Desaian Pengembangan Kurikulum PBA
Desaian Pengembangan Kurikulum PBA
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. H. Nur Ahid, M. Ag.
Disusun Oleh:
Ainun Najib
(923.005.18.002)
PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2018
0
ABSTRAK
Sebuah kurikulum dinyatakan baik dan berhasil apabila kurikulum itu di
desain dengan baik. Desain yang baik itu desain yang mempunyai validitas dan
reliabel yang tinggi. Pada pembahasan ini bahwa kurikulum harus mempunyai
desain kurikulum yang berorientasi pada masyarakat, dimana kurikulum mampu
membawa peserta didik mempunyai bekal yang dapat dipakai di masyarakat.
Karena desain adalah sebuah rancangan, pola atau model. Mendesain kurikulum
berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan misi
dan visi sekolah. Tugas dan peran seorang desainer kurikulum, sama seperti
seorang arsitek. Sebelum menentukan bahan dan cara mengkontruksi bangunan
terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan yang akan
dibangun.
Jika dalam pendidikan bahasa Arab, maka desain kurikulumnya nanti
mempunyai muatan yang isinya peserta didik mampu menggunakan bahasa Arab
yang sesuai dengan kebiasaan masyrakat (Local Wisdom). Contohnya dalam
pembuatan silabus, buku harus ada gambar/ isinya lingkungan yang ada di sekitar
peserta didik.Contoh konkritnya, seperti cerita candi borobudur, lambang garuda,
dan sebagainya. Contoh-contoh itu lalu dibahasa Arabkan yang dapat dipahami
oleh peserta didik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang jenisnya kepustakaan,
dimana penelitian mengambil sumber data primer yaitu buku, dan sumber
sekunder yaitu informasi-informasi dari internet/ jurnal/ artikel.
Kesimpulannya, maka desain kurikulum harus berorientasi pada masyarakat
karena jika tidak, maka kurikulum melanggar tujuan negara ini yang tertulis di
Undang-undang dasar 1945 dan melanggar tujuan pendidikan di negara ini yaitu
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemeriuntah harus
mampu mencerdaskan anak bangsa agar bisa mewujudkan tujuan bangsa
Indonesia.
1
الملخص
يتم اإلعالن عن املناهج الدراسية بشكل جيد وناجح إذا مت تصميم املناهج
الدراسية بشكل جيد .التصميم اجليد هو تصميم يتمتع بصالحية وموثوقية عالية.
يف هذه املناقشة ،جيب أن يكون للمناهج تصميم منهج موجه حنو اجملتمع ،حيث
قادرا على جلب الطالب إىل مواد ميكن استخدامها يف اجملتمع .ألن يكون املنهاج ً
التصميم هو تصميم أو منط أو منوذج .يعين تصميم املنهج تطوير تصميم أو إنشاء
منوذج منهجي وف ًق ا لرس الة املدرس ة ورؤيته ا .واجب ات وأدوار مص مم املن اهج
الدراسية هي نفس واجبات املهندس املعماري .قبل حتديد املادة وكيفية بناء مبىن ،
جيب على املهندس املعماري أوالً تصميم منوذج بناء ليتم بناؤه.
إذا ك ان يف منهج اللغ ة العربي ة ،ف إن تص ميم املنهج حيت وي الح ًق ا على
حمتوى حيتوي على طالب قادرين على استخدام اللغة العربية وف ًق ا لعادات اجملتمع
(احلكم ة احمللي ة) .على س بيل املث ال ،عن د إنش اء منهج دراس ي ،جيب أن حتت وي
الكتب على ص ور /حمتوي ات للبيئ ة ح ول الطالب ،وأمثل ة ملموس ة ،مث ل قص ة
معب د بوروب ودور ورم ز ج ارودا وم ا إىل ذل ك .األمثل ة مث باللغ ة العربي ة ال يت ميكن
فهمها من قبل الطالب.
تس تخدم ه ذه الدراس ة طريق ة نوعي ة لن وع األدب ،حيث يأخ ذ البحث
مصادر البيانات األولية وهي الكتب واملصادر الثانوية للمعلومات من اإلنرتنت /
اجملالت /املقاالت.
موجه ا حنو اجملتم ع ألن ه إذا مل
يف اخلت ام ،جيب أن يك ون تص ميم املنهج ً
حيدث ،ينتهك املنهاج أهداف هذا البلد املدونة يف دستور عام 1945وينتهك
األه داف التعليمي ة يف ه ذا البل د وال يت حيق لك ل م واطن تعليمه ا وجيب أن يك ون
قادرا على تعليم أطفال األمة من أجل حتقيق أهداف الشعب اإلندونيسي. بيمونتاه ً
الكلمات المفتاحية :التصميم ،المنهاج ،المجتمع
2
ABSTRACT
A curriculum is declared good and successful if the curriculum is well
designed. Good design is a design that has high validity and reliability. In this
discussion, the curriculum must have a community-oriented curriculum
design, where the curriculum is able to bring students to have provisions that
can be used in the community. Because design is a design, pattern or model.
