Anda di halaman 1dari 47

ISBN 978-623-7550-37-2

cv.Mine

MODUL SKILL LAB BBM


(Belajar Berdasarkan Masalah)
PENILAIAN STATUS GIZI
(Program Reguler)

083867708263
cv.mine7
mine mine
Penerbit : cv. Mine Atikah Rahayu
Perum Sidorejo Bumi Indah F 153 Fahrini Yulidasari
Rt 11 Ngestiharjo Kasihan Bantul
cv.Mine Mobile : 083867708263 Muhammad Irwan Setiawan
email : cv.mine.7@gmail.com

Editor:
Andini Octaviana Putri
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

MODUL SKILL LAB BBM


(Belajar Berdasarkan Masalah)
PENILAIAN STATUS GIZI
(Program Reguler)

UNTUK MAHASISWA

Disusun Oleh:

Atikah Rahayu
Fahrini Yulidasari
Muhammad Irwan Setiawan

Editor:

Andini Octaviana Putri

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018

i
MODUL SKILL LAB BBM Belajar Berdasarkan Masalah
PENILAIAN STATUS GIZI (Program Reguler) UNTUK
MAHASISWA

Disusun Oleh:
Atikah Rahayu
Fahrini Yulidasari
Muhammad Irwan Setiawan
Editor:
Andini Octaviana Putri

Hak Cipta © 2020, pada penulis

Hak publikasi pada Penerbit CV Mine

Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau


seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin
tertulis dari penerbit.

© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Cetakan ke-1

Tahun 2020 CV Mine

Perum SBI F153 Rt 11 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta-


55182
Telp: 083867708263
Email: cv.mine.7@gmail.com

ISBN : 978-623-7550-37-2
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

KATA PENGANTAR

Belajar Berdasarkan Masalah (BBM) merupakan salah


satu inovasi dari PSKM Fakultas Kedokteran Unlam dalam
rangka pencapaian lulusan yang berkompetensi. Dalam
pelaksanaan BBM-Penilaian Status Gizi ini bukan hanya
melibatkan bagian Gizi saja tetapi juga ada keterlibatan
bagian administrasi dan kebijakan kesehatan (AKK), promosi
kesehatan (Promkes), dan epidemiologi untuk melatih cara
berpikir mahasiswa secara komprehensif didalam
menghadapi permasalahan kesehatan.
Metode pembelajaran dalam BBM ini meliputi kuliah
klasikal di dalam kelas, tutorial Belajar Berdasarkan Masalah
(BBM) untuk 1 (satu) kasus yang sudah diskenariokan, kuliah
pakar, skill lab (kunjungan lapangan), dan belajar mandiri.
Dengan demikian, mahasiswa dituntut untuk belajar aktif dan
mencari sumber-sumber bacaan sendiri di perpustakaan,
lewat internet, atau melalui konsultasi kepada narasumber.
Melalui modul pelaksanaan BBM ini, mahasiswa diharapkan
akan lebih terarah dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan perkuliahan dan tutorial.
Terima Kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan modul pelaksanaan BBM-Penilaian Status Gizi
yang diperuntukkan untuk mahasiswa, mudah-mudahan
modul ini bermanfaat bagi kemajuan anda.

Banjarbaru, Januari 2019

-- Tim Penyusun--

ii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………. i


Kata Pengantar ………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………….. iii
Daftar Lampiran …………………………………………….iv
A. Latar Belakang ……………………………………………1
1.1 Penilaian Langsung ………………………………….1
1.2 Penilaian tidak Langsung ……………………………2
B. Penilaian …………………………………………………. 3
C. Prosedur Pengukuran Antropometri ……………………3
a. Penimbangan Berat Badan ………………………….3
b. Pengukuran Tinggi Badan …………………………..5
c. Pengukuran LLA …………………………………….7
D. Penentuan Status Gizi ………………………………….. 8
1. Indeks IMT/U ……………………………………….. 8
2. Indeks BB/U dan TB/U ………………………………11
3. Indeks LLA/U ……………………………………….. 13
E. Survei Konsumsi Makanan …………………………….. 13
Pedoman Menuju Gizi Seimbang………………………….. 20
Referensi ………………………………………………….... 25
LAMPIRAN

iii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Susunan Menu Seimbang ……………26


Lampiran 2. Daftar Evaluasi Skill Lab per kelompok …….. 27
Lampiran 3. Daftar Evaluasi Skill Lab per Individu ……..... 28
Lampiran 4. Format laporan skill …………………………. 37
Lampiran 5. Lembar kerja mahasiswa …………………… 40

iv
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BBM)


PENILAIAN STATUS GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FK UNLAM
PROGRAM REGULER

PENILAIAN STATUS GIZI

A. LATAR BELAKANG
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa
status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan
makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan,
membantu pertumbuhan bagi anak maupun orang dewasa.
Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung.
1.1 Penilaian Langsung
a. Antropometri
Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara
mengukur: tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,
tebal lemak tubuh (triseps, biceps, subscapula dan
suprailliaca). Pengukuran antropometri bertujuan
mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut
ukuran lainnya, misalnya berat badan dan tinggi badan
menurut umur (BB & TB/U), berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur
(LLA/U), lingkar lengan atas menurut tinggi badan
(LLA/TB).

