperti ditusuk-tusuk
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas R: Luka bekas operasi perut bagian
Tingkat Nyeri (L.08066)
dengan Agens kualitas, intensitas nyeri bawah S: 4
Indikator Awal
Pencedera nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri T: Hilang timbul
Fisik Akhir
- Identifikasi - Mengidentifikasi
Keluhan nyeri 3 4 skala nyeri respon non verbal O:
Meringis 3 4 - Identifikasi Pukul: 08.45 WIB - Pasien tampak lebih rileks
Kesulitan 3 4 respon non verbal
tidur - Memfasilitasi pasien - Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi
- Fasilitasi untuk istirahat dan tidur nafas dalam
istirahat dan Pukul: 09.00 WIB
Keterangan: tidur - Memberikan Injeksi A: Masalah Nyeri Akut teratasi
1: Meningkat - Kolaborai Ketorolac 30mg/8jam
2: Cukup Meningkat pemberian
3: Sedang analgesik Indikator Awal
4: Cukup Menurun
5: Menurun Akhir
Keluhan nyeri 4 4
Meringis 4 4
Kesulitan tidur 4 4
P: Hentikan intervensi
Paraf
Ay
u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Edukasi Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Menyusui Pukul: 09.15 WIB - Pasien mengatakan sudah menyusui dengan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak (I.12393) - Menganjurkan pasien untuk ASI yang mulai lancar
A2 - Anjurkan teratur menyusui - Pasien mengatakan sudah makan dan habis
Efektif dapat teratasi dengan
Menyusui Tidak pasien untuk - Menganjurkan dalam 1 porsi dan banyak minum air putih
Efektif
kriteria hasil: teratur mengkonsumsi makanan - Pasien mengatakan nyaman dilakukan pijat
berhubungan menyusui yang dapat meningkatkan oksitosin dan suami memahami terkait tehnik
dengan Status Menyusui (L.03029) - Anjurkan pijat oksitosin
produksi ASI
Ketidakadekuatan Indikator Awal mengkonsumsi Pukul: 09.30 WIB
Suplai ASI Akhir Tetesan/ makanan yang - Memberikan pijatan O:
2 4 dapat oksitosin - Bayi tampak tenang
pancaran meningkatkan - ASI sudah keluar
ASI produksi ASI - Suami tambap memahami
Suplai ASI 2 4 - Berikan
adekuat pijatan A: Masalah Menyusui Tidak Efektif
Intake 2 4 oksitosin
teratasi Indikator Awal Akhir
bayi
Tetesan/pancaran 4 4
ASI
Keterangan:
1 : Menurun Suplai ASI adekuat 4 4
2: Cukup Menurun Intake bayi 4 4
3: Sedang
4: Cukup Meningkat
5: Meningkat P: Hentikan Intervensi
Paraf
Ay
u
PRIORITA Setelah diberikan asuhan Dukungan Jumat, 10 Februari 2023 S:
S keperawatan selama 3x24 jam Mobilisasi (I.05173) Pukul: 10.00 WIB - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan
DIAGNOS diharapkan Menyusui Tidak - Monitor - Memonitor kondisi umum dan kiri
A3 kondisi umum selama melakukan - Pasien mengatakan sudah bisa duduk
Efektif dapat teratasi dengan
Gangguan selama mobilisasi - Pasien mengatakan sudah bisa berjalan dengan
Mobilitas
kriteria hasil: melakukan - Melibatkan keluarga bantuan
Fisik mobilisasi untuk membantu pasien
berhubungan Mobilitas Fisik (L.05042) - Libatkan dalam meningkatkan O:
dengan Efek Indikator Awal keluarga untuk pergerakan - Klien mampu miring kanan dan kiri,
Agens Akhir membantu pasien Pukul: 10.15 WIB duduk, berjalan (dengan bantuan)
Farmakologis Pergerakan 4 4 dalam - Menganjurkan - Kondisi umum baik
eksremitas meningkatkan melakukan mobilisasi - Kekuatan otot
Kekuatan 4 4 pergerakan dini dengan latihan 5 5
otot - Anjurkan berjalan
Rentang 4 4 melakukan 4 4
gerak mobilisasi
(ROM) dini
A: Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
Keterangan:
teratasi sebagian
1: Menurun
Indikator Awal
2: Cukup Menurun
Akhir
3: Sedang
Pergerakan 4 4
4: Cukup Meningkat
eksremitas
5: Meningkat
Kekuatan otot 4 4
Rentang gerak 4 4
(ROM)
P: Hentikan Intervensi
Paraf
Ayu
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang didapatkan pada Ny.S yaitu dengan masalah
keperawatan Nyeri Akut, Menyusui Tidak Efektif, dan Gangguan Mobilitas Fisik.
Setelah diberikan intervensi selama tiga hari ketiga masalah keperawatan telah
teratasi dengan beberapa outcame yang telah tercapai. Pada intervensi yang
respon pasien sangat baik dan kooperatif, pasien mampu memahami edukasi yang
B. SARAN
1. Agnesia AP, Aryanti D. Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu Post Sectio Caesarea
RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya: Studi Kasus. Nurs Care Heal Technol J. 2022;2(2):87–
91.
2. Wulandari P, Menik K, Khusnul A. Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum melalui
Tindakan Pijat Oksitosin. J Ilm Keperawatan Indones [JIKI]. 2018;2(1):33.
3. Kartikasari A, Marliana MT, Sari NP. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Motivasi Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Seksio Sesareadi Rsud 45 Kuningan. J Midwifery
Care. 2021;1(02):109–16.