Anda di halaman 1dari 8

Hasil Observasi Manajemen Sekolah

2. Non Akademik

a. Manajemen Sekolah

1) Manajemen Kesiswaan

Kebutuhan peserta didik yang menjadi prioritas sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang
terstruktur, yakni kebutuhan material seperti sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan
pembelajaran. Kemudian, ada juga kebutuhan non material seperti rasa aman dan nyaman
ketika berada di sekolah.

Satuan Pendidikan merencanakan kebutuhan siswa dan memenuhi kebutuhan peserta didik
sesuai dengan anggaran dari pemerintah dengan harapan mendapatkan kondisi yang standard.
Kegiatan perencanaan ini dilakukan dengan cara menyediakan peralatan yang dibutuhkan
peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu satuan pendidikan juga
menghadirkan narasumber dan tenaga pendamping dalam pengembangan bakat siswa.

Kebutuhan siswa ini berpengaruh pada pencapaian visi dan misi satuan pendidikan. Satuan
pendidikan menganalisis indikator kebutuhan dengan cara melihat ketercapaian hasil dengan
rencana kegiatan, apakah pembiayaan yang sudah disiapkan sudah berpengaruh dalam capaian
prestasi atau belum. Selain itu dukungan orang tua juga penting dalam peran tercukupinya
kebutuhan siswa.

Dalam setiap tujuan akan tertulis untuk meningkatkan hasil atau kompetensi. Perencanaan yang
dibuat sudah menyatu dengan rencana kerja sekolah sehingga kebutuhan siswa material dan
non material dapat tercapai.

2) Manajemen Kurikulum

a) Pengelolaan Pembelajaran oleh Satuan Pendidikan

Pengelolaan kurikulum pembelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan disetiap awal tahun
ajaran baru. Pengelolaan pembelajaran tersebut tertuang dalam E-KTSP dan E-KOSP. Untuk
kelas XI dan XII tertuang pada E-KTSP, sedangkan untuk kelas X tertuang pada E-KOSP.
Satuan pendidikan mengolah dan mengelola program kurikulum berdasarkan input yang
sudah disusun dalam E-KOSP dan E-KTSP, yang meliputi penjabaran dan ketercapaian visi
misi, kegiatan intrakurikuler, ektrakurikuler, penilaian, kenaikan kelas, dan kelulusan.
Semua proses satu tahun pelajaran pengelolaanya sudah terangkum dalam E-KTSP dan E-
KOSP. E-KTSP dan E-KOSP harus diverifikasi pengawas kemudian dikirim di provinsi.
Kemudian diverifikasi lagi apakah lolos atau tidak, kalau tidak sesuai harus direvisi lagi oleh
pihak satuan pendidikan.
b) Proses Perencanaan dan Desain Kurikulum

Perencanaan dan desain kurikulum sudah tertuang dalam E-KTSP dan E-KOSP yang disusun
saat awal tahun pelajaran baru. Administrasi guru beserta mata pelajaran sudah ada dalam
E-KTSP dan E-KOSP. Perangkat administrasi Kurikulum 2013 mulai dari silabus, program
tahunan, program semester, analisis alokas waktu, fromat penentuan kriteria ketuntasan
(KKM), dan RPP semua sudah tertuang E-KTSP. Untuk Kurikulum Merdeka, mulai dari CP,
ATP, TP, sampai modul ajar semua ada di lampiran E-KOSP.

c) Monitoring terhadap Pelaksanaan Kurikulum

Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh SMA N 4 Surakarta berupa monitoring temporer
dan monitoring berkala. Monitoring berkala dilakukan dengan penilaian kurikulum yang
terdapat kaitan erat dengan bagaimana tenaga pendidik mempunyai rangkuman proses
pembelajaran peserta didik. Monitoring berkala ini dilakukan untuk menilai tupoksi guru
selama mengajar. Selain itu, monitoring ini juga dilakukan melalui kegiatan sumatif yang
dilakukan setiap akhir semester dimana rekap dari penilaian itu sekolah menilai dan
menganalisis ketercapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan sumatif ini nantinya akan
dilaporkan ke orangtua dalam bentuk laporan hasil belajar peserta didik atau raport.