1 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

b. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakukan
melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah,
urine, tinja, hati, dan otot) yang diuji secara laboratoris
terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin,
glukosa dan kolesterol. Pemeriksaan biokimia bertujuan
mengetahui kekurangan gizi spesifik.
c. Klinis
Pemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel
(supervisial ephitel tissue) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral. Pemeriksaan klinis bertujuan mengetahui
status kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda
khusus.
d. Biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan
fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan
biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya
pada orang yang buta senja.
1.2 Penilaian tidak Langsung
a. Survei Konsumsi
Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan
wawancara kebiasaan makan dan perhitungan konsumsi
makanan sehari-hari. Tujuan penilaian ini adalah
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.
b. Statistik Vital
Pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data
kesehatan seperti angka kematian, kesakitan dan
kematian akibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi.
Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak
langsung status gizi masyarakat.

2 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

c. Faktor Ekologi
Pengukuran status gizi didasarkan atas kesediaan
makanan yang dipengaruhi oleh faktor ekologi (iklim,
tanah, irigasi, dll). Faktor-faktor ekologi tersebut perlu
diketahui untuk mengetahui penyebab malnutrisi
masyarakat.

B. PENILAIAN
Komponen Penilaian ada 3 yaitu : (lanjutan rangkaian dari
kegiatan kul klasik dan tutorial)
1) Makalah : 20%
2) Skill lab dan lap : 20%
3) Kedisiplinan dan Etika : 100%

C. PROSEDUR PENGUKURAN ANTROMOMETRI


Cara Penilaian Status Gizi Berdasarkan Pengukuran
Antropometri
Pengukuran Antropometri untuk mengetahui status
gizi dapat dilakukan dengan cara yaitu:
a. Penimbangan Berat Badan (BB)
Penimbangan berat badan digunakan untuk
mengevaluasi keseimbangan asupan makanan dengan
energi yang dikeluarkan untuk aktivitas.
1) Penimbangan dilakukan dengan seminim mungkin dan
tubuh dalam keadaan tidak berkeringat.
2) Menggunakan alat timbang berat badan standar
dengan ketelitian 100 gram.
Cara Menimbang/mengukur berat badan
9 Langkah menimbang, yaitu :

3 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

1) Langkah 1
Gantungkan dacin pada :
a) Dahan Pohon
b) Palang rumah
c) Penyangga kaki tiga
2) Langkah 2
Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik
batang dacin ke bawah kuat-kuat.
3) Langkah 3
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol
(0). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Langkah 4
Pasanglah celana timbang kotak timbang atau sarung
timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser
pada angka nol (0).
5) Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang,
sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara
memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
6) Langkah 6
Anak ditimbang dan seimbangkan dacin.
7) Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka
diujung bandul geser.
8) Langkah 8
Catat hasil penimbangan di atas dengan secarik kertas.
9) Langkah 9
Geserlah bandul ke angka nol (0), letakkan batang dacin
dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan.

4 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Menimbang Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi :
1) Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian
yang cukup tebal harus ditanggalkan.
2) Kantong celana timbang tidak dapat digunakan.
3) Bayi ditidurkan dalam kain sarung.
4) Geserlah anak timbang sampai tercapai keadaan
seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik.
5) Lihatlah angka pada skala batang dacin yang
menunjukkan berat badan bayi. Catat berat badan dengan
teliti sampai satu angka desimal. Misal 7,5 kg.
Menimbang Anak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menimbang berat badan anak:
1) Pemeriksaan Alat Timbang
2) Anak Balita yang Ditimbang
3) Keamanan
4) Pengetahuan Dasar Petugas
b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Tinggi Badan merupakan parameter yang penting bagi
kesehatan yang telah lalu dan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat pengukuran tinggi badan
diperlukan sebagai parameter status gizi berdasarkan
berat badan terhadap tinggi badan.
1) Pengukuran dilakukan dengan sikap berdiri tegak
tanpa sepatu.
2) Pengukuran tinggi badan menggunakan pola
sentimeter yang fleksibel dan tidak elastis yang
ditempelkan secara vertikal pada dinding atau tiang

5 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

tegak atau menggunakan alat pengukur tinggi badan


“Mikrotoise”.
Cara Mengukur Tinggi Badan
a) Posisi Anak
Sewaktu diukur anak dalam posisi dengan syarat-syarat
berikut:
1) Sewaktu diukur, anak tidak boleh memakai alas kaki
(sepatu, sandal, Dan sebagainya) dan penutup kepala
(topi dan kerudung).
2) Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita
meteran berada di tengah bagian tengah kepala.
3) Posisi anak tegak bebas, tidak sikap tegap seperti
tentara.
4) Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke
badan.
5) Tumit rapat, tetapi bila ibu jari kaki tidak rapat.
6) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel
ke dinding.
7) Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.
b) Cara Penggunaan Alat Bantu
Untuk menentukan angka tinggi anak pada pita meteran,
digunakan alat bantu berupa segitiga siku-siku.

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan

6 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)


Ukuran lengan atas menunjukan massa otot
1) Pengukuran pada titik di tengah ujung tulang bahu dan
benjolan siku dengan posisi lengan bergantung rileks.
2) Menggunakan alat ukur pola sentimeter yang fleksibel
dan tidak elastis atau meteran baja, dilingkarkan pada
lengan atas.
Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LLA pada
kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang
mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk
mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK Di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm
atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut
mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko
kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Cara Mengukur LLA
Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :
1) Tetapkan posisi bahu dan siku
2) Letakkan pita antara bahu dan siku
3) Tentukan titik tengah lengan
4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5) Pita jangan terlalu ketat
6) Pita jangan terlalu longgar
7) Cara pembacaan skala yang benar

7 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Gambar 2. Pengukuran Lingkar Lengan Atas

D. PENENTUAN STATUS GIZI


Ada beberapa cara penilaian status gizi berdasarkan
pengukuran antropometri (menggunakan indeks), yaitu :
1. INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
Status gizi pada remaja dihitung dengan
menggunakan rumus indeks massa tubuh atau yang biasa
disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body Mass Index).
Akan tetapi IMT bukan tanpa kelemahan, karena IMT hanya
menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat
badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT
tidak mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang
terkandung di dalam tubuh seseorang.

