Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Kelompok 1:
1. Marlina I.2023.1.00105
2. M Rizki Karlim 2021.5.35536
3. Marco
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era perkembangan globalisasi seperti saat ini, peran Sumber Daya Manusia yang
berkualitas sangat di butuhkan oleh dunia kerja. Strategi formulasi kebutuhan dunia kerja yang
merupakan suatu hal yang mesti dimiliki oleh setiap kelompok, organisasi, lembaga atau
perusahaan dan telah menjadi syarat untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Maka dari
itu setiap pekerjaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan perlu memahami konsep manajemen
dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia atau Human Resource Managament, mencakup
berbagai ranah manajemen yang di butuhkan di dunia industry atau dunia pendidikan. Dan untuk
memahami manajemen sumber daya manusia yang meliputi, manajemen tenaga kerja, personil,
karyawan, pegawai atau anggota, sehingga dapat lebih dengan mudah untuk mengidentifikasi
sumber dari mana personil itu diperoleh, menentukan atau menghitung berapa yang dibutuhkan,
merencanakan dan menganilisis pemenuhan kebutuhan sampai pada bagaimana mengevaluasi
hasil kerja.
Sebagai contoh perusahaan yang masih fokus bersaing harga, maka akan cenderung pada
sentralisasi sehingga banyak pekerja dengan gaji rendah. Sebaliknya perusahaan yang sudah
fokus diferensiasi produk, maka akan cenderung pada desentralisasi sehingga banyak pekerja
dengan gaji yang tinggi dan kemampuan yang tinggi pula. Semua ini tergantung pada fokus
perusahaan kearah mana.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sumber daya manusia terutama
yang berkaitan dengan kualitas hasil kerja maka yang pertama-tama harus diketahui terlebih
dahulu oleh organisasi itu adalah mengenali dan memahami tujuan struktur fungsih, tugas dan
pekerjaan apa saja yang yang ada pada organisasi tersebut maka dari itu dalam sub topic pada
bab ini akan dibahas tentang desain dan analisis pekerjaan.
a. Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan adalah dokumen yang menyediakan informasi mengenai
kewajiban, tugas, dan tanggung jawab pekerjaan. Deskripsi pekerjaan merupakan
pernyataan yang akurat dan ringkas mengenai apa yang diharapkan akan dilakukan
oleh karyawan di dalam pekerjaannya. Deskripsi pekerjaan menggambarkan tugas-
tugas yang dilaksanakan oleh pemangku jabatan. Deskripsi pekerjaan menerangkan
kewajiban, kondisi kerja, dan aspek lainnya dari sebuah pekerjaan. Tujuan deskripsi
pekerjaan adalah membantu menghindari adanya kebingungan dan memberikan
pemahan atau penjelasan. Ketepatan dan keterincian, dua hal yang sangat penting
dalam deskripsi pekerjaan, dapat sangat berbeda di antara berbagai organisasi.
Berikut contoh gambar dari Deskripsi Pekerjaan
1. Keluaran pekerjaan
Mengukur keluaran pekerjaan (work output) adalah penting dalam mendesain pekerjaan,
menentukan persyaratan penyusunan staf, menetapkan standar dan tujuan kinerja, dan
mengevaluasi nilai pekerjaan. Pada umumnya, keluaran pekerjaan yang khusus lebih
mudah ditentukan dan diukur pada pekerjaan yang berlaku di mana tugas individu
mengarah kepada hasil yang dapat diamati. Contohnya adalah pekerjaan produksi, posisi
penjualan, pekerjaan pemrograman komputer, dan posisi administratif dan klerikal. Di
sini, perekayasaan pekerjaan membutuhkan adanya penelitian pada keluaran yang
berhubungan dengan sistem kerja yang lebih besar, perlengkapan, aliran kerja dan bahan
baku, pola gerak dan waktu, dst.
3. Kompetensi
Data kemampuan menangkap pengetahuan dan keahlian yang harus dimiliki untuk
kinerja yang memuaskan. Kemampuan-kemampuan ini mendasari perilaku yang terjadi
pada pekerjaan. Sering perlu untuk mengetahui apa keahlian, pengetahuan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara efektif.
Informasi mengenai kemampuan digunakan dalam mendefinisikan persyaratan kerja
untuk seleksi dan penempatan, menetapkan jalur karir, merencanakan desain organisasi,
menentukan kebutuhan pelatihan, dan kadang- kadang membuat evaluasi pekerjaan.
Dikarenakan kompetensi sulit untuk ditentukan dengan ukuran yang obyektif, perusahaan
bergantung pada pendidikan sebagai indikator. Pendidikan mungkin relevan, tetapi hanya
mewakili keahlian, pengetahuan, atau kemampuan tertentu yang ditunjukkan berkaitan
dengan keluaran atau perilaku pada pekerjaan. Pendidikan hanya merupakan pengganti
yang lebih subyektif dari aspek pengalaman dan keahlian aktual, kemampuan, dan
pengetahuan.
2. Wawancara
Analisis pekerjaan berkisar dari wawancara yang tidak terstruktur ("Ceritakanlah
mengenai pekerjaan Anda") hingga wawancara yang sangat terstruktur hal spesifik yang
harus ditanyakan. Manajer dapat melakukan wawancara individual dengan setiap
karyawan, wawancara kelompok dengan sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan
yang sama, dan/atau wawancara penyelia dengan seorang atau lebih penyelia yang
mengetahui pekerjaan tersebut. Gunakan wawancara kelompok ketika terdapat sejumlah
besar karyawan yang melakukan pekerjaan yang serupa atau identik karena ini
merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasi. Pertanyaan
wawancara tipikal meliputi hal-hal berikut:
Apakah pekerjaan yang dilakukan ?
Apa tepatnya tugas utama dari posisi anda?
Apa sajakah tanggung jawab dan tugas dari pekerjaan tersebut?
3. Kuesioner
Umumnya, kuesioner lebih murah dan lebih cepat untuk dilaksanakan
dibandingkan teknik analisis pekerjaan yang lain dan kadang-kadang kuesioner dapat
diselesaikan pada waktu luang responden sehingga menghindari hilangnya waktu
produksi. Tambahan pula, ketika banyak dalam setiap pekerjaan, kuesioner memberikan
cakupan yang lebih luas yang mungkin akan lebih mahal dan memakan waktu untuk
mendapatkannya jika digunakan teknik lain.
Pertama, teknik ini memberikan informasi yang standar dalam jawaban terhadap
serangkaian pertanyaan yang tetap mengenai pekerjaan. Standardisasi ini sangat
memungkinkan kemampuan pemegang jabatan untuk: (1) mengumpulkan tanggapan dari
sejumlah besar pemegang jabatan; (2) membandingkan pekerjaan yang berbeda dengan
yang lain atas dasar seperangkat karakteristik atau dimensi yang umum (common).
Kedua, waktu analis yang relatif lebih ekonomis. Ini dapat digunakan analis untuk
menyuruh 100 pemegang jabatan secara bersamaan menyelesaikan kuesioner dalam
jumlah waktu yang lebih singkat yang dibutuhkan untuk mengamati sebuah pekerjaan
atau mewawancarai seorang pemegang jabatan.
Teknik ini juga merupakan subyek distorsi individu dalam mengisi kuesioner dan
daftar pertanyaan. Bagaimanapun juga, terdapat kesulitan dalam menggunakan teknik
kuesioner ini. Kuesioner sering memakan waktu dan mahal untuk dibuat, dan ambiguitas
atau kesalahpahaman yang telah diperjelas dalam wawancara kemungkinan akan tidak
terkoreksi.
Kuesioner Disesuaikan. Salah satu daya tarik kuesioner standar adalah kemu
dahan untuk memutakhirkan informasi pekerjaan dengan menggunakan alat-ala atas
dasar yang berkelanjutan. Sebuah kuesioner khusus memiliki 2 bagian. Bagian pertama
menanyakan karyawan mengenai pekerjaan dan pengalaman pribadi, kualifikasi, sikap,
dll. Bagian kedua merupakan daftar terinci semua aktivitas yang mungkin dilaksanakan
oleh pekerja dalam bidang atau pekerjaan yang diduduki yang sedang diselidiki. Jika
daftar dirancang dengan baik, setiap individu harus mampu untuk menentukan
pekerjaannya secara memadai dalam aktivitas yang terdaftar.
Upaya-upaya pemerkayaan pekerjaan haruslah didasarkn pada prinsip prinsip berikut ini:
Perusahan haruslah sadar bahwa tidak semua pekerjaan, atau harus,diprkaya.adalah salah
satu keslahan,sebagai contoh, untuk menggaggap bahwa semua karyawan menginginkan
pekerjaan yang di perkaya. Sebagai contoh, pekerjaan yang diperkaya dapat memungkinkan para
karyawan untuk merasa ditantang oleh pekerjaan mereka dan mengalami suatu rasa pencapaian
pad asaat pekerjaan terseut diselesaikan. Mereka menginginkan untuk ditatang oleh pekerjaan
mereka. Pada saat imbalan instrinnstik ini dihargai,pekerjaan yang di perkaya akan memotifasi
karyawan. Dalam kenyataanya ,bebrapa orang membenci pekerjaan yang diperkaya. Karena
alasan inilah, sebuah perusahan mestilah yakin bahwa sebuah pekerjaan dapat diperkaya,dan
pemerkayaan tersebut akan disambut oleh para karyawan,sebelum menyusun suatu pogram
pemerkayaan pekerjaan.
3.2 SARAN
Kami menyadari sepenuhnya bahwa sebagai penulis dalam penulisan artikel ini masih
terdapat berbagai kekeliruan baik dari segi penulisan maupun pembahasan yang termuat di
dalamnya, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari Ibu Dra. Sherly Hesti
Erawati, M.M selaku Dosen Pengampu dan para peserta diskusi mata kuliah Human Resource
Palnning, sehingga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita dalam menggali
lebih dalam terkait ilmu-ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia disuatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber daya Manusia. Edisi ke-1, Cetakan ke-1.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-14, Cetakan ke-2.
Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Empat.
Tamrin. 2015. Desain dan Analisis Pekerjaan. Diakses dari
http://tamrinhayat.blogspot.com/2015/04/desain-dan-analisis-pekerjaan.html