PROPOSAL
Oleh :
Fahmid Abdullah
NIM : 221420065
Fahmid Abdullah
Nim.221420065
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL
Oleh :
Fahmid Abdillah
NIM : 221420065
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
NIP: 19840224200812100
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Nilai-Nilai Kewarganegaraan.................................................................7
2.2 Nilai-Nilai yang Terdapat Dalam Pendidikan Kewarganegaraan.........13
2.3 Teori Organisasi.....................................................................................17
2.4 Penelitian Terdahulu..............................................................................19
2.5 Kerangka Berfikir.................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian......................................................................................22
3.2 Jenis Penelitian.........................................................................................22
3.3 Fokus Penelitian.......................................................................................23
3.4 Sumber Data.............................................................................................24
3.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis dan suku yang
memiliki berbagai macam karakteristik yang berbeda-beda, dimana perbedaan
tersebut diharapkan menjadi kekayaan bangsa yang dapat dibanggakan di manca
negara. Oleh karena itu, mempersatukan masyarakat Indonesia sangat perlu
ditanamkan nilai-nilai kewarganegaraan sebagai modal utama menuju persatuan dan
kesatuan bangsa.
Bangkit dari krisis multi demensi adalah tanggung jawab semua warga
negara Indonesia. Sebagai bangsa yang bijak harus berpikir cerdas untuk jangka
panjang, kedepaan yang memegang negara ini adalah anak-anak muda sebagai
generasi penerus bangsa, oleh karena itu harus memperbaiki dan menyiapkan
generasi penerus bangsa agar menjadi bangsa yang berpendidikan dan berkarakter.
Anak sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan mampu bangkit,
membangun dan mengembangkan bangsa demi mencapai segala cita-cita luhur
bangsa, sehingga anak harus memiliki nilai-nilai moral dan karakter sabagai modal
yang utama. Pentingnya moral dan karakter juga diungkapkan oleh Mahatma
Gandhi dalam Megawangi (2004:2) sebagai berikut kelahiran dan menjalankan
ritual fisik tidak dapat menentukan derajat baik atau buruk seseorang, kualitas
karakterlah satu- satunya penentu derajat seseorang.
1
Alwison dalam Megawangi (2004:25) menyatakan bahwa karakter diartikan
sebagai gambaran tingkah laku yang menonjolkan gambaran benar-salah, baik-
buruk, baik secara eksplisit maupun implisit. Kata karakter berasl dari bahasa
Yunani charassein, yang berarti mengukir sehingga terbentuk pola. Karakter
memiliki makna, nilai dan harga yang sangat besar dalam kehidupan. Karakter
adalah sebuah pilihan yang membutuhkan pikiran, keberanian, usaha keras dan
penanaman sedikit demi sedikit secara konsisten. Hal yang sama diungkapkan oleh
Karen E. Bohlin, Deborah Farmer, dan Kevin Ryan (2001) dalam Megawangi
(2004:112) bahwa membentuk karakter yang merupakan the habits of mind, heart,
and action, yang antara ketiganya saling terkait (pikiran, hati dan tindakan) adalah
saling terkait.
dan keteladannya.
3
Salah satu organisasi siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA)
adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan juga organisasi lain seperti
pramuka. Pada bidang pengembangan ekstrakulikuler kepramukaan siswa diberikan
pengetahuan sikap dan keterampilan dalam bentuk kegiatan penanaman disiplin,
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Secara umum ruang lingkup kegiatan OSIS terdiri dari beberapa bidang yaitu
1) bidang pengembangan kehidupan religi, 2) bidang pengembangan kehidupan
kewaganegaraan, 3) bidang pengembangan ekstrakurikuler kepramukaan, 4) bidang
pengembangan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja 5) bidang pengembangan
kewirausahaan, 6) bidang pengebangan minat bakat olah raga dan 7) bidang
pengebangan minat bakat seni.
