Anda di halaman 1dari 25

ANXIETY DISORDERS &

OBSESIVE-COMPULSIVE RELATED DISORDERS


PSIKOPATOLOGI ANAK DAN REMAJA
KELOMPOK 6
MAGHFIRA RESTI
01. RAMADHANTI 02. YULIANI
1810321008 1810321013

YUNI DWI
03. RAHMA 04. KHAIRUNNISA
1810321016 1810321028
ANXIETY DISORDERS
Gangguan kecemasan yaitu kekhawatiran tentang peristiwa
saat ini atau masa depan yang melibatkan beberapa pola
respons umum, termasuk gejala perilaku (melarikan diri
dan penghindaran), kognitif (penilaian diri negatif), dan
fisiologis (peningkatan denyut jantung, pernafasam
cepat, tremor, dan ketegangan otot).
ANXIETY DISORDERS FROM A DEVELOPMENTAL PERSPECTIVE
The Major DSM-5 Categories of Anxiety Disorders
Separation Anxiety Disorder (SAD) Kekhawatiran berlebihan tentang perpisahan dengan pengasuh atau rumah
yang signifikan, berlangsung setidaknya 4 minggu, dan menyebabkan
penderitaan dan gangguan yang signifikan
Selective Mutism Kegagalan untuk berbicara dalam situasi tertentu, tidak dikaitkan dengan
kesulitan bahasa, ditandai dengan kecemasan sosial yang tinggi

Specific Phobia Kecemasan dan ketakutan spesifik yang ditimbulkan oleh suatu objek atau
situasi, menghasilkan perilaku menghindar
Social Anxiety Disorder (Social Phobia) Takut/kecemasan mengenai situasi tertentu yang melibatkan ekspektasi
sosial atau kinerja
Panic Attack Timbulnya perasaan teror, ketakutan yang intens, atau ketakutan tiba-tiba
disertai gejala fisik (sesak napas, jantung berdebar-debar tidak nyaman) dan
distorsi kognitif (ingin melarikan diri dan takut gila)

Panic Disorder Takut terkena serangan panic


Agoraphobia Takut pada situasi atau tempat yang menimbulkan kepanikan menyerang
Generalized Anxiety Disorder (GAD) Kekhawatiran dan kecemasan yang meluas dan berlebihan, misalnya “free-
floating anxiety”
SEPARATION ANXIETY DISORDER

A. Clinical Description and Associated Features


Anak-anak dengan SAD mengalami perasaan tertekan yang intens yang secara
perkembangannya tidak sesuai, berlangsung setidaknya selama empat minggu. Terjadinya
SAD sebelum usia 6 tahun dianggap hal yang dini. Anak-anak dengan SAD mungkin merasa
tidak nyaman ketika diminta untuk meninggalkan wilayah yang sudah dikenalnya

B. Prevalence and Course


Meskipun tingkat prevalensi SAD relatif rendah pada populasi umum (sekitar 4%), namun
dapat meningkat mencapai 10% pada populasi klinis. Gangguan kecemasan perpisahan
(SAD) lebih sering terjadi pada wanita daripada pria dan sering disertai dengan GAD,
depresi, dan keluhan somatic. Gejala SAD cenderung muncul kembali dalam kondisi stress.

C. Etiology
1. Peran faktor biologis, genetic, dan temperamen
2. Pengasuhan dan pemodelan perilaku
SEPARATION ANXIETY DISORDER

D. Assessment and Treatment/Interventions


Intervensi Perilaku Kognitif
Penggunaan intervensi kognitif-perilaku dapat berhasil dalam mengobati SAD. Program
Coping Cat (Kendall, 2000) telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk mengurangi
kecemasan pada anak-anak dalam uji klinis acak dari pelatihan kognitif-perilaku individu
dan baru-baru ini dalam pelatihan kelompok. Program ini berfokus pada pengembangan
dan praktik keterampilan mengatasi.
SELECTIVE MUTISM

A. Clinical Description and Associated Features


Anak yang mengalami Selective Mutism menunjukkan keenganan untuk mengungkapkan
secara verbal pada situasi tertentu, berlangsung stidaknya satu bulan. Anak yang
mengalami selective mutism ini ia tidak mampu untuk berbicara pada situasi tertententu.
Smyth (2012) mengemukakan bahwa selective mutism (SM) adalah gangguan kecemasan
pada anak yang ditandai anak bisu dalam lingkungan tertentu tapi mampu berbahasa
dengan santai di rumahnya.

