STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur Dimensi
Umunnya pada struktur ini ada dua fungsi struktur;
(Sentralisasi dan DepartemenI)
Sentralisasi focus pada pengambilan keputusan yang bersifat otoriter, dalam penerapannya,
seorang pemimpin yang berhak menentukan semua kebijakan dalam organisasi.
Departemen; memiliki asumsi bahwa pengambilan keputusan terhadap unit kerja
dikelompokkan berdasarkan kesamaan fungsi, status, jabatan, memiliki kesamaan dalam proses
aliran kerja.
Exp; sekolah bisnis dapat diorganisasikan dengan baik bila memiliki kesamaan fungsional
seperti pada bag. Pemasaran, Keuangan, dan bag. Perhitungan. Staff-staff pengajar di sekolah
tersebut dikhususkan pada anak-anak didik mereka.
2. Konfigurasi Struktur
Umumnya pada struktur ini berawal dari level yang paling atas selaku “Fungsional Struktur”
yang bertugas untuk memanaje fungsional departemen. Dari struktur yang paling atas ke sturktur
yang berada di bawahnya.
Maka lahirlah sebuah hasil yang namanya “Divisional Struktur” dimana pada sturktur tersebut
mencoba untuk menggabungkan susunan bagian divisi dengan level yang relatif rendah. Seperti
yang terdapat pada keseluruhan unit yang ada dalam struktur seperti “Self-Sufficien, Semi-
Outonom atau organisasi”
ANALISIS KERJA
Dalam menganalisis kerja maka seseorang harus focus pada bagaimana detail informasi
kerja itu diterapkan.
Contoh; tahap seleksi karyawan ketika rekruitmen, apa saja yang diqualifikasikan
bagaimana sikap para pelamar dalam mempresentasikan jawaban yang dimaksudkan.
Ada lima (5) tahapan analisis kerja;
(1). Pentingnya Analisis Kerja Terhadap Manajer SDM
Apa saja informasi yang dibutuhkan dalam mengalisa kinerja Manajer SDM;
1.1. Pola Kerja.
Analisis kerja dan pola kerja saling berartikulasi maka dalam hal ini perlu untuk
mendesain ulang ulang kerja agar lebih efisien dan efektif. Untuk mendesain ulang maka
perlu informasi-informasi yang detil tentang bagaimana pekrjaan itu dilakukan, apa saja
pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud agar dapat disesuaikan dengan kapasitas para
pelaksana “karyawan”
1.2. Perencanaan SDM
Dalam proses perencanaan tersebut dibutuhkan informasi yang akurat tentang level atau
tingkat keterampilan, penguasaan yang dibutuhkan. Seperti; perencanaan strategi.
1.3. Seleksi
Berfungsi dalam mengidentifikasi dan menentukan para pelamar atau pekerja yang
masuk dalam kategori qualifikasi.
1.4. Pelatihan
Bertujuan untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang komprehensif sehingga para
karyawan atau organisator dapat melakukan tugas-tugas mereka lebih efektif dan efisien.
1.5. Pinilaian Kinerja
Bertujuan bagaimana masing-masing karyawan dapat menunjukkan kinerja mereka agar
dapat dinilai mana yang efektif dan mana yang tidak.
Dari penilaian tersebut akan dapat membuktikan mana karyawan yang disiplin. Melalui
Analisis Kerja, Organisasi dapat mengidentifikasikan tindakan-tindakan dan hasil-hasil
yang membedakan kinerja efektif, efisien dan kinerja-kinerja yang tidak diharapkan.
1.6. Perencanaan Karer
Dalam proses ini dikhususkan bagi para karyawan yang berkeinginan untuk mendapatkan
fasilitas lebih dari perusahaan, intansi atau organisasi maka dalam hal ini perusahaan
berusaha untuk memberikan a give bagi karyawan-karyawan yang berprestasi dan
berkualitas sesuai dengan standar ketentuan yang telah disepakati oleh perusahaan yang
berupa fasilitas penunjang karer serta kesejahteraan khusus.
1.7. Evaluasi Kerja
Yaitu bertujuan untuk menanggapi semua aktifitas-aktifitas yang telah dijalankan dan
mencari solusi apabila terdapat kekuranngan dan masalah-masalah yang belum sempurna
agar dikemudian hari dapat dijadikan sebagai refesensi kerja guna hasil yang oktimal.
Ada dua tipe informasi yang sangat berguna dalam analisis kerja diantaranya;
Gambaran Kerja (job Describtion) memberikan asumsi bahwa tugas-tugas atau
tanggungjawab yang dimaksud akan diterapkan didalam ruang lingkup kerja. Exp;
teknis pelatihan paskibaraka. Implikasinya yakni membutuhkan pelatih,
perlengkapan, teknis dilapangan, dll.
Spesifikasi kerja. Memberikan asumsi bahwa pengetahuan, keterampilan,
kemampuan serta sifat-sifat pendukung lainnya yang dimiliki oleh setiap individu
untuk menjalankan pekerjaan mereka dengan tujuan mencapai hasil yang oktimal.
(4). Sumber Informasi Analisis Kerja
Hubungan antara analisa kerja dengan kenerja karyawan. Bagaimana seseorang mampu
menghasilkan sumber informasi dalam menganalisis pekerjaan. Dalam hal ini perlu adanya kerja
sama atau penggabungan antara karyawan dan atasan agar tidak terjadi miss understanding atau
un real control concepts.
Tujuan sumber informasi analisis kerja ini untuk menghasilkan rate atau out-pu yang maksimal.
MENDESAIN PEKERJAAN
Adalah sebuah proses penegasan cara-cara yang akan diaplikasikan dan tugas-tugas apa
saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Mendesain ulang pekerjaan merupakan proses dalam merubah tugas-tugas atau cara-cara
kerja dengan cara menyelesaikan tugas-tugas yang telah ada sebelumnya, “improvisasi kerja”
Job Desain (desain kerja dibagi menjadi 7 bentuk yaitu;
1. Menggunakan strategi SDM
Faktor-faktor yang mempengaruhi SDM tergolong pada faktor-faktor internal. Strategi SDM
sangat dibutuhkan guna untuk menetralisis situasi dan kondisi.
2. Menggunakan pendekatan secara mekanistik
Memiliki asumsi dalam hal mengidentifikasi cara-cara yang tepat, simple untuk menstruktur
pekerjaan guna oktimalisasi pekerjaan tersebut. Dengan cara membuat pekerjaan lebih mudah
dimana seseorang mampu menyelesaikan dengan cepat, mudah, tepat, efektif dan efisien.
3. Menggunakan pendekatan motivasi
Memiliki asumsi bahwa untuk membentuk kerja maka pendekatan motifasi ini memiliki cabang-
cabang organisasi secara psikologi dan memiliki manajemen budaya serta metode-metode
terbaru sebagai sebuah reaksi pendekatan mekanis terhadap desain kerja.
4. Mencari dan menjaga karyawan terbaik
5. Pendekatan Biologis
Diantaranya dengan melakukan pendekatan secara ergonomik, yaitu membandingkan antara
individu secara psikologis dengan lingkungan kerja.
6. Menggunakan Pendekatan-Motorisasi secara Persepsi
Memiliki asumsi bahwa pendekatan ini mencoba untuk fokus terhadap kemampuan dan
kelemahan ataupun keterbatan. Tujuan dari pendekatan ini yakni untuk mendesain kerja dengan
cara meyakinkan mereka bahwa pekerjaan yang diberikan tidak akan berpengaruh baik terhadap
mental, keterbatasan kemampuan mereka.
7. Menggunakan Pertukaran antara Pendekatan-pendekatan yang berbeda-beda
terhadap Desain Kerja