Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

POPULASI
KHUSUS
Panduan Populasi Khusus 1
DAFTAR ISI

PANDUAN POPULASI KHUSUS


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Tujuan ...................................................................................................... 4
C. Pengertian................................................................................................. 5
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................... 7
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................ 8
BAB IV DOKUMENTASI .............................................................................. 15

Panduan Populasi Khusus 2


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wong Baker FACES Pain Scale ......................................................... 11

Panduan Populasi Khusus 3


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio, psiko
dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan
khusus dengan melakukan penilaian secara individual serta harus dapat
mewakili semua populasi yang ada diantaranya pada pasien anak – anak,
dewasa muda, lanjut usia yang lemah, dengan nyeri yang kronis dan intens,
infeksi atau penyakit menular, pada semua kasus ini pasien dan keluarga sangat
ketergantungan bantuan pada pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah
sakit.
Pelayanan kesehatan dengan kelompok khusus ini memerlukan
penanganan yang tepat dan efektif dalam mengurangi resiko, serta perlu
mendokumentasikan pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi
secara efektif.

B. Tujuan
Pengkajian awal dari seorang pasien, baik pasien gawat darurat, pasien rawat
jalan, maupun pasien rawat inap dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasien dan untuk memulai proses pelayanan.
Tujuan dari pengkajian awal adalah memberikan informasi untuk:
1. Mengumpulkan data yang komprehensif untuk menilai kondisi dan
masalah pasien.
2. Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
3. Menetapkan diagnosis awal
4. Memahami respons pasien terhadap pengobatan sebelumnya
Tujuan dari pengkajian ulang adalah untuk:
1. Memahami apakah keputusan pelayanan sudah tepat dan efektif
2. Memahami respons pasien terhadap pengobatan sebelumnya
3. Perencanaan pengobatan / tindakan lanjutan atau pemulangan pasien

Panduan Populasi Khusus 4


C. Pengertian
1. Pengkajian merupakan suatu proses pengumpulan data dan analisa
informasi pasien yang meliputi faktor fisik, psikologis, sosial dan ekonomi,
pemeriksaan fisik, serta riwayat kesehatan yang digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan memulai proses pelayanan pasien
2. Pengkajian pasien terdiri dari 3 proses utama yaitu:
a. Mengumpulkan informasi dan data keadaan fisik, psikologis, sosial,
ekonomi dan riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan penunjang
yang lain
b. Analisa informasi dan data termasuk hasil laboratorium dan radiologi
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien
yang telah diidentifikasi
3. Proses pengkajian yang efektif akan menghasilkan keputusan yang tentang
pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan
berkelanjutan untuk emergenci efektif atau pelayanan terencana bahkan
ketika kondisi pasien berubah.
4. Selain pengkajian gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan, untuk tipe-tipe
pasien / populasi tertentu dilakukan pengkajian khusus atau pengkajian
individual berdasarkan karakteristik yang unik, yaitu pada pasien neonatus,
anak-anak (pediatri), maternal, geriatri, kondisi terminal/menghadapi
kematian, nyeri kronis yang intens, penyakit menular atau infeksius, sistem
inumologi terganggu.
5. Neonatus adalah kehidupan pertama kali yang di alami bayi setelah lahir,
yaitu sampai dengan usianya yang ke 28 hari
6. Anak-anak (pediatri) adalah batas usia sesuai masa perkembangan manusia,
dari umur 28 hari sampai dengan usia 18 tahun
7. Maternal, lebih di khususkan untuk ibu hamil yang dalam proses melahirkan
8. Geriatri, pasien usia lanjut menurut peraturan menteri kesehatan tentang
penyelenggaraan pelayanaa geriatridi rumah akit (usia ≥60 tahun) dengan
beberapa masalah kesehatan akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani dan

Panduan Populasi Khusus 5


atau kondisi sosial yang bermasalah
9. Kondisi terminal/menghadapi kematian, adalah suatu proses yang progresif
menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (Carpeniti, 1995)
10. Nyeri kronis yang intens, adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu
yang lama. Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi
proses penyembuhan dan sering tidak diketahui penyebabnya
11. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit yang cara penularannya
melalui airbone dan atau kontak langsung ynag bersifat sangat menular

Panduan Populasi Khusus 6


BAB II RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup dari pelayanan pasien dengan kebutuhan khusus hanya


diberlakukan terhadap populasi tertentu yang dilayani di RS Graha
Sehat Kraksaan. Populasi tersebut adalah
1. Pasien neonatus
2. Pasien pediatrik
3. Pasien maternal
4. Pasien lanjut usia (geriatri) yang kondisinya lemah
5. Pasien dalam kondis terminal / menghadapi kematian
6. Pasien dengan nyeri kronik atau nyeri intense
7. Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
B. Pengkajian awal pasien individual dilakukan pada pasien rawat inap
kecuali pasien pediatri dan neonatus dilakukan di rawat inap dan rawat
jalan
C. Pengkajian awal pasien pada tahap terminal perlu konsultasi dahulu
dengan DPJP untuk memastikan kondisi tahap terminal

Panduan Populasi Khusus 7


BAB III TATA LAKSANA

Rumah sakit menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen tambahan,


khusus atau lebih mendalam perlu dilaksanakan populasinya seperti pasien pediatri,
lanjut usia (geriatri) yang lemah, pasien dengan nyeri yang kronis dan intens, pasien
dengan infeksi dan penyakit menular. Kriteria tentang asesmen tambahan, khusus
atau lebih mendalam oleh Kelompok Staf Medis Rumah Sakit. Proses asesmen
untuk populasi pasien dengan kebutuhan khususnya dimodifikasi secara tepat
sehingga mencerminkan kebutuhannya, dengan mencerminkan kebutuhannya,
dengan melibatkan keluarga bila perlu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan secara konfidensial.
Bila pasien yang teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus
seperti kebutuhan khusus akan jantung, hipertensi, diabetes melitus dan lain – lain
dirujuk ke pemberi pelayanan kesehatan yang berkompeten baik di internal rumah
sakit maupun eksternal rumah sakit apabila pelayanan yang dibutuhkan tidak
tersedia di dalam rumah sakit yang dirujuk keluar rumah sakit. Asesmen khusus
yang dilakukan dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Berikut ini adalah panduan tata laksana pelayanan Asesmen tambahan/khusus :
A. Neonatus
1. Pengkajian awal neonatus (tidak lahir di RS Graha Sehat)
a. Riwayat penyakit sekarang, keluhan utama
b. Riwayat kelahiran:
1) Antenatal: ANC, TT, penyulit kehamilan, penyakit yang
menyertai kehamilan
2) Intranatal: umur kehamilan, kondisi kelahiran, jenis persalinan,
penolong persalinan, penyulit persalinan, komplikasi
3) Post natal: berat badan lahir, panajng badan, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar lengan atas, lingkar perut, trauma lahir,
APGAR SCORE, usaha nafas, riwayat imunisasi, suhu, masalah
keperawatan
c. Persyarafan (B3, Brain): kesadaran, reflek, kejang, reflek cahaya,

Panduan Populasi Khusus 8


pergerakan ekstremitas, masalah keperawatan
d. Perkemihan / eliminasi uri (B4, Bladder): kondisi buang air kecil,
warna, frekuensi, masalah keperawatan
e. Pencernaan / eliminasi alvi (B5, Bowel): buang air besar (frekuensi,
konsistensi, warna, meconium), abdomen (peristaltik, pembesaran
limpa/hepar, minum)
f. Tulang otot integumen (B6, Bone): kemampuan pergerakan sendi /
otot / tulang, kekuatan otot, oedema, kondisi tulasng belakang,
masalah keperawatan
2. Pengkajian awal bayi baru lahir (lahir di RS Graha Sehat)
a. Identitas bayi baru lahir: waktu lahir, cara persalinan, identitas
ayah/ibu
b. Keadaan umum dan pemeriksaan fisik: APGAR score (warna kulit,
reflek, denyut jantung, tonus, usaha bernafas), keadaan tali pusat,
jantung, paru-paru, abdomen, hati, limpa, anus, elstremitas, imunisasi,
lingkar kepala, berat badan, tinggi badan, lingkar dada, lingkar lengan
atas
c. Keadaan bayi waktu dilahirkan:kondisi bayi (sianosis, asphyxia,
trauma lahir, cacat lahir)
B. Pediatrik
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya
pergerakan spontan anak terhadap area tertentu yang dilindungi.
Tahapan asesmen keperawatan anak adalah:
1. Identitas: meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal
dirawat, tanggal pengkajian dan diagnosa
2. Keluhan utama, meliputi: Riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga
3. Pertumbuhan dan perkembangan
4. Psiko-sosial-spiritual
5. Pemeriksaan fisik

Panduan Populasi Khusus 9


6. Pengkajian nyeri dengan wong baker faces pain rating scale atau
menggunakan numeric pain rating scale
7. Skrining resiko jatuh (humpty dumpty)
C. Pasien lanjut usia (geriatri)
Pengkajian geriatri dilakukan oleh perawat untuk pasien geriatri yang lemah.
Pemberian asuhan untuk pasien yang rentan dan lanjut usia dengan
ketergantungan sesuai dengan kebijakan dan prosedur meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian geriatri berupa pengajuan pertanyaan kepada pasien antara lain
1. Tanggal berapa sekarang
2. Hari apa sekarang
3. Apa nama tempat ini
4. Dimana alamat anda
5. Berapa umur anda
6. Berapa tanggal lahir anda
7. Dll
D. Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens
1. Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (Numeric Rating Scale)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat


Digunakan pada pasien dewasa dan anak – anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya. Pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka 0 – 10
 0 = tidak nyeri

Panduan Populasi Khusus 10


 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari – hari)
 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari –
hari)
 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari)
2. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut :
Gambar 1. Wong Baker FACES Pain Scale

3. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan


memperingan nyeri kepada pasien
4. Tanyakan deskripsi nyeri :
a. P : provokated (pencetus), hal yang menyebabkan nyeri
b. Q : quantity (kualitas dan atau pola penjalaran/penyebaran), gambaran
nyeri yang dirasakan
c. R : regio (lokasi nyeri), area dimana nyeri dirasakaan
d. S : severity (skala nyeri), tingkat nyeri yang dirasakan
e. T : timing (waktu), kapan nyeri dirasakan
5. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang,
asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon
berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri
6. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada
pasien yang bertujuan untuk mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan
terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu
tertentu.
7. Tatalaksana nyeri

Panduan Populasi Khusus 11


a. Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
b. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri
kepada pasien yang sadar/bangun
c. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥ 4. Asesmen
dilakukan 1 jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri ≤ 3
d. Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak
menimbulkan nyeri
e. Nilai ulang efektivitas pengobatan
8. Tatalaksana non-farmakologi :
a. Berikan heat/cold pack
b. Lakukan resposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
c. Latihan relaksasi seperti tarik napas dalam, bernapas dengan
irama/pola teratur, dan atau mediasi pernapasan yang menyenangkan
d. Distraksi/pengalih perhatian
9. Berikan edukasi kepada pasien/keluarga mengenai :
a. Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
b. Menenangkan ketakutan pasien
c. Tatalaksana nyeri
d. Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri
sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah
E. Pengkajian Pasien dengan Penyakit Menular (Infeksius)
Pengkajian pasien dilakukan oleh perawat. Pengkajian pasien dilakukan baik
secara auto atau hetero anamnese dengan keluarga pasien atau orang yang
membawa pasien ke RS.
Yang termasuk penyakit ynag memerlukan ruang isolasi :
1. KP BTA (+) atau CTM (+) dengan pengobatan atau belum pengobatan
2. Dipteri
3. MUPS
4. Rubela
5. Herpes / varicela
6. Pneumonia

Panduan Populasi Khusus 12


7. HFMD (flu singapura)
F. Pengkajian pasein maternal
Pengkajian pasien maternal dilakukan oleh b idan. Pengkajian ini dilakukan
melalui pengumpulan informasi secara auto atau hetero anamnese dengan
pasien dan keluarga terdekat pasien.
Pengkajian pasien matenal antara lain meliputi:
1. Data objektif
a. Data pribadi
b. Pengkajian nyeri
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan
e. Riwayat penyakit
f. Riwayat obstetri
g. Riwayat KB
h. Riwayat perkawinan
i. Riwayat psikososial, budaya
j. Perilaku sosial
k. Pola kebiasaan sehari-hari selama hamil/inpartu
l. Kebutuhan edukasi
2. Data objektif
a. Pemeriksaan umum
b. Pemeriksaan khusus (inspeksi, pengeluaran pervagina, TFU, HIS,
auscultasi, percusi, pemeriksaan penunjang, pengkajian risiko jatuh,
perencanaan pulang)
3. Diagnosa kebidanan
G. Pengkajian pasien tahap terminal/menghadapi kematian
Anamnese kebutuhan dan atau faktor yang memperberat keluhan. Pengkajian
pasien tahap terminal antara lain meliputi:
1. Pemeriksaan fisik, meliputi: B6 (Breath, Blood, Brain, Bladder, Bowel,
Bone) dan muscular
2. Asesmen nyeri

Panduan Populasi Khusus 13


3. Tahap berduka
4. Kebutuhan spiritual
5. Kebutuhan psikososial
6. Do Not Resucitation (DNR)
7. Pengobatan
8. Daftar masalah keperawatan dan intervensi

Panduan Populasi Khusus 14


BAB IV DOKUMENTASI

Pengkajian pada pasien populasi khusus dengan menggunakan form khusus


yangbtelah tersedia di rumah sakit selanjutnya didokumentasikan dalam berkas
rekam medis pasien rawat inap.

Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat

dr. Susanti Sugianto


NIP. 67012013

Panduan Populasi Khusus 15

Anda mungkin juga menyukai