Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
FERMENTASI SPONTAN DAN NON-SPONTAN
Kelompok: B2
Benedicta Elvira R. 20.I1.0052
Figo Stefanus T. 20.I1.0093
Yohanes David S. 20.I1.0096
Visakha Vijayanti A. 20.I1.0097
Abstrak
Fermentasi dapat berlangsung secara non spontan ataupun secara spontan. Pada fermentasi
spontan seperti dalam pembuatan yogurt diperlukan penambahan strain mikroorganisme atau
starter selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan pada fermentasi spontan tidak
diperlukan penambahan. Tujuan dilakukan praktikum ini agar mengetahui proses fermentasi
dan reaksi yang berlangsung pada pembuatan acar dan yogurt, mengetahui perbedaan
fermentasi non-spontan dan spontan, mengetahui faktor yang mempengaruhi serta pengaruh
jenis bahan dan suhu penyimpanan, mengetahui mikroorganisme yang berperan saat
fermentasi berlangsung. Metode dalam praktikum fermentasi spontan adalah dengan
dilakukannya perendaman sawi putih pada larutan garam sesuai konsentrasi perlakuan disertai
suhu penyimpanan yang berbeda, pada fermentasi non-spontan ditambahkan starter berupa
yogurt plain dan disimpan pada suhu yang berbeda. Selanjutnya diinkubasi selama 3 hari pada
yogurt dan 4 hari pada acar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi selama proses
fermentasi sawi, yaitu waktu perendaman, penambahan kadar garam, dan suhu penyimpanan
pada sawi putih; sedangkan pada fermentasi yogurt beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu
penambahan jumlah strater, dan suhu penyimpanan. Bakteri yang berperan dalam kedua
fermentasi yang dilakukan merupakan jenis bakteri asam laktat.

Kata kunci : Acar, BAL, Fermentasi, Yogurt.

1. TINJAUAN PUSTAKA pH (Azizah, 2012). Selain itu, fermentasi


pada bahan-bahan tertentu seperti sawi
Fermentasi berasal dari bahasa latin yaitu
putih, terdapat faktor yang mendukung
Fervere yang memiliki arti merebus tetapi
keberhasilan fermentasi yaitu konsentrasi
berjalannya waktu fermentasi berubah arti
garam serta suhu yang digunakan (Azka,
pada saat Gay Lussac berhasil melakukan
2018). Proses fermentasi terbagi menjadi
penelitian dan dilanjutkan Pasteur yang
dua, yaitu fermentasi spontan yang dimana
melakukan penelitian sehingga
dalam pembuatannya tidak memerlukan
mengakibatkan fermentasi ada
penambahan mikroorganisme dan
hubungannya dengan mikroorganisme dan
fermentasi non spontan yang dimana dalam
akhirnya dengan enzim. Fermentasi bahan
pembuatannya dilakukan penambahan
pangan merupakan hasil kegiatan beberapa
mikroorganisme biasanya dalam bentuk
jenis mikroorganisme seperti kapang,
starter atau ragi. Fermentasi spontan
bakteri, dan khamir yang dapat
menggunakan media seleksi untuk
menghasilkan perubahan yang
menyeleksi bakteri patogen dan yang dapat
menguntungkan dan juga dapat merugikan.
dijadikan media yang baik, sedangkan
Secara umum, proses fermentasi
fermentasi tidak spontan memerlukan
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama
penambahan kultur organisme yang
yaitu suhu, substrat, oksigen, mikroba, dan
1
berfungsi sebagai media penyeleksi Aroma pada yoghurt dihasilkan melalui
(Afrianto, 2019). keberadaan asam laktat, asam asetat,
sisa-sisa asetaldehid, diasetil, serta bahan
Fermentasi sawi putih tergolong ke dalam yang mudah menguap saat hasil fermentasi
fermentasi spontan yang menggunakan terbentuk (Syainah & Novita, 2014).
bakteri asam laktat. Sawi putih melewati
proses perendaman pada larutan garam 2. TUJUAN PRAKTIKUM
tanpa adanya penambahan kultur Tujuan dilakukannya praktikum ini
organisme. Pada fermentasi sawi putih, adalah untuk mengetahui proses fermentasi
mikroorganisme yang berperan adalah pada pembuatan acar dan yoghurt,
bakteri asam laktat yang dapat ditemukan mengetahui reaksi yang terjadi pada saat
pada jenis tumbuhan seperti Lactobacillus fermentasi berlangsung, mengetahui
brevis, Pediococcus cerevisiae, perbedaan yang terjadi antara fermentasi
spontan dan non-spontan, mengetahui
Leuconostoc mesenteroides, dan
pengaruh jenis bahan dan suhu yang
Lactobacillus plantarum. Bakteri asam digunakan terhadap hasil fermentasi,
laktat dapat tumbuh pada kondisi mengetahui mikroorganisme apa saja yang
konsentrasi garam yang tinggi sehingga berperan dalam proses fermentasi, dan
dapat menjadi faktor penentu keberhasilan mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
fermentasi pada sawi putih (Nugerahani et proses fermentasi.
al., 2012). 3. METODE PRAKTIKUM

