Oleh :
NIM: 2010412320022
Bismillahiramairrahim
Wassallam, yang tak pernah berhenti memikirkan umatnya, semoga diri ini
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana (S1) pada Program Studi Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
Dalam penyelesaian proposal skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak,
1. Kedua Orang tua tercinta yang memberikan doa dan dukungan, finansial
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad, S.E., M.Si selaku rektor Universitas Lambung
Mangkurat.
1
3. Bapak M. Hasanur Arifin,S.Sos., MM selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Prof. Dr. Saladin Ghalib., MA selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
6. Ibu Novia Nour Halisa, S.Si., M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
8. Dan seluruh pihak yang turut membantu dalam penulisan proposal skripsi ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
DAFTAR TABEL..................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................15
2.1 Pemasaran.....................................................................................................15
3
2.2.2 Tipe – Tipe Impulse Buying.................................................................18
BAB III..................................................................................................................39
METODE PENELITIAN....................................................................................39
4
3.5 Definisi Operasional Variabel.....................................................................41
1. Skala Pengukuran.................................................................................48
2. Deskriptif Analisis.................................................................................49
1. Uji Validitas...........................................................................................49
2. Uji Reabilitas.........................................................................................50
1. Uji Normalitas.......................................................................................51
2. Uji Multikolineritas...............................................................................51
3. Uji Heterokedastisitas...........................................................................52
4. Uji Autokorelasi....................................................................................52
2. Uji Parsial..............................................................................................53
3. Uji Simultan...........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
PENDAHULUAN
Pada abad dua puluh, sebuah kecanggihan suatu teknologi informasi sudah
mudah. Berbagai memicunya, mulai dari sekedar mencari informasi dan berita
digital saat ini kehidupan manusia tidak bisa lepas dari internet, bahkan internet
negara pengguna internet tertinggi dari seluruh Asia yaitu sebanyak 212,35 juta
jiwa. Berdasarkan data itu, bisa dilihat lonjakan pengguna internet di Indonesia
semua kegiatan dialihkan dalam penggunaan digital yang mana itu membuat
Majunya teknologi dan informasi ini juga membantu masyarakat terbuka pada
8
informasi dengan mudah, melakukan pekerjaan, melakukan transaksi penjualan
dan juga berbagai peran penting lainnya. Tuntutan dari hal tersebut, masyarakat
dan salah satunya para pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi. Perubahan ini secara tidak langsung membuat fenomena dan gaya
perdagangan menjadi salah satu yang terkena dampak kemajuan teknologi dan
perubahan ini. Indonesia sendiri, menurut Badan Pusat Statistik dikutip dari artikel
(Databooks, 2020) bahwa Indonesia memiliki 649 unit pusat perbelanjaan pada
tahun 2020 dan terus bertambah pada tahun berikutnya. Tidak sedikit pelaku
usaha yang awal mulanya hanya menerapkan transaksi jual beli langsung
tujuan memiliki konsumen jangkauan yang luas. Salah satu peran penting internet
adalah memudahkan para pelaku usaha melakukan media promosi sehingga bisa
Pemanfaatan jaringan internet dari perubahan ini bisa dilihat dari munculnya
E-Commerce. Semakin maju sebuah teknologi di suatu negara maka semakin maju
juga e-business atau e-commerce. E-commerce adalah bisnis atau usaha yang
hidup baru dikalangan masyarakat yaitu hadirnya marketplace atau toko online
yang mana masyarakat harus berbelanja online. Dengan adanya toko online ini
ke toko untuk membeli barang yang mereka inginkan. Kepraktisan ini memicu
9
masyarakat lebih memilih berbelanja secara online dibandingkan berbelanja
secara offline, dari segi efisiensi waktu, tenaga dan lebih banyak pilihan produk.
jumlah penduduk 662,320 juta jiwa, Dari laporan Bank Sentral Republik
jaman. Tercatat pada data Februari 2022, Kementarian Koperasi dan UKM
mengatakan bahwa 17,25 juta pelaku usaha di Indonesia sudah terhubung dengan
jumlahnya cukup besar itu, para pelaku usaha berlomba-lomba untuk menarik
Indonesia pada saat ini banyak sekali jenis penjualan online seperti Shopee,
sebagainya. Menurut data (Iprice, 2022) ada 50 lebih e-commerce yang sudah
tercatat dan mulai bersaing dalam bidang perdagangan online. Berdasarkan hasil
studi pada 2020 peta E-commerce IPrice, pada tahun 2020 Shopee menempati
10
posisi tingkat pertama dalam semua kuartal. Pada kuartal IV/2020 shopee berada
Indonesia. Tercatat rata rata kunjungannya sebesar 129,3 juta. Disusul kemudian
dengan Tokopedia diurutan kedua dengan rata rata kunjungan sebesar 114,67 juta.