8 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Mengukur status gizi remaja bisa menggunakan


indikator yang ditetapkan oleh WHO tahun 2007 yang
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, berikut tabel
interpretasi IMT tersebut :

Tabel 1. Baku Rujukan IMT/U menurut WHO tahun 2007


TABEL IMT
REMAJA PEREMPUAN UMUR 10-19 TAHUN
Sangat
Umur Sangat kurus
No. kurus normal gemuk gemuk
(tahun) (kurang dari)
(lebih dari)
1. 10 12,4 12,5-13,4 13,5-18,9 19,0-22,6 22,7
2. 11 12,7 12,8-13,9 14,0-19,8 19,9-23,7 23,8
3. 12 13,2 13,3-14,3 14,4-20,7 20,8-25,0 25,1
4. 3 13,6 13,7-14,9 15,0-21,7 21,8-26,2 26,3
5. 14 14,0 14,1-15,3 15,4-22,6 22,7-27,3 27.4
6. 15 14,4 14,5-15,8 15,9-23,4 23,5-28,2 28,3
7. 16 14,6 14,7-16,1 16,2-24,0 24,1-28,9 29,0
8. 17 14,7 14,8-16,3 16,4-24,7 24,8-29,3 29,4
9. 18 14,7 14,8-16,3 16,4-24,7 24,8-29,5 29,6
10. 19 14,7 14,8-16,4 16,5-24,9 25,0-29,7 29,8
TABEL IMT
REMAJA LAKI-LAKI UMUR 10-19 TAHUN
Sangat
Umur Sangat kurus gemuk
No. kurus normal gemuk
(tahun) (kurang dari) (lebih
dari)
1. 10 12,8 12,9-13,7 13,8-18,4 18,5-21,4 21,5
2. 11 13,1 13,2-14,1 14,2-19,1 19,2-22,4 22,5

3. 12 13,4 13,5-14,4 14,5-19,9 20,0-23,6 23,7


4. 3 13,8 13,9-14,9 15,0-20,8 20,9-24,8 24,9
5. 14 14,3 14,4-15,5 15,6-21,8 21,9-25,9 26.0
6. 15 14,7 14,8-16,0 16,1-22,7 22,8-27,0 27,1
7. 16 15,1 15,2-16,5 16,6-23,5 23,6-27,9 28,0
8. 17 15,4 15,5-16,9 17,0-24,3 24,4-28,6 28,7
9. 18 15,7 15,8-17,1 17,2-24,9 25,0-29,2 29,3
10. 19 15,9 16,0-17,5 17,6-25,4 25,5-29,7 29,8
Sumber : WHO 2007

9 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Contoh (menggunakan baju rujukan WHO 2007):


Remaja putri berusia 15 tahun memiliki berat badan 50 kg
dengan tinggi badan 146 cm atau 1.46 meter, maka IMT
remaja putri tersebut adalah 23.5 dengan rumus berikut :

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi Badan (m)2

Jadi : IMT = 50/(1.46x 1.46) = 23.5


Berdasarkan hasil perhitungan, berarti status gizi remaja putri
adalah gemuk (23,5).

IMT tidak bisa digunakan untuk menghitung berat


badan ideal, untuk menentukan berat badan ideal anda bisa
menggunakan rumus Brocca, sebagai berikut :
Berat Badan Ideal : (TB (cm) – 100) x 0.9
Berdasarkan data sebelumnya, maka berat badan ideal
remaja putri tersebut di atas adalah: (146-100) x 0.9 = 41.4 kg
atau dengan kata lain paling tidak ia harus memiliki berat
badan minimum 37.3 kg dan berat badan maksimum 45.5 kg
(± 10%).

Contoh Lain (Menggunakan Baku Rujukan Winarno, 1993):


Maryana mahasiswi berusia 17 tahun, memiliki tinggi badan
156 cm dengan berat badan 50 kg.
Diketahui:
BB : 50 kg
TB : 156 cm = 1,56 m

10 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Perhitungan :

50
IMT = 20,57
(1,56)2 =

Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi


Status Gizi Laki-laki Perempuan
Kurus < 20,1 < 18,7
Normal 20,1 – 25,0 18,7 – 23,8
Obese > 30 >28,6
Rata-rata 22,0 20,8
Sumber : Winarno,1993

Berdasarkan hasil perhitungan, berarti status gizi Maryana


adalah normal (20,57).

2. INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DAN


INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) PADA
ANAK USIA 0 – 5 TAHUN
Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
anak usia 0-5 tahun. Penilaian dilakukan dengan menghitung
persentase capaian BB dan TB standar berdasarkan usia anak.
Selanjutnya, konsultasikan dengan tabel berikut:

11 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 3. Indeks Berat Badan dan Tinggi Badan Menurut


Umur (BB dan TB/U) untuk Anak 0-5 Tahun
Umur Berat (Kg) Tinggi / Panjang (cm)
Tahun Bulan Standar 80% 60% Standar 80% 60%
0 3,4 2,7 2,0 50,0 43 35,5
1 4,3 3,4 2,5 55,0 46 38,5
2 5,0 4,0 2,9 58 49 40,5
3 5,7 4,5 3,4 60 51 42
4 6,3 5,0 3,8 62,5 53 43,5
5 6,9 5,5 4,2 64,5 54,5 45
0
6 7,4 5,9 4,5 66 56 46
7 8,0 6,3 4,9 67,5 57,5 47
8 8,4 6,7 5,1 69 59 48,5
9 8,9 7,1 5,3 70,5 60 49,5
10 9,3 7,4 5,5 72 61,5 50,5
11 9,6 7,7 5,8 73,5 63 51,5