4
Berdasarkan uraian di atas dapat ditelaah bahwa pada dasanya
pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan bagi siswa dapat dikembangkan melaui
organisasi sekolah yaitu osis dan juga prammuka. Hal ini terlihat pada aspek-aspek
kegiatan dalam organisasi yang mencakup beragai kegiatan yang mengintergrasik
nila-nilai kewarganegaraan seperti aspek religi, bela negara, pramuka, PMR,
kewirasahaan, olah raga, dan seni. Oleh karena itu diharapkan kegiatan organisasi
tersebut dikembangkan dengan baik disetiap jenjang lembaga pendidikan baik
pendidikan dasa, menengah, maupun lembaga pendidikan tinggi.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengembangan nilai-nilai kewaganegaraam dalam kegiatan
organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan nilai-nilai
kewarganegaraan dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
c. Upaya apa yang mendukung pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam
kegiatan organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
1. Pendidikan kewarganegraan dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
warganegara yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif, dan
bertanggung jawab.
2. Pendidikan kewarganegaraan dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang membuat dimensi kognitid dan psikomotorik yang saling
berhubungan pada siswa.
3. Pendidikan kewaganegaraan sebagai subjek pembelajatan yang
menkankan pada isi mengungsung nilai-nilai dan pengalaman belajar
dalam berbagai perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Nilai-Nilai yang terdapat dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Nilai merupakan suatu keyakinan yang ada dalam prakarsa setiap orang.
Suatu keyakinan yang tidak pernah dilanggar di dalam keluarga juga merupakan
suatu nilai. Menurut Rivai V (2002:244).
9
sesuatu mana yang benar dan tida benar. Pengertian di atas jika penulis
hubungkan dengan nilai yang dimaksudberkenaan dengan kehidupan organisasi
siswa di sekolah bahwa nilai-nilai yangterdapat di dalam organisasi di sekolah
merupakan sejumlah prinsip, tujuan, asumsi dasar atau keyainan atau standar
yang dipertahankan dan dipergunakan oleh anggota organisasi tersebut untuk
bersikap dan berperilaku di sekolah terlebih lagi di luar sekolah yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari. Selainitu bahwa nilai juga kedudukannya lebih
tinggi daripada norma atau moral. Norma dan moral ada setelah nilai tersebut
ada.
Setelah memahami makna dari nilai itu sendiri, maka selanjutnya mengenai
nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan kewaganegaraan yang konsentratnya
adalah pendidikan nilai yang merupakan mata pelajaran di sekolah. Dalam
konteks ini pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan pendidikan
kebangsaan atau pendidikan karakter bangsa. Semu aeharusan itu menuntut
perlunya penghayatan baru sebagai suatu konseop kelilmuan, instrumentasi, dan
praktis pendidikan yang utuh, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan “civic
intelegence”.
10
saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep,
dan moral pancasila, kewaganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
Adapun pendidikan kewaganegaraan secara progmatik dirancang sebagai
subjek yang menkankan pada sisi yang mengusung nilai-nilai dan oengalam
belajar dalam bentuk perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehai-
hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
11
8. Nilai personal sosial kultural, yakni mencerminkan sikap
bermusyawarah untu mufakat serta sikap berkeadilan.
9. Nilai personal-sosial, yakni mencerminkan sikap mandiri.
10. Nilai personal-sosial-politik, yakni sikap yang mencerminkan warga
negara yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.
12
Sebagaimana yang menadi fokus dalam mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan di persekolahan yaitu membentuk manusia atau
peserta didik yang berlandaskan pancasila, maka bahwasannya nilai
aqidah keberagamaan ini merupakan pengalaman siswa dalam
kehidupan di sekolah khususnya dalam kegiatan berorganisasi di
sekolah terhadp pancasila sila ke satu yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan
tolong menolong dan berakhlaq mulia
Nilai sosial-kultural keberagman, ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan organisasi di sekolah melaui OSIS diantaranya melalui
kegiatan upaya membina kehidupan berbangsa dan bernegara seperti
misalnya melaksanakan bakti masyarakat.
3. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin
Nilai fisikal dan rohanian ini dapat dikembangkan dalam kegiatan
berorganisasi di sekolah melaui OSIS, diantaranya melaui kegiatan
upaya pembinaan lomba olah raga, dan lain-lain.
4. Nilai kecerdasan substansif, yakni pencerminan dari manusia yang
berilmu
Nilai kecerdasan substansif ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di skeolah OSIS, diantaranya melalui kegitan
upaya pembinaan penulisan karya imiah, mengadakan diskusi atau
seminar di skeolah dan lain-lain.
5. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam
kehidupan
Nilai kecerdasan operasional ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berogranisasi di seolah melaui OSIS, diantaranya melaui
kegiatan upaya pembinaan wawasan dan keterampilan dalam
kehidupan, seperti misalnya melaksanakan kegiatan
pengembaraanatau penjelajahan atau lintas alam, dan lain-lain.
13
Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikebangkan dalam
kehidupan organisasi di skeolah tersebut merupakan pencerminan dai
tujuan pendidikanansional dan ruang lingkup mata pelajaran pendidikan
kewaganegaraan di perskeolahan yang meliputi aspek-aspek berikut :
14
Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan diluar sekolah dan jam
pelajaran dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendidikan
dengan penekanan pad asaek atau usaha pembinaan mansua sebagai
upaya pemnatapa pembentukan kepribadian siswa. Pencapaian tujuan
kegiatan ekstrakulikuler dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan diperlukan adanya informasi yang jelas
mengenai arti, tujua, dan hasil yang diharapkan, peramam serta berbagai
kendala yang dihadapi dengan informasi yang jelas diharapkan kepada
sekolah, pembina, guru, siswa, serta pihak-pihak terkait dapat
membantu dan melaksanakan ekstrakulikuler sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
Adapun tujuan dari pendidikan ekstrakulikuler ini sebagai berikut:
1. Untuk mrmperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti
memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan siswa
yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program
kurikulum yang ada.
2. Untuk melegkapi upaya pembinaa, pemnatapan, dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan ini dapat diupayakan melaui
ekstrakulikuler paskibra, PMR, PRAMUKA, keagamaan dan
lainnya.
3. Disamping itu kegiatan ekstrakulikuler merupakan wadah atau
sarana yang paing tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan
bakat, minat, serta keterampilan siswa. Melalui kegiatan
ekstrakulikuler diharapkan bakat, minat, dan keterampilan siswa
dapat berkembang dan meningkat secara optimal serta mengacu
siswa ke arah kemampuan berfikir mandiri, percaya diri, dan
kreatifitas yang tinggi.
16
- Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi
dalam hal ini dimasudkan satuan atau kelompok kerjasama
para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapi
tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan
kesiswaan.
- Siswa
Adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
- Intra
Terletak di dalam dan diantara sehingga OSIS berarti suatu
organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan.
- Sekolah
Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggrakan
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan.
2) Secara Organisasi
Osis adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah
di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk
organisasi siswa intra sekolah yang tidak mempunyai
hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lan dan tidak
menjadi bagian atau alat dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.
3) Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khsuusnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang
terkandung lebih jauh pengertian OSIS ialah sebagai salah
satudari empat jalur pembinaan kesiswaan di samping ke tiga
jalur yang lain yaitu : latihan kepemimponan, ekstrakulikuler,
dan wawasan wiyatamandala.
17
4) Secara Sistem
Apabila OSIS sipandang suatu sistem, berati OSIS sebagai
tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk
mencapi tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang
sebagai sistem. Dimana sekumpulan pada siswa mengadakan
koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan.
2. Peran
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat
disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai
salah satu pembinaan kesiswaa, peranan OSIS adalah :
- Sebagai wadah
Organisasi siswa intra sekolah merupakan satu-satunya
wadah kegiatan para siswa di skeolah bersama dengan jalur
pembinaan yang lan untuk mendukung tercapainya tujuan
pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu, OSIS dlam
mewujudkan fungsinya sebagai wadah OSIS harus selalu
bersama-sama dengan jalur lain, yaitu latihan
kepemimpinan, ekstrakulikuler, dan wawasan
wiyatamandala.
18
2.3 Teori Organisasi
A. Pengertian dan Konsep Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani
yang berarti alat. Definisi organisasi telah banyak dikemukaan
oleh para ahli. Stoner, mengatakan bahwa organisai adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
B. Ciri-Ciri Organisasi
a. Ciri organisasi secara umum
- Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang mesti
kita taati
- Mempunyai pendelegasian koordinasi dan wewennag
tugas-tugas
- Adanya kerjasama secara terstruktur
- Mempunyai sasaran dan tujuan
- Mempunyai komponen yaitu bawahan dan atasan
b. Ciri organisasi modern
- Cenderung spesialisasi
- Adanya asas-asas organisasi
19
- Pengelolaan data semakin cepat
20
- Unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap
- Penggunaan staf yang lebih intensif
- Organisasi yang bertambah besar
c. Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana prganisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada
orang, kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga
unsurorganisasi ini tid berdiri sendiri, akan tetapi terkait atau
berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur- unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Man (orang-orang)
Dalam kehidupan berorganisasi atau ketatalembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personel terdiri
dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu
akan suatu pekerjaan/ perbuatan/ aktivitas yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapi tujuan bersama. Oleh
karena itu, semua anggota atau se,ua warga yang menurut
tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manager, dan pekerja, secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi.
3. Tujuan bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau
diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa
yang harsu dicapai melalui prosedur, program, pola,
kebijakan, strategi, anggaran, dan pertaruan-peraturan yang
telah ditetapkan.
4. Peralatan
Peralatan atau equipments yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
bangunan, kantor).
21
5. Lingkungan
Faktor lingkungan misnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, kekayaan alam dan teknologi. Termasuk dalam
unsur lingkungan, antara lain : (a) kondisi atau situasi
yangsecara langsung maupun secar atid langsung
berpengaruh terhadao daya gerak kehidupan organisasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan, (b) tempat atau lokasi sangat erat hubungannya
dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi, (c) wilayah operasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
6. Kekayaan Alam
Kekayaan alam yang termasuk dalam kekayaan alam ini
misanya keadaan iklim, udara, air, cuaca, hidrogafi,
geologi, klimatologi, flora, dan fauna.
C. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi memiliki pengauh dalam mengembangkan
organisasi baik untuk perekrutan anggota dan pencapaian apa yang
akan dilaukan dalam proses berjalannya organisasi tersebut.
23
berdasakan sekbid-sekbid yang ada. Walaupun secara perorganisasi bentuk kegitan
tersebut bisa saja berbeda, akan tetapi yang menjadi landasan dalam setiap
kegiatannya adalah materi pembinaan yang diwaili 9 sekbid yang dimiliki OSIS
SMAN 1 Cibadak, (2) pengembangan nilai-nilai kewaganegaraan dapat
dikembangkan dalam kegiatan OSIS, PRAMUKA, PMR dengan cara menjalankans
ecara optimal sleuruh program kerja atau kegiatan karena programkegiatan tersebut
sudah dibuat dengan berdasarkan pada materi pembinaan siswa, visi dan misi
sekolah, serta tujuan pendidikan nasional yang sarat akan nilai-nilai yang terdapat
dalam kewarganegaraan, (3) cara meningkatkan peran organisasi di sekolah dalam
upaya pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan adalah dengan bertitik tolak dari
tujuand an peran organisasi di sekolah, emningkatkan peranan perangkat
kepengurusan organisasi, memperjelas uraian tugas dan alur tugas dlam organisasi,
melaskanakan delapan materi pembinaan kesiswaan secara optimal dan intern
organisasi maupun lintas organisasi.
Berdasarkan penelitian Isfari Ilham dengan judul “PERAN ORGANISASI
INTRA SEKOLAH (OSIS) DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI
PANCASILA
DI SMA NEGERI 3 GOWA KABUPATEN GOWA (Farhan Nurdiansyah &
Anggraeni Dewi, 2021)” di dapat hasil bahwa : Berdasarkan observasi dan
wawancara yang di lakukan kepada semua siswa yang tergabung dalam OSIS SMA
N 3 gowa, di peroleh bahwa (1) mereka percaya dan menyakini tentang adanya
tuhan, itu di buktikan dengan fakta bahwa semua anggota osis di SMA N 3 gowa
masing-masing memeluk agama. Hal itu senada dengan jawaban yang di lontarkan
oleh akbar, selaku ketua osis SMA 3 gowa . Selain itu, kebijakan osis selalu
berpegang kepada aturan yang berlaku tanpa membeda bedakan antara agama,suku,
dan dari rasa apa siswa itu berasal.(2) peneliti melihat bahwa osis di SMA N 3
Gowa tersebut selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan, mereka tidak
membeda-bedakan antar sesama osis, oleh karena itu penerapan karakter pada siswa
dapat berjalan dengan semestinya dalam wadah organisasi osis.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, dari dua referensi penelitian terdahulu
terdapat pengaruh positif pada penerapan pendidikan kewaganegaraan terhadap
perilaku dan nilai-nilai sisswa yang mana mampu diimplementasikan dalam bentuk
organisasi intra dan ekstern sekolah seperti OSIS, PRAMUKA, dan lainnya,
sehingga mendapat output siswa yang diharapkan dan sesuai dengan landasan
24
negara pancasila dan kewarganegaraan.
25
2.5 Kerangka Berfikir
Para siswa khusunya tingkat SMA adalah usia dimana kondisi anak harus benar-benar
dibekai dengan karakter yang baik agar mampu menghasilkan luaran yang sesuai dengan
kebutuhan guna menjamin masa depan. Hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi
guru dan sekolah untuk mengembangkan karakter siswa dengan cara pengembangan nila-
nilai kewarganegaraan bagi siswa agar siswa tahan terhadap arus globalisasi dan
pengaruh buruk yang dapat menyeerang kapan saja. Ada berbagai cara yang dapat guru
lakukan dalam mengembangkan karakter siswa. Salah satunya dengan
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran kewarganegaraan.
Menurut Kansil dalam (Suharyanto, 2013) bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mata pelajaran yang sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-niali
luhur, moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
Implementasi
• Pengembnagan • Menciptakan
Nilai-Nilai karakter pada siwa
• Organisasi yang sesuai dengan
Kewarganegaraan Sekolah (OSIS, nila-nilai
PRAMUKA, PMR, kewarganegaraan
DLL)
Hasil atau
Pelaksanaan
Luaran
Sebagaimana tujuan dasar dari pengembangan nilai-nilai tersebut yakni mewujudkan peserta
didik yang baik melalui penanaman nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kebaikan atau pun
keluhuran dengan cakupan materi guna terwujudnya peserta didik yang memiliki pemahaman
dan kesadaran akan nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan nilai-nilaikewarganegaraan
dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
a. Rendahnya kedisiplinan
c. Kurangnya kesopanan
menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau
proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah
yang menadi sumber datanya.
Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata yang diperoleh dari
wawancara dengan para infroman yang telah ditentukam yang meliputi berbagai hal
yang berkatan dengan pelakasanaan nilai-nilai pengembangan kewarganegaraan
dalam kegiatan berorganisai di sekolah SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjuan langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan data yang valid, amka peneliti menggunakan metode sebagai
berikut :
1. Metode observasi
Observasi atau pengamatan dpat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhada gejala yang tampak pad aobjek penelitian.
Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, ,dimana peneliti terlibta
langsung dengan kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamatai atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.Observasi langsung ini dilakukan
peneliti untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-
nilai kewarganegaran di lingkungan sekolah.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilaukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, dimana seorang pewawancara menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diaukan untuk mencari jawaban atas
hipotesis yang disusun dengan ketat.
Dalam pelaksanaan teknik wawancara, pewawancara harus mampu
menciptakan hubungan bak sehingga informan bersedia berkerja sama dan
merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
Teknis
29
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adlah metode desktiptif analitik, yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan
sebagainya, kemudia di deskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap
kenyataan atau realitas.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal
ini Nasution menyatakan “ Analisis telat dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke langan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Aanalisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika
teori yang grounded. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data
daripada selesai penguumpulan data.
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan,
yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan lapangan. Reduksi dilaukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yangtidak relevan,
kemudia data tersebut diverifikasi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aziza, N. (2017). Jenis dan Pendekatan Penelitian. Metode Penelitian Kualitatif, 17, 45–54.
Farhan Nurdiansyah, M., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. IJOIS: Indonesian Journal of Islamic Studies, 2(02),
105–115.
Kewarganegaraan. II(2).
31