Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia selalu diikuti dengan gangguan
persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik
diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga
semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas kelompok (TAK)
klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah
mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

B. Tujuan ujuan

1.Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang


dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya.

2.Tujuan khusus

a. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya


b. Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya
c. Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya
d. Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya
C. Waktu dan tempat

Hari : Selasa , 09 Februari 2022

Jam : 10:00 WIB

Tempat : RSJ Prof.Dr.Muhammad Ildrem, Medan Sumatera Utara

D. Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab

E. Media dan alat

1. Pulpen Dan Kertas


2. Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK) sebelumya

F. Setting tempat

L CL O

P F

F P

P F

G. Pembagian tugas

1. Leader
a. Tugas:
a. Memimpin jalannya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
d. Memimpin diskusi kelompok
2. CO Leader Tugas:
a. Membuka acara
b. mendampingi leader
c. mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. meneyerahkan kembali posisi kepada leader
e. menutup acara diskusi

3. Fasilitator Tugas:
Memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalan terapi

4. Observer Tugas:

a. Mengobservasi jalannya kegiatan


b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan
berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

H. Pasien

1. Kriteria pasien

a. Pasien dengan halusinasi penglihatan dan pendengaran sudah menunjukkan kemauan


untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar
b. Pasien dengan halusinasi pendengaran dan penglihatan, pasien sudah mampu
mengatasi jika halusinasi tersebut muncul

2.Proses seleksi

a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria


b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut kegiatan TAK

I. Susuna pelaksanaan
1.Susunan perawat pelaksanaan TAK
a. Leader
Putri Pameliyah Harahap
b. CO Leader
Intan Sari Siagian

c. Fasilitator
1. Imel Agustika Tanjung
2. Yustika Sumarlin Harahap
3. Indah Lestari
4. Mona Fitriah
5. Minarti

d. Observer
1.Langga Sari Daulay

Pasien peserta TAK sebagai berikut:

Nama Pasien Jiwa Masalah

- Ny. Wati : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran


- Ny. Fatima : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
- Ny. Ang pik lien : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
- Ny. Esti : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran

J. Tata tertib dan antisipasi masalah

1. Tata tertib pelaksanaan


a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pembimbing
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai, maka
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada prose TAK
a. Apabila ada klien yang sudah bersedia mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan
TAK tidak bersedia, maka langkah yang di ambil adalah: mempersiapkan klien
cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan criteria dan telah disepakati oleh anggota
kelompok lainnya
b. Apabila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan
c. Apabila dalam pelaksaan dalam anggota kelompok ada yng tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu, dan bila
masih tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3)

A. Kondisi klien
DO : Klien tenang

DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak nyata

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

C. Tujuan
Ajarkan cara mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

D. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase Orientasi :
 Salam terapeutik : ” Selamat pagi, ibu? Bagaimana kabarnya hari ini? ibumasih
ingat dong dengan saya? Ibu sudah mandi belum? Apakah ibu sudah makan?
 Evaluasi validasi : ”bagaimana perasaan ibu hari ini? Kemarin kita sudah
berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu bisa menjelaskan kepada saya tentang isi
suara-suara yang ibu dengar dan apakah ibu bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik?”
 Kontrak :
Topik :
”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang tamu
mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar suara itu
tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang
lain.
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 15 menit saja,
bagaimana ibu setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di depan kamar ibu atau di ruang makan ? Ibu setuju?”

b. Fase kerja
 ”kalau ibu mendengar suara yang kata ibu kemarin mengganggu dan membuat ibu
jengkel. Apa yang ibu lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan kemarin
apakah sudah dilakukan?”
 ”cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
ibu. Contohnya begini : ... tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau ibu bisa langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat
bahwa ibu mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak ibu mengobrol
sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.

c. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya
senang sekali ibu mau berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana perasaan
ibu setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih
untuk mengontrol halusinasinya adalah dengan cara bercakap-cakap.
 Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara
yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran ibu.”

 Kontrak yang akan datang :


1. Topik :”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan
kegiatan yang bermanfaat.”
2. Waktu :”jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau besok jam .....? ibu setuju?”
3. Tempat :”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih
bu sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

Anda mungkin juga menyukai