Anda di halaman 1dari 36

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM KEGIATAN

BERORGANISASI DI SEKOLAH SMA NEGERI 1 PAGUYAMAN PANTAI

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan


Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

Oleh :

Fahmid Abdullah
NIM : 221420065

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantias
amelimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI DI SEKOLAH
SMA NEGERI 1 PAGUYAMAN PANTAI”. Proposal ini disusun sebagai tugas
akhir untuk persyaratan mengikuti ujian sarjana pendidikan pada jurusan Ilmu
Hukum dan Kemsyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
Dalam penyusunan proposa penelitian ini, penulis mengingat keterbatasan
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan. Proposal ini tentu tidak
luput dai kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal
penelitian ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesa-besarnya kepada Bapak Rasid Yunus, S.Pd,M.Pd dan Ibu Yuli
Adhani, S.Pd,M.Pd selaku dosen pembimbing proposal yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian
proposl penelitian ini. Penulis sangat berharap semoga proposal ini bermanfaat
bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Gorontalo, Oktober 2022


Penulis

Fahmid Abdullah
Nim.221420065

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN


ORGANISASI DI SEKOLAH SMA NEGERI 1 PAGUYAMAN PANTAI

PROPOSAL

Oleh :

Fahmid Abdillah

NIM : 221420065

Telah di periksa dan di setujui untuk di uji

Pembimbing I Pembimbing II

Rasid Yunus, S.Pd,M.Pd Yuli Adhani, S.Pd,M.Pd


Nip. 198402242008121003 Nip. 198707022020122011

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ilmu Hukum Kemasyrakatan

Rasid Yunus, S.Pd, M,Pd

NIP: 19840224200812100

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Nilai-Nilai Kewarganegaraan.................................................................7
2.2 Nilai-Nilai yang Terdapat Dalam Pendidikan Kewarganegaraan.........13
2.3 Teori Organisasi.....................................................................................17
2.4 Penelitian Terdahulu..............................................................................19
2.5 Kerangka Berfikir.................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian......................................................................................22
3.2 Jenis Penelitian.........................................................................................22
3.3 Fokus Penelitian.......................................................................................23
3.4 Sumber Data.............................................................................................24
3.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir.............................................................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting karena dengan mendapatkan


pendidikan manusia akan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga
orang akan berpikir, besikap dan bertindak dengan baik, selain itu dengan
pendidikan siswa akan memperoleh pengetahuan, keterampilan untuk menghadapi
tantangan hidup yang semakin berat. Pendidikan merupakan sebuah keharusan
sebagai bekal manusia dalam bertaha

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis dan suku yang
memiliki berbagai macam karakteristik yang berbeda-beda, dimana perbedaan
tersebut diharapkan menjadi kekayaan bangsa yang dapat dibanggakan di manca
negara. Oleh karena itu, mempersatukan masyarakat Indonesia sangat perlu
ditanamkan nilai-nilai kewarganegaraan sebagai modal utama menuju persatuan dan
kesatuan bangsa.

Bangkit dari krisis multi demensi adalah tanggung jawab semua warga
negara Indonesia. Sebagai bangsa yang bijak harus berpikir cerdas untuk jangka
panjang, kedepaan yang memegang negara ini adalah anak-anak muda sebagai
generasi penerus bangsa, oleh karena itu harus memperbaiki dan menyiapkan
generasi penerus bangsa agar menjadi bangsa yang berpendidikan dan berkarakter.
Anak sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan mampu bangkit,
membangun dan mengembangkan bangsa demi mencapai segala cita-cita luhur
bangsa, sehingga anak harus memiliki nilai-nilai moral dan karakter sabagai modal
yang utama. Pentingnya moral dan karakter juga diungkapkan oleh Mahatma
Gandhi dalam Megawangi (2004:2) sebagai berikut kelahiran dan menjalankan
ritual fisik tidak dapat menentukan derajat baik atau buruk seseorang, kualitas
karakterlah satu- satunya penentu derajat seseorang.

1
Alwison dalam Megawangi (2004:25) menyatakan bahwa karakter diartikan
sebagai gambaran tingkah laku yang menonjolkan gambaran benar-salah, baik-
buruk, baik secara eksplisit maupun implisit. Kata karakter berasl dari bahasa
Yunani charassein, yang berarti mengukir sehingga terbentuk pola. Karakter
memiliki makna, nilai dan harga yang sangat besar dalam kehidupan. Karakter
adalah sebuah pilihan yang membutuhkan pikiran, keberanian, usaha keras dan
penanaman sedikit demi sedikit secara konsisten. Hal yang sama diungkapkan oleh
Karen E. Bohlin, Deborah Farmer, dan Kevin Ryan (2001) dalam Megawangi
(2004:112) bahwa membentuk karakter yang merupakan the habits of mind, heart,
and action, yang antara ketiganya saling terkait (pikiran, hati dan tindakan) adalah
saling terkait.