Designing a curriculum means drawing up a design or compiling a curriculum
model in accordance with the school's mission and vision. The task and role of
a curriculum designer, just like an architect. Before determining the material
and how to construct a building, an architect must first design a model of the
building to be built.
If in Arabic language education, then the curriculum design will have the
contents of which students are able to use Arabic in accordance with the habits
of the community (Local Wisdom). For example in making syllabus, the book
must have an image / contents of the environment around the students.
Concrete examples, such as the story of Borobudur temple, Garuda symbol,
and so on. The examples are then in the Arabic language that can be
understood by students.
This study uses a qualitative method of the type of literature, where
research takes primary data sources, namely books, and secondary sources,
namely information from the internet / journals / articles.
In conclusion, curriculum design must be community-oriented because if not,
then the curriculum violates this country's goals written in the 1945
Constitution and violates the purpose of education in this country. realize the
goals of the Indonesian people.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi pengajaran serta
penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting
sekali bagi kelangsungan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
5
PEMBAHASAN
2
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2014), 39.
6
intelektual siswa. Para ahli memandang desain kurikulum ini berfungsi untuk
mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan berpikir siswa
melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah
(Mcneil, 1990).3
3
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. (Jakarta : Kencana 2008), 85.
4
Oemar Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosda.2006),
95.
7
dalam menghitung. Penilaian ilmu alam diberikan daam bentuk pengujian proses
berpikir, bukan sekadar benar dalam jawaban.
8
Kegiatan menggunakan waktu senggang dan menikmati rekreasi.
Usaha menjaga kesegaran jasmani dan rohani.
Kegiatan yang berhubungan dengan religius.
Kegiatan yang berhubungan dengan peran orang tua seperti membesarkan
anak, memelihara kehidupan keluarga yang harmonis.
Kegiatan praktis yang bersifat vokasional atau keterampilan tertentu.
Melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat seseorang.
2. Perspektif Pembaharuan
9
masyarakat itu. Baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal harus
mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian
kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.
Paulo Freire dan Ivan Illich merupakan tokoh yang termasuk dalam
perspektif reformis. Mereka berpendapat bahwa kurikulum yang sekedar mencari
pemecahan masalah sosial tidak akan memadai. Kurikulum sebagai rancangan
pendidikan mestinya harus mampu merombak tata sosial dan lembaga-lembaga
sosial yang sudah ada dan membangun struktur sosial baru. Mereka berpendapat
bahwa sekolah yang dikembangkan Negara bersifat opresif dan tidak humanistis
serta digunakan sebagai alat golongan elit untuk mempertahankan status quo.
10
percaya, bahwa masalah-masalah yang dihadapi masyarakat bukan hanya dapat
dipecahkan melalui “Bidang Studi” Sosial saja, akan tetapi oleh setiap disiplin
ilmu termasuk didalamnya, ekonomi, estetika, kimia, dan matematika. Berbagai
macam krisis yang dialami oleh masyarakat harus menjadi bagian dari isi
kurikulum.
11
dan bakat yang beragam. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada
siswa, Alice Crow ( Crow & Crow, 1955) menyarankan hal hal sebagai berikut :
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat minimal
dari dua perspektif, yaitu perspektif kehidupan anak di masyarakat, dan perspektif
psikologis
2. Perpektif Psikologis
Dalam perspektif psikologis, desain kurikulum yang berorientasi kepada
siswa sering diartikan juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistic, yang
muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan
segi intelektual. Kurikulum ini juga muncul sebagai reaksi terhadap psikologi
beaviorisme yang menganggap tigkah laku manusia itu bersifat mekanistik yang
12
menekankan kepada pengaruh lingkungan. Menurut pendidikan humanistic setiap
manusia memiliki potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang.
Oleh karena itu kurikulum didesain untuk mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki siswa.
Teknologi mempengaruhi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi
penerapan hasil-hasil teknologi dan penerapan teknologi sebagai suatu sistem.Sisi
pertama yang berhubungan dengan penerapan teknologi adalah perencanaan yang
sistematis dengan mengguakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan dan pemanfaatan alat tersebut semata-mata untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan penerapan hasil-hasil teknologi
sebagai alat, diasumsikan pembelajaran akan lebih efisien dan lebih efektif.
Contoh penerapan hasil-hasil teknologi itu diantaranya adalah pembelajaran
dengan bantuan komputer (computer-assisted instruction), pengajaran melalui
radio, film, Video, dan lain sebagainya.
6
Sutrisno, Desain Kurikulum Perguruan Tinggi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), 9.
7
Ibid., 10.
