Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PERILAKU SELF INJURY PADA REMAJA DAN DEWASA MUDA

KORBAN BROKEN HOME

Untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Berbasis Masyarakat Pendekatan


Keilmuan Dasar, Komunitas dan Jiwa

Dosen Pengajar :

Nia Agustiningsih, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh:
Fari’ Pratama Putra (2234004)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
TAHUN 2022
Judul Kegiatan: PENANGANAN KEINGINAN MELUKAI DIRI SENDIRI REMAJA
DAN DEWASA MUDA KORBAN BROKEN HOME

1. Masalah yang ada:


Pelaku menyakiti diri sendiri (self injury) merupakan upaya untuk mengurangi masalah
emosional. Bagi para pelaku lebih baik merasakan sakit fisik dari pada merasakan sakit psikis atau
sakit secara emosionalnya, respondan mengatakan bahwa mereka adalah korban dari keluarga
broken home yang ditinggal oleh sosok ayahnya hingga mereka mencari pelarian untuk bisa
menemukan Kembali sosok ayah yang mereka piker bisa mereka dapatkan dari berpacaran
dengan seseorang, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki hubungan yang harmonis dan
bisa dikategorikan ke toxic relationship, dulu waktu ditinggalkan sosok ayah mereka berkata tidak
siap menerima kenyataan dan mulai melukai diri sendiri karena berpikir alasan mereka
ditinggalkan sosok ayah karena dirinya dan itu terjadi Kembali saat responden merasa sakit hati
atau dikhianati pacar meraka.

2. Skala Masalah:
Masalah yang dialami pasien mencangkup ruang lingkup keluarga dan sosialnya, hingga
dapat mempengaruhi pekerjaan saat ini.
Kronologis:
Pewawancara: apakah anda memiliki trauma atau kejadian yang membuat psikis anda
terganggu yang menyebabkan anda melakukan self-harm? Bila ada tolong jelaskan
kejadian tersebut

Responden: Ada,saya mempunyai beberapa hal yang menjadi alasan saya melakukan
self-harm. Bermula Ketika saya saat masa SMP dan orang tua saya bertengkar karen ayah
ketahuan selingkuh dan menjadikan saya sebagai alasannya berselingkuh dan
meninggalkan ibu saya dan saya. Hal tersebut sontak membuat saya sakit
hati,tertekan,dan menganggap diri saya tidak berguna bahkan saya sempat untuk
mengakhiri hidup saya dengan bunuh diri.

Pewawancara: Seberapa sering anda melakukan self-harm dan akan melakukan saat
kondisi anda kenapa?

Responden: selalu saya lakukan apabila teringat kejadian tersebut dan pada saat saya
mengetahui bahwa saya diselingkuhi oleh pacar saya.

Pewawancara: apa tidak adakah hal lain yang bisa menjadi pelampiasan dari masalah
anda selain menyakiti diri sendiri? Melakukan hobby atau kegiatan yang anda sukai?

Responden: saya kurang tertarik melakukan banyak hal,saya lebih suka berdiam diri
dirumah bermain handphone dan menonton film tetapi itu tidak terlalu berpengaruh pada
saya karena yang saya butuhkan adalah tempat untuk menceritakan semua ini.

Pewawancara: apa anda pernah mencoba bermain permainan video game sebagai
pelampiasan?
Responden: iyaa, akhir – akhir ini saya tertarik untuk bermain video game yang
competitive, dan sejauh ini selama bermain game online saya mendapatkan teman yang
dapat saya percayai dan memiliki pengalaman yang hampir sama dengan saya sebagai
korban broken home dan saya bisa menceritakan semua yang ada di benak saya dan mulai
berfikir Kembali agar tidak melukai diri saya dan menyalahkan diri sendiri karena
bagaimana pun saya harus tetap maju dan mengejar cita – cita saya.

3. Solusi
 Memberi dukungan kepada klien dan mengingatkan agar tidak melukai dirinya sendiri
serta mengingatkan untuk selalu ingat kepada tuhan yang maha kuasa dan beribadah.
 Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti melakukan
hobby atau berolahraga.
 Bila klien teringat Kembali akan kejadian yang bisa memicu resiko untuk melukai
dirinya seperti menganjurkan bermain game online Bersama teman – temannya
seperti yang dikatakan klien saat wawancara, dan bercerita kepada teman agar bisa
mengurangi sedikit beban yang dirasaknnya.

 Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Persiapan
 Alat tulis
 Alat perekam(Handphone)
Sasaran
 Sekelompok Dewasa muda sejumlah 3 orang
Pelaksanaan
Metode yang digunakan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara mendalam (in-depth
interview) dan observasi. Informan penelitian ini adalah 3 orang perempuan pelaku melukai-diri yang
berusia 19-22 tahun.
Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini selama 3 sampai 4 hari.

Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian dan merujuk pada urgensi penelitian, maka dapat diuraikan
beberapa implikasi untuk pihak peneliti dan pelaku melukai-diri, yaitu sebagai berikut:
1) Bagi para responden
Meskipun telah berdamai dengan keluarga dan dirinya sehingga berhenti dari perilaku
melukai-diri, pengembangan kepribadian hendaknya tetap dilakukan oleh kedua
informan dengan tujuan mereka mampu mengatasi masalah tanpa melukai-diri mereka
lagi. Misalnya adalah mempererat kedekatan dengan keluarga dan teman-teman yang
dapat dipercaya.
2) Bagi peneliti selanjutnya
Saat ini, terdapat kecenderungan semakin meningkatnya jumlah remaja dan dewasa
muda yang melukai-diri sehingga topik ini harus dipahami dengan lebih baik. Maka,
perlu dilaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya, secara khusus mengenai risk factor
dan protective factor dari perkembangan remaja yang rentan berperilaku melukai-diri
beserta dinamika psikologis dari pelaku melukai-diri secara khusus. Selain itu, juga perlu
penelitian terkait yang secara khusus membahas coping strategies untuk menghadapi
perilaku tersebut, mengingat di Indonesia masih jarang dilakukan penelitian tentang hal
ini.
Daftar Pustaka
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.7 No.2 (2018)
Blasczyk-Schiep, S., Kazen, M., Jaworska-Andryszewska, P., & Kuhl, J. (2018). Volitional
determinants of self-harm behaviour and suicidal risk in persons with borderline personality
disorder. The European Journal of Psychiatry, 32(2), 77-86.
Arinda, O. D., & Mansoer, W. W. D. (2021). NSSI (Nonsuicidal Self-Injury) pada Dewasa
Muda di Jakarta: Studi fenomenologi interpretatif. Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian
Journal of IndigenousPsychology, 8(1), 123-147. Retrived: https://publication.k
pin.org/index.php/jpu/article/view/10
Choi, Y., Choi, S. H., Yun, J. Y., Lim, J. A., Kwon, Y., Lee, H. Y., & Jang, J. H. (2019). The
relationship between levels of self-esteem and the development of depression in young adults
with mild depressive symptoms. Medicine, 98(42), e17518. Retrived :
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000017518

Anda mungkin juga menyukai