Judul Ollah Citra Tanggal 13 Januari 2020
Judul Ollah Citra Tanggal 13 Januari 2020
Mengetahui
Ketua Prodi BPI
2. Teori kasus
Indonesia pada tahun 2003 kasus kekerasan dalam pacaran berjumlah 266 kasus dan
memiliki 303 lembaga yang memberi layanan kepada perempuan korban kekerasan, salah
satunya adalah organisasi yang tergabung dalam Women Crisis Center terdapat 137
organisasi di Indonesia, 134 Ruang Pelayanan Khusus (RPK) dan 32 Rumah Sakit yang
membuka pelayanan khusus bagi perempuan dan anak korban kekerasan, namun
perempuan korban kekerasan di Indonesia masih banyak terjadi.
Angka kekerasan dalam pacaran di Sumatera Selatan yang dilaporkan kepada
Women’s Crisis Centre Palembang tahun 2009 sebanyak 52 kasus. Jumlah ini meningkat
dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebanyak 22 kasus. Meningkatnya angka
kekerasan dalam pacaran karena banyak korban (perempuan) yang dipaksa atau dibujuk
melakukan hubungan intim saat berpacaran.
Berdasakan data kasus kekerasan dalam pacaran di Rifka Annisa (WCC) Yogyakarta
tahun 1999 sebesar 50 kasus (14,33%) dan meningkat pada tahun 2001 sebanyak 103
kasus (26,08%). Wilayah domisili korban kekerasan yang paling banyak terdapat di
Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 18 kasus dari pada kabupaten lain. Pada usia ini
perempuan memiliki ikatan kuat dengan pasangannya (pacarnya) sehingga perempuan
menganggap bahwa kekerasan yang dialami adalah hal yang wajar.
3. Ciri-ciri klien
Berinisial LK stress terhadap kekerasan berpacaran kejadian berawal semenjak mereka
mejalin hubunga kurang lebih 1 tahun tepatnya kejadian bermula pada tanggal 07
november 2019 lalu si LK ini ditampar dan dicubit secara sepontan didalam mobil dan si
klien hanya berdiam diri dan merasa ketakutan didalam mobil setelah sampai klien hanya
mengis dan bercerita kejadian yang menimpanya
4. Batasan masalah
1. Peneliti ini hanya dilaksanakan pada mahasiswa yang mengalami stres dalam
kekerasan berpacaran diuin raden fatah Palembang
2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui penurunan tingkat stress terhadap stress dalam
kekerasan berpacaran diuin raden fatah palembang.
1. Teori teknik acting as if
Acting as if adalah suatu teknik dengan cara konselor profesional merintahkan klien
untuk bertindak seakan-akan dirinya memiliki keterampilan terampilan dalam menangani
situasi sulit secara efektif (Seligman &Reichenberg, 2013). Banyak klien menggunakan
alasan, "Seandainya aku bisa ." (James & Gilliland, 2003). Pada titik ini, konselor
menginstruksikanklien untuk berakting seakan-akan ia mampu melakukan apa pun
yangdiharapkannya dapat dilakukan. Klien mungkin mengalami kesulitan untuk
memikirkan tentang seseorang yang memiliki keterampilan itu dan setelah itu
membayangkan bagaimana orang itu akan menangani situasi yang dimaksud (Carlson et
al., 2006). Dengan menguji coba suatu peran baru, klien sering kali belajar bahwa mereka
dapat melaksanakan perannya dan juga menjadi orang baru dalam Berakting seakan-akan
dirinya adalah orang yang seperti yang diharapkannya dapat menantang asumsi-asumsi
yang dipercayai klien, yang membatasi dirinya (Corey, 2015). Klien diperintahkan untuk
mencoba dan memergoki dirinya sedang mengulangi perilaku-perilaku lamanya.
Komitmen adalah bagian yang sangat penting dari teknik acting as if. Jikaprosesnya.
2. Teori masalah
Penerimaan Diri (self aceptance) adalah kemampuan individu dalam menyadari dan
mengakui karakteristik dirinya dalam menjalani hidup tanpa memiliki beban perasaan
terhadap diri sendiri.
Pasuhuk (1996) menunjukan bahwa dimensi stigma dari HIV-AIDS dan kanker
mempunyai dampak negatif terhadap unsur-unsur diri dari penderita tanpa memandang
jenis penyait-penyakitnya. Dampak ini tentu juga dapat mempengaruhi motivasi untuk
memeroleh kesembuhan di pihak penderita, pada giliranya dapat berakibat negatife bagi
proses pengobatannya
3. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada ibu rumah tangga yang susah menerima
dirinya terkena hiv-aids.
2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui peningkatan penerimaan diri terhadap
penerimaan diri pada ibu rumah tangga yg terkena HIV-AIDS mengunakan
layangan konseling mengunakan teknik acting as if.