cv.Mine
083867708263
cv.mine7
mine mine
Penerbit : cv. Mine Atikah Rahayu
Perum Sidorejo Bumi Indah F 153 Fahrini Yulidasari
Rt 11 Ngestiharjo Kasihan Bantul
cv.Mine Mobile : 083867708263 Muhammad Irwan Setiawan
email : cv.mine.7@gmail.com
Editor:
Andini Octaviana Putri
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM
UNTUK MAHASISWA
Disusun Oleh:
Atikah Rahayu
Fahrini Yulidasari
Muhammad Irwan Setiawan
Editor:
i
MODUL SKILL LAB BBM Belajar Berdasarkan Masalah
PENILAIAN STATUS GIZI (Program Reguler) UNTUK
MAHASISWA
Disusun Oleh:
Atikah Rahayu
Fahrini Yulidasari
Muhammad Irwan Setiawan
Editor:
Andini Octaviana Putri
Cetakan ke-1
ISBN : 978-623-7550-37-2
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM
KATA PENGANTAR
-- Tim Penyusun--
ii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM
DAFTAR ISI
iii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM
DAFTAR LAMPIRAN
iv
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM
A. LATAR BELAKANG
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa
status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan
makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan,
membantu pertumbuhan bagi anak maupun orang dewasa.
Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung.
1.1 Penilaian Langsung
a. Antropometri
Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara
mengukur: tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,
tebal lemak tubuh (triseps, biceps, subscapula dan
suprailliaca). Pengukuran antropometri bertujuan
mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut
ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan
menurut umur (BB & TB/U), berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur
(LLA/U), lingkar lengan atas menurut tinggi badan
(LLA/TB).
b. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan
melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah,
urine, tinja, hati, dan otot) yang diuji secara laboratoris
terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin,
glukosa dan kolesterol. Pemeriksaan biokimia bertujuan
mengetahui kekurangan gizi spesifik.
c. Klinis
Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel
(supervisial ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral. Pemeriksaan klinis bertujuan mengetahui
status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda
khusus.
d. Biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan
fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan
biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya
pada orang yang buta senja.
1.2 Penilaian tidak Langsung
a. Survei Konsumsi
Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan
wawancara kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi
makanan sehari-hari. Tujuan penilaian ini adalah
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.
b. Statistik Vital
Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data
kesehatan seperti angka kematian, kesakitan dan
kematian akibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi.
Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak
langsung status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi
Pengukuran status gizi didasarkan atas kesediaan
makanan yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (iklim,
tanah, irigasi, dll). Faktor-faktor ekologi tersebut perlu
diketahui untuk mengetahui penyebab malnutrisi
masyarakat.
B. PENILAIAN
Komponen Penilaian ada 3 yaitu : (lanjutan rangkaian dari
kegiatan kul klasik dan tutorial)
1) Makalah : 20%
2) Skill lab dan lap : 20%
3) Kedisiplinan dan Etika : 100%
1) Langkah 1
Gantungkan dacin pada :
a) Dahan Pohon
b) Palang rumah
c) Penyangga kaki tiga
2) Langkah 2
Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik
batang dacin ke bawah kuat-kuat.
3) Langkah 3
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol
(0). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Langkah 4
Pasanglah celana timbang kotak timbang atau sarung
timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser
pada angka nol (0).
5) Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang,
sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara
memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
6) Langkah 6
Anak ditimbang dan seimbangkan dacin.
7) Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka
diujung bandul geser.
8) Langkah 8
Catat hasil penimbangan di atas dengan secarik kertas.
9) Langkah 9
Geserlah bandul ke angka nol (0), letakkan batang dacin
dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan.
Menimbang Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi :
1) Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian
yang cukup tebal harus ditanggalkan.
2) Kantong celana timbang tidak dapat digunakan.
3) Bayi ditidurkan dalam kain sarung.
4) Geserlah anak timbang sampai tercapai keadaan
seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik.
5) Lihatlah angka pada skala batang dacin yang
menunjukkan berat badan bayi. Catat berat badan dengan
teliti sampai satu angka desimal. Misal 7,5 kg.
Menimbang Anak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menimbang berat badan anak:
1) Pemeriksaan Alat Timbang
2) Anak Balita yang Ditimbang
3) Keamanan
4) Pengetahuan Dasar Petugas
b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan parameter yang penting bagi
kesehatan yang telah lalu dan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat pengukuran tinggi badan
diperlukan sebagai parameter status gizi berdasarkan
berat badan terhadap tinggi badan.
1) Pengukuran dilakukan dengan sikap berdiri tegak
tanpa sepatu.
2) Pengukuran tinggi badan menggunakan pola
sentimeter yang fleksibel dan tidak elastis yang
ditempelkan secara vertikal pada dinding atau tiang
Perhitungan :
50
IMT = 20,57
(1,56)2 =
Contoh :
a. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan berat badannya 7,5 kg,
berat tersebut mencapai 58% dari berat badan standar.
Cara menghitung : 7,5/12,9 x 100% = 58,1%.
Berarti, anak tersebut memiliki status gizi buruk.
b. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan memiliki itnggi badan
85 cm. Tinggi tersebut mencapai 94,9% dari tinggi standar.
Cara menghitung : 85/89,5 x 100%.
Berarti, anak tersebut memiliki status gizi baik.
Contoh :
Bambang berusia 20 tahun, berat badan 60 kg, tinggi badan
160 cm, beraktivitas sebagai mahasiswa.
Tahap 1 IMT = 60 : (1,6)2 23,4 (Normal)
Tahap 2 BMR = (tabel 7) 1589 kalori
Tahap 3 SDA = 10% X 1589 158,9 kalori
Energi aktivitas fisik (tabel 9) 1,7
Tahap 4 2971 kalori
x (1589+158,9)
Jadi, Total kebutuhan Energi/hari 2.971 kalori
Contoh :
1) Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 30
tahun, mempunyai tinggi badan 158 cm dan berat badan
50 kg dengan penyakit gastroenteritis. Berat badannya
sudah ideal.
Kebutuhan energinya adalah = 50 x 40 kalori/kgBB =
2000 kalori/kgBB
2) Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi 165 cm dan
berat badan 50 kg dirawat dengan demam karena
hepatitis (ringan). Ia harus beristirahat ditempat tidur.
Perhitungan energinya adalah: Berat badan ideal adalah
53 kg. Faktor aktivitas 1,2. Faktor stress = 1,4 (stress
ringan).
Kebutuhan BMR = 1 kalori x 53 kg x 24 jam = 1272 kalori.
Kebutuhan energi total adalah 1,2 x 1,4 x 1272 = 2136
kalori.
2. Protein
Kebutuhan protein normal adalah 10–15% dari kebutuhan
energi total atau 0,8–1,0 g/kgBB. Kebutuhan energi minimal untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 0,4–0,5 g/kg BB.
Demam, sepsis, operasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan
katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein
sampai 1,5–2,0 g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat
membutuhkan 1,0–1,5 g/kg BB.
Menurut persen kenaikan kebutuhan diatas BMR dikalikan
dengan aktifitas fisik dan dikalikan juga dengan faktor
stress/trauma. Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh :
Anjuran makanan sehari untuk laki-laki berumur 20-45 tahun
dengan berat badan 62 kg adalah sebagai berikut :
Nasi 7,1/2 gelas atau 5 piring (@ 140 gram/200 gram)
Daging 2 potong (@ 50 gram)
Tempe 3 potong (@ 50 gram)
Sayur 1,1/2 mangkok (@ 100 gram)
Buah 2 potong (@ 100 gram)
Minyak 2,1/2 sdm (@ 10 gram)
Gula Pasir 3,1/2 sdm (@ 10 gram)
Keterangan :
URT : Ukuran Rumah Tangga
1 gelas (gls)nasi : 140 gram nasi : 70 gram beras
1 potong (ptg) daging : ukuran 6 x 5 x 2 cm
1 potong (ptg) tempe : ukuran 4 x 6 x 1 cm
1 gelas (gls) sayuran telah direbus dan ditiriskan : 100 gram
sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya : ukuran 5 x 15 cm
1 sendok makan (sdm) gula pasir : 10 gram
1 sendok makan (sdm) minyak goreng : 10 gram
Referensi
Karbohidrat
Protein
Golongan
Ukuran
Lemak
Energi
dan
Acuan Bahan
Makanan
URT Gram Kalori Gram Gram Gram
Total
( ………………………………. )
NIP/NIK.
Komponen lain
Banjarbaru, …………………
Penilai,
( ………………………………. )
Banjarbaru, …………....
Penilai,
(……………………………………. )
NIP/NIK.
Banjarbaru, …………………
Penilai,
( ………………………………. )
NIP/NIK.
dalam mengukur
Banjarbaru, …………………
Penilai,
( ………………………………. )
NIP/NIK.
Banjarbaru, …………………
Penilai,
( ………………………………. )
NIP/NIK.
N/B :
1. Mahasiswa menyiapkan klien untuk membantu
pengukuran
2. Mahasiswa boleh menggunakan alat hitung
3. Mahasiswa menyiapkan alat ukur antropometri (BB
dan TB)
4. Penilai memberitahukan tingkat aktifitas klien dan
BMR menurut umur dan jenis kelamin klien.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat
B. Instrumen Kegiatan
Bagian ini menjelaskan berbagai alat pendukung yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pengukuran
misalnya kuisioner, angket, lembar cek list, dan lain-lain.
C. Variabel Kegiatan
Terbagi menjadi 2 macam yaitu variabel bebas (faktor
yang tidak dipengaruhi) contoh umur responden, variabel
terikat (faktor yang tergantung atau dipengaruhi oleh
variabel bebas) contoh IMT.
D. Prosedur Kegiatan
Menjelaskan tentang tahapan yang harus dilalui untuk
melaksanakan kegiatan pengukuran dari awal hingga
kegiatan selesai dilakukan. Dapat disajikan dalam bentuk
bagan atau narasi.
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Menjelaskan bagaimana peneliti mendapatkan data yang
akan dianalisa dan diolah dipembahasan.
F. Waktu dan Tempat Kegiatan
Bagian ini mendefinisikan tentang kapan dan dimana
kegiatan pengukuran dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran
B. Interpretasi Hasil
C. Analisis
D. Rekomendasi dan Solusi (dalam bentuk program dan
contoh menu)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Keterangan:
1. Daftar Pustaka dan Bahan Referensi maksimal 10 tahun ke
belakang dengan ketentuan artikel ilmiah atau jurnal
minimal 10, buku 2 dan sisanya dapat menggunakan
artikel popular.
2. Daftar pustaka wajib disertakan sebagai lampiran laporan
skill.