Sementara itu, untuk SDM guru sendiri dilakukan juga kegiatan supervisi. Kegiatan ini juga
dilakukan disetiap semester. Selain itu, terdapat juga penilaian guru terkait dengan
pengumpulan angka kredit guru-guru ASN. Jadi ada rutinitas evaluasi dari kinerja tupoksi
guru sendiri terhadap siswa, ada juga kegiatan supervisi terhadap kinerja guru yang
dilakukan oleh satuan pendidikan. Untuk supervisi berkala ada supervisi formatif/sebelum
proses pembelajaran yang terkait dengan administrasi guru, kemudian supervisi sumatif
setiap semester terkait penilaian kinerja guru.

Kegiatan monitoring temporer dilakukan oleh satuan pendidikan dengan menyesuaian


situasi dan kondisi. Seperti dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), karena
merupakan hal yang baru, maka monitoring menyesuaikan kondisi di lapangan. Kalau
memang dirasa untuk dilakukan evaluasi maka satuan pendidikan akan melakukan kegiatan
evaluasi.

d) Penggunaan Data dalam Refleksi Kurikulum

Penggunaan data dalam feleksi kurikulum dilakukan secara terus menerus. Penggunaan data
tersebut, satuan pendidikan tidak hanya dilakukan oleh pihak internalsauan pendidikan saja,
melainkan satuan pendidikan juga harus melaporkan ke cabang Dinas Pendidikan, dari
cabang Dinas Pendidikan, satuan pendidikan harus melaporkan ke Tingkat Provinsi.
Termasuk untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), satuan pendidikan mempunyai
sebuah platform yang bernama PMM (Platform Merdeka Mengajar), jadi kegiatan satuan
pendidikan akan dipantau dari Kementerian Pendidikan melalui platform tersebut.
Kementerian pendidikan mempunyai akun belajar.id dimana semua guru harus mempunyai
akun tersebut. Dengan adanya platform dan akun tersebut, besar harapannya bisa
menunjang proses pembelajaran menjadi semakin baik. Selain itu, platform tersebut bisa
digunakan untuk meningkatkan keprofesonalitasan guru.

3) Manajemen Sumber Daya Manusia

a) Proses Penerimaan guru dalam Satuan Pendidikan

Proses penerimaan guru di SMA N 4 Surakarta tidak bisa dilakukan meskipun satuan
pendidikan kekurangan tenaga pendidik. Hal tersebut karena berkaitan dengan penggunaan
anggaran dan menurut ketentuan bahwa untuk sekolah negeri tidak boleh menerima
sumbangan dari masyarakat, sehingga untuk peserta didik bebas biaya sekolah.

Walaupun menurut ketentuan sekolah negeri tidak boleh mengangkat Guru Tudak Tetap
(GTT), namun khusus untuk daerah Provinsi Jawa Tengah, pengangkatan GTT bisa dilakukan
dengan biaya operasional pendidikan akan dibebankan pada Tingkat Provinsi dengan alokasi
dana dari Bantuan Operasional Pendidikan (BOP).

Guru Tidak Tetap (GTT) ketika memenuhi persyaratan kualifikasi akan di danai oleh provinsi,
namun ada syarat yang harus dipenuhi seperti sudah masuk dapodik dan sudah memiliki
NUPTK. Untuk mengatasi apabila di lapangan kekurangan guru, penerimaan guru tamu di
sekolah yang akan dilakukan dengan alokasi dana sebagain dari Bantuan Operasional
Pendidikan (BOP). Sedangkan untuk ASN ada sistem mutasi dimana ketika tidak punya
anggaran untuk sistem penggajian, sekolah mengajukan R10 dari suatu pimpinan sehingga
tenaga pendidik satuan pendidikan dapat mutasi. Namun apabila pengajuan R10 ditolak
sedangkan di satuan pendidikan sangat membutuhkan guru sudah maka GTT yang akan
mengisi posisikosong tersebut apabila GTT tersebut juga sudah memenuhi persyaratan
khusus dari provinsi

b) Kegiatan Khusus untuk Membekali Guru yang Mengajar

Terdapat kegiatan khusus untuk membekali guru yang mengajar. Guru ketika sudah masuk
didalam satuan pendidikan akan secara otomatis menjadi anggota MGMP. MGMP
merupakan suatu forum atau wadah yang memfasilitasi berkumpulnya guru mata pelajaran
yang sama untuk mengembangkan profesionalias kerja. Bentuk dari MGPM ini seperti
memberikan bimbingan dari administrasi pembelajaran sampai proses dan penilaian.
Pembekalan berupa tes tertulis, microteaching dan wawancara untuk meningkatkan kinerja
juga dilakukan karena hal ini berkaitan dengan kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik
dan keprofesionalitasan sebagai guru.

c) Kegiatan Pengembangan Profesional Guru

Kegiatan khusus untuk pengembangan keprofesionalan guru berupa In House Training (IHT)
yang dilaksanakan pada awal tahun ajaran, IHT awal semester genap, adapula IHT yang
sifatnya insidental harus dilakukan seperti PMM yang kegiatannya dipantau langsung oleh
pimpinan, sosialisasi kurikulum merdeka, penyusunan modul, IHT Pengelolaan raport.
Pelaksanaan IHT ini selalu menghadirkan narasumber dari luar yang berkompeten.

4) Manajemen Sarana dan Prasarana

a) Perencanaan Sarana dan Prasarana

Data perencanaan didasarkan pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 mengenai Sarana
Prasarana dimana sekolah harus memiliki sarana-sarana pendukung, serta didasarkan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan sarana prasarana meliputi:

 Tanah (Tanah SMA Negeri 4 Surakarta memiliki luas 11.700 m2)


 Bangunan
 Ruangan (ruang kelas, ruang guru, ruang laboratorium, ruang olahraga, ruang
perpustakaan, ruang administrasi, dan lain-lain)
 Alat dan bahan
Kemudian untuk pengaadaan sarana prasarana setiap tahunnya dasarnya adalah RAKS
(Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah). Terdapat 2 jenis agenda untuk pengadaan yaitu:

 Pengadaan
Artinya merencanakan analisis kebutuhan dari yang belum ada menjadi ada.
 Pemeliharaan
Contohnya untuk perbaikan bangunan yang rusak, kemudian pemeliharaan jangka
panjang seperti pemeliharaan buku sekolah. Terdapat pemeliharaan reguler dan
pemeliharaan secara kondisional. Pemeliharaan yang bersifat regular seperti perawatan
LCD proyektor yang dilakukan setiap 6 bulan sekali, kemudian perawatan AC yang
dilakukan setiap 3 bulan sekali, serta perawatan komputer. Kemudian, pemeliharaan
secara kondisional yaitu perbaikan dan pemeliharaan sarana prasarana yang rusak
secara mendadak.
Kemudian untuk sumber anggaran sarana prasarana sekolah diperoleh melalui Dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah) yang bersumber dari APBN dari pemerintah dan Dana BOP
yang bersumber dari APBD Provinsi.

b) Keefektifan Penggunaan Sarana dan Prasarana

Keefektifan penggunaan sarana dan prasarana telah digunakan secara efektif dimana semua
sarana dan prasarana sudah digunakan secara maksimal. Namun masih ada yang kurang
yaitu untuk Laboratorium Bahasa yang masih dirancang berbarengan dengan Laboratorium
Komputer.
c) Pemanfaatan Sarana dan Prasarana di Sekitar Sekolah
Sarana dan prasarana di sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembelajaran antara lain laboratorium alam, lingkungan di luar untuk olahraga seperti
stadion dan lapangan olahraga, kemudian sumber pembelajaran ekonomi seperti koperasi,
dan masjid untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
5) Manajemen Anggaran

SMA Negeri 4 Surakarta memiliki sistem dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor
anggaran dan penggunaannya. Dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana
berasal dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan BOP (Bantuan Operasional
Pendidikan). Sekolah sudah memiliki sumber keuangan yang berasal dari pemerintah, karena itu
sekolah tidak boleh mengambil atau mencari dana dari masyarakat atau orangtua murid.
Sedangkan untuk bantuan penggajian guru menggunakan TPP (Tambahan Perbaikan
Penghasilan).

Proses pengelolaan keuangan di SMA Negeri 4 Surakarta sesuai dengan pos-pos yang sudah
direncanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Penggunaan dana dari BOS ini disusun dalam
RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah). Penggunaan dana BOS dialokasikan untuk
kegiatan yang menunjang pelaksanaan pembelajaran (kurikulum, humas, sarana prasarana,
peningkatan SDM, kegiatan anak).

Proses perencanaan RKAS di SMA Negeri 4 Surakarta yaitu mengadakan rapat membahas RKAS
dengan kepala sekolah sebagai penanggung jawab, lalu bendahara sekolah, komite sekolah dan
beberapa wali murid atau masyarakat sekitar sekolah yang tergabung dalam komite sekolah.
Terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Penggunaan anggaran BOS dipantau dari cabang Dinas Pendidikan Surakarta. Proses
penanggung jawaban keuangan di sekolah, yaitu pengeluaran uang dilaporkan setiap 3 bulan
sekali atau per triwulan kemudian dikelola sesuai dengan pos-pos yang sudah ditentukan oleh
Dinas Pendidikan. Bentuk pelaporan tersebut transparan dan akurat yang dapat dibuktikan
dengan berbagai kuitansi yang mendukung setiap transaksi yang dilakukan. Penanggung
jawaban RKAS ini dipantau secara berkala oleh cabang Dinas Pendidikan yang kemudian
dilaporkan ke Provinsi.

6) Manajemen Sistem Informasi

Penggunaan data dilakukan secara terus menerus. Dan penggunaan data tersebut Satuan
Pendidikan tidak hanya dilakukan oleh internalsatuan pendidikan namun juga harus melaporkan
ke cabang Dinas Pendidikan, kemudian dari cabang Dinas Pendidikan, satuan pendidikan harus
melaporkan ke provinsi. Termasuk untuk IKM, satuan pendidikan ada platform PMM (Platform
Merdeka Mengajar) jadi satuan pendidikan akan dipantau dari Kementerian Pendidikan melalui
platform tersebut. Kementerian pendidikan mempunyai akun belajar.id dimana semua guru
harus mempunyai akun tersebut, harapannya akun tersebut bisa menunjang proses
pembelajaran.

Data yang dikumpulkan dalam mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah data yang
berasal dari PPDB, yaitu data peserta didik jalur prestasi, zonasi, inklusi, dan atlet. Data-data
tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk pemetaan profil peserta didik. Pengelolaan
informasi telah dilaksanakan dengan baik dimana data tersebut diarsipkan dalam bentuk fisik di
ruang tata usaha dan diarsipakan dalam bentuk softfile oleh operator sekolah. Selain diarsipkan
di internal sekolah, semua data peserta didik juga akan diunggah dalam sistem dapodik.

7) Manajemen Ketatalaksanaan

Sistem administrasi di SMA Negeri 4 Surakarta semua lengkap, fasilitas ATK, print, semua sudah
lengkap.

a) Tugas TU pada kegiatan harian membuatkan surat keterangan guru, daftar hadir guru, daftar
nomor pegawai, daftar hadir pegawai, daftar jumlah pegawai, mutasi pegawai, rekapitulasi
jumlah pegawai, format data pendidik dan kependidikan, pengusulan kenaikan pangkat,
jumlah analisis kebutuhan guru, analisis jabatan. Setiap tahun membuat analisis jabatan jika
ada guru yang pensiun atau tambah maupun kurang. Membuat daftar kebutuhan
administrasi sekolah, termasuk ATK dan kelengkapannya. Laporan keuangan barang jasa,
penggunaan anggaran dari BOS dan BOP, buku bulanan dan harian, buku pembantu BOS dan
surat kenaikan gaji berkala yang dilakukan setiap tiga tahun sekali untuk guru PNS

b) Pegawai sekolah berjumlah total 85 orang, tetapi di TU terdapat 4 orang yang PNS, dan
Pegawai tidak tetap berjumlah 18 orang

c) Tugas TU tidak hanya sebatas surat menyurat saja tetapi mengurus banyak kegiatan yang
terjadi di sekolah, karena semua berpusat di TU, untuk urusan apa saja

d) Pengarsipan dilakukan setiap harinya. Suat masuk dan keluar dicatat, diarsip, diagendakan
semua setiap harinya karena terdapat lebih dari seratus surat masuk dan keluar perhari.

Hasil Analisis

2. Non Akademik

a. Manajemen Sekolah

1) Manajemen Kesiswaan

Satuan pendidikan sudah menyediakan kebutuhan material peserta didik dengan baik seperti
fasilitas di dalam ruang kelas, olah raga, seni, dan laboratorium dengan tujuan pengembangan
bakat peserta didik. Disamping itu, satuan pendidikan juga memberikan pendamping yang
kompeten dibidangnya dalam upaya pengembangan potensi akademik dan non-akademik
peserta didik, seperti pendampingan dalam kegiatan olimpiade dan pendampingan dalam
kegiatan non-akademik dalam bidang olahraga dan seni. Satuan pendidikan juga selalu berupaya
untuk memantau apakah ketersediaan fasilitas dan pendampingan telah menumbuhkan prestasi
dan potensi dari peseta didik.