Indonesia memang merupakan salah satu pangsa pasar yang besar dan
menggiurkan bagi para e-commerce, dimana populasi muda yang sangat besar.
Dengan persaingan tersebut, pada tahun 2021 Tokopedia naik menempati posisi
pertama dengan urutan pengunjung situs terbesar dalam seluruh kuartal 2021.
Kuartal terakhir 2021 mencatat Tokopedia memiliki 149,6 juta pengunjung dan di
ikuti Shopee pada urutan kedua dengan 131,9 juta pengunjung. Tokopedia
menjuarai top e-commerce selama tahun 2021 dan masih berlanjut pada kuartal
11
157,2 juta. Angka tersebut naik 5,1% dari yang tercatat sebelumnya. Hal ini yang
commerce, yang mana itu mendorong konsumen selalu ingin berbelanja, belum
lagi banyak tawaran yang di siapkan oleh pelaku usaha dan itu bisa merangsang
pelanggan membeli barang yang belum di milikinya. Hal ini memicu perasaan
suka dalam berbelanja, salah satunya untuk kesenangan diri, keinginan untuk
membeli.
12
Masyarakat Indonesia cenderung mempunyai perilaku belanja yang tidak
spontan dan tiba-tiba. Hal itu bisa di pengaruhi oleh banyak hal, salah satunya
seperti promosi yang di lakukan oleh pelaku usaha untuk menarik konsumen.
Seseorang akan merasa semakin konsumtif karena tergiur oleh tawaran dan promo
di dalam e-commerce (Ika, dkk., 2020) yang memicu transaksi secara spontan
tanpa ada perencanaan terlebih dahulu. Maka ini munculnya fenomena impulse
buying. Impulse buying adalah pembelian yang secara tiba tiba dan segera tanpa
ada minat dan rencana pembelian sebelumnya (Beatty & Ferrel, 2015). Poin
konsumen yang berbelanja secara luas di dalam pasar (Herbadi, 2003). Impulse
buying dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah lingkungan
buying. Ini dikarenakan ada yang memiliki ketertarikan lebih tinggi sehingga
bereaksi tinggi pada impulse buying, dan ada juga yang tidak menanggapi sebuah
Salah satu peluang dan juga tantangan bagi para pelaku usaha pada perilaku
impulsif ini. Para pelaku usaha di tuntut untuk bisa menghadirkan ketertarikan
membeli produk itu, maka terjadilah pembelian tanpa terencana dan tanpa
13
buying ini di awali dengan konsumen yang mencari informasi tentang produk
tertentu, namun tidak ada rencana untuk membeli sebelumnya, jika dilanjutkan
dengan pembelian maka ini terjadi fenomena impulse buying. Dari beberapa
tanpa terencana atau spontan (Impulse Buying) yaitu Shopping Lifestyle dan
bagi masyarakat High Income berbelanja sudah menjadi suatu gaya hidup. Dalam
artian mereka sudah tidak terencana lagi untuk membeli produk yang mereka
menjadi tujuan untuk menarik konsumen yang hobi berbelanja dan menjadikan
menghabiskan uang dan waktu untuk membeli produk yang didasari dari berbagai
hal, misalnya iklan, promosi, merek produk dan pendapat orang lain. Ketika
seseorang mempunyai banyak waktu dan uang yang banyak, keadaan seperti itu
14
offline. Hal ini relevan dengan penelitian Ilham, Rinaldi, Driya (2022) yang
Penelitian Laila dan Sugeng (2022) juga menyatakan bahwa ada pengaruh
Ada beberapa alasan lain seseorang akan menjadi Impulse buying, pengaruh
dari motivasi belanja hedonis yang merupakan aktivitas untuk membeli sebuah
produk dimana motivasi itu diperkirakan akan menjadi salah satu asal muasal
seseorang menjadi pembeli spontan. Edwin dan Sugiono dalam Lia dan Citra
(2015) Hedonic Shopping Motivation adalah suatu hal yang dapat menimbulkan
Perilaku ini adalah suatu motivasi seseorang yang di picu oleh para pelaku
apa manfaat utama dari produk yang dibeli. Hedonic Shopping Motivation timbul
karena adanya faktor internal dimana konsumen memiliki suatu hal yang harus
produk pada toko online. Dari informasi yang di peroleh akan hadir sebuah
15
perasaan untuk memiliki produk tersebut dan jika dilanjutkan dengan membeli
maka disinilah terjadi kegiatan pembelian tanpa di rencana atau spontan (Impulse
motivation mempunyai pengaruh terhadap impulse buying. Namun hal ini tidak
pembelian spontan atau tiba tiba (impulse buying). Hal ini sudah pasti menjadi
sebuah peluang untuk para pelaku bisnis untuk menarik seorang konsumen dalam
sendiri sudah sangat luas dan tidak ada halangan lagi bagi seseorang pelaku usaha
pelanggang. Kemudahan ini tentu saja ada hal yang di perhatikan seperti semakin
16
3. Apakah Shopping Lifestyle dan Hedonic Shopping Motivation berpengaruh
commerce Tokopedia.
a. Bagi Penulis
b. Bagi E-commerrece
Sebagai bahan perkembangan bagi para pelaku usaha dalam masalah yang ada
dalam pemasaran dan sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaku usaha
c. Bagi Pembaca
17
Penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan referensi atau karya ilmiah yang
dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat dipakai sebagai acuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
atau kelompok memperoleh kebutuhan lewat pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain. Pemasaran adalah perpindahan barang atau jada dari
penyerahan barang dan jasa dari individu ke individu atau kelompok kepada
kelompok.
ubah seiring waktu dengan adanya faktor lainnya. Karena itu seorang pemasar
terjalan efektif dan efisien. Menurut Engel et,al dalam Sangadji (2013:7) perilaku
18
pengonsumsian dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang mendahului
tentang sebuah individu, kelompok atau organisasi dan bagaimana proses mereka
sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang
pembelian tidak rasional dan pembelian cepat tanpa rencana, di ikuti dengan
impulsif terjadi apabila tidak terdapat tujuan dalam membeli suatu produk tertentu
saat memasuki sebuah toko. Sedangkan menurut Loudon dan Bitta, (2021)
pattern. As the term implies, the purchase that consumer do not specifically
19
planned.” Ini berarti Impulse buying adalah salah satu jenis perilaku konsumen
yang mana terlihat dari pembelian konsumen yang tidak secara rinci terencana.
Didukung dengan Iyer et al. (2019), impulse buying adalah suatu fakta
dimana rute pembelian yang mereka lakukan harusnya berbeda. Rute itu dilihat
dari hirarki impulsur yang memperhatikan bahwa perilaku didasarkan pada respon
Perilaku pembeli memiliki dua macam pola (Loundon & Bitta, dalam Kharis,
2018), pola pertama adalah pembelian ulang (brand loyality) dan pola kedua
pendorong.
Engel et al., (dalam Utami & Sumaryono, 2013) mengatakan bahwa Strategi
rasional ini cenderung terencana dan cermat dalam memilih produk yang akan
dibeli dan meliat dari segi fungsional. Kebalikannya dari proses rasional tadi,
proses pembelian emosional ini muncul karena faktor emosi individu dan
perasaan.
20
Dapat di simpulkan bahwa impulse buying ini adalah pembelian tidak
terencana dan terjadi secara spontan karena adanya dorongan yang kuat untuk
apa fungsional dan kebermanfaatan nilai guna sebuah produk secara rinci.
empat tipe yaitu planned impulse buying, reminded impulse buying, suggestion
impulse buying, dan pure impulse buying (Beatty dalam Fandy Tjiptono, 2013);
konsumen melihat produk, melihat tata cara pemakaisn atau kegunaannya, dan
akan datang.
21
D. Pure Impulse buying merupakan pembelian secara impulse yang dilakukan
3. Kegairahan dan stimuli, keinginan secara tiba-tiba yang seringkali diikitu oleh
Afif & Purwanto, (2020) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang terkait dalam
dalam berbelanja, seperti kesenangan, dan kepuasan yang timbul dalam diri
22
2. Faktor promosi penjualan dari produsen yang merangsang para konsumen
indikator dari impulse buying ada lima karakteristik penting membedakan tingkah
laku konsumen yang impulsif dan tidak impulsif. Karakteristik tersebut adalah:
23
1. Konsumen merasakan adanya suatu dorongan yang tiba-tiba dan spontan
sebelumnya.