Sejalan dengan pendapat di atas, Aristotle (1987) dalam Megawangi


(2004:113) mengemukakan bahwa karakter itu kaitanya erat dengan “ habit” atau
kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Diilustrasikan bahwa karakter adalah
ibarat “otot”, dimana “otot-otot” karakter akan menjadi lembek apabila tidak
pernah dilatih, dan akan kuat dan kokoh kalau sering dipakai. Seperti seorang
binaragawan yang terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya, “otot-otot”
karakter juga akan terbentuk dengan praktik-praktik latihan yang akhirnya akan
menjadi kebiasaan.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan


pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Maftuh,
2008). Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang
berbasis karakter menjadi solusi cerdas untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada
siswa

Nila-nilai kewaganegaraan sebagai modal kehidupan berbangsa dan


bernegara sanagat perlu ditanamkan pada siswa sejak dini. Penanaman nilai-nilai
inidiharapkan dapat diintegrasikan dengan baik dalam berbagai kegiatan
intrakulikuler dan ekstrakulikuler di sekolah. Melaui kegiatan ini didwa diharapkan
akan mendapatbekal tentang nilai-nilai kewarganegaraan sebagaimana yang
diharapkan.
2
PKn sebagai perguruan politik, yang berarti program Perguruan ini
memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka
mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik
(political literacy) dan kesadaran berpolitik (political awareness), serta
kemampuan berpartisipasi politik (political participation) yang tinggi.

Sebagai salah satu wujud penanaman nilai-nilai karakter yang diberikan


kepada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah
dengan memberikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
sekolah dan di luar sekolah, mengkaitkan nilai-nilai karakter yang tersurat di
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dengan kegiatan belajar
siswa, guru PKn bersahabat dan tegas artinya guru pendidikan kewarganegaraan
dekat dengan siswa namun disatu sisi siswa menghormati guru karena ketegasanya

dan keteladannya.

Dalam kegiatan intrakulikuler nila-nilai kewarganegaraan dapat


dikembangkan guru melalui kegiatan organisasi yang sudah ada, kegiatan tsruktur
kurikulum, terutama dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tetapi,
pada mata pelajaran lain juga dapat ditanamkan pula melaui pendidikan karakter.
Sedangkan dalam kegiatan ektrakulikuler dapat dilaksanakan dalam kegiatan
organisasi yang ada di sekolah yang dilasanakan sebagai bagian dari kegiatan non
akademik sekolah.

3
Salah satu organisasi siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA)
adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan juga organisasi lain seperti
pramuka. Pada bidang pengembangan ekstrakulikuler kepramukaan siswa diberikan
pengetahuan sikap dan keterampilan dalam bentuk kegiatan penanaman disiplin,
kemanusiaan dan kemasyarakatan.

OSIS sebagai salah satunya organisasi kesiswaan di dalam sekolah,


merupakan sarana berlatih berorganisasi dan wadah kegiatan bagi siswa di sekolah,
maka dapat disimpulkan maju dan berkembangnya kegiatan sekolah sangat
tergantung pada program kerja OSIS, sikap kepemimpinan dan pengetahuan dasar
mengenai pengelolaan organisasi yang baik serta aktivitas pengurus OSIS yang
dibimbing para pembina OSIS. Melihat peranan dan kedudukan yang penting
tersebut, maka OSIS perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. OSIS berperan dalam
menerapkan sikap kesopanan di sekolah, OSIS memiliki fungsi utama yaitu sebagai
gambaran bagi siswa lain dalam sikap kesopanan dan kedisiplinan di sekolah tetapi
sering terjadi fungsi itu tidak berjalan dengan baik tetapi anggota OSIS yang masih
kurang dalam melaksanakan sikap.

Secara umum ruang lingkup kegiatan OSIS terdiri dari beberapa bidang yaitu
1) bidang pengembangan kehidupan religi, 2) bidang pengembangan kehidupan
kewaganegaraan, 3) bidang pengembangan ekstrakurikuler kepramukaan, 4) bidang
pengembangan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja 5) bidang pengembangan
kewirausahaan, 6) bidang pengebangan minat bakat olah raga dan 7) bidang
pengebangan minat bakat seni.

Pengembangan kehidupan religi berkenaan dengan kompetensi siswa dalam


meningkatkan tata cara bertoleransi dalam kehidupan beragama serta meningkatkan
keimanan dan ketakwaan sesuai dengan agama yang dianutnya. Pada bidang
pengembangan kehidupan kewaganegaraan siswa diberikan pengetahuan dan
keterampilan tentang tata cara berkehidupan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara yang wajib dilaksanakan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

4
Berdasarkan uraian di atas dapat ditelaah bahwa pada dasanya
pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan bagi siswa dapat dikembangkan melaui
organisasi sekolah yaitu osis dan juga prammuka. Hal ini terlihat pada aspek-aspek
kegiatan dalam organisasi yang mencakup beragai kegiatan yang mengintergrasik
nila-nilai kewarganegaraan seperti aspek religi, bela negara, pramuka, PMR,
kewirasahaan, olah raga, dan seni. Oleh karena itu diharapkan kegiatan organisasi
tersebut dikembangkan dengan baik disetiap jenjang lembaga pendidikan baik
pendidikan dasa, menengah, maupun lembaga pendidikan tinggi.

Namun, masih ada permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan


pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan pada siswa sehingga karakter-karakter
diri siswa menjadi lemah hal ini membawa dampak negatif bagi perkembangan
perilaku diri siswa seperti , sering berkata bohong, tidak jujur, tidak bertanggung
jawab, tidak peduli terhadap sesama, rendahnya minat siswa melaksanakan
kewajiban di sekolah, dan tidak disiplin.

Dengan demikian, penerapan pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan


ini perlu dilaksanakan secara seksama dan berkesinambungan pada satuan sekolah
baik itu melalui organisasi atau secara langsung dicontohkan dan diberi arahan oleh
guru, guna menciptakan karakter siswayang sesuai dengan nilai-nilai
kewarganegaraan tersebut.

Siswa yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia adalah siswa yang


berdasarkan Pancasila yaitu taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengikuti nilai-
nilai ajaran Ketuhanan yang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab. Tidak terpecah belah, yang didasari rasa kekeluargaan dan gotong
royong, yang berkeadilan sosial, adil dan makmur.

Mengkaji uraian di atas, maka pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan


dalam kegiatan organisasi sekolah sangat penting dengan alasan nilai-nilai tersebut
berkenaan dengan pendidikan karakter yang terkandung dalam nilai pancasila dan
UUD 1945 yang merupakan modal dasar bagi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat kelak terutama dalam berinteraksi sosial dalam kehidupan
masyarakat.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengembangan nilai-nilai kewaganegaraam dalam kegiatan
organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan nilai-nilai
kewarganegaraan dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
c. Upaya apa yang mendukung pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam
kegiatan organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.

1.3 Tujuan Penelitian


Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
a. Mengetahui pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan
organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
b. Mengkaji faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan nilai-nilai
kewaragnegaraan dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
c. Mengetahui upaya apa yang mendukung pengembangan nilai-nilai
kewarganegaraan dalam kegiatan organisasi sekolah di SMA Negeri 1
Paguyaman Pantai.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan pratis yang akan diuraikan sebagai
berikut :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahaman tentang pentingnya pengembangan nilai kewarganegaraan, dengan
berbagai faktor-faktor yang mendukung dan menghambat serta upaya yang
dilakukan guru dalam pengembangan nilai kewarganegaraan dalam kegiatan
organisasi sekolah.
b. Manfaat Praktis
Secara pratis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan nilai
kewarganegaraan bagi siswa melaui keterlibatan aktif falam kegiatan organisasi
sekolah SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Nilai-Nilai Kewarganegaraan


1. Pengertian dan Konsentrat Pendidikan Kewarganegaraan

Siswa haruslah senantiasa dipandang sebagai individu yang mempunyai


potensi yang sengaja di cetak untuk menjadi generasi penerus bangsa. Hal
tersebut sejalan dengan fungsi dari Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak dan perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang


multi makna yang mengajarkan kepada siswa mengenai ruang lingkup
berkebangsaaan yang baik sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Adapun
penjelasan lain yang diperkuat dengan pemahaman dari beberapa ahli, menurut
Nu’man Soemantri (2001:299) pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan
berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya, pengauh positif dari pendidikan skeolah, masyarakt, dan orang tua, yang
semuanya itu diproses guan melatih para siswa untuk berpikir kritis, analisis
bersikap, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup dmeokratis yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian yang


mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor “value based education”. Dan oleh karenanya maka konfigurasi
atau kerangka sistemasik pendidikan kewarganegaraan ini dibangun atasdasar
paradigma berikut :

7
1. Pendidikan kewarganegraan dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi
warganegara yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif, dan
bertanggung jawab.
2. Pendidikan kewarganegaraan dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang membuat dimensi kognitid dan psikomotorik yang saling
berhubungan pada siswa.
3. Pendidikan kewaganegaraan sebagai subjek pembelajatan yang
menkankan pada isi mengungsung nilai-nilai dan pengalaman belajar
dalam berbagai perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Nilai-Nilai yang terdapat dalam Pendidikan Kewarganegaraan
Nilai merupakan suatu keyakinan yang ada dalam prakarsa setiap orang.
Suatu keyakinan yang tidak pernah dilanggar di dalam keluarga juga merupakan
suatu nilai. Menurut Rivai V (2002:244).

Nilai merupakan keyakinan yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan,


sehingga dikatakan pula bahwa nilaia dalah keyakinan-keyakinan dasar” suatu
modus perilaku atau keadaaan akhir dari eksistensi yang khas lebih disukai
secara pribadi atau sosial daripada suatu modus perilaku atau keadaaan akhir
mengemban gagasan-gagasan seseorang individu mengenai apa yang benar, baik
atau diinginkan.

Achmad Sobirin (2007:166), mengemukaan definisi nilai adalah prinsip,


tujua, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau masyarakat karena secara intrinsik mengandungmakna. Oleh karena
itu nilai bersifat normatif.

Williams Jr dalam (Achmad Sobirin 2007:166), menjelaskan bahwa nilai


bukan hanya berfungsi sebagai kriteria atau standar untuk melaukan
tindakantetapi juga berfungsi sebagai kriteria standar untuk melaukan
penilaian,menentukan pilihan, bersikap, berargumentasi maupun menilai
performan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan suatu


8
keyakinan yang dipegang teguh oleh steiap orang atau kelompok organisasi
mengenai cara bertindak dalam mencapi tujuan dan cara mempertimbangkan

9
sesuatu mana yang benar dan tida benar. Pengertian di atas jika penulis
hubungkan dengan nilai yang dimaksudberkenaan dengan kehidupan organisasi
siswa di sekolah bahwa nilai-nilai yangterdapat di dalam organisasi di sekolah
merupakan sejumlah prinsip, tujuan, asumsi dasar atau keyainan atau standar
yang dipertahankan dan dipergunakan oleh anggota organisasi tersebut untuk
bersikap dan berperilaku di sekolah terlebih lagi di luar sekolah yang tercermin
dalam kehidupan sehari-hari. Selainitu bahwa nilai juga kedudukannya lebih
tinggi daripada norma atau moral. Norma dan moral ada setelah nilai tersebut
ada.

Dalam pendidikan keawarganegaraan nilai dans ejenisnya merupakan wujud


daripad sentuhan ranah afektif serta ebrada dalam didi seseorang. Secara utuh
dan bulat merupakan suatu sistem, dimana aneka jenis nilai berpadu jalin serta
sling meradiasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. Sistem nilai ini sangat
dominan atau kuar menentukan prilaku dan kperibadian seseorang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan suatu


keyakinan yang dipegang teguh oleh steiap orang atau kelompok organisasi
mengenai cara bertindak dalam mencapi tujuan dan cara mempertimbangkan
sesuatu mana yang benar dan tida benar.

Setelah memahami makna dari nilai itu sendiri, maka selanjutnya mengenai
nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan kewaganegaraan yang konsentratnya
adalah pendidikan nilai yang merupakan mata pelajaran di sekolah. Dalam
konteks ini pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan pendidikan
kebangsaan atau pendidikan karakter bangsa. Semu aeharusan itu menuntut
perlunya penghayatan baru sebagai suatu konseop kelilmuan, instrumentasi, dan
praktis pendidikan yang utuh, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan “civic
intelegence”.

Sebagaimana diketahui pendidikan kewarganegaraan secara kurikuler


dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu agar menjadi waga negara Indonesia yang berakhlaq mulia,
cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Sedangkan pendidikan
kewargangeraan secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
menurut dimensi-dimensi kognitif dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau

10
saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep,
dan moral pancasila, kewaganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
Adapun pendidikan kewaganegaraan secara progmatik dirancang sebagai
subjek yang menkankan pada sisi yang mengusung nilai-nilai dan oengalam
belajar dalam bentuk perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehai-
hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Nilai-nilai kewaganegaraan yang terdapat dalam


pendidikankewaganegaraan dapat kita lihat dengan merujuk pada kerangka
sistematik pendidikan kewarganegaraan untuk persekolahan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan serta merujuk
pada tujuan Pendidikan Nasional yang sangat erat akan nilai, sebagai berikut :

1. Nilai aqidah keberagaman, yani beriman dan bertaqwa kepada Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan
tolong menolong, toleransi, dan berakhlaq mulia.
3. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni secara lahir dan batin.
4. Nilai kecerdasan substansif, yakni pencerminan dari manusia yang
berilmu.
5. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam
kehidupan.
6. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif.
7. Nilai kebangsaan serta persatuan dan kesatuan, yakni mencerminkan
sikap patriotisme.

11
8. Nilai personal sosial kultural, yakni mencerminkan sikap
bermusyawarah untu mufakat serta sikap berkeadilan.
9. Nilai personal-sosial, yakni mencerminkan sikap mandiri.
10. Nilai personal-sosial-politik, yakni sikap yang mencerminkan warga
negara yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab.

Nilai-nilai yang terdapat pada kewarganegaraan di atas merupakan nilai-


nilai yang harus dimiliki manusia Indonesua yang khususnya dalam hal ini
adalah para siswa-siswi yang mempunyai wawasan yang sangat luas dan
mampu berfikir global, dengan cara bertindak atau sesuai dengan
kebudayaan bangsa sendiri, tetapi tetap partisipatif dan bertanggung jawab
untuk melasanakan komitmen kehidupan berbabangsa dan bernegara
Indonesia.

3. Nilai-Nilai Kewaganegaraan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan


berorganisasi di sekolah
Salah satu tujuan dari pendidikan ekstrakulikuler adalah untuk melengkapi
upaya mengembangkan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian
pada diri siswa. Tentunya sebelum siswa masuk ke lingkungan sekolah dan
lingkungan organisasi yang baru sebelumnya dia sudah memiliki nilai-nilai yang
dibawanya baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sehingga
menyentuh nilai yang sudah dimiliki sebelumnya dengan nilai-nilai yang ada
dalam lingkungan sekolah dan organisasi yang baru sehingga akan
terbentuksikap dan perilaku (hasil perpaduan nilai lama dengan nilai baru) di
dalam sekolah yang baru dan organisasi yang baru.
Adapun nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikembangkan dalam
kehidupan organisasi di sekolah :
1. Nilai kewarganegaraan, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Nilai aidah keberagamaan ini dpat dikembangkan dlam kegiatan
berorganisasi di sekolah melalui OSIS, diantaranya melaui kegiatan
upaya pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, seperti
misanya mengadakan kegiatan keagamaan dan lain-lain.

12
Sebagaimana yang menadi fokus dalam mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan di persekolahan yaitu membentuk manusia atau
peserta didik yang berlandaskan pancasila, maka bahwasannya nilai
aqidah keberagamaan ini merupakan pengalaman siswa dalam
kehidupan di sekolah khususnya dalam kegiatan berorganisasi di
sekolah terhadp pancasila sila ke satu yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan
tolong menolong dan berakhlaq mulia
Nilai sosial-kultural keberagman, ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan organisasi di sekolah melaui OSIS diantaranya melalui
kegiatan upaya membina kehidupan berbangsa dan bernegara seperti
misalnya melaksanakan bakti masyarakat.
3. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin
Nilai fisikal dan rohanian ini dapat dikembangkan dalam kegiatan
berorganisasi di sekolah melaui OSIS, diantaranya melaui kegiatan
upaya pembinaan lomba olah raga, dan lain-lain.
4. Nilai kecerdasan substansif, yakni pencerminan dari manusia yang
berilmu
Nilai kecerdasan substansif ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berorganisasi di skeolah OSIS, diantaranya melalui kegitan
upaya pembinaan penulisan karya imiah, mengadakan diskusi atau
seminar di skeolah dan lain-lain.
5. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam
kehidupan
Nilai kecerdasan operasional ini dapat dikembangkan dalam
kegiatan berogranisasi di seolah melaui OSIS, diantaranya melaui
kegiatan upaya pembinaan wawasan dan keterampilan dalam
kehidupan, seperti misalnya melaksanakan kegiatan
pengembaraanatau penjelajahan atau lintas alam, dan lain-lain.

13
Nilai-nilai kewarganegaraan yang dapat dikebangkan dalam
kehidupan organisasi di skeolah tersebut merupakan pencerminan dai
tujuan pendidikanansional dan ruang lingkup mata pelajaran pendidikan
kewaganegaraan di perskeolahan yang meliputi aspek-aspek berikut :

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : hidup rukun dalam


perbedaan, cint alingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, ketuhanan negara kesatuan republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan republik Indonesia, keterbukaan, dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan meliputi : tata tertib dalam kehidupan
keluarga, sekolah, norma yang berlau di masyarakat, peraturan-
pertauran daerah, dan norma dlam kehidupan sehai-hai.
c. Hak asasi manusia meliputi : hak dan kwajiban anak, hak dan
kewaiban anggot amasyarakat, instrumental nasional HAM,
pemanjuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

2.2 Organisasi Ekstrakuliler Siswa di Sekolah


1. Kegiatan Organisai atau Ekstrakulikuler di Sekolah
Kegiatan organisasi ekstrakulikuler yaitu kegiatan yang dilakukan
sebagai materi mata pelajaran (kokulikuler) dan kegiatan (ekstranmural)
adalah kegiatan peserta didik yang dilakukan untuk mengembangkan
diri di dalam maupun di luar halaman sekolah, seperti lapangan, di
museum, di pasar, di hutan, di sungai, di gunung, di laut, dan tempat
lainnya.

Dari penjelasan tersbeut dapat kita lihat bahwa upaya


mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan
berorganisasi di sekolah masuk ke dalam ruang lingkup bagian kegiatan
ekstrakulikuler dimana berkembangnya diri peserta didik dapat
dilakukan di dalam atau diluar lingkungan sekolah.

14
Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan diluar sekolah dan jam
pelajaran dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan pendidikan
dengan penekanan pad asaek atau usaha pembinaan mansua sebagai
upaya pemnatapa pembentukan kepribadian siswa. Pencapaian tujuan
kegiatan ekstrakulikuler dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara keseluruhan diperlukan adanya informasi yang jelas
mengenai arti, tujua, dan hasil yang diharapkan, peramam serta berbagai
kendala yang dihadapi dengan informasi yang jelas diharapkan kepada
sekolah, pembina, guru, siswa, serta pihak-pihak terkait dapat
membantu dan melaksanakan ekstrakulikuler sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
Adapun tujuan dari pendidikan ekstrakulikuler ini sebagai berikut:
1. Untuk mrmperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti
memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan siswa
yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program
kurikulum yang ada.
2. Untuk melegkapi upaya pembinaa, pemnatapan, dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan ini dapat diupayakan melaui
ekstrakulikuler paskibra, PMR, PRAMUKA, keagamaan dan
lainnya.
3. Disamping itu kegiatan ekstrakulikuler merupakan wadah atau
sarana yang paing tepat untuk mengembangkan dan meningkatkan
bakat, minat, serta keterampilan siswa. Melalui kegiatan
ekstrakulikuler diharapkan bakat, minat, dan keterampilan siswa
dapat berkembang dan meningkat secara optimal serta mengacu
siswa ke arah kemampuan berfikir mandiri, percaya diri, dan
kreatifitas yang tinggi.

2. Organisai Intra Sekolah (OSIS)


1. Pengertian OSIS
1) Secara sistematis
Di dalam surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 226/CC/Kep/0/1993 disebutkan bahwa
organisasi kesiswaan disekolah adalah OSIS. Kepanjangan
OSIS terdiri dari organisasi, siswa, intra, dan sekolah, beriku
15
penjelasannya :

16
- Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi
dalam hal ini dimasudkan satuan atau kelompok kerjasama
para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapi
tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan
kesiswaan.
- Siswa
Adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
- Intra
Terletak di dalam dan diantara sehingga OSIS berarti suatu
organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan.
- Sekolah
Adalah satuan pendidikan tempat menyelenggrakan
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan.
2) Secara Organisasi
Osis adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah
di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk
organisasi siswa intra sekolah yang tidak mempunyai
hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lan dan tidak
menjadi bagian atau alat dari organisasi lain yang ada di luar
sekolah.
3) Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan
khsuusnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang
terkandung lebih jauh pengertian OSIS ialah sebagai salah
satudari empat jalur pembinaan kesiswaan di samping ke tiga
jalur yang lain yaitu : latihan kepemimponan, ekstrakulikuler,
dan wawasan wiyatamandala.

17
4) Secara Sistem
Apabila OSIS sipandang suatu sistem, berati OSIS sebagai
tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk
mencapi tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang
sebagai sistem. Dimana sekumpulan pada siswa mengadakan
koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan.
2. Peran
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat
disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai
salah satu pembinaan kesiswaa, peranan OSIS adalah :
- Sebagai wadah
Organisasi siswa intra sekolah merupakan satu-satunya
wadah kegiatan para siswa di skeolah bersama dengan jalur
pembinaan yang lan untuk mendukung tercapainya tujuan
pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu, OSIS dlam
mewujudkan fungsinya sebagai wadah OSIS harus selalu
bersama-sama dengan jalur lain, yaitu latihan
kepemimpinan, ekstrakulikuler, dan wawasan
wiyatamandala.

- Sebagai penggerak atau motivator


Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya
keinginan, semnagat para siswa untuk berbuat dan
melakukan kegiatan bersama dlam mencapi tujuan. OSIS
akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina,
pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat
menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan .
- Peranan yang bersifat preventif
Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara
internal OSIS dapat menggerakan sumber day ayang ada
secara eksternal OSIS juga mampu mengadaptasi dengan
lingkungan.

18
2.3 Teori Organisasi
A. Pengertian dan Konsep Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani
yang berarti alat. Definisi organisasi telah banyak dikemukaan
oleh para ahli. Stoner, mengatakan bahwa organisai adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

James D.Money, mengemukakan bahwa organisasi adalah


bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.

Sementara, Chester I. Benard dalam bukunya “ The


Executive Function” berpendapat bahwa organisasi adalah suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa organisasi ini


adalah kesatuansosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja keras
atas dasar yangrelatif terus menerus untuk mencapi suatu tujuan
bersama dalam suatu kelompok.

B. Ciri-Ciri Organisasi
a. Ciri organisasi secara umum
- Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang mesti
kita taati
- Mempunyai pendelegasian koordinasi dan wewennag
tugas-tugas
- Adanya kerjasama secara terstruktur
- Mempunyai sasaran dan tujuan
- Mempunyai komponen yaitu bawahan dan atasan
b. Ciri organisasi modern
- Cenderung spesialisasi
- Adanya asas-asas organisasi
19
- Pengelolaan data semakin cepat

20
- Unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap
- Penggunaan staf yang lebih intensif
- Organisasi yang bertambah besar
c. Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana prganisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada
orang, kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga
unsurorganisasi ini tid berdiri sendiri, akan tetapi terkait atau
berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur- unsur organisasi secara terperinci adalah :
1. Man (orang-orang)
Dalam kehidupan berorganisasi atau ketatalembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personel terdiri
dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu
akan suatu pekerjaan/ perbuatan/ aktivitas yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapi tujuan bersama. Oleh
karena itu, semua anggota atau se,ua warga yang menurut
tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manager, dan pekerja, secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi.
3. Tujuan bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau
diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa
yang harsu dicapai melalui prosedur, program, pola,
kebijakan, strategi, anggaran, dan pertaruan-peraturan yang
telah ditetapkan.
4. Peralatan
Peralatan atau equipments yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
bangunan, kantor).
21
5. Lingkungan
Faktor lingkungan misnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, kekayaan alam dan teknologi. Termasuk dalam
unsur lingkungan, antara lain : (a) kondisi atau situasi
yangsecara langsung maupun secar atid langsung
berpengaruh terhadao daya gerak kehidupan organisasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan, (b) tempat atau lokasi sangat erat hubungannya
dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi, (c) wilayah operasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
6. Kekayaan Alam
Kekayaan alam yang termasuk dalam kekayaan alam ini
misanya keadaan iklim, udara, air, cuaca, hidrogafi,
geologi, klimatologi, flora, dan fauna.
C. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi memiliki pengauh dalam mengembangkan
organisasi baik untuk perekrutan anggota dan pencapaian apa yang
akan dilaukan dalam proses berjalannya organisasi tersebut.

Dari uaraian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori organisasi


adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana
mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerjasama
didalamnya ataupun masyarakat dilingkup kerja mereka. Teori organisai adalah
suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang
pemecahan permaslahan, ataupun segala sesuatu yang memerlukan pemecahan
dan pengambilan keputusan, disepakati dan ditetapkan.

2.4 Penelitian Terdahulu


Berdaskan hasil dari penelitian terdahulu oleh Gunardi, Handi Y (2008)
“PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM
KEGIATAN BERORGANISASI DI SKEOLAH”. Terhadap siswa pengurus dang
anggota OSIS, PRAMUKA, dan PMR di SMA Negeri 1 Cibadak Kabupaten
Sukabumi. Menunjukan bahwa : (1) bentuk kegiatan berorganisasi siswa di skeolah
22
khusunya dalam kegiatan OSIS, PRAMUKA, dan PMR sudah terkoordinir

23
berdasakan sekbid-sekbid yang ada. Walaupun secara perorganisasi bentuk kegitan
tersebut bisa saja berbeda, akan tetapi yang menjadi landasan dalam setiap
kegiatannya adalah materi pembinaan yang diwaili 9 sekbid yang dimiliki OSIS
SMAN 1 Cibadak, (2) pengembangan nilai-nilai kewaganegaraan dapat
dikembangkan dalam kegiatan OSIS, PRAMUKA, PMR dengan cara menjalankans
ecara optimal sleuruh program kerja atau kegiatan karena programkegiatan tersebut
sudah dibuat dengan berdasarkan pada materi pembinaan siswa, visi dan misi
sekolah, serta tujuan pendidikan nasional yang sarat akan nilai-nilai yang terdapat
dalam kewarganegaraan, (3) cara meningkatkan peran organisasi di sekolah dalam
upaya pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan adalah dengan bertitik tolak dari
tujuand an peran organisasi di sekolah, emningkatkan peranan perangkat
kepengurusan organisasi, memperjelas uraian tugas dan alur tugas dlam organisasi,
melaskanakan delapan materi pembinaan kesiswaan secara optimal dan intern
organisasi maupun lintas organisasi.
Berdasarkan penelitian Isfari Ilham dengan judul “PERAN ORGANISASI
INTRA SEKOLAH (OSIS) DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI
PANCASILA
DI SMA NEGERI 3 GOWA KABUPATEN GOWA (Farhan Nurdiansyah &
Anggraeni Dewi, 2021)” di dapat hasil bahwa : Berdasarkan observasi dan
wawancara yang di lakukan kepada semua siswa yang tergabung dalam OSIS SMA
N 3 gowa, di peroleh bahwa (1) mereka percaya dan menyakini tentang adanya
tuhan, itu di buktikan dengan fakta bahwa semua anggota osis di SMA N 3 gowa
masing-masing memeluk agama. Hal itu senada dengan jawaban yang di lontarkan
oleh akbar, selaku ketua osis SMA 3 gowa . Selain itu, kebijakan osis selalu
berpegang kepada aturan yang berlaku tanpa membeda bedakan antara agama,suku,
dan dari rasa apa siswa itu berasal.(2) peneliti melihat bahwa osis di SMA N 3
Gowa tersebut selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan, mereka tidak
membeda-bedakan antar sesama osis, oleh karena itu penerapan karakter pada siswa
dapat berjalan dengan semestinya dalam wadah organisasi osis.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, dari dua referensi penelitian terdahulu
terdapat pengaruh positif pada penerapan pendidikan kewaganegaraan terhadap
perilaku dan nilai-nilai sisswa yang mana mampu diimplementasikan dalam bentuk
organisasi intra dan ekstern sekolah seperti OSIS, PRAMUKA, dan lainnya,
sehingga mendapat output siswa yang diharapkan dan sesuai dengan landasan
24
negara pancasila dan kewarganegaraan.

25
2.5 Kerangka Berfikir
Para siswa khusunya tingkat SMA adalah usia dimana kondisi anak harus benar-benar
dibekai dengan karakter yang baik agar mampu menghasilkan luaran yang sesuai dengan
kebutuhan guna menjamin masa depan. Hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi
guru dan sekolah untuk mengembangkan karakter siswa dengan cara pengembangan nila-
nilai kewarganegaraan bagi siswa agar siswa tahan terhadap arus globalisasi dan
pengaruh buruk yang dapat menyeerang kapan saja. Ada berbagai cara yang dapat guru
lakukan dalam mengembangkan karakter siswa. Salah satunya dengan
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran kewarganegaraan.
Menurut Kansil dalam (Suharyanto, 2013) bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mata pelajaran yang sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-niali
luhur, moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.

Implementasi
• Pengembnagan • Menciptakan
Nilai-Nilai karakter pada siwa
• Organisasi yang sesuai dengan
Kewarganegaraan Sekolah (OSIS, nila-nilai
PRAMUKA, PMR, kewarganegaraan
DLL)
Hasil atau
Pelaksanaan
Luaran

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Sebagaimana tujuan dasar dari pengembangan nilai-nilai tersebut yakni mewujudkan peserta
didik yang baik melalui penanaman nilai-nilai moral yang berkaitan dengan kebaikan atau pun
keluhuran dengan cakupan materi guna terwujudnya peserta didik yang memiliki pemahaman
dan kesadaran akan nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga dan masyarakat.
26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka (Aziza, 2017).
Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.
Sementara itu penelitian deskriptif adalah suatu bentuk yang ditunjukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun rekayasa manusia.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fata dan sifat populasi atau daerah
tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengembangan bilai-
nilai kewarganegaraan bagi kegiatan organisai di sekolah SMA Negeri 1
PaguyamanPantai.

3.2 Fokus Penelitian


Kajian penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan bagaimana nilai-nilai
kewarganegaraan dilakukan dalam kegiatan organisai di sekolah SMA Negeri 1
Paguyaman Pantai, yang meliputi apa saja materi yang diberikan, metode yang
digunakan, dan juga teknik yang dilakukan. Adapun dapat dijelaskan dapalam
beberapa poin sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan nilai-nilai kewarganegaraam dalam kegiatanorganisasi


sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.
a. Nilai kewarganegaraan
b. Nilai sosial-kultural keberagaman
c. Nilai fisikal dan rohaniah

27
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengembangan nilai-nilaikewarganegaraan
dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.

a. Rendahnya kedisiplinan

b. Kurangnya sikap toleransi

c. Kurangnya kesopanan

3. Upaya apa yang mendukung pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam


kegiatan organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.

a. Pengimplementasian dalam wadah organisasi sekolah

b. Pengimplementasian dalam ekstrakuliler dan intakulikuler

c. Peningkatkan kerjasama dan saling tolong menolong


3.3 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy.
J.Moelong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif,
mengemukaan bahwa sumber data utama adalah penelitian kualitatif adalah kata-kata
dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sedangkan yang dimasud dengan sumber data dalam penelitian adlah subyek
dari mana dat adapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam
mengumpulkan datany amaka sumber datanya disebut informan, yaitu orang-orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun
lisan. Aapabila

menggunakan observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau
proses sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah
yang menadi sumber datanya.
Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata yang diperoleh dari
wawancara dengan para infroman yang telah ditentukam yang meliputi berbagai hal
yang berkatan dengan pelakasanaan nilai-nilai pengembangan kewarganegaraan
dalam kegiatan berorganisai di sekolah SMA Negeri 1 Paguyaman Pantai.

28
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjuan langsung pada objek penelitian
untuk mendapatkan data yang valid, amka peneliti menggunakan metode sebagai
berikut :
1. Metode observasi
Observasi atau pengamatan dpat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhada gejala yang tampak pad aobjek penelitian.
Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, ,dimana peneliti terlibta
langsung dengan kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamatai atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.Observasi langsung ini dilakukan
peneliti untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan pengembangan nilai-
nilai kewarganegaran di lingkungan sekolah.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilaukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, dimana seorang pewawancara menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diaukan untuk mencari jawaban atas
hipotesis yang disusun dengan ketat.
Dalam pelaksanaan teknik wawancara, pewawancara harus mampu
menciptakan hubungan bak sehingga informan bersedia berkerja sama dan
merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
Teknis

wawancara yang peneliti gunakan adalah terstruktur (tertulis) yaitu dengan


menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan kepada
informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah
dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu
melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat
dikembangkan peneliti melaui pertanyaan yang muncul ketika wawancara
berlangsung.

29
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan adlah metode desktiptif analitik, yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dan
sebagainya, kemudia di deskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap
kenyataan atau realitas.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal
ini Nasution menyatakan “ Analisis telat dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke langan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Aanalisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika
teori yang grounded. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data
daripada selesai penguumpulan data.
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan,
yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan lapangan. Reduksi dilaukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yangtidak relevan,
kemudia data tersebut diverifikasi.

2. Penyajian data, adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang


memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan oengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan
tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusum dalam bentuk
yang padu dan mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, merupakan kegiatan akhir penelitian
kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melaukan verifikasi,baik
dari segi makna maupun kebenaran. Makna yang dirumuskan peneliti dari data
harus diuji kebenaran,ekcocoka, dan kekokohannya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Aziza, N. (2017). Jenis dan Pendekatan Penelitian. Metode Penelitian Kualitatif, 17, 45–54.

Farhan Nurdiansyah, M., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam

Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. IJOIS: Indonesian Journal of Islamic Studies, 2(02),

105–115.

Maftuh, B. (2008). Internalisasi Nilai-nilai Pancacsila dan Nasionalisme Melalui Pendidikan

Kewarganegaraan. II(2).

31

Anda mungkin juga menyukai