2) Manajemen Kurikulum
Kurikulum SMA N 4 Surakarta telah mengelola pembelajaran dengan baik. Pengelolaan
pembelajaran dilaksanakan berdasarkan struktur kurikulum pusat yang disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah. Desain kurikulum untuk kelas X menggunakan Kurikulum Merdeka,
sedangkan kelas XI dan XII menggunakan Kurikulum 2013. Pengelolaan pembelajaran di sekolah
telah tertuang dalam E-KOSP dan E-KTSP yang disusun pada awal tahun. Implementasi
Kurikulum Merdeka mengacu pada E-KOSP, sedangkan Kurikulum 2013 mengacu pada E-KTSP.
Kegiatan monitoring juga telah terlaksana dengan baik. Kegiatan monitoring dilaksanakan setiap
semester. Kegiatan monitoring ini bersifat menyeluruh, dari peserta didik sampai dengan kinerja
guru. Penggunaan data sebagai proses refleksi kurikulum sudah berjalan dengan baik. Refleksi
yang dilaksanakan teah menggunakan data yang ada di sekolah, antara lain data monitoring
kurikulum dan data hasil rapat evaluasi.

3) Manajemen Sumber Daya

Proses penerimaan guru telah sesuai dengan prosedur dan kebutuhan di sekolah. Prosedur
dalam penerimaan guru mengacu pada ketentuan Dinas Pendidikan Surakarta. Terkait dengan
pengembangan profesionalitas guru, terdapat pembekalan yang dipandu oleh anggota MGMP
dan kegiatan khusus berupa In House Training (IHT) untuk meningkatkan kinerja atau kualitas
guru. Kegiatan pengembangan profesionalitas guru telah dilakukan dengan konsisten setiap
semester. Adanya kegiatan pengembangan tersebut, guru dapat mengembangkan
kemampuannya bukan hanya dalam kompetensi pedagogik, namun juga kompetensi
kepribadian, sosial dan profesional.

4) Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di SMA N 4 Surakarta telah dikelola dengan baik. Data perencanaan
sarana dan prasarana di sekolah sudah sesuai dengan yang diatur berdasarkan Permendikbud
Nomor. 24 Tahun 2007 mengenai Sarana Prasarana. Selain itu, penggunaan sarana dan
prasarana sudah efektif dan efisien untuk kegiatan pembelajaran guru dan peserta didik.
Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana juga sudah terlaksana dengan baik sehingga dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah.

5) Manajemen Anggaran

Satuan Pendidikan telah memilki sistem dalam merencanakan, melaksanakan, dan memonitor
anggaran dan penggunaanya dengan baik dan transparan. Oleh karena itu, penggunaan dan
alokasi anggaran sekolah dapat terukur dengan baik. Sumber dana anggaran berasal dari dana
BOS dan BOP. Monitoring anggaran tidak hanya dilakukan oleh internal satuan pendidikan,
namun juga dipantau oleh cabang Dinas Pendidikan. Sehingga, penggunaan anggaran dapat
lebih terkendali dan terarah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

6) Manajemen Sistem Informasi


Data yang dikumpulkan dalam mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah data yang
berasal dari PPDB, yaitu data peserta didik jalur prestasi, zonasi, inklusi, dan atlet. Data-data
tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk pemetaan profil peserta didik. Pengelolaan
informasi telah dilaksanakan dengan baik dimana data tersebut diarsipkan dalam bentuk fisik di
ruang tata usaha dan diarsipakan dalam bentuk softfile oleh operator sekolah. Selain diarsipkan
di internal sekolah, semua data peserta didik juga akan diunggah dalam sistem dapodik. Semua
data tersebut dapat dengan mudah diakses oleh guru sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan rencana pembelajaran.

7) Manajemen Ketatalaksanaan

Sistem administrasi yang ada pada sistem ketetalaksanaan di SMA N 4 Surakarta sudah berjalan
dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari fasilitas sarana dan prasarana di kantor TU sudah lengkap
dan dalam kondisi baik. Kemudian pengadministrasian data guru, tenaga kependidikan, dan
peserta didik yang dilakukan secara online dan fisik sudah terarsip dan dikelola dengan baik. Hal
ini didukung oleh tenaga kependidikan berkompeten di TU yang berjumlah 22 pegawai.

Anda mungkin juga menyukai