0 9,9 7,9 6,0 74,5 64,5 52,2


3 10,0 8,5 6,4 78 68 54,4
1
6 11,3 9,0 6,8 81,5 69 57
9 11,9 9,6 7,2 84,5 72 59

0 12,4 9,9 7,5 87 74 61


3 12,9 10,5 7,8 89,5 76 62,5
2
6 13,5 10,8 8,1 922 78 64
9 14,0 11,2 8,4 94 80 65,6

0 14,5 11,6 8,7 96 82 67


3 15,0 12,0 9,0 98 83,5 68,5
3
6 15,5 12,4 9,3 99,5 84,5 70
9 16,0 12,9 9,6 101,5 86 71

0 16,5 13,2 9,9 103,5 87,5 72


3 17,0 13,6 10,2 105 88,5 73,5
4
6 17,4 14,0 10,5 107 90 74,5
9 17,9 14,4 10,5 108 91,5 75,5

5 0 18,4 14,7 111,0 109 92,5 76


Sumber : Winarno, 1993

12 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 4. Penilaian Status Gizi Berdasarkan BB/U dan TB/U


Berat Badan Status Gizi Tinggi Badan
>80% Baik >85%
60 – 80% Kurang 71 – 85%
Kurang dari 60% Buruk Kurang dari 71%
Sumber : Winarno,1993

Contoh :
a. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan berat badannya 7,5 kg,
berat tersebut mencapai 58% dari berat badan standar.
Cara menghitung : 7,5/12,9 x 100% = 58,1%.
Berarti, anak tersebut memiliki status gizi buruk.
b. Seorang anak usia 2 tahun 3 bulan memiliki itnggi badan
85 cm. Tinggi tersebut mencapai 94,9% dari tinggi standar.
Cara menghitung : 85/89,5 x 100%.
Berarti, anak tersebut memiliki status gizi baik.

3. INDEKS LINGKAR LENGAN ATAS MENURUT UMUR (LLA/U)


Cara ini dapat digunakan untuk mengetahui status gizi
tanpa membedakan jenis kelamin. Adapun cara penilaiannya
adalah dengan mengukur lengan klien dengan menggunakan
pita LLA pada WUS. Dengan standar < 23,5 termasuk dalam
kategori mempunyai risiko KEK dan ≥ 23,5 tidak mempunyai
risiko KEK.

E. SURVEY KONSUMSI MAKANAN


Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang
berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor, antara lain
umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan serta berat
ringannya aktivitas sehari-hari. Besarnya energi yang

13 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

diperlukan setiap orang per hari dapat diketahui dengan


berbagai cara. Modul skill lab ini akan membahas cara-cara
yang bisa digunakan untuk menghitung besarnya energi
tersebut.

1. Prediksi berdasarkan Basal Metabolik Rate (BMR)


Basal Metabolik Rate (BMR) atau laju metabolisme
basal adalah energi minimal yang diperlukan tubuh dalam
keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental,
berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 25 derajat
celsius (Darwin, 1988 : 7). Energi tersebut diperlukan untuk
berbagai fungsi vital tubuh seperti pencernaan, pernapasan,
pengaturan suhu tubuh, peredaran darah dan lain-lain. Secara
praktis besarnya BMR seseorang dapat dihitung dengan
mengalikan berat badan dengan 24 kalori (berat badan x 24
kalori).

Tabel 5. Kebutuhan Energi Berdasarkan BMR


Tingkat Kebutuhan
Jenis Aktivitas
Aktivitas Energi/hari (kalori)
Sangat Tidur, baring, duduk, menulis,
BMR + 30%
ringan mengetik
Menyapu, menjahit, mencuci
Ringan BMR + 50%
piring,menghias ruang
Mencangkul, menyabit
Sedang BMR + 75%
rumput
Menggergaji pohon dengan
Berat BMR + 100%
gergaji tangan
Berat Mendaki gunung, menarik
BMR + 125%
Sekali becak

14 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

2. Perhitungan berdasarkan komponen penggunaan energi


Komponen yang diperlukan untuk perhitungan
kebutuhan energi meliputi :
a. Basal Metabolic Rate (BMR)
b. Spesifik Dynamic Action (SDA)
c. Aktivitas Sehari-hari
d. Pertumbuhan

3. Cara Menghitung Kebutuhan Energi


Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan
perhitungan sebagai berikut:
Tahap 1 : Tentukan Status Gizi
Cara menentukan status gizi dapat dilakukan dengan
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan formula:

Berat Badan (kg)


IMT =
Tinggi Badan (m)2

Tahap 2 : Hitung Besarnya BMR


Besarnya BMR dihitung dengan mengalikan berat
badan x 24 kalori. Atau dapat menggunakan tabel berikut:

15 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 6. BMR Laki-Laki


Jenis Berat Badan Energi (kalori)
Kelamin (Kg) 10-18 Th 18-30 Th 30-60 Th
55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
Laki-laki
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1889

Tabel 7. BMR Perempuan


Jenis Berat Badan Energi (kalori)
Kelamin (Kg) 10-18 Th 18-30 Th 30-60 Th
40 1224 1075 1167
45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
Perempuan
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1516 1410
75 1691 592 1450
Tahap 3 : Hitung SDA
Besarnya SDA = 10% BMR

Formulasi = BMR + SDA (10% BMR)