B. Prevalence and Course


Menurut DSM (APA, 2013), sedikit pengetahuan terkait tingkat prevelensi Selective Mutism
yang dikarenakan gangguan ini belum diteliti secara luas. Tingkat prevelensinya
diperkirakan antara 0,03% dan 1%, dari kasus klinis.

C. Etiology
Kemungkinan besar gangguan ini muncul ketika sekolah formal dimulai (sekitar usia 5
tahun) tetapi mungkin saja tidak muncul ketika seorang anak belajar dirumah.
SELECTIVE MUTISM

Anak-anak yang rentan terhadap afektif negative atau penghambatan perilaku dapat
meningkatkan gangguan tersebut, serta indicator kecemasan sosial, isolasi sosial atau
Riwayat orang tua yang pemalu (APA, 2013).

D. Assessment and Treatment/Intervention


Karena tingkat prevalensi rendah untuk selective mutism , Sebagian besar penelitian
mengenai pengobatan melibatkan studi kasus individu. Widyastuti (2020) menemukan
bahwa Intervensi menggunakan teknik behavioral mampu meningkatkan perilaku
bergabung dengan teman dan berbicara pada subjek. Kedua keterampilan sosial ini
merupakan kemampuan yang belum berkembang pada anak selective mutism.
PHOBIAS AND FEARS

A. Clinical Description and Associated Features


Anak-anak dapat menunjukkan berbagai ketakutan berdasarkan sifat dari berbagai jenis
kekhawatiran atau stresor yang terjadi pada tahap perkembangan yang berbeda. Fobia
spesifik adalah ketakutan yang terus-menerus dan signifikan terhadap suatu objek atau
tempat yang tidak memiliki dasar yang masuk akal (APA, 2013).

The Developmental Nature of Children’s Common Fears


Developmental Age Common Fears (Ketakutan Umum)
Toddler Stage Preschool Orang Asing, aktivitas toilet, makluk imajiner, monster,
kegelapan, hewan-hewan kecil
Elementary school Kegelapan, kilat dan Guntur dan ancaman terhadap
keamanan pribadi
Middle school Kesehatan (Perawatan Gigi), dikirim ke kepala sekolah
Adolescence Penyakit fisik, prosedur medis, berbicara didepan
umum, masalah seksual, dll
PHOBIAS AND FEARS
B. Prevalence and Course
Sekitar 15% dari anak-anak yang dirujuk untuk kecemasan memiliki fobia spesifik, anak
perempuan dilaporkan menjadi lebih takut secara keseluruhan daripada anak laki-laki
(Silverman & Nelles, 2001). Sementara tingkat prevalensi fobia pada masa remaja adalah
sekitar 16% (13 hingga 16 tahun), untuk anak kecil angkanya sekitar 5% (APA, 2013).

C. Etiology
1. The role of behavioural factors and conditioning
Etiologi fobia spesifik paling sering dikaitkan dengan pengalaman pengkondisian individu.
Misalnya, penerbangan yang sangat bergejolak dapat mengakibatkan ketakutan terbang di
masa depan.
2. Parenting and Attachment Theory
Penelitian menemukan pengaruh kelekatan pada perkembangan kecemasan pada anak-
anak.
3. Biological and genetic components
Etiologi fobia spesifik dapat dipahami dalam beberapa jalur, termasuk temperamen,
karakteristik keluarga, dan paparan pengalaman pengkondisian.
PHOBIAS AND FEARS