Gaya hidup seringkali diidentifikasikan oleh Kotler dan Keller (2016) dengan
kelompok. Gaya hidup relevan dengan perkembangan pasar. Bagaimana pasar dan
seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari
24
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial
keagamaan.
Keller, (2012) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
Ristiana, (2016) menyatakan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang
dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah
pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, dan minat bagaimana
menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya
karakteristik konsumen.
25
2.3.2 Shopping Lifestyle
terdalam yang ada pada manusia, sering juga disebut sebagai cara seseorang
Menurut Kotler dan Keller (2012: 192) gaya hidup adalah gaya hidup
Setiadi (2003: 148) menggambarkan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup
yang mereka anggap penting dalam lingkungan mereka (keterkaitan) dan apa yang
Gaya hidup juga digunakan untuk menggambarkan tiga tingkat agregasi orang
yang berbeda: individu, kelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok
orang yang lebih besar seperti segmen pasar. Shopping lifestyle merupakan suatu
26
gaya hidup seseorang dalam memberikan porsi terhadap waktu dan menghabiskan
uang untuk mendapatkan macam -macam produk, layanan, teknologi, fashion dan
fungsi dari karakteristik atau sifat individu yang telah terbentuk melalui interaksi
lingkungan orang yang semula tidak boros (hemat) menjadi boros setelah bergaul
Menurut Edwin dan Sugiono (2012), “Shopping lifestyle adalah pola konsumsi
yaitu:
2. Minat, minat adalah minat yang timbul dari dalam diri individu terhadap
lingkungan. Minat dapat muncul pada suatu objek, peristiwa, atau topik yang
27
3. Opini, opini adalah pendapat atau tanggapan, baik secara lisan maupun
muncul pernyataan atau masalah sosial tentang diri mereka sendiri, dan
adalah:
6. Terobsesi belanja.
Alba dan Williams (2012) mengatakan setiap konsumen memiliki dua sifat
motivasi pembelian yang saling tumpang tindih satu sama lain, yaitu, emosional
dan rasional.
perasaan, baik rasa gengsi, marah, iba, keindahan dan lain-lain. Tetapi ketika
28
konsumen berbelanja seringkali di dominasi oleh perasan gengsi dan
konsumen, proses berfikir rasional konsumen yang sangat kuat membuat rasa
gengsi dalam berbelanja menjadi dangat kecil atau bahkan hilang. Maka
Pada proses berbelanja satu sifat dapat mendominasi sifat lain, di kejadian
yang lain bisa saja sebaliknya, sifat yang lain yang akan mendominasi, namun di
kejadian-kejadian yang lain lagi bisa saja kedua sifat konsumen itu berimbang,
namun seringkali tidak dapat di lihat secara jelas ketika sifat-sifat itu berimbang.
bahwa ada dua jenis motivasi pembelian yakni motivasi hedonis dan motivasi
ultilitarian. Motivasi hedonis didasarkan pada emosi, perasaan, gembura dan suka,
merasakan sesuatu seperti senang, benci, marah ataupun merasa bahwa berbelanja
merupakan suatu petualangan. Menurut To, Liau, dan Lin, (2007) dalam Amalia,
29
(2017) hedonic shopping motivation adalah perilaku konsumsi dalam mencari
kesenangan tersendiri tanpa mengindahkan manfaat dari apa yang di beli. Rasa
puas yang timbul akibat hadirnya emosi positif dari dalam diri konsumen.
30
merupakan suatu pengalaman dan dengan berbelanja mereka merasa memiliki
duniannya sendiri.
keluarga atau teman, dan merasa bahwa berbelanja adalah suatu kegiatan
sosialisasi, baik itu antara konsumen ke konsumen yang lain, ataupun dengan
mengurangi stres, mengatasi suasana hati, dan berbelanja sebagai sesuatu yang
special untuk dicoba serta sebagai sarana untuk melupakan problem problem
5. Role Shopping, sebagian besar konsumen lebih suka berbelanja untuk orang
obralan.