Yoghurt merupakan produk fermentasi 3.1. Materi


susu yang ditambahkan bakteri asam laktat 3.1.1. Alat
(BAL) selama proses fermentasi Alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah timbangan analitik, pisau, pH meter,
berlangsung. Hasil akhir yoghurt dapat
plastik, spatula, wadah plastik, kain,
dilihat dari karakteristiknya yaitu tekstur termometer dan toples kaca steril 750ml.
yang kental dan rasa yang asam yang
diakibatkan adanya Streptococcus 3.1.2. Bahan
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus Bahan yang digunakan adalah 750 gram
mikroorganisme yang dapat sawi putih, garam, susu UHT 2 liter, yogurt
plain, dan air mineral 3 liter.
memfermentasi laktosa menjadi asam
laktat pada susu serta asam laktat yang 3.2. Metode
dapat mendenaturasi protein sehingga 3.2.1. Pembuatan Acar
terjadi penggumpalan yang menyebabkan Pertama, bahan yang telah dikupas, dicuci,
tekstur susu menjadi semi padat dan berasa dan diiris tipis ditimbang sebanyak 100
asam. Pada yoghurt dapat ditemukan gram. Kemudian, bahan dimasukkan ke
bakteri yang menguntungkan seperti dalam toples kaca steril yang telah terisi
larutan garam didalamnya. Toples ditutup
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus rapat dan dilakukan fermentasi selama 4
acidophilus, dan S thermophilus. Bakteri hari pada suhu yang telah ditentukan.
tersebut berfungsi untuk menguraikan gula Aroma, tekstur, warna, dan rasa diamati,
susu menjadi asam laktat sehingga timbul serta pH acar diukur dengan pH meter.
rasa asam pada yoghurt. Keberadaan asam Perlakuan:
laktat juga dapat mengakibatkan Kelompok 1: 450 ml air + 2,5% garam;
suhu dingin. Kelompok 2: 450 ml air +
penurunan pH susu sehingga menjadikan
2,5% garam; suhu ruang. Kelompok 3: 450
kasein tidak stabil dan terjadi koagulasi ml air + 5% garam; suhu dingin.
yang menghasilkan gel pada yoghurt.