D. Assessment and Treatment/Interventions


Pemodelan peserta dan latihan yang diperkuat telah diakui sebagai: dua perawatan yang
didukung secara empiris untuk fobia pada anak-anak (Ollendick & King, 1998). Model dapat
ditayangkan langsung atau dilihat dalam sesi rekaman video dan dapat dipilih dari berbagai
sumber, termasuk orang dewasa atau teman sebaya.
Beberapa teknik juga dapat digunakan untuk mengembangkan program berdasarkan
metode desensitisasi sistematis yang awalnya dikembangkan oleh Wolpe (1958).
SOCIAL ANXIETY DISORDER (SOCIAL PHOBIA)

A. Clinical Description and Associated Features


Kecemasan sosial merupakan ketakutan yang meluas akibat rasa malu atau penghinaan
dan mengarah kepada penghindaran atau menarik diri pada situasi sosial. Ketakutan
berpusat pada kemampuan orang lain untuk mendeteksi getaran gugup, wajah memerah,
atau masalah pernapasan.

B. Prevalence and Course


Prevalensi seumur hidup untuk gangguan kecemasan sosial diperkirakan antara 3% dan
13%. Namun, tingkat prevalensi untuk anak-anak diperkirakan serendah 1% sampai 2%.
1. Social Anexiety and Younger Children
2. Social Anxiety and Adolescence
SOCIAL ANXIETY DISORDER (SOCIAL PHOBIA)
C. Etiology
kecemasan pada umumnya, dan kecemasan sosial pada khususnya, pada anakanak yang
memiliki temperamen BI (penghambatan perilaku) komunikasi orang tua, keterikatan, dan
gaya pengasuhan semua telah terlibat dalam pengembangan ketakutan dan reaksi fobia
pada anak-anak. Secara genetik, ada peningkatan risiko gangguan kecemasan sosial pada
seseorang yang memiliki riwayat keluarga gangguan tersebut.

D. Assessment and Treatment/Interventions


Intervensi keterampilan sosial telah dikembangkan secara khusus untuk mengatasi
kekhawatiran anak-anak dengan gangguan kecemasan sosial (Francis & Ollendick, 1988;
LeCroy, 1994) dengan berfokus pada kesadaran keterampilan, kesadaran situasional,
praktik dan permainan peran, dan akhirnya aplikasi in vivo menggunakan teknik pemodelan
peserta.
PANIC ATTACKS AND PANIC DISORDER
A. Clinical Description and Associated Features
1. Panic Attacks
Serangan panik disebabkan dari rasa takut yang berlebihan dan tak terhindarkan yang
menembus pikiran, perasaan, dan sensasi individu. Serangan tiba tiba dan akut,
berlangsung sekitar 10 menit. Gejalanya dapat terdiri dari gejala 15 somatic (berkeringat,
gemetar, sesak napas, perasaan tercekik atau sekarat, nyeri dada, pusing), serangan ini
sering disalahartikan sebagai serangan jantung pada orang dewasa.

2. Panic Disorder
Jika individu mengalami serangan panik berulang dan rasa takut mengalami serangan
panik, maka diagnosis gangguan panik mungkin tepat. DSM-5 mencatat bahwa setelah
beberapa bulan serangan panik terjadi, individu dianggap telah memiliki gangguan panik
jika: 1. Ada rasa takut yang terus-menerus yang menyebabkan mengalami serangan
panik(takut kehilangan kendali, atau menjadi gila). 2. Serangan tersebut menghasilkan
perubahan perilaku yang signifikan akibat dari upaya untuk menghindari serangan panik
lainnya.
PANIC ATTACKS AND PANIC DISORDER
B. Prevalance and Course
Menurut DSM (APA, 2013), pengetahuan terkait tingkat prevelensi Selective gangguan panik
dalam sampel komunitas bisa setinggi 3,5%, antara remaja akhir dan awal tiga puluhan.
Usia sedang adalah sekitar 20 sampai 24 tahun (APA, 2013). Wanita dua kali lebih mungkin
dibandingkan pria untuk memiliki gangguan panik.

