Anda di halaman 1dari 1

Review buku hukum pajak

1. Pengadilan Pajak berwenang memeriksa dan menyelesaikan sengketa pajak dengan dua pola upaya
hukum, yaitu memeriksa dan mengadili perkara melalui upaya administratif “keberatan” dan “banding”,
serta langsung melalui “gugatan”. Dalam hal banding yang dimaksud di sini, Pengadilan Pajak baru
berwenang memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan (Direktur Jenderal Pajak,
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Gubernur, dan Bupati/Walikota), kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hanya saja dalam perspektif hukum administrasi, penyelesaian
melalui upaya hukum banding ini, kedudukan Pengadilan Pajak bukan sebagai pengadilan tingkat
banding, melainkan tetap sebagai pengadilan tingkat pertama sebagaimana ditentukan dalam Pasal 33
UU Pengadilan Pajak. Sama halnya dengan kedudukan Pengadilan TUN yang sejak berlakunya UU
Administrasi Pemerintahan sengketa TUN harus melalui upaya administrasi. Sedangkan dalam hal
gugatan, Pengadilan Pajak berwenang memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan
pajak atau keputusan pembetulan atau keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(2) UU KUP dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Namun demikian dalam
praktek, hal apa saja yang dapat digugat berdasarkan Pasal 23 ayat (2) huruf C UU KUP masih
memberikan penafsiran yang cukup besar mengenai keputusan apa saja yang dapat digugat oleh wajib
pajak.

2. Prosedur pemeriksaan dan penyelesaian sengketa pajak dalam sistem peradilan pajak mengenal
hukum acara biasa dan cepat. Dengan pembagian, proses pemeriksaan dan penyelesaian melalui
gugatan menggunakan acara biasa dan acara cepat, begitu juga dengan proses pemeriksaan dan
penyelesaian melalui upaya hukum banding menggunakan acara biasa dan acara cepat. Namun
prakteknya terdapat kendala, karena hal itu tidak efektif lagi diterapkan, terbukti di 5 (lima) tahun
terakhir grafik penyelesaian sengketa pajak dengan hukum acara cepat sudah menurun, bahkan di tahun
ini hampir semuanya menggunakan hukum acara biasa. Sebetulnya yang ditunggu para pencari keadilan
pajak adalah putusannya, sehingga hukum acara biasa ataupun cepat bukan lagi menjadi prioritas
sebagaimana terlihat dalam grafik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai