International Journal of Communication & Information Technology (Commit) http://msi.binus.ac.id/commit/ Vol. 8 No. 2 Oktober
2014, hlm. 76-84
Abstrak: Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan manusia
akan pangan harus terpenuhi. Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka dibentuklah lembaga
pemerintah, Badan Ketahanan Pangan (BKP) agar dapat memantau pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat. Tujuan penulisan ini adalah mengembangkan sistem informasi ketahanan pangan yang
menyediakan fasilitas dashboard berbasis business intelligence, mengembangkan sistem informasi
ketahanan pangan yang dapat memberikan informasi ketahanan pangan secara cepat, tepat dan real time,
mengembangkan sistem pendukung pengambilan keputusan untuk ketua di lembaga ketahanan pangan.
Data diperoleh dari kuesioner kepada 51 responden yang merupakan pimpinan Badan Ketahanan Pangan.
Data dianalisis dengan metode analisis SWOT untuk lingkungan bisnis dan IT balanced scorecard (IT
BSC) untuk lingkungan SI/TI. Hasil analisis sistem informasi ketahanan pangan di Badan Ketahanan
Pangan dapat membantu ketua dalam pengambilan keputusan dengan menyajikan informasi berupa
dashboard yang memberikan informasi secara cepat, tepat dan real time. Dapat disimpulkan bahwa
pengembangan informasi berhasil dilakukan.
Kata kunci: Intelijen Bisnis; Sistem Informasi; Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang merupakan lembaga pangan, distribusi dan cadangan pangan, diversifikasi
pemerintah di bawah kementerian pertanian Indonesia yang konsumsi dan ketahanan pangan. , dimana hasil integrasi
dibentuk melalui Keppres No. 136 tahun 1999 diharapkan ketiganya menghasilkan peta kerawanan pangan yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut sesuai tugas pokok dan menggambarkan daerah-daerah di Indonesia yang mengalami
fungsinya. , yang melaksanakan pengkajian, pembinaan dan kerawanan pangan sebagai akibat dari tidak meratanya
koordinasi di bidang ketahanan pangan, bersama dengan distribusi pangan di daerah.
instansi terkait lainnya dalam pemantapan ketahanan pangan Dengan demikian lembaga dapat langsung mengambil
khususnya dalam peningkatan percepatan diversifikasi keputusan untuk memberikan berbagai jenis bantuan sesuai
pangan dan pemantapan ketahanan pangan masyarakat dengan kebutuhan pangan di daerah setempat melalui jalur
(Renstra Badan Ketahanan Pangan 2010-2014). distribusi yang tersedia secara cepat dan tepat.
Pemenuhan kebutuhan informasi dalam bentuk
Pilar utama yang menentukan ketahanan pangan dashboard tersebut dapat dipenuhi dengan membangun
adalah ketersediaan stok pangan, distribusi pangan, dan sistem informasi ketersediaan dan kerawanan pangan,
diversifikasi konsumsi pangan. Mengingat pentingnya distribusi dan cadangan pangan, serta diversifikasi konsumsi
pemenuhan kecukupan pangan, setiap negara memprioritaskan dan ketahanan pangan berbasis Business Intelligence (BI).
pembangunan ketahanan pangan sebagai landasan Dengan BI akan membantu BKP dalam meningkatkan kualitas
pembangunan sektor lainnya. pengambilan keputusan strategis dan dapat memprediksi
Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia bertujuan kondisi ketahanan pangan di masa depan.
untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang Permasalahan yang ada di BKP Kementerian
cukup, aman, bermutu, bergizi, dan seimbang di tingkat Pertanian Indonesia adalah: (1) Bagaimana mengembangkan
domestik, regional, nasional, sepanjang waktu dan merata. sistem informasi ketahanan pangan untuk mengetahui suatu
wilayah yang mengalami kerawanan pangan, sebagai akibat dari
76
Machine Translated by Google
kesulitan dalam mengakses pangan dari sumber pangan dan dashboard untuk menyajikan informasi akan memudahkan
mendistribusikannya kepada masyarakat yang ditunjukkan oleh eksekutif dalam melakukan pengambilan keputusan dibandingkan
panel-panel dashboard dari sistem tersebut sebagai tanda harus melihat detail data dalam jumlah besar.
peringatan dini untuk mendapatkan perlakuan khusus dalam Organisasi dapat mencapai kesuksesan bisnis dengan
penanggulangan dan pemulihan suatu wilayah yang mengalami menerapkan Business Intelligence karena BI tidak hanya untuk
kerawanan pangan? (2) Bagaimana mengembangkan sistem proses internal organisasi, tetapi juga untuk lingkungan eksternal
informasi ketahanan pangan yang dapat memberikan informasi yang saling bersaing, penerapan BI merupakan peluang dan
terkait ketahanan pangan secara cepat, tepat dan real time untuk kemungkinan baru bagi organisasi untuk berkembang [1].
digunakan oleh ketua dalam menyusun rencana program,
menentukan sasaran, strategi dan intervensi kerawanan pangan? referensi [2] menyatakan bahwa kondisi perekonomian
(3) Bagaimana mengembangkan sistem informasi ketahanan saat ini, setiap organisasi ingin memangkas pengeluaran dan
pangan yang dapat digunakan oleh ketua dalam memberikan melakukan investasi dengan bijak dalam usahanya. Setiap
keputusan untuk secara langsung memberikan beberapa jenis organisasi menitikberatkan pada pengembangan efisiensi dalam
bantuan sesuai dengan kebutuhan pangan di daerah setempat operasionalnya dengan melakukan analisis terhadap data historis
yang sebagus
melalui jalur distribusi yang tersedia secara cepat dan tepat apabila terjadi suatu kondisi
daerah yang sekarang
mengalami sehingga pangan
kerawanan eksekutif
?.dapat
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan mengambil keputusan berdasarkan strategi yang mereka miliki.
sebelumnya, maka tujuan penulisan tesis dengan jalur proyek Informasi merupakan aset paling berharga dalam BI atau data
magang (IP) ini adalah: mengembangkan sistem informasi ware house karena informasi tersebut dapat membantu
ketahanan pangan yang menyediakan fasilitas dashboard berbasis pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan keuntungan dalam bisnis.
Business Intelligence (BI) yang memungkinkan ketua mengetahui Pada organisasi yang mengimplementasikan BI,
suatu daerah yang mengalami pangan Kerentanan, sebagai akibat memungkinkan organisasi untuk mengambil keputusan secara real
sulitnya mengakses pangan dari sumber pangan dan time karena BI dapat mengintegrasikan semua kebutuhan organisasi
mendistribusikannya kepada masyarakat, yang ditunjukkan oleh sehingga eksekutif dapat memperoleh informasi dengan cepat [3]
panel-panel dashboard dari sistem tersebut sebagai tanda Keuntungan pengembangan sistem didasarkan pada
peringatan dini untuk mendapatkan perlakuan khusus dalam Business Intelligence, menurut Ref. [2]. BI digunakan oleh
penanggulangan dan pemulihan suatu wilayah yang mengalami manajemen, pelaku bisnis yang membantu mereka dalam
kerawanan pangan, untuk membangun ketahanan pangan sistem pengambilan keputusan untuk mendukung pertumbuhan bisnis
informasi berbasis BI yang dapat memberikan informasi tentang dan tetap berada di puncak persaingan bisnis [4–17].
ketahanan pangan secara cepat, tepat dan real time untuk Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini
digunakan oleh ketua dalam menyusun rencana program, dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Metode analisis lingkungan bisnis
menentukan sasaran, strategi dan intervensi kerawanan pangan,
apabila ada daerah yang mengalami kerawanan pangan, maka Analisis lingkungan bisnis dilakukan dengan menggunakan
ketua dapat memberikan keputusan untuk secara langsung analisis SWOT dan analisis proses saat ini (CRUD Matrix)
memberikan beberapa jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan
pangan di daerah setempat melalui ugh tersedia jalur distribusi 2. Metode analisis lingkungan IS/It Analisis
secara cepat dan tepat. lingkungan IS/It dilakukan dengan menggunakan IT
Manfaat dari penelitian ini adalah: tersedianya dashboard Balanced Scorecard (IT BCS) dan analisis portofolio aplikasi.
dari sistem informasi ketahanan pangan berbasis BI yang
memungkinkan ketua untuk mengetahui suatu daerah yang
mengalami kerawanan pangan, akibat sulitnya mengakses pangan Metode pengembangan sistem yang dilakukan dalam
dari sumber pangan dan mendistribusikannya ke masyarakat, penulisan ini adalah dengan menggunakan metode teori konsep
yaitu ditunjukkan oleh panel-panel dashboard dari sistem tersebut Vercellis [4], dimana langkah-langkah pengembangannya adalah:
sebagai tanda peringatan dini untuk mendapatkan perlakuan 1. Analisis a. Identifikasi Kebutuhan Bisnis 2. Desain a. Pengakuan
khusus dalam mitigasi dan pemulihan suatu wilayah yang Infrastruktur b. Perencanaan Makro Proyek 3. Perencanaan
daerah setempat melalui jalur distribusi yang tersedia secara Pengembangan Protoype
cepat dan tepat. 4. Implementasi dan Pengendalian a.
Pengembangan sistem berbasis Business Intelligence Pengembangan Data Warehouse dan Data
tentunya telah dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Marts
77
Machine Translated by Google
Latar Belakang
Rumusan Masalah
ANALISIS SWOT
Analisis Proses Berjalan
(Matriks CRUD) Analisis Sistem Berjalan
Pengembangan Sistem
Memberikan Solusi Informasi Ketahanan
Sistem Ketersediaan (stok, produksi Pangan berbasis BI
tercecer, cadangan, impor, ekspor,
bantuan). Tentukan Indikator
Distribusi Pangan (pasar, pasar grosir,
pedagang besar, tebus, harga tebus, penggilingan
padi dan jagung, RPA, RPH) Pengembangan SI Peta jalan BI
Penganekaragaman Pangan (komoditas
pangan, harga pangan, kebutuhan per kapita)
Evaluasi Pengenbangan SI
Perencanaan Implementasi BI
Gambar 1: Kerangka
78
Machine Translated by Google
Kerangka kerja dalam penulisan magang 8. Pengembangan sistem yang telah dibuat akan
ini adalah : 1. Mengetahui latar belakang lembaga yang dievaluasi untuk mengetahui hubungan sistem
akan dijadikan objek dalam proyek magang, dan bisnis.
beserta tugas dan fungsinya. 9. Untuk mengetahui hasil pengembangan sistem yang
2. Merumuskan masalah yang ada di lembaga yang telah dibuat telah memenuhi kebutuhan pimpinan
dituangkan dalam bentuk pertanyaan. sebagai alat bantu pengambilan keputusan maka
3. Menganalisis sistem saat ini. Analisis sistem yang kuesioner dibagikan kepada pimpinan terkait
berjalan dianalisis dari aspek bisnis dan peran SI/ dengan hasil pengembangan sistem tersebut.
TI yang tersedia di institusi.
4. Berdasarkan analisis antara lingkungan bisnis dan 10. Membuat rencana implementasi BI berdasarkan
lingkungan SI/TI, ditemukan adanya GAP antara analisis dan model, serta prototype yang telah
kondisi saat ini dengan target dari sistem dibuat.
informasi yang diharapkan. Kemudian dilakukan 11. Membuat kesimpulan dan saran atas keseluruhan
analisis GAP. isi penulisan proyek magang ini. Dimana
5. Dari hasil analisis GAP dan analisis lingkungan kesimpulan yang diharapkan adalah hasil
bisnis dan SI/TI, maka pada langkah kelima pengembangan sistem informasi dapat membantu
ditemukan solusi untuk mengembangkan sistem pimpinan dalam pengambilan keputusan.
informasi ketahanan pangan berbasis BI. 12. Memberikan saran terkait pengembangan sistem
6. Untuk dapat melakukan pengembangan sistem informasi yang dapat dikembangkan selanjutnya.
informasi perlu diketahui indikator yang
merupakan key performance indicator dalam
pengembangan sistem informasi tersebut. Untuk HASIL DAN PEMBAHASAN Proses bisnis
itu ditentukan indikator yang akan digunakan Badan Ketahanan Pangan saat ini dapat dilihat
dalam mengembangkan sistem informasi tersebut. pada Gambar 2.
7. Setelah menentukan variabel, dilakukan
pengembangan sistem informasi berbasis BI
untuk mengatasi permasalahan yang dirumuskan.
1.Data 2.Data
5.Data 6. Persetujuan
7.Data
13. Informasi
Sekretaris Badan Ketahanan Pangan
Dinas
Propinsi 11. Informasi
Pengembangan sistem yang dilakukan sesuai analisis menggunakan analisis IT Balanced Scorecard
dengan langkah-langkah pengembangan sistem berdasarkan (IT BSC).
BI terdiri dari:
Analisis SWOT
Pada tahap ini dilakukan analisis terkait faktor
Fase analisis
internal dan eksternal perusahaan, dimana faktor
Analisis lingkungan bisnis menggunakan
internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan, sedangkan
Analisis SWOT saat lingkungan IS/It
faktor eksternal terdiri dari ancaman dan peluang.
79
Machine Translated by Google
Peluang
0,9
Kuadran III 0,8 Kuadran I
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
(-0,4;0,16) 0,2
0,1
Kelemahan -1 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 -0,1
Kekuatan
-0,2
-0,3.
-0,4
Kuadran IV
-0,5
Kuadran II
-0,6
-0,7
-0,8
-0,9
-1
Ancaman
Gambar 3 menunjukkan BKP berada pada kuadran III (WO) dimana institusi harus meningkatkan peluang untuk meminimalisir
kelemahan. Hasil analisis SWOT digambar dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada tabel 1.
Kelemahan W1, W2, W3, W4, W5, W6, W7, W8, W9,
Kelebihan S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8
W10
strategi SO strategi WO
Peluang 1. Mengembangkan teknologi informasi terkini 1. Mengembangkan sistem informasi ketahanan pangan di
O1, O2, O3, O4, O5, O6, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi berupa panel-panel dashboard sebagai tanda peringatan
O7 dalam memenuhi kebutuhan data dan informasi dini untuk mendapat perlakuan khusus dalam penanggulangan
yang berkualitas terkait informasi ketersediaan dan pemulihan daerah yang kekurangan pangan. (W5-O2, W2-O3)
dan kerawanan pangan, distribusi dan cadangan 2. Mengembangkan sistem informasi ketahanan pangan
pangan, serta diversiikasi konsumsi dan ketahanan yang dapat memberikan informasi ketahanan pangan
pangan (S1-O7, S5-O2). secara cepat, tepat dan real time dalam penyusunan
2. Mengembangkan sistem informasi yang rencana program, penetapan sasaran, strategi dan
dapat mengintegrasikan data dan informasi intervensi kerawanan pangan oleh ketua. (W3-O1, W2-O5).
secara realtime antara pusat dan daerah 3. Mengembangkan sistem informasi ketahanan pangan yang
untuk memperoleh informasi terkait dapat mendukung pengambilan keputusan pimpinan
ketersediaan dan kerawanan pangan, untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
distribusi dan cadangan pangan, serta pangan melalui jalur distribusi yang cepat dan tepat. (W7-O4, W9-O3)
diversifikasi konsumsi dan ketahanan pangan saat ini.(S3-O6)
strategi ST strategi WT
Ancaman T1, T2, T3, T4, T5, T6, 1. Menyusun metode yang dapat digunakan untuk mengkaji 1. Membangun sistem informasi yang dapat meningkat
T7, T8, T9, T10 data menjadi informasi yang mudah digunakan pengguna keseragaman pengelolaan data dan informasi di daerah dengan
terkait untuk mendapatkan informasi tentang ketersediaan pusat sehingga menghasilkan informasi dan pengelolaan data
dan kerawanan pangan, distribusi dan cadangan pangan, terkait ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi dan
serta diversifikasi konsumsi dan ketahanan pangan. (S4- cadangan pangan, serta diversifikasi konsumsi dan ketahanan
T11,S3-T8,S7-T2) pangan. (W2-T10, W6-T10, W3-T7)
2. Menyusun sistem informasi ketahanan pangan yang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan tingkat kerawanan 2. Menurunkan tingkat pangan dan gizi dengan informasi yang lebih
pangan dan gizi dengan memanfaatkan data dan informasi baik melalui pengumpulan dan pengolahan data mentah. (W1-T9)
terkait ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi 3. Melakukan promosi tentang program ketahanan pangan untuk
dan cadangan pangan, serta diversifikasi konsumsi dan menarik 4. minat investor. (W8-T2, W3-T6)
ketahanan pangan (S2-T10, S4-T4 )
80
Machine Translated by Google
Keterangan:
Kemudian hasil pengembangan sistem ini dapat Pt = data tahun yang diproyeksikan
memberikan prediksi masa depan dengan persentase Po = data tahun awal
pertumbuhan yang dapat diperoleh dengan rumus ini. R = rata-rata pertumbuhan (%) pada periode
sebelumnya n = jumlah tahun proyeksi
(Sumber: Nur ImdahMinsyah, 2006)
82
Machine Translated by Google
Hasil proyeksi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan Tabel 4: Kriteria frekuensi
dapat dilihat pada gambar 6, dimana data historis yang digunakan
adalah data dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2013. Sehingga Lebih sedikit
Sangat
Tidak setuju Setuju
setuju setuju
dapat memprediksi ketahanan pangan di masing-masing daerah di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini memberikan prediksi kondisi ketahanan Pra 60 131 94 72
Pos 15 44 118 179
pangan 3 tahun mendatang yaitu tahun 2014, 2015 dan 2016.
83
Machine Translated by Google
Agar pengembangan sistem tidak berhenti desain dan pengukuran perubahan” Berbicara tentang
sampai disini saja, maka penulis menyarankan beberapa Penelitian, vol. 20, hlm. 159-165, 2003.
saran, yang mana penulis berharap sistem informasi [10] Departemen Pertanian RI dan Program Pangan Dunia,
D.K, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia.
yang telah dikembangkan ini dapat lebih membantu pimpinan lebih teliti lagi.
Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan, Departemen
Berikut beberapa saran dari penulis : 1.
Pertanian RI dan WFP, 2009.
Memberikan dukungan penuh terhadap penerapan
[11] WV Grembergen, “The Balanced Scorecard dan IT
sistem informasi ketahanan pangan yang telah Governance”, Jurnal Pengendalian Sistem Informasi, vol.
diuji prototype-nya. 2, hlm.40-43, 2000.
2. Melakukan pengembangan sistem informasi cadangan [12] S. Liu, AB Duffy, RI Whitield, LM Boyle, “Integrasi Sistem
pangan, sehingga apabila ketua dapat memprediksi Pendukung Keputusan untuk Meningkatkan Kinerja
daerah yang akan mengalami kerawanan pangan, Pendukung Keputusan,” Pengetahuan jurnal dan sistem
ketua dapat memberikan keputusan terkait informasi, vol. 22, hlm. 261 – 286, 2009.
pemanfaatan cadangan pangan tersebut.
[13] KH Madsen,, “Enterprise Architecture Implementation
3. Mengembangkan sistem informasi stabilitas harga
and Management: A Case Study on Interoperability,”
yang dapat menjadi salah satu penyebab kerawanan
Proceedings of the 39thHawaii International Conference on
pangan akibat harga yang sering naik tiba-tiba dan System Sciences, vol. 4, hlm. 71.3, 2006.
masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah
menjadi sulit mendapatkan pangan. [14] J. Martin & J. Leben, Metodologi Perencanaan Informasi
Strategis. Edisi ke-2, Jersey Baru: PrenticeHall, 1989.
4. Mengembangkan sistem informasi ketahanan pangan,
dimana indikator dari sistem informasi ini berkaitan [15] JA O'brien, Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis
dan Manajerial, edisi ke-12 , Jakarta: Salemba Empat,
dengan jumlah kecukupan gizi yang harus dipenuhi
2006.
oleh masyarakat.
[16] Pusat Distribusi, P, Pedoman Umum Pemantauan
5. Melaksanakan pengembangan sistem ketahanan
Distribusi Pangan. Jakarta: Badan Ketahanan Pangan
pangan secara mobile sehingga ketua dapat Departemen Pertanian, 2009.
memperoleh informasi dengan lebih mudah. [17] F. Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
Implementasi ke mobile dapat diterapkan pada Bisnis, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2006.
mobile dengan platform android, IOS dan blackberry.