C. Etiology
Fungsi Biologis, Genetik, dan Neurotransmitter individu yang mengalami serangan panik
sebelum usia 20 tahun memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar memiliki keluarga yang
juga mengalami gangguan panik.

D. Assessment and Treatment/Interventions


1. Pengobatan Farmakologi : Obat antidepresan (sebagian besar bekerja untuk
mengembalikan kadar norepinefrin yang sesuai) dapat berhasil dalam mengurangi
serangan panik.
2. Cognitive Behavioral Treatment
AGORAPHOBIA

A. Clinical Description and Associated Feature


Agoraphobia, yang berasal dari bahasa Yunani sebagai " fear of the marketplace," adalah
ketakutan dan kecemasan yang intens terkait dengan dua atau lebih situasi yang mungkin
(seperti penggunaan transportasi umum , ruang terbuka (jembatan, tempat parkir), tertutup
ruang (elevator, bioskop), berdiri dalam antrean, berada di luar rumah, sendirian).

B. Prevalence and Course


Pada wanita biasanya dua kali lebih mungkin dibandingkan pria untuk didiagnosis
mengalami agorafobia, dengan sekitar 1,7% dari populasi menerima diagnosis setiap tahun.

C. Etiology
1. The role of biological, genetic, and temperament factors
Dari semua fobia, agorafobia memiliki faktor genetik kerentanan tertinggi terhadap fobia
sekitar 61% dari yang lainnya (APA, 2013).
AGORAPHOBIA

2. Parenting and Behavioral Modeling


Agorafobia di masa kanak-kanak banyak dikaitkan dengan peristiwa kehidupan yang negatif
(seperti kehilangan orang tua karena perpisahan atau kematian) atau situasi stres lainnya
(penculikan, penjambretan).

D. Assessment and Treatment/Interventions


Perawatan untuk agorafobia sama seperti mengobati fobia lain, seperti penggunaan
systematic desensitization, participant modeling, dan reinforced practice. Individu harus
meninjau metode pengobatan untuk fobia tertentu.
GENERAL ANXIETY DISORDER

A. Clinical Description and Associated Feature


Berbeda dengan fobia dan separations anxiety disorder, anak-anak yang mengalami GAD
tidak memiliki kekhawatiran khusus pada mereka; sebaliknya, anak-anak ini
memberitahukan kekhawatiran yang meluas tentang masalah keluarga, teman, sekolah,
kesehatan, dan kinerja. Kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan ditambah dengan
ketidakmampuan untuk mengendalikan kekhawatiran adalah ciri utama GAD.

B. Prevalence and Course


Antara 2% dan 5% dari populasi yang didiagnosis dengan GAD dalam kehidupan mereka.
Gangguan GAD bisa muncul lebih awal (8 sampai 10 tahun), dengan sekitar sepertiga diikuti
dengan gangguan kecemasan atau depresi lainnya. Strauss dkk (1988) menemukan bahwa
70% anak kecil memiliki komorbiditas GAD dan SAD, sedangkan remaja dengan GAD sering
mengalami depresi (47%) atau fobia spesifik (41%).
GENERAL ANXIETY DISORDER

C. Etiology
1. The role of biological, genetic, dan temperament factors
Studi menunjukkan bahwa sebanyak 30% sampai 40% dari gangguan kecemasan dapat
disebabkan oleh faktor genetik (Eley, 1999).
2. Information processing and cognitive biases for emotional information
Menurut teori kognitif, individu yang cemas mengantisipasi dan menafsirkan peristiwa
dengan cara yang negatif.
3. Parenting and behavioural modelling
Studi menunjukkan bahwa orang tua yang cemas sebenarnya dapat meningkatkan
kecenderungan anak-anak mereka untuk terlibat dalam perilaku cemas (Barrett et al., 1996).