2
Kelompok 4: 450 ml air + 5% garam; suhu tertinggi didapati oleh kelompok B2 dan
ruang. Kelompok 5: 450 ml air + 10% B4 dengan keterangan “sangat lunak”,
garam; suhu dingin. Kelompok 6: 450 ml sedangkan tekstur terendah didapati oleh
air + 10% garam; suhu ruang. kelompok B3 dengan keterangan “keras”.
Nilai warna tertinggi didapati oleh
3.2.2. Pembuatan Yogurt kelompok B2 dengan keterangan “sangat
3.2.2.1 Preparasi Susu sebagai bahan keruh”, sedangkan warna terendah didapati
Yogurt oleh kelompok B4 dengan keterangan
Sebanyak 250 ml susu UHT dipanaskan “tidak keruh”. Nilai rasa terdapat kesamaan
dengan menggunakan kompor hingga pada hampir semua kelompok dengan
suhunya kurang lebih 85oC sambil diaduk keterangan “tidak asam”, kecuali pada
dan dipertahankan suhunya hingga 15 kelompok B1 “agak asam”.
menit. Kemudian susu didinginkan hingga
suhu mencapai 45oC. 4.2. Fermentasi Yogurt
Tabel 2. Uji Sensori Pembuatan Yogurt
3.2.2.2 Tahap Fermentasi
(Terlampir)
Sebanyak 15 gram yogurt plain
dimasukkan ke dalam wadah berisi susu
Berdasarkan Tabel 2., pada hari pertama
hasil pasteurisasi. Susu diaduk
penyimpanan, aroma yang ada pada setiap
menggunakan spatula hingga tercampur
kelompok sama-sama tidak asam semua.
rata. Setelah itu, ditutup rapat dan
lalu untuk tekstur tingkatan tertinggi ada
dibungkus dengan menggunakan kain
pada kelompok B1 dan B5 yaitu sangat
bersih. Kemudian dilanjutkan proses
lunak sedangkan untuk tekstur terendah
fermentasi selama 2 hari pada suhu yang
kelompok 3 yaitu sangat keras. Untuk
telah ditentukan (Kelompok 1-3: Suhu
warna dan rasa masing-masing kelompok
Inkubator; Kelompok 4-6: Suhu Ruang).
berada pada tingkatan yang sama, yaitu
Perubahan hasil fermentasi berupa aroma,
putih dan tidak asam.
tekstur, rasa, dan warna diamati.
Setelah dilakukan penyimpanan, terdapat
4. HASIL PENGAMATAN
perubahan di hari ketiga, tingkatan aroma
4.1. Fermentasi Acar pada setiap kelompok sama yaitu agak
masam, lalu untuk tekstur kelompok B4,
Tabel 1. Pembuatan Acar (Terlampir) B5, dan B6 lebih tinggi dibandingkan B1,
B2, dan B3. Untuk warna pada
Berdasarkan Tabel 1., diketahui bahwa masing-masing kelompok sama yaitu putih
pada hari ke-0 pH terendah terdapat pada kekuningan. Untuk rasa kelompok B3,B4,
acar sawi putih kelompok B1 dan B2 B5, dan B6 hasil fermentasi yogurtnya
sebesar 7,13, dan pH tertinggi pada berhasil menghasilkan rasa sedangkan
kelompok B5 dan B6 sebesar 7,54. Pada kelompok B1 dan B2 tidak melakukan uji
hari ke-4 pH terendah didapati oleh sensori rasa karena produk fermentasi
kelompok B2 sebesar 6,01, sedangkan pH ditumbuhi oleh kapang sehingga produk
tertinggi didapati oleh kelompok B3 dianggap gagal dan tidak bisa untuk diuji
sebesar 6,78. Pada hari ke-0 tidak terdapat rasa.
perbedaan pada nilai aroma, tekstur, warna,
dan rasa yakni berturut-turut tidak asam, 5. PEMBAHASAN
sangat keras, tidak keruh, dan tidak asam.
Pada hari ke-4 didapati hasil yang Fermentasi adalah suatu proses terjadinya
bervariasi. Nilai aroma tertinggi didapati pemecahan pada karbohidrat secara
oleh kelompok B2 dengan keterangan anaerobik, asam laktat sebagai bentuk dari
“sangat asam”, sedangkan aroma terendah
metabolit utama serta energi sebagai
didapati oleh kelompok B5 dengan
keterangan “tidak asam”. Nilai tekstur pertumbuhan sel merupakan hasil

3
metabolisme dari fermentasi karbohidrat Hal ini dapat terlihat pada gambar di
dengan bakteri asam laktat. Fermentasi bawah ini :
terbagi menjadi dua yaitu fermentasi non
spontan dan spontan. Fermentasi spontan
yang dilakukan adalah pembuatan sayur
asin dengan metode penggaraman untuk
pengawetan.