Tahap 4 : Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian (Untuk kerja)

Energi Aktivitas Fisik = Faktor Aktivitas Fisik x (BMR + SDA)

16 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 8. Faktor Aktivitas Fisik


Tingkat Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan
Istirahat Tidur, baring, duduk, 1,2 1,2
Sangat ringan menulis, mengetik 1,4 1,4
Menyapu, menjahit, mencuci
Ringan 1,5 1,5
piring,menghias ruang
Ringan-Sedang Sekolah, Kuliah, Kerja Kantor 1,7 1,6
Sedang Mencangkul, menyabit rumput 1,8 1,7
Menggergaji pohon dengan
Berat 2,1 1,8
gergaji tangan
Berat Sekali Mendaki gunung, menarik becak 2,3 2,0

Tahap 5 : Tambahan Kalori Pertumbuhan


Apabila yang bersangkutan masih dalam usia
pertumbuhan (sampai usia 18 tahun) maka tambahkan
kebutuhan energi sesuai tabel berikut :

Tabel 9. Kebutuhan Energi untuk Pertumbuhan (Kal/hari)


Umur (Tahun) Tambahan Energi
10-14 2 kalori/kg Berat Badan
15 1 Kalori/kg Berat Badan
16-18 0,5 kalori/Kg Berat Badan

Contoh :
Bambang berusia 20 tahun, berat badan 60 kg, tinggi badan
160 cm, beraktivitas sebagai mahasiswa.
Tahap 1 IMT = 60 : (1,6)2 23,4 (Normal)
Tahap 2 BMR = (tabel 7) 1589 kalori
Tahap 3 SDA = 10% X 1589 158,9 kalori
Energi aktivitas fisik (tabel 9) 1,7
Tahap 4 2971 kalori
x (1589+158,9)
Jadi, Total kebutuhan Energi/hari 2.971 kalori

17 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN GIZI DALAM KEADAAN


SAKIT
Kebutuhan gizi seseorang dalam keadaan sakit, dalam
keadaan sehat juga dipengaruhi oleh jenis dan berat
ringannya penyakit.
1. Energi
Kebutuhan energi berubah dalam keadaan sakit,
sesuai dengan jenis dan beratnya penyakit. Cara menentukan
kebutuhan energi orang sakit dapat dilakukan dengan cara
menghitung kebutuhan energi menurut kg berat badan ideal
(kalori/kg/hari) dengan formula sebagai berikut:

Berat Badan Ideal (BBI) =


BMR x faktor aktifitas x faktor trauma/stress

Tabel 10. Kebutuhan Energi Rata-Rata/Kg BB Orang


Dewasa dalam Keadaan Sakit Tanpa Stress
Kategori Berat Tinggi Energi Energi/KgBB
dan Umur Badan (kg) Badan Total (kalori)
(tahun) (cm) (kalori)
Laki-laki
20-45 62 165 2800 45
46-59 62 165 2500 40
≥ 60 62 165 2200 35
Perempuan
20-45 54 156 2200 40
46-59 54 156 2100 39
≥ 60 54 154 1850 34

18 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Contoh :
1) Seorang pasien perempuan berobat jalan, berumur 30
tahun, mempunyai tinggi badan 158 cm dan berat badan
50 kg dengan penyakit gastroenteritis. Berat badannya
sudah ideal.
Kebutuhan energinya adalah = 50 x 40 kalori/kgBB =
2000 kalori/kgBB
2) Laki-laki berumur 40 tahun dengan tinggi 165 cm dan
berat badan 50 kg dirawat dengan demam karena
hepatitis (ringan). Ia harus beristirahat ditempat tidur.
Perhitungan energinya adalah: Berat badan ideal adalah
53 kg. Faktor aktivitas 1,2. Faktor stress = 1,4 (stress
ringan).
Kebutuhan BMR = 1 kalori x 53 kg x 24 jam = 1272 kalori.
Kebutuhan energi total adalah 1,2 x 1,4 x 1272 = 2136
kalori.
2. Protein
Kebutuhan protein normal adalah 10–15% dari kebutuhan
energi total atau 0,8–1,0 g/kgBB. Kebutuhan energi minimal untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 0,4–0,5 g/kg BB.
Demam, sepsis, operasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan
katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein
sampai 1,5–2,0 g/kg BB. Sebagian besar pasien yang dirawat
membutuhkan 1,0–1,5 g/kg BB.
Menurut persen kenaikan kebutuhan diatas BMR dikalikan
dengan aktifitas fisik dan dikalikan juga dengan faktor
stress/trauma. Rumus yang digunakan yaitu:

Kebutuhan energi = BMR x aktifitas fisik x faktor stress/trauma

19 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 11. Faktor Aktifitas dan Faktor Trauma/Stress


untuk Menentukan Kebutuhan
No Aktifitas Faktor No Jenis Trauma/Stress Faktor
1. Istirahat di 1,2 1. Tidak ada stress, pasien 1,3
tempat dalam keadaan gizi baik.
tidur
2. Tidak 1,3 2. Stress ringan : 1,4
terikat di peradangan saluran
tempat cerna, kanker, bedah
tidur elektif, trauma kelangka
3. moderat 1,5
Stress sedang : sepsis,
bedah tulang, luka bakar,
trauma kerangka
4. moderat. 1,6

Stress berat : trauma


5. multipel, sepsis, dan 1,7
bedah multisistem

Stress sangat berat : luka


kepala berat, sindroma,
6. penyakit pernapasan 2,1
akut, luka bakar, dan
sepsis

Luka bakar sangat berat

PEDOMAN MENUJU GIZI SEIMBANG


Upaya untuk mencapai serta memelihara kesehatan
dan status gizi optimal, tubuh perlu mengkonsumsi makanan
sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Bila

