Anda di halaman 1dari 3

BAB 5 : PENGELOLAAN DAN PERENCANAAN PRODUKSI

A. Pendahuluan
Permintaan terhadap barang atau jasa adalah awal dari semua kegiatan supply chain.
Kegiatan produksi, pengiriman, perancangan produk, dan pembela material semua
mengikuti permintaan yang datang dari pelanggan. Kalau dibalik, kegiatan-kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan
terhadap barang atau jasa dan pihak pelanggan.
Pada perusahaan-perusahaan yang berproduksi dengan sistem Make To Stock (MTS),
kegiatan produksi, pembelian material, dan pengiriman produk ke toko atau tempat
penjualan dilakukan sebelum perusahaan tahu berapa produk yang akan terjual pada
masing-masing toko atau tempat penjualan. Pada sistem produksi Make To Order
(MTO), beberapa aktivitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen memang
bisa ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktivitas seperti
penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau ramalan.
Dengan demikian, boleh dikatakan tidak ada perusahaan yang bisa menghindar dari
kegiatan memperkirakan atau meramalkan permintaan untuk keperluan perencanaan
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan sebelum permintaan definitif datang dari
pelanggan
Pada banyak kasus, pola permintaan tidak mudah untuk dipenuhi secara efektif oleh
supply chain. Sebagai contoh, permintaan yang sifatnya musiman menyebabkan
sebagian dari permintaan tersebut terpaksa tidak bisa dipenuhi atau bisa dipenuhi
dengan biaya-biaya yang lebih tingi. Oleh karena itu, perusahaan sering kali harus secara
proaktif mengelola permintaan, sehingga menjadi lebih mudah dipenuhi.
B. Peramalan Permintaan Versus Pengelolaan Permintaan
Peramalan permintaan adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaan
terhadap barang atau jasa tententu pada suatu periode dan wilayah pemasaran
tertentu. Peramalan bisa dibuat pada tingkatan yang berbeda-beda.
Agregasi juga bisa dibuat berdasarkan waktu. Jadi, angka ramalan bisa dibuat untuk
periode harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.Jadi, dalam hal ini yang diagregasikan
adalah kebutuhan subwilayah X1, X2, X3, dan X4. Untuk keperluan produksi, dimensi
wilayah diagregasikan secara keseluruhan. Jadi, yang diperlukan oleh pabrik adalah
jumlah kebutuhan masing-masing produk (untuk semua wilayah) perminggunya.
Ramalan yang tidak akurat bisa menimbulkan berbagai permasalahan pada supply
chain. Kelebihan pasokan produk ke satu wilayah sementara kekurangan di wilayah lain,
kelebihan di suatu periode tetapi kekurangan di periode lain, atau kelebihan produk A
sementara kekurangan produk B, dan sebagainya membuat service level yang rendah
dan ongkos-ongkos persediaan yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
efisiensi maupun efektivitas pada supply chain diperlukan cara-hcara yang tepat untuk
meningkatkan akurasi ramalan permintaan. Pengingkatan akurasi bisa dilakukan dengan
menggunakan metode peramalan yang lebih baik, mencari data yang lebih
komprehensif, melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain pada supply chain, serta
memilih tingkat agregasi yang tepat untuk tiga dimensi yang disebutkan di atas (wilayah,
waktu, dan produk).

Demand management adalah upaya untuk membuat permintaan lebih mudah


dipenuhi oleh supply chain Secara lebih spesifik bisa dikatakan bahwa demand
management adalah upaya untuk secara aktif meyakinkan bahwa profil permintaan
pelanggan memiliki pola yang halus, sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi.
Dengan kata lain, kalau peramalan hanya melihat permintaan sebagai input yang sudah
"given," demand management melihat bahwa input tersebut harus dubah polanya
terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan, perencanaan produksi, pengadaan
bahan baku, produksi, dan pengiriman ke pelanggan Gambar 5.2 mengilustrasikan
bahwa pola permintaan yang asli sangat fluktuatif. Perusahaan tidak langsung
menggunakan permintaan tersebut sebagai input dalam kegiatan pemenuhan pesanan
(mulai dari peramalan sampai pengiriman barang), namun terlabih dahulu dipengaruhi
sedemikian rupa, sehingga lebih stabil polanya

Gambar 5.2 Ilustrasi demand management dan order fulfillment

Permintaan yang fluktuatif dari waktu ke waktu akan membutuhkan sumber daya
yang lebih besar untuk memenuhinya. Sebagai contoh, untuk mencapai tingkat layanan
yang sama, besaran kapasitas yang dibutuhkan akan lebih tinggi pada permintaan yang
fluktuatif dibandingkan pada permintaan yang stabil. stabil. Gambar 5.3 menunjukkan
ilustrasi dua pola permintaan yang tingkat fluktuasinya berbeda. Pola 1 lebih stabil
dibandingkan pola 2. Dengan kapasitas yang lebih tinggi pun permintaan yang lebih
fluktuatif akan menyisakan sebagian permintaan tidak terpenuhi. Dengan demikian,
apabila dimungkinkan untuk menstabili permintaan, investasi kapasitas untuk melayani
permintaan akan lebih rendah den produk atau jasa yang dihasilkan bisa dijual dengan
harga yang lebih rendah serta kinerja operasional seperti tingkat utilitas kapasitas dan
service level akan lebih tinggi

Gambar 5.3 Austrasi dampak fluktuasi permintaan terhadap kebutuhan kapasitas

Anda mungkin juga menyukai