Pada praktikum ini menggunakan sawi


putih dalam pembuatan acar, fermentasi
yang akan terjadi yaitu fermentasi asam
laktat. Bakteri asam laktat yang berperan
dalam fermentasi ini merupakan bakteri
yang bersifat homofermentatif, contohnya
seperti Streptococcus faecalis, Gambar 1. Reaksi fermentasi asam laktat (Mozzi et
al., 2015).
Lactobacillus plantarum, dan Pediococcus
cerevisiae. Selain homofermentatif Dalam pembuatan fermentasi non spontan
terdapat juga bakteri yang bersifat ditambahkannya mikroorganisme berupa
heterofermentatif seperti Leuconostoc starter atau ragi sehingga selama proses
mesenteroides atau Lactobacillus brevis. fermentasi nantinya berlangsung
Selama proses fermentasi menggunakan mikroorganisme tersebut berkembangbiak
garam yang dapat digunakan sebagai atau tumbuh aktif merubah bahan pangan
pengekstrak dari sayuran, selain itu garam yang sudah menjadi terermentasi
juga dapat digunakan sebagai penghambat (Hidayanto, 2017).
tumbuhnya bakteri lain yang tidak
diinginkan. Waktu perendaman sawi pada Reaksi fermentasi non spontan yang terjadi
saat proses fermentasi mempengaruhi dalam pembuatan yogurt melibatkan
perubahan jumlah mikroorganisme. penambahan starter bakteri Streptococcus
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus
jalannya proses fermentasi yaitu nutrisi yang terdapat pada yogurt plain. Reaksi
yang terdapat pada bahan, penyebaran yang terjadi selama fermentasi pembuatan
garam yang merata pada wadah, keadaan yogurt yaitu terjadinya pemecahan laktosa
mikroaerofilik, konsentrasi garam, yang merupakan komponen gula pada susu
tersedianya bakteri asam laktat, jumlah menjadi asam laktat oleh BAL. Selain itu,
oksigen, serta suhu yang sesuai, kadar juga terjadi hidrolisis protein yang
garam juga akan mempengaruhi laju meningkatkan metabolisme nitrogen dan
fermentasi yaitu semakin rendah kadar menghasilkan senyawa asetaldehid. Reaksi
garam berarti semakin tinggi laju pembentukan asam laktat tersebut juga
fermentasi (Shobahiya, 2017). memicu penurunan pH pada produk
sehingga didapati aroma yang khas karena
Dalam reaksi fermentasi akan terjadi reaksi asetaldehid dan rasa masam pada yogurt
glikolisis yang menghasilkan asam laktat (Hidayati et al., 2022).
dengan perubahan dari glukosa, serta
terdapat produk samping yaitu CO2 dan Proses fermentasi secara umum
menghasilkan energi (Mozzi et al., 2015). dipengaruhi oleh faktor-faktor utama yaitu

4
suhu, substrat, oksigen, mikroba, dan pH menaikkan tingkat keasaman substrat.
(Azizah, 2012). Proses fermentasi acar Proses peningkatan ini dapat dilihat dengan
berbahan baku sawi putih dipengaruhi oleh adanya penurunan pH substrat (Syainah &
beberapa faktor yaitu pH, mikroba yang Novita, 2014).
bekerja, komposisi substrat, konsentrasi
garam, suhu dan waktu fermentasi, serta Proses berlangsungnya fermentasi sayuran
jumlah oksigen. Hasil fermentasi pada jangka pendek dipengaruhi oleh
sawi putih juga ditentukan oleh perbedaan penambahan konsentrasi garam.
konsentrasi garam serta suhu yang Penambahan garam yang kurang dari 2,5%
digunakan. Penambahan garam pada dari berat sampel bahan berdampak pada
fermentasi sawi putih juga memiliki fungsi terhambatnya fermentasi karena
untuk menghambat kontaminasi yang berkembangnya bakteri pemecah protein
diakibatkan oleh mikroba patogen serta dan bakteri pengurai penyebab kebusukan.
dapat mengurangi larutnya oksigen pada Namun, bila ditambahkan garam dengan
air sehingga mampu menghambat aktivitas konsentrasi yang melebihi 10% berat
bakteri proteolitik. Jumlah garam yang bahan juga mencegah dan memperlambat
digunakan untuk fermentasi juga proses fermentasi karena munculnya
mempengaruhi hasil fermentasi sehingga bakteri halofilik ketika fermentasi
perlu dibatasi yaitu antara 2,5 hingga 10%. berlangsung. Pada fermentasi buah dan
Jika penggunaan konsentrasi garam terlalu sayur-sayuran penambahan konsentrasi
tinggi yaitu diatas 10%, maka garam optimal berkisar antara 2% hingga
mengakibatkan penghambatan proses 3% yang menyebabkan perkembangan
fermentasi serta berefek pada rasa dan bakteri asam laktat mengalami peningkatan
aroma sawi putih menjadi asam, tekstur dan mencegah pertumbuhan mikro
semakin lunak, dan warna yang semakin organisme lain yang tidak diharapkan.
pekat. Sedangkan jika penggunaan Penambahan konsentrasi garam yang
konsentrasi garam terlalu rendah yaitu semakin tinggi dalam jumlah normal (tidak
dibawah 2,5%, maka mengakibatkan melebihi 10%) akan menurunkan
pertumbuhan bakteri proteolitik dan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk
selulolitik, yang mengganggu proses akibat kemampuan garam dalam
fermentasi. Tingginya konsentrasi garam mengeluarkan air dan menyerap nutrien
juga berpengaruh pada penambahan jumlah pada jaringan sayur sehingga kadar air
bakteri asam laktat karena pertumbuhan dalam bahan akan menurun. Selain itu,
bakteri asam laktat semakin optimum semakin tinggi konsentrasi garam akan
sehingga rasa dan aroma hasil fermentasi menyebabkan penurunan jumlah BAL
semakin asam (Azka, 2018). Pada proses dikarenakan metabolisme, fisiologi, dan
pembuatan fermentasi yoghurt, aktivitas enzim terganggu akibat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kehilangan tekanan turgor pada sel bakteri
substrat, pH, waktu berlangsungnya (Anggraeni et al., 2021). Jumlah garam
fermentasi dan inkubasi, serta pH yang yang digunakan pada fermentasi
mempengaruhi pertumbuhan bakteri asam berpengaruh terhadap hasil fermentasi.
laktat. Peningkatan jumlah asam pada Keasaman pada rasa dan aroma pada sayur
yoghurt juga dipengaruhi oleh peningkatan asin dapat meningkat karena adanya
bakteri asam laktat dalam konsentrasi garam yang semakin tinggi,
mengekskresikan asam sehingga dapat selain itu dengan adanya konsentrasi garam