20 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

tubuh dapat mencerna, mengabsorbsi, dan memetabolisme


zat-zat gizi tersebar secara baik, maka akan tercapai keadaan
gizi seimbang. Tetapi dalam keadaan sakit, melalui modifikasi
diet diupayakan agar gizi seimbang tetap bisa dicapai.
Pedoman umum gizi seimbang (PUGS) menganjurkan
agar 60-75% kebutuhan energi diperolah dari karbohidrat
(terutama karbohidrat komplek), 10-15% dari protein dan 10-
25% dari lemak. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG)
atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah tingkat
konsumsi zat-zat gizi esensial yang dinilai cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi hampir semua orang sehat di suatu
negara.
AKG berbeda dengan Angka Kebutuhan Gizi (Dietary
Requirement). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-
zat gizi yang dibutuhkan seseorang (individu) untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat,
sedangkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) adalah kecukupan
zat gizi untuk rata-rata penduduk.
Angka Kecukupan Gizi rata-rata seseorang dalam
sehari dijabarkan ke dalam susunan makanan rata-rata sehari
untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin.

Contoh :
Anjuran makanan sehari untuk laki-laki berumur 20-45 tahun
dengan berat badan 62 kg adalah sebagai berikut :
Nasi 7,1/2 gelas atau 5 piring (@ 140 gram/200 gram)
Daging 2 potong (@ 50 gram)
Tempe 3 potong (@ 50 gram)
Sayur 1,1/2 mangkok (@ 100 gram)
Buah 2 potong (@ 100 gram)
Minyak 2,1/2 sdm (@ 10 gram)
Gula Pasir 3,1/2 sdm (@ 10 gram)

21 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Menyusun Menu Seimbang untuk Orang Sehat


Secara umum angka kecukupan gizi rata-rata
seseorang dalam sehari dijabarkan dalam susunan makanan
rata-rata untuk tiap kelompok umur dan jenis klamin. Akan
tetapi, angka kecukupan gizi dapat dihitung melalui
perhitungan kebutuhan energi.
Untuk memudahkan penyusunan menu sehari yang
bervariasi dan bergizi dapat digunakan Daftar Bahan
Makanan Penukar (DBMP). Daftar ini dapat digunakan dalam
keadaan sehat maupun sakit. Ada 2 (dua) jenis DBMP yaitu
Daftar Bahan Makanan Penukar I dan II.
1) Daftar Bahan Makanan Penukar I
Daftar Bahan Makanan Penukar I membagi makanan 8
golongan, yaitu:
a) Bahan makanan sumber karbohidrat
b) Bahan makanan sumber Protein hewani
c) Bahan makanan sumber protein nabati
d) Sayuran
e) Buah-buahan
f) Susu
g) Minyak
h) Gula
Rincian bahan makanan tiap golongan bahan makanan
penukar dalam jumlah yang bernilai gizi sama dan saling
menukar.

22 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Tabel 12. Satuan Penukar dan Nilai Gizi 8 Golongan Bahan


Makanan
Golongan dan Ukuran Karbo
Energi Lemak Protein
Acuan Bahan urt* gram hidrat
Kalori gram gram
Makanan gram
Sumber ¾ gls 100 175 40 - 4
karbo
I.
hidrat
Nasi
Sumber 1 ptng 50 95 - 6 10
protein
II.
hewani
Daging sapi
Sumber 2 ptng 50 80 8 3 6
protein
III.
nabati
Tempe
Saturan 1 gls 100 50 10 - 3
IV. Saturan
campur
Buah- 1 ptng 100 40 10 - -
V. buahan
Pepaya
Susu 1 gls 200 130 9 7 7
VI. Susu sapi
segar
Minyak ½ sdm 5 45 - 5 -
VII
Minyak
.
Goreng
VII Gula 1 sdm 10 40 10 - -
I. Gula Pasir
*urt = ukuran rumah tangga
Keterangan :
1 gelas (gls)nasi : 140 gram nasi : 70 gram beras
1 potong (ptg) daging : ukuran 6 x 5 x 2 cm

23 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

1 potong (ptg) tempe : ukuran 4 x 6 x 1 cm


1 gelas (gls) sayuran telah direbus, ditiriskan : 100 gram
sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya : ukuran 5 x 15 cm
1 sendok makan (sdm) gula pasir : 10 gram
1 sendok makan (sdm) minyak goreng : 10 gram

2) Daftar Bahan Makanan Penukar II


Daftar bahan makanan penukar II mengelompokan bahan
makanan secara lebih rinci, yang dimaksudkan untuk
penyusunan diet yang memerlukan perhitungan lebih
teliti dalam hal kandungan energi, karbohidrat, protein
dan lemak seperti diabetes mellitus dan dislipidemia.
Contoh :
Jika diperoleh total kebutuhan energi sehari
seseorang adalah 2750 kalori. Berikut ini adalah susunan
menu seimbang sehari yang dianjurkan.

Tabel 13. Susunan Menu Seimbang Sehari yang Dianjurkan


Golongan
dan acuan Karbohi
Ukuran Energi Protein Lemak
bahan drat
makanan
URT Gram Kalori Gram Gram Gram
Nasi 7,5 gelas 1050 1837,5
Daging 2 potong 100 190
Tempe 4 potong 100 160
Sayur 2 mangkok 200 100
Pepaya 2 potong 25 80
Minyak 2,5 sdm 35 225
Gula Pasir 3,5 sdm 140
Total 2732,5

24 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

Keterangan :
URT : Ukuran Rumah Tangga
1 gelas (gls)nasi : 140 gram nasi : 70 gram beras
1 potong (ptg) daging : ukuran 6 x 5 x 2 cm
1 potong (ptg) tempe : ukuran 4 x 6 x 1 cm
1 gelas (gls) sayuran telah direbus dan ditiriskan : 100 gram
sayuran mentah
1 potong (ptg) pepaya : ukuran 5 x 15 cm
1 sendok makan (sdm) gula pasir : 10 gram
1 sendok makan (sdm) minyak goreng : 10 gram

Referensi

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama
Almatsier S, 2007. Penuntun Diet edisi baru. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Arisman, MB, 2007. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur
Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kuniasih, D., dkk (2010) Sehat & bugar berkat gizi seimbang.
Penerbit buku gramedia. Jakarta
Sediaoetama, Achmad Djaelani. 1991. Ilmu Gizi, Jakarta : Dian
Rakyat
Sediaoetama, Achmad Djaelani. 1996. Ilmu Gizi Untuk
Mahasiswa Kedokteran dan Profesi. Dian Rakyat,
Jakarta, Edisi I
Pekik Irianto,Djoko. 2006. Panduan Gizi Lengkap Untuk
Keluarga dan Olahragawan, Yogyakarta : Penerbit
Andi Yogyakarta.

25 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

LAMPIRAN 1 : DAFTAR SUSUNAN MENU SEIMBANG SEHARI


SESUAI DENGAN KEBUTUHAN SASARAN

Karbohidrat

Protein
Golongan

Ukuran

Lemak
Energi
dan
Acuan Bahan
Makanan
URT Gram Kalori Gram Gram Gram

Total

26 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

LAMPIRAN 2 : DAFTAR EVALUASI SKILL LAB. BBM-


PENILAIAN STATUS GIZI

ASPEK PENILAIAN (per Kelompok) untuk Komponen


Makalah
Kelompok : .............................................................
Nama : .............................................................
Sasaran/lokasi : .............................................................
Indeks : .............................................................
Nilai
No. Komponen Penilaian
(60-100)
1. A. Laporan
Keterkaitan dan kesinambungan antara latar
belakang, perumusan masalah, tujuan dapat
diukur, hasil pengamatan, pembahasan,
kesimpulan dan saran
2. B. Pemecahan terhadap masalah gizi
a. Adanya pembuatan PoA (Plan of Action)
b. Relevansi PoA (Plan of Action) dengan
masalah gizi
3. C. Seminar Hasil Kegiatan Lapangan
a. Penguasaan Terhadap Materi
b. Cara penyajian
c. Tanya Jawab
Banjarbaru, …………………
Penilai,

( ………………………………. )
NIP/NIK.

27 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

LAMPIRAN 3 : DAFTAR EVALUASI SKILL LAB. BBM-


PENILAIAN STATUS GIZI (Aspek penilaian
(per Individu) untuk Komponen Skill PSG
disesuaikan dengan Indeks PSG yang
digunakan)
1. LINGKAR LENGAN ATAS (LLA)
Kelompok : ...................................................
Nama : ...................................................
Sasaran/lokasi : ...................................................
Indeks : ...................................................
Nilai
No. Komponen Penilaian LLA
0 1
1. Tetapkan posisi bahu dan siku

2. Letakkan pita antara bahu dan siku

3. Tentukan titik tengah lengan

4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan

5. Pita jangan terlalu ketat

6. Pita jangan terlalu longgar

7. Cara pembacaan skala yang benar

Komponen lain

8. Tingkat pengenalan mahasiswa dengan pita LLA

9. Kecepatan dan ketepatan mahasiswa dalam mengukur

10. Kemampuan mahasiswa dalam menilai status gizi

Banjarbaru, …………………
Penilai,
( ………………………………. )

28 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

2. TINGGI BADAN DENGAN MICROTOICE


Kelompok : ..................................................
Nama : ..................................................
Sasaran/lokasi : ..................................................
Nilai
No. Komponen Penilaian Tinggi Badan
0 1
1. Sewaktu diukur, anak tidak boleh
memakai alas kaki (sepatu, sandal,
dsb) dan penutup kepala (topi dan
kerudung)
2. Anak berdiri membelakangi dinding
dengan pita meteran berada ditengah
bagian tengah kepala.
3. Posisi anak tegak bebas, tidak sikap
tegap seperti tentara
4. Tangan dibiarkan tergantung bebas
menempel ke badan
5. Tumit rapat, tetapi bila ibu jari kaki
tidak rapat
6. Kepala, tulang belikat, pinggul dan
tumit menempel ke dinding
7. Anak menghadap dengan pandangan
lurus ke depan
Komponen lainnya
8. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada
kepala bagian atas, siku-siku harus
lurus menempel pada dinding

29 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

9. Membaca skala angka pada lubang


10. Kecepatan dan ketepatan dalam
mengukur

Banjarbaru, …………....
Penilai,

(……………………………………. )
NIP/NIK.