31
buying pada shopee co.id. Artikel ini diterbitkan oleh CAKRAWALA —
tujuh kampus seasta yang ada di Sukabumi. Hasil pengujian dengan analisis
SL S
0,01 (S)
L
IB I
HMS H
0,53 (TS)
SM
Ket: (S) signifikan. (TS) tidak signifikan
32
sebanyak 395 mahasiswa yang dipilih dengan metode teknik cluster sampling.
and flash sale terhadap impulse buying. Model penelitian Anindyta, Kokom,
SL S
0,006 (S)
L
FS F 0,000 (S) IB
S 0,000 (S)
HSM H
SM
Ket: (S) signifikan. (TS) tidak signifikan
impulse buying pada E-Commerce Shopee. Artikel ini diterbitkan oleh Jurnal
33
SP
0,000 (S)
SL 0,002 (S) IB
0,039 (S)
HSM
SL
2,784 (S)
IB
HC
6,198 (S)
34
Ket: (S) signifikan. (TS) tidak signifikan
impulse buying behavior. Artikel ini di terbitkan oleh Jurnal EMBA Vol.9
store Mega Mall Manado. Hasil pengujian dengan analisis regresi linear
SP
0,004 (S)
FI 0,834 (S) IB
0,006 (S)
HSM
35
Iqtishodiyyah Volume 2, nomor 2: 2890-932X. Dengan sampel yang dipilih
SL 0,003 (S)
IB
0,008 (S)
HSM
7. Edelia & Anggraini, 2022 melakukan penelitian dengan judul the effect of
SP
36
0,022 (S)
FI 0,013 (S) IB
0,007(S)
HSM
8. Sari & Pidada, 2019 melakukan penelitian dengan judul hedonic shopping
HSM
0,007 (S)
PR 0,016 (S) IB
0,001 (S)
SL
37
9. Tirtayasa et al., 2020 melakukan penelitian dengan judul the effect of hedonic
HSM
0,012 (S)
SL 0,001 (S) IB
0,000 (S)
FI
38
Ranita (2010) mengatakan, “Gaya hidup berbelanja menggambarkan aktivitas
konsumen akan memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan dengan uang,
konsumen akan memiliki daya beli yang tinggi.” ketika seseorang memiliki
waktu luang dan banyak uang, ia cenderung tidak dapat mengontrol dirinya untuk
impulsif baik secara online maupun offline di pasar konvensional. Cobb & Hoyer
(2007) juga menemukan bahwa gaya hidup belanja dan pembelian impulsif
bahwa gaya hidup belanja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian
menjelaskan shopping lifestyle mengacu pada pola konsumsi dengan waktu dan
sebagai berikut:
Menurut Afif & Purwanto (2020) "Hedonic shopping motivation adalah suatu
39
(2005) nilai belanja hedonis memainkan peran penting dalam kegiatan impulse
buying. Karena dalam hal ini belanja hedonis dapat mendorong hasrat konsumen
untuk selalu melakukan belanja bukan semata karena kebutuhan, tetapi harsat
yang muncul dari dalam diri konsumen itu sendiri untuk melakukan pembelian
secara spontan. Hasrat senang ini muncul dari dalam diri sedeorang karena
meskipun hal itu dilakukan secara online, karena jika berbelanja ini sudah menjadi
hobi dalam diri seseorang meskipun hanya melihat-lihat sudah cukup membuat
senang bagi sebagian orang. Yang pada akhir nya sekedar melihat-lihat itu
membuat seseorang tertarik seketika ketika melihat koleksi produk baru yang
belum dimilikinya dan dengan tawaran promo yang menarik. Hasil penelitian
positif dan signifikan terhadap impulse buying pada konsumen, dan penelitian
impulse buying.
Buying
Shopping lifestyle adalah suatu aktivitas yang mengacu pada konsumsi pada
40
2011). Hedonic shopping motivation adalah motif seseorang untuk berbelanja
Selain itu juga kebutuhan emosional individu untuk pengalam belanja yang
mengungkap gaya hidup yang terus berkembang, kegiatan shopping pun ini
dilatar belakangi oleh pola konsumsi seseorang dalam waktu dan uang. Semakin
Afif dan Purwanto (2020) belanja hedonis dan shopping lifestyle secara simultan
berikut:
Shopping H1
Lifestyle (X1)
Impulse
H3
Buying (Y)
Hedonic Shopping H2
Motivation (X2)
41
Gambar 2. 1 Model Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
angka atas suatu data yang diteliti. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini yaitu
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent) yaitu
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian
antara varibel bebas (independen) yaitu shopping lifestyle dan hedonic shopping
42
3.3 Lokasi penelitian
1. Populasi
peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan. Dalam penelitian ini, populasi yang
akan diambil adalah populasi yang tidak bisa diamati (unobservable) karena yang
2. Besar Sampel
Sampel adalah suatu bagian yang dari keseluruhan serta karakteristik yang
dimiliki oleh sebuah populasi (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini
jumlah maka rumus yang dibutuhkan untuk mengetahui jumlah sampel adalah
2
z . p(1− p)
n= 2
d
Keterangan :
43
p = Prevalansi outcome, data belum didapat maka memakai 50%
d = Tingkat ketelitian 5%
1,96 2 . 0,5(1−0,5)
Berdasarkan rumus, maka n= =384,16
0,052
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam
3. Teknik Sampling
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
dilakukan dengan secara faktor spontanitas, artinya siapa saja yang sesuai dengan
untuk berbelanja (Mowen dan Minor, 2002/2018). Menurut Park dan Sullivan
44
1. Berbelanja adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Seseorang yang
benci dan marah atau merasa berbelanja adalah suatu pertualangan (Afif &
45
1. Adventure Shopping.
2. Social shopping.
3. Gratification shopping.
sedang dihadapi.
4. Idea shopping
5. Role Shopping.
lain dari pada untuk diri dia sendiri. Perasaan senang dirasakan saat
46
6. Value shopping.
permainan, yaitu saat proses tawar menawar, diskon dan obralan sebuah toko.
Impulse buying adalah sebuah pembelian yang tidak ada rencana, tidak
rasional dan pembelian cepat tanpa memikirkan suatu tujuan sebuah produk yang
dibeli, hanya mendapat kepuasaan saat membeli produk. Didalam impulse buying
ada indikator – indikator yang dikemukakan oleh Loudon dan Bitta (dalam
47
4. Tidak ada perencanaan panjang.
Melakukan 5
pemberlanjaan e-
Penghilang commerce
rasa sedih Tokopedia saat
48
bersedih untuk
menghilangkan rasa
sedih
Menghabiskan Menggunakan 7
waktu waktu luang dengan
berbelanja di e-
commerce
Tokopedia
Melakukan 10
pembelian produk
di e-commerce
Tokopedia
Dengan berbelanja 12
di e-commerce
Tokopedia bisa
memperbaiki
49
Gratification suasana hati
Shopping
Dengan beberlanja 13
di e-commerce
Tokopedia dapat
mengatasi stresss
Beberlanja di e- 14
commerce
Tokopedia adalah
hal aktivitas santai
Dengan berbelanja 15
di e-commerce
Idea shopping Tokopedia
mengikuti trend
terbaru
Dengan berbelanja 16
di e-commerce
Tokopedia bisa
mengatahui inovasi
baru produk
50
(Loudon dan Bitta, spontan tiba di e-commerce
2018) Tokopedia
Keinginan yang
besar untuk
membeli di e- 22
commerce
Tokopedia
Pengamatan Menghiraukan
terhadap kegunaan produk
produk kurang yang dibeli di e- 23
commerce
Tokopedia
Tidak memikirkan
konsekeunsi saat
melakukan 25
pembelian di e-
commerce
Tokopedia
Sumber: Diolah (2022)
51
dengan memberikan seperangkat pertanyaan kepada orang lain yang dijadikan
1. Skala Pengukuran
didasarkan pada kegunaannya untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi orang
2. Deskriptif Analisis
menjadi indikator – indikator yang dapat diukur. Indikator tersebut menjadi tolak
ukur dalam pemmbuatan pertanyaan yang akan di jawab oleh para responden.