5
yang tinggi dapat menyebabkan tekstur yoghurt sehingga kapang tetap tumbuh dan
semakin lunak serta warna yang semakin berkembang biak pada yoghurt karena
pekat (Azka et al., 2018). kapang mampu hidup pada pH 4-5 dengan
suhu 250-300oC (Emmawati et al., 2020).
Fermentasi spontan pembuatan acar pada
sawi putih dan fermentasi non-spontan Terjadinya kontaminasi pada yogurt karena
pada pembuatan yogurt merupakan proses dalam proses penyimpanan beberapa
fermentasi yang disebabkan oleh bantuan kelompok disimpan dalam suhu ruang
bakteri asam laktat. Pada proses yang dimana suhu tersebut suhu inkubasi
fermentasi, kondisi lingkungan seperti yang rendah sehingga membuat laju
suhu penyimpanan dapat menentukan sintesisnya lambat dan menyebabkan
kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan sineresis dalam serum susu yang
suhu rendah akan memperlambat laju mengakibatkan kualitas yogurt menurun
proses metabolisme mikroorganisme dan kandungan asam laktat yang dihasilkan
sehingga akan semakin menurun pula dalam produk fermentasi tidak
tingkat pertumbuhan yang terjadi terkendalikan. (Hidayanto, 2017)
(Miskiyah et al., 2020). Selain itu,
penyimpanan yang terlalu ekstrim dengan Adanya perbedaan warna, rasa, aroma, pH,
menggunakan temperatur rendah atau dan tekstur hal ini disebabkan karena
dingin selama fermentasi menyebabkan perbedaan ruang penyimpanan dari setiap
fungsi struktur dan membran sel, serta kelompoknya untuk yang disimpan dalam
enzim yang ada pada mikroorganisme suhu ruang dimana suhu inkubasinya
mengalami inaktivasi. Pada suhu rendah rendah mengakibatkan laju sintesis asam
atau pembekuan juga menyebabkan nya menjadi lebih lambat.
terganggunya keseimbangan elektrolit
sehingga kemampuan permeabilitas Pada proses pembuatan acar, rasa yang
selektif menurun diikuti penurunan dihasilkan tidak mengalami perubahan
fluiditas lapisan penyusun membran sel, karena konsentrasi garam yang digunakan
juga terjadi kemungkinan terdenaturasinya terlalu rendah sehingga adanya
DNA bakteri dikarenakan osmotic injury pertumbuhan bakteri proteolitik dan
terhadap protein sel sehingga terjadi bakteri selulolitik proses fermentasi acar
kematian akibat membran sel yang rusak menjadi terganggu. Selain itu, kurangnya
(Cahyanti & Sampurna, 2015). konsentrasi garam juga mengakibatkan
kontaminasi yang diakibatkan oleh
Pembuatan yoghurt pada kelompok B1 dan mikroba patogen (Azka, 2018).
B2 terdapat kegagalan dalam proses
pembuatannya. Bentuk kegagalannya dapat Lalu dalam fermentasi acar terjadinya
dilihat dengan tumbuhnya kapang perbedaan pH pada masing-masing
berwarna hitam pada yoghurt setelah kelompok tidak berbeda jauh dengan
dibiarkan selama 3 hari. Kapang sendiri selisih hanya di sekitar angka 1 disebabkan
tidak terpengaruh dengan kondisi penurun pH pada acar cukup kecil
lingkungan, waktu, dan suhu fermentasi sehingga menyebabkan rasa acar tidak
sehingga dapat terjadi kontaminasi dari berubah menjadi lebih asam dan juga bisa
udara. Pertumbuhan kapang juga disebabkan karena lama waktu fermentasi
dipengaruhi oleh kandungan asam pada yang terlalu singkat atau tidak adanya

6
variasi pada masing-masing kelompok, ● Semakin tinggi kadar garam maka laju
karena waktu juga dapat mempengaruhi dari proses fermentasi semakin rendah,
keberhasilan dalam proses fermentasi. dan sebaliknya.
● Suhu yang rendah dapat menghambat
6. KESIMPULAN pertumbuhan dan proses fermentasi
pada yogurt.
● Fermentasi yang terjadi pada
pembuatan acar dan yogurt disebabkan 7. DAFTAR PUSTAKA
oleh bakteri asam laktat yang memecah
kandungan gula pada bahan menjadi
Afrianto, S. (2019). Karakteristik Kimia dan
asam laktat dengan produk samping Total Bakteri Asam Laktat Serta Tingkat
berupa CO2. Kesukaan Growol dengan Variasi
● Fermentasi non-spontan adalah Varietas Ubi Kayu dan Lama Fermentasi
fermentasi yang terjadi dengan (Doctoral dissertation, Universitas Mercu
penambahan mikroorganisme dalam Buana Yogyakarta).
bentuk starter/ragi. Anggraeni, L., Lubis, N., & Junaedi, E. C.
● Fermentasi spontan adalah fermentasi (2021). Pengaruh Konsentrasi Garam
yang terjadi tanpa penambahan Terhadap Produk Fermentasi
mikroorganisme dalam bentuk Sayuran: Review: Effect of Salt
starter/ragi. Concentration on Fermented
● Mikroorganisme yang berperan dalam Vegetable Products. Jurnal Sains dan
Kesehatan, 3(6), 891-899.
fermentasi acar yaitu Streptococcus
faecalis, Lactobacillus plantarum, dan Azizah, N., Al-Barrii, A. N., & Mulyani, S.
Pediococcus cerevisiae. (2012). Pengaruh lama fermentasi
● Mikroorganisme yang berperan dalam terhadap kadar alkohol, pH, dan
fermentasi yogurt adalah Lactobacillus produksi gas pada proses fermentasi
bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, bioetanol dari whey dengan
substitusi kulit nanas. Jurnal Aplikasi
dan Streptoccous thermophilus.
Teknologi Pangan, 1(3).
● Proses fermentasi acar berbahan baku
sawi putih dipengaruhi oleh beberapa Azka, A. B. F., Santriadi, M. T., & Kholis,
faktor yaitu pH, mikroba yang bekerja, M. N. (2018). Pengaruh konsentrasi
komposisi substrat, konsentrasi garam, garam dan lama fermentasi terhadap
suhu dan waktu fermentasi, serta sifat kimia dan organoleptik kimchi.
Agroindustrial Technology Journal,
jumlah oksigen.
2(1), 91-97.
● Pada proses fermentasi yoghurt,
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Cahyanti, A. N., & Sampurna, A. (2015).
substrat, pH, waktu berlangsungnya TOTAL PROBIOTIK DAN SIFAT
fermentasi dan inkubasi, serta pH yang KIMIAWI FROZEN YOGHURT
berpengaruh pada pertumbuhan bakteri PADA PENYIMPANAN BEKU.
asam laktat. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil
● Konsentrasi garam dan suhu Pertanian, 12(1), 44-54.
berpengaruh terhadap rasa, aroma,
tekstur dan warna pada acar. Emmawati, A., Rizaini, R., & Rahmadi, A.
(2020). Perubahan populasi bakteri
asam laktat, kapang/khamir,
keasaman dan respons sensoris

7
yoghurt durian. Journal of Tropical rapa L) (Doctoral dissertation,
AgriFood, 2(2), 79-89. Fakultas Teknik).

Fatimah, A.S. (2020). Deteksi Residu Syainah, E., & Novita, S. (2014). Kajian
Antibiotik dalam Minuman Susu pembuatan yoghurt dari berbagai
Aneka Rasa Menggunakan Metode jenis susu dan inkubasi yang berbeda
Yogurt Test. Tesis. Fakultas terhadap mutu dan daya terima.
Kedokteran Hewan IPB University, Jurnal Skala Kesehatan, 5(1).
Bogor.

Hidayanto, A. P. (2017). Modul Mata


Kuliah Teknologi Fermentasi.
Program Studi Bioteknologi
Universitas Esa Unggul.

Hidayati, H., Afifi, Z., Triandini, H. R.,


Sari, I. P., Ahda, Y., & Fevria, R.
(2022). Pembuatan Yogurt Sebagai
Minuman Probiotik Untuk Menjaga
Kesehatan Usus. In Prosiding
Seminar Nasional Biologi, 1(2),
1265-1270.

Miskiyah, Juniawati, & Yuanita, L. (2020).


Mutu Starter Kering Yoghurt
Probiotik Di berbagai Suhu Selama
Penyimpanan. Jurnal Penelitian
Pascapanen Pertanian, 17(1), 15 -
23.

Mozzi, F., Raya, R. R., & Vignolo, G. M.


(2015). Biotechnology of Lactic Acid
Bacteria: Novel Applications, Second
Edition. London: John Wiley &
Sons, Ltd.

Nugerahani, I., Suseno, T. I. P., &


Fransisca, I. (2012). Pengaruh
Perbandingan Air Dan Beras Pada
Pembuatan Air Tajin Terhadap Sifat
Fisikokimia Dan Organoleptik Sayur
Asin. Jurnal Teknologi Pangan dan
Gizi, 1(2).

Shobahiya, N. (2017). PENGARUH JENIS


MEDIA FERMENTASI DAN
KONSENTRASI GARAM
TERHADAP KARAKTERISTIK
ASINAN SAWI HIJAU (Brassica

8
8. LAMPIRAN

8.1. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pembuatan Acar

Suhu Konsentrasi
Kel Bahan Hari pH Foto Keterangan
Fermentasi Garam (%)
Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,13
Rasa: +

Sawi
B1 Suhu Dingin 2,5% Aroma: ++
Putih
Tekstur: ++++
Warna: ++
4 6,16 Rasa: ++

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,13 Rasa: +

Sawi
B2 Suhu Ruang 2,5%
Putih Aroma: ++++
Tekstur: +++++
Warna: ++++
4 6,01 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,38 Rasa: +

Sawi
B3 Suhu Dingin 5%
Putih Aroma: ++
Tekstur: ++
Warna: ++
4 6,78 Rasa: +

9
Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,38 Rasa: +

Sawi
B4 Suhu Ruang 5%
Putih Aroma: +++
Tekstur: +++++
Warna: +
4 6,17 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,54 Rasa: +

Sawi
B5 Suhu Dingin 10%
Putih Aroma: +
Tekstur: +++
Warna: ++
4 6,41 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur:+
Warna: +
0 7,54 Rasa: +

Sawi
B6 Suhu Ruang 10%
Putih Aroma: +++
Tekstur: ++++
Warna: +++
4 6,33 Rasa: +

10
Keterangan:
Tekstur: Warna: Aroma: Rasa:
+ : sangat keras + : tidak keruh + : tidak asam + : tidak asam
++ : keras ++ : sedikit keruh ++ : agak asam ++ : agak asam
+++ : agak keras +++ : keruh +++ : asam +++ : asam
++++ : lunak ++++ : sangat keruh ++++ : sangat asam ++++ : sangat asam
+++++ : sangat lunak

11
Tabel 2. Uji Sensori Pembuatan Yogurt
Kelompok Bahan Hari Foto Keterangan
Aroma: +
Tekstur: +++++
Warna: +
0
Rasa: +

Susu UHT + Yogurt


B1 Plain pada suhu Aroma: ++
Inkubator Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: -

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B2 Plain pada suhu
Aroma: ++
Inkubator
Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: -

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B3 Plain pada suhu Aroma: ++
Inkubator Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: +++

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B4 Plain pada suhu
Ruang

12
Aroma: ++
Tekstur: +++
Warna: ++
3
Rasa: +++

Aroma: +
Tekstur: +++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B5 Plain pada suhu
Aroma: ++
Ruang
Tekstur: +++
Warna: ++
3 Rasa: ++