30 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

3. BERAT BADAN DENGAN DACIN


Nama : ....................................................
Sasaran/lokasi : ....................................................
Indeks : BB/U
Komponen Penilaian Berat Badan (Dacin) Nilai
No
untuk Balita 0 1
1. Gantungkan dacin pada :
1. Dahan pohon
2. Palang rumah
3. Penyangga kaki tiga
2. Periksalah apakah dacin sudah tergantung
kuat. tarik batang dacin ke bawah kuat-
kuat
3. Sebelum dipakai letakkan bandul geser
pada angka nol (0). Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman
4. Pasanglah celana timbang kotak timbang
atau sarung timbang yang kosong pada
dacin. Ingat bandul geser pada angka nol
(0)
5. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani
celana timbang, sarung timbang atau
kotak timbangan dengan cara
memasukkan pasir ke dalam kantong
plastik
6. Anak ditimbang dan seimbangkan dacin
7. Tentukan berat badan anak, dengan
membaca angka di ujung bandul geser

31 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

8. Catat hasil penimbangan di atas dengan


secarik kertas
9. Geserlah bandul ke angka nol (0),
letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak
dapat diturunkan
10. Kemampuan mahasiswa dalam menilai
status gizi

Banjarbaru, …………………
Penilai,

( ………………………………. )
NIP/NIK.

32 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

4. BERAT BADAN DENGAN TIMBANGAN INJAK


Nama : ...................................................
Sasaran/lokasi : ...................................................
Komponen Penilaian Berat Nilai
No. Badan untuk 0 1
Anak/Remaja/Dewasa
1. Persiapan alat
2. Ada Klien
3. Kalibrasi alat
4. Klien naik ke atas timbangan
dengan menggunakan pakaian
yang seminimal mungkin
5. Saat ditimbang klien tanpa
menggunakan alas kaki
6. Sikap klien saat ditimbang
dengan posisi tegap
menghadap ke depan
7. Klien tidak melakukan gerakan
yang mengakibatkan
ketidakstabilan posisi jarum
timbang
8. Lakukan pembacaan skala
timbangan dengan mengambil
posisi berdiri disamping klien
Komponen lainnya
9. Kemampuan mahasiswa dalam
menilai status gizi
10. Kecepatan dan ketepatan

33 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

dalam mengukur

Banjarbaru, …………………
Penilai,

( ………………………………. )
NIP/NIK.

34 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

5. PENGHITUNGAN INDEKS MASSA TUBUH


Nama : ...................................................
Sasaran/lokasi : ...................................................
Komponen Penilaian Nilai
Menghitung Kebutuhan
No.
Energi Hingga Solusi 0 1 2
Penyusunan Menu
1. Tentukan Status Gizi Klien
(terlebih dahulu mengukur
BB/TB klien) IMT
2. Hitung Besarnya BMR
3. Hitung SDA
4. Hitung Energi Aktivitas Fisik
Harian (untuk kerja)
5. Menyusun menu seimbang
klien dengan menggunakan
bahan makanan penukar

Banjarbaru, …………………
Penilai,

( ………………………………. )
NIP/NIK.

35 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

N/B :
1. Mahasiswa menyiapkan klien untuk membantu
pengukuran
2. Mahasiswa boleh menggunakan alat hitung
3. Mahasiswa menyiapkan alat ukur antropometri (BB
dan TB)
4. Penilai memberitahukan tingkat aktifitas klien dan
BMR menurut umur dan jenis kelamin klien.

36 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

LAMPIRAN 4 : FORMAT LAPORAN SKILL


Penulisan laporan skill menggunakan Times New
Roman dengan font 12, spasi 1,5 dengan minimal 4 cm batas
kiri, 3 cm batas kanan, 3 cm batas bawah, dan 4 cm batas
atas, ukuran kertas kuarto (A4). Sangat dianjurkan untuk
menggunakan program Ms.Word. Laporan skill diserahkan
dalam bentuk jilid biasa (sampul bawah berwarna HIJAU) ke
Pengelola BBM-PENILAIAN STATUS GIZI sesuai dengan waktu
pengumpulan yang ditetapkan. Format sampul dan lembar
pengesahan dapat dilihat pada pedoman tutorial.

Format Laporan Skill BBM-PENILAIAN STATUS GIZI


JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI


A. Objek Kegiatan
Mendefinisikan objek tempat dilakukannya kegiatan
pengukuran, meliputi nama fasilitas pelayanan kesehatan
dan alamat yang disajikan dalam bentuk narasi.

37 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

B. Instrumen Kegiatan
Bagian ini menjelaskan berbagai alat pendukung yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pengukuran
misalnya kuisioner, angket, lembar cek list, dan lain-lain.
C. Variabel Kegiatan
Terbagi menjadi 2 macam yaitu variabel bebas (faktor
yang tidak dipengaruhi) contoh umur responden, variabel
terikat (faktor yang tergantung atau dipengaruhi oleh
variabel bebas) contoh IMT.
D. Prosedur Kegiatan
Menjelaskan tentang tahapan yang harus dilalui untuk
melaksanakan kegiatan pengukuran dari awal hingga
kegiatan selesai dilakukan. Dapat disajikan dalam bentuk
bagan atau narasi.
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Menjelaskan bagaimana peneliti mendapatkan data yang
akan dianalisa dan diolah dipembahasan.
F. Waktu dan Tempat Kegiatan
Bagian ini mendefinisikan tentang kapan dan dimana
kegiatan pengukuran dilakukan.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran
B. Interpretasi Hasil
C. Analisis
D. Rekomendasi dan Solusi (dalam bentuk program dan
contoh menu)

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

38 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Keterangan:
1. Daftar Pustaka dan Bahan Referensi maksimal 10 tahun ke
belakang dengan ketentuan artikel ilmiah atau jurnal
minimal 10, buku 2 dan sisanya dapat menggunakan
artikel popular.
2. Daftar pustaka wajib disertakan sebagai lampiran laporan
skill.

39 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

LAMPIRAN 5: LEMBAR KERJA MAHASISWA

40 Modul Skill Lab BBM-PSG


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran ULM

41 Modul Skill Lab BBM-PSG

Anda mungkin juga menyukai