D. Assessment and Treatment/Interventions


Program Coping Cat yang telah berhasil pada anak-anak yang mengalami SAD juga telah
membantu anak-anak dengan GAD.
GENERAL ANXIETY DISORDER

1. The assessment of childhood anxiety disorders


Ketika menilai anak-anak untuk gangguan kecemasan, berdasarkan tinjauan skor kappa
mereka, penulis merekomendasikan menggunakan Wawancara Gangguan Kecemasan
untuk DSM-IV: Versi Anak dan Orang Tua. Silverman dan Saavedra (2004)
merekomendasikan tiga instrumen untuk digunakan dalam praktik berbasis bukti: Skala
Kecemasan Manifest Anak yang Direvisi (RCMAS), Inventarisasi Kecemasan Sifat-Negara
untuk Anak-anak (STAIC), dan Jadwal Survei Ketakutan untuk Anak-Anak —Revisi (FSSC-R).

2. Treatments and Interventions


Ollendick dan King (1998) menyarankan participant modeling dan reinforced practice
sebagai dua metode pengobatan yang tepat. Participant modeling sebagai intervensi
pengobatan didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran observasional (Bandura, 1977).
OBSESSIVE-COMPULSIVE
AND RELATED DISORDERS
OBSESSIVE-COMPULSIVE AND RELATED DISORDERS

A. Deskripsi Klinis dan Fitur Terkait


Berdasarkan DSM-5, OCD tidak tergolong pada gangguan kecemasan lagi melainkan
memiliki bagian tersendiri. Gangguan terkait OCD dalam DSM-5 diantaranya gangguan
dismorfik tubuh, dan perilau berulang yang berfokus pada tubuh. Semua gangguan yang
termasuk pada gangguan ini memiliki ciri pikiran yang obsesif dan berulang (kompulsif).

B. Prevalensi OCD
Tingkat prevalensi untuk OCD diperkirakan sekitar 1% dari populasi dengan sedikit lebih
banyak perempuan daripada laki-laki yang memenuhi kriteria. Meskipun laki-laki dengan
gangguan cenderung memiliki onset lebih awal di masa kanak-kanak (APA, 2013).
Sedangkan tingkat prevalensi untuk gangguan dismorfik tubuh sekitar 2%, dengan sedikit
perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
OBSESSIVE-COMPULSIVE AND RELATED DISORDERS

C. Etiologi
Dari perspektif genetik, individu dengan riwayat keluarga gangguan Tourette berada pada
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami OCD pada masa kanak-kanak, terutama untuk laki-
laki. Dari perspektif neurologis, OCD telah dikaitkan dengan rendahnya tingkat serotonin,
serta orbital wilayah korteks frontal, termasuk kerusakan (overaktivitas) dari berekor inti
(Saxena dalam Wilmshurst et al., (2015).

D. Intervensi
Beberapa skala pra-DSM-5 untuk gangguan kecemasan memiliki pertanyaan terkait
terhadap perilaku OCD. Satu skala khusus, Children’s Yale Brown Obsessive Compulsive
Scale.
1. Manajemen Medis
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) telah efektif dalam pengobatan OCD pada
anak-anak dan remaja (McClellan dalam Wilmshurst et al., (2015).
OBSESSIVE-COMPULSIVE AND RELATED DISORDERS

2. Metode Perilaku dan Koginitif-Perilaku


Exposure and Response Prevention (ERP) adalah teknik klasik yang dikembangkan oleh
Rachman (dalam Wilmshurst et al., 2015) menggunakan paradigma paparan situasi yang
memicu kecemasan (mis., Kontaminasi), sementara menghalangi respons (mis.,
Membersihkan).

Metode kognitif dan perilaku, seperti family-based cognitive behavioral treatment (CBFT)
dalam program yang dikenal sebagai Focus Program (Freedom from Obsessons and
Compulsions Using Special tools) mengikutsertakan anggota keluarga dalam program
tersebut.
THANKS!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai