Dewi Kartika
Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
STRUKTUR
AGRARIA YANG
TIMPANG
Ketimpangan Penguasaan Tanah
Monopoli TANAH OLEH Badan Usaha Besar MELEMAHKAN Penguasaan Tanah Petani KeciL
4
versus
• Korban terdampak
2021 naik drastic:
198.859 KK, dibanding
2020 (135.337 KK)
Dari 52 konflik agraria di sektor pembangunan infrastruktur, 38 kasus berasal dari PSN; Mengalami lonjakan tinggi sebesat
123% dibandingkan tahun 2020. Dari “hanya” 17 kasus, ditahun 2021 menjadi 38 kasus
Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, bandara, kereta api, pariwisata hingga
pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK)
Mempermudah
Memperparah
Liberalisasi pasar tanah perampasan tanah atas
Adopsi azas domein ketimpangan, konflik
dan kemudahan badan nama pengadaan
verklaring dan agraria dan
usaha domestic/asing tanah untuk
menyelewengkan HMN. perampasan tanah
menguasai tanah. pembangunan dan
masyarakat
kepentingan umum
Menimbulkan dualisme,
Bertentangan dengan Lahan subur praktik
overlapped, dan Tidak memiliki cantolan
orientasi ideologi koruptif, kolutif agraria
conflict of interest hukum dalam UU Cipta
kerakyatan dan dan makelar hingga
dengan Kementerian Kerja
reforma agraria mafia tanah
ATR/BPN
APAKAH BETUL BANK TANAH ADALAH
LEMBAGA PENDUKUNG REFORMA AGRARIA?
GULA-GULA RA
DALAM UUCK VIA
BANK TANAH
Penyediaan tanah untuk RA 30% dari tanah yang dikuasai Bank Tanah;
Subyek ditentukan Pemerintah. (Keterbukaan Informasi Publik?);
HAK PENGELOLAAN TANAH (UU Psl 129) ASAL TANAH: tanah bekas hak, kawasan
Alokasi tanah dari Bank Tanah: Kepentingan dan tanah terlantar, tanah pelepasan
Alokasi Hak Pengelolaan:
Umum, Kepentingan Sosial, Kepentingan kawasan hutan, tanah timbul, tanah hasil
Instansi Pusat, Pemda, BUMN/
Pembangunan nasional, Pemerataan reklamasi, tanah bekas tambang, tanah
BUMD, Bank Tanah, Badan
Ekonomi, Konsolidasi Lahan, Reforma Agraria pulau-pulau kecil, tanah terkena
Hukum Negara/Daerah, Badan
(UU Psl 126; Psl 2 PP64) kebijakan perubahan tata ruang, tanah
Hukum yg Ditunjuk Pemerintah
(Dng Perjanjian, UU PSl 138). tanpa hak penguasaan. (Psl 7 PP 64)
Bank Tanah: Operator Revitalisasi Tanah
Partikelir dengan kewenangan yang sangat
luas (powerful)
Badan khusus yang powerful, kewenangan dari
hulu ke hilir; perencanaan, perolehan,
pengadaan, pengelolaan, pemanafaatan dan
“pendistribusian tanah” (ps. 125)
Bank Tanah dalam UUCK PP 64/2021 memerlukan
dukungan landasan hukum lebih lanjut, karena
operasionalisasinya terdesak waktu dan tekanan
politik.
PP 64/202I diterbitkan, diperkuat lagi Perpres
113/2021 pada 30 desember 2021 lalu.
Menetapkan Komite BT terdiri Menteri ATR/BPN,
Menteri Keuangan dan Menteri PUPR.
Penerbitan perpres telah melanggar amar
Putusan MK 91/PUU-XVIII/2021 butir 7, terkait
perintah larangan menerbitkan peraturan
pelaksana baru berkaitan UUCK; menjalankan NEGARA
program yang strategis dan berdampak luas. DALAM
NEGARA
BANK TANAH DITOPANG JUGA OLEH UU
PENGADAAN TANAH DAN HAK
PENGELOLAAN HASIL UUCK
→ Memperluas kategori baru “kepentingan
umum” dalam UU Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Ps.123)
Kawasan Industri Hulu dan Hilir, Minyak dan Gas,
Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri,
Kawasan Pariwisata, Kawasan Ketahanan Pangan
dan Kawasan pengembangan teknologi yang
diprakarsai dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah.
→ Menambahkan ayat baru dalam pasal 19 UU
Pengadaan Tanah
Dalam hal Pihak yang Berhak, pengelola, dan
pengguna Barang Milik Negara/Barang Milik
Daerah tidak menghadiri konsultasi publik setelah
diundang 3 (tiga) kali secara patut, dianggap
menyetujui rencana pembangunan…..
→ Membentuk ketentuan baru tentang
Kemudahan Proyek Strategis Nasional
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya bertanggung jawab dalam
menyediakan lahan dan Perizinan Berusaha bagi
proyek strategis nasional.
POTENSI KONFLIK AGRARIA, MAFIA DAN KORUPSI AGRARIA
YANG KUAT DALAM BANK TANAH
Bank Tanah, konflik agrarian, mafia tanah dan korupsi agraria saling berkelindan
KPK Menerima 841 laporan masalah pertanahan pada 2017-Oktober 2021.
Pengaduan masyarakat ke KPK (Okt. 2021), perhatian pada tingginya mafia tanah.
Modusnya:
1. pemalsuan dokumen (untuk hak),
2. mencari legalitas di pengadilan,
3. penduduk legal/tanpa hak,
4. rekayasa perkara,
5. kolusi dengan oknum aparat untuk mendapatkan legalitas,
6. kejahatan korporasi seperti penggelapan dan penipuan,
7. pemalsuan kuasa pengurusan hak atas tanah, serta
8. hilangnya warkah tanah.
Operasi mafia tanah ini seringkali tidak berhenti pada pemalsuan administrasi,
tetapi terdapat kegiatan lanjutan yang melakukan pengubahan tata ruang hingga
berlangsungnya proyek infrastruktur.
REKOMENDASI SOLUSI
1) Kembali kepada cita-cita UUD 1945 dan UUPA 1960; menjaga
kedaulatan agrarian bangsa dari ancaman liberalisasi pertanahan dan
kapitalisme agraria global.
6) RUU Reforma Agraria sesuai mandat UUPA dan TAP MPR IX/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA