Dosen Pengampu:
Dr. Muh Syafi Basalamah.
Disusun oleh:
Kelompok 3
MAKASSAR
2023
BAB VI
ANALISIS DAN RANCANG PEKERJAAN
A. PENDAHULUAN
B. ANALISIS PEKERJAAN
Analisis pekerjaan merupakan proses yang penting dalam manajemen strategis yang telah
ada sejak awal abad ke-20. Ini melibatkan pengukuran kinerja, biaya, standardisasi, dan
peningkatan produktivitas dalam berbagai bidang industri. Analisis pekerjaan juga digunakan
dalam administrasi penggajian untuk mengembangkan deskripsi dan fungsi jabatan serta
menentukan tanggung jawab untuk setiap posisi.
Dalam perkembangannya, ada dua sumber informasi yang digunakan untuk analisis
pekerjaan, yaitu realitas (fakta) dan persepsi (pandangan subjektif). Tantangan yang muncul
sejalan dengan perkembangan masyarakat termasuk tantangan lingkungan, bidang usaha, dan
kesempatan kerja, yang harus diantisipasi oleh manajer dan departemen sumber daya manusia
(HRD) dengan respons proaktif.
Analisis pekerjaan membantu menggambarkan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh karyawan dalam pekerjaan mereka. Hal ini penting untuk mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk pengawasan, pembukuan, penentuan kompensasi, dan pengelolaan sumber
daya manusia. Departemen SDM harus memberikan informasi tentang pekerjaan dan
mengembangkan prinsip-prinsip desain pekerjaan.
Analisis pekerjaan juga dapat digunakan untuk perencanaan SDM pada berbagai tingkatan,
seperti manajerial, profesional, dan teknikal. Ini menghasilkan spesifikasi dan deskripsi pekerjaan
yang mencakup rincian tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan kriteria penilaian hasil kerja.
Analisis pekerjaan adalah alat penting dalam mengelola sumber daya manusia dan mengatur
pekerjaan dalam organisasi.
Analisis Pekerjaan (Job Analysis) adalah proses penting dalam manajemen sumber
daya manusia yang melibatkan pemahaman makna dan penggunaan terminologi yang tepat.
Ini melibatkan beberapa aspek:
Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang menentukan persyaratan untuk
memahami pekerjaan, rekrutmen, evaluasi, pengendalian, dan organisasi. Ini melibatkan
mempelajari, mencari, dan mendefinisikan aktivitas yang menentukan tugas, kewajiban,
dan tanggung jawab dalam pekerjaan karyawan.
Analisis pekerjaan juga merupakan proses pengumpulan dan pemeriksaan aktivitas
pekerjaan inti dalam sebuah posisi serta kualifikasi individu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas tersebut.
Analisis pekerjaan sangat penting dalam mengelola sumber daya manusia dalam
organisasi atau perusahaan. Ini memastikan bahwa setiap pekerjaan memiliki orang yang
tepat yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka, meningkatkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas. Ini juga membantu mencegah kesalahan dalam penempatan
karyawan dan penggantian yang sering, yang dapat merugikan perusahaan.
Departemen SDM mengandalkan organisasi dan karyawan untuk memberikan
informasi yang diperlukan untuk analisis pekerjaan. Ini mencakup daftar pertanyaan
analisis pekerjaan, skema organisasi departemen, perubahan dalam perusahaan yang
memengaruhi posisi, dan klarifikasi informasi yang disampaikan.
Tujuan utama analisis pekerjaan adalah menjawab berbagai pertanyaan yang
berkontribusi pada program SDM perusahaan, seperti estimasi waktu yang dibutuhkan
untuk tugas penting, pengelompokan tugas, perancangan pekerjaan untuk meningkatkan
kinerja, persyaratan keahlian dan pendidikan, serta identifikasi karyawan yang cocok untuk
suatu pekerjaan.
Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan perhatian seksama terhadap berbagai teknik
analisis pekerjaan yang digunakan. Penting untuk mengakui peran analisis pekerjaan dalam
perancangan pekerjaan secara keseluruhan.
Identifikasi pekerjaan adalah langkah penting dalam analisis pekerjaan yang
melibatkan penelitian untuk memahami berbagai aspek pekerjaan, seperti persyaratan
pendidikan, standar gaji, dan struktur jabatan di perusahaan. Ini memerlukan diskusi
dengan para pekerja dan mempertimbangkan kondisi kerja yang berbeda di berbagai sektor,
seperti pertambangan, perbankan, atau pendidikan.
Penyusunan kuesioner adalah langkah kunci dalam analisis pekerjaan. Seorang analis
pekerjaan harus merencanakan dengan cermat dan membuat kuesioner yang mencakup
semua aktivitas karyawan dalam bahasa yang mudah dimengerti dan tidak memihak.
Sebelum mengumpulkan informasi, penjelasan kepada karyawan yang akan dianalisis
adalah penting agar mereka memahami tujuan dan maksud dari analisis pekerjaan.
Keberhasilan analisis pekerjaan juga bergantung pada peran aktif penyelia atau atasan
langsung karyawan, termasuk dalam mengidentifikasi pekerjaan yang harus dianalisis dan
mempersiapkan daftar analisis pekerjaan.
Tugas penyelia termasuk mengidentifikasi permasalahan, mengembangkan daftar
analisis pekerjaan yang mencakup tugas-tugas, karakteristik karyawan, kondisi kerja, dan
standar kinerja. Proses pengumpulan informasi analisis pekerjaan melibatkan wawancara,
diskusi dengan ahli, penggunaan kuesioner, pencatatan kerja, observasi langsung, dan
kombinasi teknik penelitian lainnya.
Deskripsi pekerjaan adalah hasil dari analisis pekerjaan yang menggambarkan secara
tertulis apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Deskripsi pekerjaan mencakup tugas-
tugas pokok pekerjaan, nama pekerjaan, wewenang dan kewajiban, tanggung jawab, dan
kriteria penilaian kinerja. Ini adalah salah satu hasil utama dari analisis pekerjaan yang
sistematis.
Deskripsi pekerjaan memiliki beberapa manfaat, termasuk memberikan ringkasan
pekerjaan dan tugas-tugasnya, informasi tentang kondisi kerja, dan persetujuan terkait
dengan pekerjaan tersebut. Dalam era globalisasi dan perubahan yang cepat, deskripsi
pekerjaan juga dapat membantu organisasi dalam restrukturisasi, pengembangan cara baru
untuk memotivasi karyawan, mengikuti perkembangan teknologi, dan mematuhi peraturan
ketenagakerjaan yang semakin ketat.
Deskripsi pekerjaan umumnya mencakup informasi berikut:
• Nama pekerjaan: Nama resmi atau identifikasi pekerjaan.
• Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas: Deskripsi singkat tentang tugas-tugas
utama yang harus dilakukan oleh pemegang pekerjaan tersebut.
• Peralatan: Perkakas, peralatan, dan informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.
• Lingkungan: Kondisi lingkungan kerja, termasuk lokasi kerja, tingkat bahaya,
kebisingan, dan karakteristik lingkungan lainnya.
• Aktivitas: Rincian tentang tugas pekerjaan, tanggung jawab, perilaku yang
diharapkan, dan interaksi sosial yang terkait dengan pekerjaan.
Spesifikasi pekerjaan, di sisi lain, adalah daftar karakteristik atau persyaratan yang
harus dipenuhi oleh seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik. Ini
mencakup pengetahuan, keterampilan, kemampuan mental dan fisik, serta sifat-sifat
kepribadian yang diperlukan untuk sukses dalam pekerjaan tersebut.
Proses pengembangan spesifikasi pekerjaan melibatkan:
1. Identifikasi dan penilaian tugas-tugas pekerjaan.
2. Menetapkan tingkat keterampilan yang diperlukan untuk setiap tugas.
3. Penilaian tingkat keterampilan tersebut.
4. Penilaian karakteristik lain yang penting untuk pekerjaan, seperti kondisi fisik
yang diperlukan atau sertifikasi profesional.
5. Menghubungkan jenis keterampilan dengan tugas-tugas pekerjaan secara rinci.
Manajer SDM, spesialis SDM, dan manajer umum mengakui pentingnya analisis
pekerjaan dalam berbagai aspek operasi perusahaan. Mereka meyakini bahwa analisis
pekerjaan harus dilakukan tanpa keraguan. Namun, penting juga memastikan bahwa
analisis pekerjaan memenuhi persyaratan hukum, terutama dalam konteks kesempatan
kerja yang setara (EEO) dan peraturan ketenagakerjaan.
Analisis pekerjaan juga memiliki implikasi erat dengan hukum diskriminasi, dan mutu
analisis pekerjaan dapat menjadi faktor penentu apakah suatu organisasi telah bertindak
sesuai dengan hukum. Analisis pekerjaan yang baik harus menghasilkan deskripsi tugas
yang jelas, mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik
lain yang diperlukan dalam pekerjaan, serta memberikan informasi tentang hubungan antar
tugas dalam pekerjaan.
Ada beberapa metode baru dalam analisis pekerjaan yang telah mendapat perhatian
dari praktisi SDM. Beberapa metode ini telah mengalami penelitian dan aplikasi selama
lebih dari 25 tahun, dan mereka telah membuat langkah maju yang signifikan. Beberapa
metode tersebut mencakup:
2. Skala Penilaian Tingkah Laku: Skala penilaian tingkah laku sangat penting
dalam menilai kinerja individu. Skala ini digunakan sebagai dasar untuk
mengukur tingkah laku karyawan dalam organisasi. Skala penilaian tingkah
laku dapat digunakan bersamaan dengan metode peristiwa genting untuk
menyusun sistem manajemen sumber daya manusia yang lebih efektif.
5. The Hay System: Metode analisis ini digunakan untuk mengevaluasi dan
menggambarkan pekerjaan. Metode ini mencakup tiga aspek penafsiran
pekerjaan, yaitu "Bagaimana tahu," jalan keluar dari "Bagaimana-tahu," dan
akuntabilitas.
Metode-metode ini dapat digunakan bersama-sama atau secara terpisah dalam proses
analisis pekerjaan untuk meningkatkan pemahaman tentang pekerjaan dan karyawan, serta
membantu dalam pengambilan keputusan terkait manajemen sumber daya manusia.
Hubungan Analisis Pekerjaan dengan SDM
Semua ini adalah komponen penting dalam manajemen sumber daya manusia yang
efektif dan membantu perusahaan mencapai tujuannya.
C. RANCANG PEKERJAAN
Rancang pekerjaan adalah tahapan penting setelah analisis pekerjaan yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas perusahaan, dan kinerja karyawan.
Ini melibatkan perhatian terhadap teknologi, kebutuhan perusahaan, serta kapasitas dan
kebutuhan karyawan yang melaksanakan pekerjaan.
Dalam rancang pekerjaan, metode yang populer adalah perluasan pekerjaan (job
enlargement) dan pengayaan pekerjaan (job enrichment). Ini adalah proses penentuan
tugas, metode pelaksanaan, dan hubungan kerja di perusahaan.
1. Tujuan Organisasi: Rancang pekerjaan harus selaras dengan tujuan dan strategi
organisasi. Tujuan organisasi dapat memengaruhi jenis pekerjaan yang
diperlukan, tingkat spesialisasi, dan distribusi tanggung jawab.
2. Struktur Organisasi: Struktur organisasi, termasuk hirarki, departemen, dan
bagaimana wewenang dan tanggung jawab didistribusikan, memengaruhi cara
pekerjaan diorganisasi. Struktur yang fleksibel mungkin memungkinkan
perancangan ulang pekerjaan yang lebih mudah.
3. Budaya Organisasi: Nilai-nilai, norma, dan budaya perusahaan dapat
memengaruhi pendekatan terhadap rancang pekerjaan. Budaya yang
mendorong inovasi dan kolaborasi mungkin akan menciptakan pekerjaan yang
lebih kreatif.
4. Teknologi: Kemajuan teknologi dapat memengaruhi cara pekerjaan dilakukan.
Penggunaan teknologi baru atau otomatisasi dapat memerlukan perubahan
dalam rancangan pekerjaan.
5. Kebijakan dan Prosedur: Kebijakan dan prosedur perusahaan, terutama yang
terkait dengan manajemen sumber daya manusia, dapat memengaruhi cara
pekerjaan diatur dan dijalankan.
6. Perubahan Ekonomi: Perubahan dalam kondisi ekonomi, seperti pertumbuhan
ekonomi atau resesi, dapat memengaruhi kebutuhan perusahaan terhadap
pekerjaan dan karyawan. Perusahaan mungkin perlu menyesuaikan rancangan
pekerjaan sebagai respons terhadap perubahan ini.
7. Perkembangan Industri: Tingkat persaingan dan perkembangan dalam industri
tertentu dapat memengaruhi rancangan pekerjaan. Perusahaan yang beroperasi
dalam industri yang berubah cepat mungkin perlu menyesuaikan pekerjaan
mereka.
8. Kemampuan dan Keterampilan Karyawan: Kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh karyawan yang mengisi pekerjaan tersebut memengaruhi
jenis pekerjaan yang dapat diberikan kepada mereka.
9. Motivasi dan Kepuasan Karyawan: Tingkat motivasi dan kepuasan karyawan
dapat memengaruhi sejauh mana pekerjaan mereka dirancang untuk
memberikan tantangan dan kepuasan. Pekerjaan yang memuaskan dan
memberikan motivasi akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih
produktif.
10. Aspek Hukum dan Etika: Faktor-faktor hukum dan etika juga harus
dipertimbangkan dalam rancang pekerjaan. Hal ini termasuk kepatuhan
terhadap peraturan ketenagakerjaan, hak-hak karyawan, dan norma-norma
etika yang berlaku.
11. Umpan Balik dan Evaluasi: Penilaian berkala terhadap pekerjaan dan umpan
balik dari karyawan dapat memengaruhi perubahan dalam rancang pekerjaan.
Evaluasi kinerja dan perbaikan terus-menerus juga dapat memengaruhi
pekerjaan.
12. Perubahan Lingkungan Eksternal: Perubahan dalam lingkungan eksternal,
seperti perubahan pasar atau teknologi industri, dapat memicu perubahan
dalam rancang pekerjaan.
Rancang ulang pekerjaan adalah proses perubahan atau pembaruan terhadap elemen-
elemen pekerjaan, seperti tugas, tanggung jawab, dan cara pekerjaan dilakukan, untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kepuasan karyawan. Ada beberapa teknik yang
dapat digunakan dalam rancang ulang pekerjaan, dan berikut adalah beberapa di antaranya:
Sumber Daya Manusia (SDM) memainkan peran yang krusial dalam merancang
pekerjaan dalam sebuah organisasi. Salah satu peran utama SDM adalah melakukan
analisis pekerjaan yang komprehensif. Tim SDM bekerja sama dengan manajer dan
karyawan untuk memahami tugas-tugas, tanggung jawab, serta persyaratan yang
diperlukan dalam suatu pekerjaan. Hasil dari analisis pekerjaan ini memberikan
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pekerjaan dapat ditingkatkan atau
direstrukturisasi agar lebih efisien dan efektif. Selain itu, SDM juga perlu memahami
strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan untuk memastikan bahwa rancangan
pekerjaan yang mereka buat sejalan dengan visi dan misi organisasi. Dengan pengetahuan
ini, SDM dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan karyawan, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan perusahaan
secara lebih efektif.