13
Teknologi sebagai suatu sistem, menekankan kepada penyusunan progam
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan
perumusan tujuan khusus sebagai tujuan tinkah laku yang harus dicapai. Proses
pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, keberhasilan
pembelajaran itu diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai atau mencapai
tujuan khusus tersebut. Jadi, penerapan teknologi sebagai suatu sistem itu tidak
ditentukan oleh penerapan hasil-hasil teknologi, akantetapi bagaimana merancang
implementasi kurikulum dengan pendekatan sistem. Seperti yang telah kita
pelajari system adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berkaitan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Segala daya upaya yang
dilakukan oleh guru di arahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
14
Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah
diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan sesuatu
kompetensi. Bahan ajar yang besar disusun dari bahan ajar yang lebih kecil
dengan memperhatikan urutan-urutan penyajian materi dalam
pengorganisasiannya.
Evaluasi dilakukan kapan saja. Ketika siswa telah mempelajari suatu
topik/subtopik, ia dapat mengajukan diri untuk dievaluasi. Fungsi evaluasi ini
antara lain sebagai umpan balik: bagi siswa dalam penyempurnaan
penguasaan suatu satuan pelajaran (formatif), bagi program semester
(sumatif), serta bagi guru dan pengembang kurikulum. Bentuk evaluasi
umumnya obyektif tes.8
Program pengajaran model kurikulum inimenggunakan alat-alat yang
berbau teknologi, khususnya teknologi terbaru, yang secara umum lebih
menyenangkan dan terkesan up to date. Dari sisi pelaksanaannya, program
pengajaran ini mengedepankan efisiensi dan efektivitas. Dengan model
pengajaran seperti ini, standar penguasaan siswa jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan model-model lainModel kurikulum teknologis dikembangkan berdasarkan
pemikiran teknologi pendidikan. Model ini sangat mengutamakan pembentukan
dan penguasaan kompetensi, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya dan
ilmu seperti pada pendidikan klasik. Model kurikulum teknolgi berorientasi pada
masa sekarang dan yang akan datang. Kurikulum ini juga menekankan pada isi
kurikulum. Suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang
lebih kecil sehingga akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau
diukur.
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa dasar,
yaitu:
Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh
pengembang kurikulum yang lain,
Hasil pengembangan yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang,
dan memberikan hasil yang sama.
8
Sukmadinata, N. Sy. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya:1987), 97.
15
Model ini di Indonesia dikenal dengan nama Satuan Pelajaran dalam
lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah atau Satuan Acara Perkuliahan pada
Perguruan Tinggi, sebagai bagian dari Sistem Instruksional atau Desain
Instruksional.
Pengembangan kurikulum teknologis terutama yang menekankan teknologi
alat, perlu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, formulasi perlu dirumuskan
terlebih dahulu apakah pengembangan alat atau media tersebut benar-benar
diperlukan. Hal ini menyangkut pasaran. Kedua spesifikasi, diperlukan adanya
spesifikasi dari alat atau media yang akan dikembangkan, baik dilihat dari segi
kegunaannya maupun ketepatan penggunaannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
16
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang jenisnya
kepustakaan, dimana penelitian mengambil sumber data primer yaitu
buku, dan sumber sekunder yaitu informasi-informasi dari internet/ jurnal/
artikel. Kemudian data-data itu akan direduksi kembali menjadi artikel
yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.
B. Data
Sebuah kurikulum dinyatakan baik dan berhasil apabila kurikulum itu
di desain dengan baik. Desain yang baik itu desain yang mempunyai validitas
dan reliabel yang tinggi. Pada pembahasan ini bahwa kurikulum harus
mempunyai desain kurikulum yang berorientasi pada masyarakat, dimana
kurikulum mampu membawa peserta didik mempunyai bekal yang dapat
dipakai di masyarakat.
Jika dalam pendidikan bahasa Arab, maka desain kurikulumnya nanti
mempunyai muatan yang isinya peserta didik mampu menggunakan bahasa
Arab yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat (Local Wisdom). Contohnya
dalam pembuatan silabus, buku harus ada gambar/ isinya lingkungan yang ada
di sekitar peserta didik.
Contoh konkritnya, seperti cerita candi borobudur, lambang garuda, dan
sebagainya. Contoh-contoh itu lalu dibahasa Arabkan yang dapat dipahami
oleh peserta didik.
17
dan mampu memberikan bekal peserta didik untuk mengahadap berbagai
masalah yang ada di zaman sekarang.
BAB III
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
1. Desain perkembangan Kurikulum.
Desain adalah rancangan, pola atau model. Mendesain kurikulum
berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan
misi dan visi sekolah. Tugas dan peran seorang desainer kurikulum, sama
seperti seorang arsitek. Sebelum menentukan bahan dan cara mengkontruksi
bangunan terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan
yang akan dibangun.
19
Dalam pembuatan desain kurikulum pendidikan bahasa arab juga harus
bisa mencangkup semua aspek. Desain harus berorientasi pada masyarakat,
berorientasi pada siswa, berorientasi pada teknologi. Hal ini bertujuan
pendidikan bahasa Arab agar bisa mengikuti perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
20
Nana, Syaodih Sukmadinata. 2009. Pengembangan Kurikulum. (Teori dan
Praktek). Cet.11. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
21
IDENTITAS PENULIS
Email : ainunnajib100@gmail.com
22