Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Khalilur Rahman
Nim : 210101010748
Lokal : B 21
Matkul : Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar Spesifik

Disabilitas dan Difabel

Menurut Goffman, penyandang disabilitas adalah mereka serba terbatas tidak mampu
berkomunikasi dengan individu yang lain. Lingkungan menganggap mereka tidak bias
melakukan apapun yang menjadi penyebab suatu masalah. Karena serba terbatas dan stigma
buruk yang diberikan orang lain, sehingga mereka berusaha dan yakin agar tidak
ketergantungan dengan individu yang lain.

Penyandang Disabilitas mempunyai posisi, hak dan kewajiban yang sama, sudah sangat
seharusnya penyandang disabilitas mendapatkan perlakuan yang baik dan khusus karena
mereka termasuk kedalam kelompok rentan, untuk memberikan perlindungan dari kerentanan
tindakan diskriminasi yang sewaktu waktu akan terjadi kepada mereka dan perlindungan dari
ancaman dari orang lain atau perlindungan HAM. Perlakuan khusus dibuat dan diberikan
dalam upaya memberikan penghargaan, rasa saling melindungi dan memperoleh haknya yang
telah menjadi haknya.

Sekitar tahun 1990-an, di Indonesia muncul pula istilah ‘difabel’ singkatan/kependekan dari
‘differently abled’ sebagai counter terhadap penggunaan istilah penyandang cacat yang
dinilai dan dirasa stigmatis. Istilah ini digunakan dengan argumen bahwa mereka bukan
berketidakmampuan – sebagai terjemahan dari disability, melainkan memiliki kemampuan
yang berbeda. Difabel adalah istilah yang lebih sopan digunakan pada penyandang
disabilitas. Meski begitu, yang perlu digarisbawahi, difabel adalah seseorang yang bukan
sama sekali tidak mampu, melainkan terbatas atau membutuhkan bantuan dalam menjalani
aktivitas tertentu, misalnya dengan alat bantu dengar.

Dari definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa istilah disabilitas dan difabel sebenarnya tidak
jauh beda. Perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari penggunaan istilah tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Inilah mengapa sebutan difabel menjadi lebih halus dibandingkan
disabilitas.
Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang tumbuh dan berkembang dengan berbagai
perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Sebutan anak berkebutuhan khusus tidak selalu
merujuk pada kecacatan yang dialami, namun merujuk pada layanan khusus yang dibutuhkan
karena mengalami suatu hambatan atau kemampuan diatas ratarata. Meskipun jenis anak
berkebutuhan khusus sangat beragam, namun dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia
anak berkebutuhan khusus di kategorikan dalam istilah anak tunanetra, anak tunarungu, anak
tunagrahita, anak tunadaksa, anak tunalaras, dan anak cerdas dan bakat istimewa.

Secara sederhana, anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai anak yang memerlukan
layanan khusus untuk dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik. Hal tersebut
mencakup anak-anak yang mengalami permasalahan maupun yang memiliki kelebihan terkait
tumbuh kembang yang kaitannya dengan intelegensi, inderawi, dan anggota gerak.

Sumber :

ABADIMAS ADI BUANA VOL. 02. NO. 1, JULI Hal : 34 – SURABAYA 2018 KARAKTERISTIK DAN
KEBUTUHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Hal 34

Vol 9 No 2 Tahun 2022 Hal. : 808 - NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 20, NOMOR 2, OKTOBER 2019, Hal 133

Anda mungkin juga menyukai