Anda di halaman 1dari 4

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH SULAWESI BARAT


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA RS BHAYANGKARA TK.IV POLDA SULBAR


Nomor : Kep / / V /2022

tentang

KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL RUMKIT BHAYANGKARA TK.IV POLDA SULBAR

KEPALA RS BHAYANGKARA TK.IV POLDA SULBAR

Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung dan mengatur pelaksanaan program


nasional di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.IV Polda Sulbar dipandang
perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan Rumah Sakit
Bhayangkara;
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2011 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah
Sakit Bhayangkara.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit.

Memperhatikan : Saran dan pertimbangan staf Rumah Sakit Bhayangkara Tk.IV Polda
Sulbar
MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Menetapkan Pemberlakuan Kebijakan Program Nasional di


lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Tk.IV Polda Sulbar dalam
lampiran keputusan ini.
2. Hal hal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan yang
memerlukan peraturan lebih lanjut akan diatur dengan keputusan
tersendiri.
3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Mamuju
pada tanggal : Mei 2022

KEPALA RS BHAYANGKARA TK.IV MAMUJU


POLDA SULAWESI BARAT

dr. SYAHRUL GANI, Sp.Rad.,M.Kes


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 74060758
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMP. KEP. KARUMKIT BHAYANGKARA TK.IV
DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR : KEP / / V /2022
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN TANGGAL : MEI 2022

KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.IV POLDA SULBAR

1. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi


Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang
berlaku dengan langkah langkah sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi
secara terpadu.
b. Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu dan bayi.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetric dan neonates termasuk pelayanan kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif serta Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada
BBLR
f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10
langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
h. Melakukan pemantauan dan analisis yang meliputi:
1) Angka keterlambatan operasi section caesaria
2) Angka kematian ibu dan anak
3) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
2. Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis/TBC
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melakukan kegiatan yang
meliputi:
a. Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang
benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, penobatan, pola hidup
bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu
pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit.
b. Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang
diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti
pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis resistensi obat.
c. Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi
penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian
faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan
kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman
pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit.
d. Penemuan dan penanganan kasus tuberculosis dilakukan melalui pasien yang datang
kerumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan
tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata
laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar
lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
e. Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi
dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
f. Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia
dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosis aktif; orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosis tuberkulosis; populasi tertentu
lainnya sesuai peraturan perundang undangan.
3. Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai standar pelayanan
bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT).
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerja sama dengan
rumah sakit yang ditunjuk.
c. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO).
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan factor risiko Injection Drug Use
(IDU).
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi, laboratorium
dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
4. Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting
Rumah sakit menyusun program penurunan prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit
terdiri dari:
a. Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga tentang
masalah stunting dan wasting;
b. Intervensi spesifik di rumah sakit;
c. Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi;
d. Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting;
e. Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan jejaring
rujukan
f. Program pemantauan dan evaluasi

5. Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit


Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang
berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanaan KB secara terpadu dan
paripurna.
b. Mengembangkan kebijakan dan Standar Prosedur Operasional (SPO)
pelayanan KB dan meningkatkan kualitas pelayanan KB.
c. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS termasuk pelayanan
KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
d. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembinaan teknis dalam
melaksanakan PKBRS.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan KB bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
f. Melaksanakan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS.
g. Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PKBRS, meliputi SPO
pelayanan KB per metode kontrasepsi termasuk pelayanan KB Pasca Persalinan dan
Pasca Keguguran.
h. Upaya peningkatan PKBRS masuk dalam rencana strategis (Renstra) dan rencana kerja
anggaran (RKA) rumah sakit.
i. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PKBRS antara lain
ruang konseling dan ruang pelayanan KB.
j. Pembentukan tim PKBR serta program kerja dan bukti pelaksanaanya.
k. Terselenggara kegiatan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan
pelayanan PKBRS, termasuk KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
l. Pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
m. Pelaporan dan analisis meliputi :
1) Ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan kapasitas
rumah sakit dan kebutuhan pelayanan KB.
2) Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
3) Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.
4) Angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
5) Angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
6) Kejadian tidak dilakukannya KB Pasca Persalinan pada ibu baru bersalin dan KB
Pasca Keguguran pada Ibu pasca keguguran.

Ditetapkan di : Mamuju
pada tanggal : Mei 2022
KEPALA RS BHAYANGKARA TK.IV MAMUJU
POLDA SULAWESI BARAT

dr. SYAHRUL GANI, Sp.Rad.,M.Kes


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 74060758

Anda mungkin juga menyukai