52
Sumber: Sugiyono (2016)
1. Uji Validitas
penelitian perlu adanya uji validitas agar bertujuan untuk mengetahui apakah
sehingga perlu di buang atau diganti. Perhitungan uji validitas didalam penelitian
ini dilakukan dengan bantuan progam statistik IBM SPSS (Statictis package for
n∑ xy – (∑ x)(∑ y)
r xy=
√(n ∑ x 2 – ( x)2)(n ∑ y 2 – ( y )2)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
∑xy = Jumlah perkalian antara variabel
∑x2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
∑y2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y
(∑x2) = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(∑y2) = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
53
2. Uji Reabilitas
Instrument tidak hanya diuji dengan validitasnya tetapi juga diuji dengan
instrument yang bila di gunakan beberapa kali untuk mengukur objek akan
Keterangan :
r 11 = Reliabilitas intrument
K = Banyaknya butir pertanyaan
∑σ 2b = Jumlah varian butir
σt = Varian total
1. Uji Normalitas
residual dilakukan dengan uji statistik non parametrik Kolmogrov Smirnov yang
alpha 5% yang telah ditetapkan. Apabila nilai Aymps. Sig (2 tailed) > dari alpha
5% maka data populasi berdistribusi normal, dan begitu pun sebaliknya jika nilai
54
Asymp. Sig (2 tailed) < dari alpha 5% maka data populasi tidak berdstibusi
normal.
2. Uji Multikolineritas
untuk melihat ada tidaknya hubungan linear yang benar benar diantara variabel-
varibel yang tercakup dalam regresi berganda. Nilai ini bisa di lihat dari nilai
adalah apabila nilai Tolerance < 0,10 dan nilai Variancce Inflation Factor > 10.
Jadi apabila nilai tidak sesuai dengan kritteria maka penelitian bebas
multikolineritas.
3. Uji Heterokedastisitas
regresi tidak terjadi ketidaksamaan varian dan residual pada suatu pengamatan ke
dengan nilai absulot residualnya. Jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka tidak
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara yang dapat digunakan
55
Ghozali (2018) dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi dengan
1. Bilai nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (dU) dan (4-dU)
autokorelasi.
2. Bila DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dL) maka koefisien
3. Bila DW lebih besar dari (4-dU) maka koefisien autokorelasinya lebih kecil
4. Bila nilai DW terletak antara batas atau (dU) dan bawah (dL) atau DW
terletak diantara (40dU) dan (4-dL) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
model lebih dari satu variabel. Regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui adakah pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
penelitian ini yang di uji adalah pengaruh variabel bebas yakni shooping lifestyle
dan hedonic shopping motivation, dengan variabel terika yakni impulse buying.
Persamaan yang dapat dituliskan model regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = α +b 1 x 1 +b 2 x2 + e
56
Keterangan:
2. Uji Parsial
adalah:
1. Tingkat signifikan (a) < 0,05 maka artinya ada pengaruh variabel independen
2. Tingkat signifikan (a) > 0,05 maka artinya variabel independen secara
pengaruh secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan
membandingkan t tabel dan t hitung. Masing masing t hasil perhitungan ini kemudian
r √n−2
t=
√1−r 2
57
Keterangan:
t = Nilai uji t
r = Koefisien Korelasi
r
2
= Koefisien determinasi
n = Jumlah data
3. Uji Simultan
yakni shopping lifestyle (X) dan hedonic shopping motivation (X), terhadap
variabel terikat impulse buying (Y). Adapun kriteria pengambilan keputusan uji f
sebegai berikut:
1. Tingkat signifikan (a) < 0,05 maka artinya secara bersamam-sama variabel
2. Tingkat signifikan (a) > 0,05 maka artinya secara bersama-sama semua
Menurut Sugiyono (2008) pada pegujian secara simultan akan diuji pengaruh
yang digunakan pada pengujian simultan adalah uji F dengan rumus sebagai
berikut:
58
R2
k
f n= 2
(1−R )
n−k −1
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda
n = Jumlah sampel
k = Banyaknya komponen variabel bebas
dependen. Nilai koefisien determinasiKD=R 100 %0 dan 1. Nilai ( R¿¿ 2)¿ yang
adalah2 xantara
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
59
DAFTAR PUSTAKA
Edelia, A., & Anggraini, T. (2022). The Effect of Hedonic Shopping Motivation,
Novriady nurtanio, I., Bursan, R., Wiryawan, D., & Listiana, I. (2022). The
60
Impulse Buying in Bukalapak E-Commerce. Jurnal Pemikiran Ekonomi
http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/3711
Fashion Involvement, and Hedonic Sh. 1282 Jurnal EMBA, 9(4), 1282–
1292.
61
Tirtayasa, S., Nevianda, M., & Syahrial, H. (2020). The Effect of Hedonic
18–28. https://doi.org/10.30596/ijbe.v2i1.5715
https://doi.org/10.32639/jimmba.v2i2.457
62