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0 Rasa: +

Susu UHT + Yogurt


B6 Plain pada suhu
Ruang Aroma: ++
Tekstur: +++
Warna: ++
3 Rasa: ++

Keterangan:
Aroma: Rasa :
+ : tidak masam + : tidak asam
++ : agak masam ++ : agak asam
+++ : masam +++ : asam
++++ : sangat masam ++++ : sangat asam

Tekstur: Warna:
+ : sangat keras + : putih
++ : keras ++ : putih kekuningan
+++ : agak keras +++ : kuning
++++ : lunak ++++ : sangat kuning
+++++ : sangat lunak

13
8.2. Hasil Plagscan

14
8.3. Jurnal Acuan (screenshot abstrak dan highlight bagian yang disitasi)

15
8.4. Laporan Sementara
LAPORAN SEMENTARA KLOTER B
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
BAB III FERMENTASI SPONTAN DAN NON SPONTAN

5.1. Pembuatan Acar


Tabel 1. Pembuatan Acar

Suhu Konsentrasi
Kel Bahan Hari pH Foto Keterangan
Fermentasi Garam (%)
Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,13
Rasa: +

Sawi
B1 Suhu Dingin 2,5% Aroma: ++
Putih
Tekstur: ++++
Warna: ++
4 6,16 Rasa: ++

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,13 Rasa: +

Sawi
B2 Suhu Ruang 2,5%
Putih Aroma: ++++
Tekstur: +++++
Warna: ++++
4 6,01 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,38 Rasa: +

Sawi
B3 Suhu Dingin 5%
Putih

16
Aroma: ++
Tekstur: ++
Warna: ++
4 6,78 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,38 Rasa: +

Sawi
B4 Suhu Ruang 5%
Putih Aroma: +++
Tekstur: +++++
Warna: +
4 6,17 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0 7,54 Rasa: +

Sawi
B5 Suhu Dingin 10%
Putih Aroma: +
Tekstur: +++
Warna: ++
4 6,41 Rasa: +

Aroma: +
Tekstur:+
Warna: +
0 7,54 Rasa: +

Sawi
B6 Suhu Ruang 10%
Putih Aroma: +++
Tekstur: ++++
Warna: +++
4 6,33 Rasa: +

17
Keterangan:
Tekstur: Warna: Aroma: Rasa:
+ : sangat keras + : tidak keruh + : tidak asam + : tidak asam
++ : keras ++ : sedikit keruh ++ : agak asam ++ : agak asam
+++ : agak keras +++ : keruh +++ : asam +++ : asam
++++ : lunak ++++ : sangat keruh ++++ : sangat asam ++++ : sangat asam
+++++ : sangat lunak

18
5.2. Pembuatan Yogurt

Tabel 2. Uji Sensori Pembuatan Yogurt


Kelompok Bahan Hari Foto Keterangan
Aroma: +
Tekstur: +++++
Warna: +
0
Rasa: +

Susu UHT + Yogurt


B1 Plain pada suhu Aroma: ++
Inkubator Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: -

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B2 Plain pada suhu
Aroma: ++
Inkubator
Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: -

Aroma: +
Tekstur: +
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B3 Plain pada suhu Aroma: ++
Inkubator Tekstur: ++
Warna: ++
3 Rasa: +++

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B4 Plain pada suhu
Ruang

19
Aroma: ++
Tekstur: +++
Warna: ++
3
Rasa: +++

Aroma: +
Tekstur: +++++
Warna: +
0
Rasa: +
Susu UHT + Yogurt
B5 Plain pada suhu
Aroma: ++
Ruang
Tekstur: +++
Warna: ++
3 Rasa: ++

Aroma: +
Tekstur: ++++
Warna: +
0 Rasa: +

Susu UHT + Yogurt


B6 Plain pada suhu
Ruang Aroma: ++
Tekstur: +++
Warna: ++
3 Rasa: ++

Keterangan:
Aroma: Rasa :
+ : tidak masam + : tidak asam
++ : agak masam ++ : agak asam
+++ : masam +++ : asam
++++ : sangat masam ++++ : sangat asam

Tekstur: Warna:
+ : sangat keras + : putih
++ : keras ++ : putih kekuningan
+++ : agak keras +++ : kuning
++++ : lunak ++++ : sangat kuning
+++++ : sangat lunak

20
Tanggal ACC: 6 Juni 2022
Lapres: 13 Juni 2022

21

Anda mungkin juga menyukai