Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH GIZI REPRODUKSI

MAKRONUTRIEN, MIKRONUTRIEN DAN PENILAIAN STATUS GIZI SECARA


LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

DOSEN PENGAMPU:
YULIDA FITHRI, SST., M.Kes.

DISUSUN OLEH:
FEBRYTHA NAYLA ROSSENDA
2115401008
D-III KEBIDANAN REGULER 1 TINGKAT 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makronutrien, Mikronutrien
Dan Penilaian Status Gizi Secara Langsung Dan Tidak Langsung” ini dengan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah kami adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan. Selain itu, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memahami serta
menambah wawasan serta pengetahuan tentang “Makronutrien, Mikronutrien Dan Penilaian
Status Gizi Secara Langsung Dan Tidak Langsung” bagi para pembaca dan juga kami sebagai
penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
pengetahuan atau wawasannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 19 Januari 2023

Mahasiswa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
1. Makronutrien................................................................................................................... 3
a. Karbohidrat.................................................................................................................. 3
b. Lemak .......................................................................................................................... 6
c. Protein ......................................................................................................................... 7
2. Mikronutrien ................................................................................................................... 8
a. Vitamin ........................................................................................................................ 8
b. Mineral ...................................................................................................................... 11
3. Penilaian Status Gizi secara langsung........................................................................... 14
a. Menilai status gizi menurut ukuran antropometri ..................................................... 14
b. Menilai status gizi dengan pemeriksaan klinis .......................................................... 15
c. Menilai status gizi dengan pemeriksaan fisik ........................................................... 15
d. Menilai status gizi dengan pemeriksaan biofisik ...................................................... 15
4. Penilaian Status Gizi secara langsung........................................................................... 16
a. Survei Konsumsi Makanan ....................................................................................... 16
b. Statistik Vital ............................................................................................................. 16
c. Faktor Ekologi ........................................................................................................... 16
BAB III .................................................................................................................................... 17
PENUTUP................................................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Makanan dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat menghasilkan energi yang akan digunakan untuk beraktivitas. Di dalam makanan
terdapat nutrisi yang nantinya digunakan oleh tubuh untuk menjaga kehidupan yang
sehat. Selain untuk menghasilkan energi, nutrisi yang terdapat dalam makanan juga
dapat digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
Nutrisi yang ada dalam makanan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah besar. Yang termasuk dalam makronutrien adalah karbohidrat,
protein dan lemak, sedangkan mikronutrien merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah kecil, contohnya adalah vitamin dan mineral. Mikronutrien adalah
zat yang penting dalam kesehatan tubuh, namun tubuh hanya memerlukan dalam
jumlah yang sedikit. Yang termasuk dalam mikronutrien yaitu vitamin dan mineral.
Masyarakat pada umumnya hanya memperhatikan kadar makronutrien yang terdapat
dalam makanan. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan bahwa mikronutrien juga
penting dan dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu, perlu dikembangkan makanan yang
mengandung mikronutrien.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menyatakan bahwa rerata konsumsi
karbohidrat penduduk Indonesia 255 gram per hari atau 61 % dari total energi. Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS) menganjurkan konsumsi karbohidrat 50-60% dari total
konsumsi energi. Sedangkan rata-rata konsumsi protein penduduk Indonesia 62,1 gram
per hari atau 13,3% dari total energi dan konsumsi lemak penduduk Indonesia adalah
47,2 gram atau 25,6% dari total konsumsi energi.
Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara
konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang
diekskpresikan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat dinilai secara langsung
melalui pengukuran antropometri, klinis, pemeriksaan fisik, dan biofisik (Supariasa et
al., 2002).
Metode pengukuran antropometri pada anak bermacammacam, salah satunya dengan
cara mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) (Wahidiyat dan Sastroasmoro, 2014). IMT
adalah pengukuran berat badan seseorang dalam kilogram (kg) dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (m2). IMT dapat menjadi petunjuk untuk menentukan
kelebihan berat badan serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh (Pudjiadi dan
Hegar, 2010).
Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 pilihan yaitu: antropometri,
klinis, pemeriksaan fisik dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat
dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan makronutrien dan mikronutrien?
2. Apa saja jenis-jenis, sumber makanan dan manfaat dari makronutrien dan
mikronutrien?
3. Bagaimana cara penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi makronutrien dan mikronutrien?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis, sumber makanan dan manfaat dari makronutrien
dan mikronutrien?
3. Untuk mengetahui cara penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung?

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Makronutrien
Makronutrien merupakan nutrien esensial yang dibutuhkan dalam jumlah relatif besar
(jumlah makro) bagi tubuh. Makronutrien terdiri atas karbohidrat, protein serta lemak.
Masing – masing dari makronutrien memberikan energi yang berbeda-beda bagi tubuh.
Karbohidrat dan protein memberikan energi sekitar kalori per gram, sedangkan lemak
memberikan energi sekitar 9 kalori pergramnya. Selain itu, makronutrien juga berperan
untuk membantu pertumbuhan, metabolisme dan mengatur fungsi – fungsi tubuh.
Zat-zat yang tergabung dalam makronutrien adalah sebagai berikut:
a. Karbohidrat
1) Pengertian
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat
sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudutkimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur
Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbon dioksida (CO,) berasal dari udara dan air (H20) dari tanah. Karbohidrat
yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu
dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.

2) Jenis-jenis
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari
karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat
saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk
olh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas
polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang
dinamakan juga polisakarida nonpati.
a) Karbohidrat sederhana
 Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-
rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada
rantai atau cincin ini secara terpisah tuk atau sebagai gugus hidroksil (OH).
Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, tapi yaitu glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandang jenis
dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6

3
atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-
atom hidrogen dan oksigen di seki tar atom-atom karbon. Perbedaan dalam
susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat
kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut pentose, seperti
ribose, xilosa, dan arabinose.
 Disakarida
Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99
% sukrosa dibuat dai kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau
enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak
terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau
dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan
fruktosa.Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa
terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila dicernakan atau dihidrolisis,
maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa(gula susu) hanya
terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit
galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang
Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim
laktase yang dibentuk di dalam dinding usu dan diperlukan untuk
pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase
ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak
dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan.
Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut dan diare. Ketidaktahanan
terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orangtua
 Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena
peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara
terpisah

b) Karbohidrat Kompleks
 Polisakarida
Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati.Pati, merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama
terdapat dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung
dan andum mengandung 70-80 % pati, kacang-kacang kering sepeti
kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau mengandung 30-60% pati,
sedangkan ubi, talas, kentang dan singkong mengandung 20-30% pati.
Proses pemasakan pati disamping menyebabkan pembentukan gel juga
akan melunakkan dan memcah sel, sehingga memudahkan pencernaannya.
Dalam proses pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa.
Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan maltosa. Dekstrin,

4
merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena
merupakan bentuk simpanan karbohidat di dalam tubuh manusia dan
hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga
bagian dari glikogen disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati.
Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di
dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh.
 Polisakarida nonpati/ Serat.
Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam mencegah bebagai
penyakit

3) Sumber Makanan
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacang kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, selai, sirup dan lainnya. Sumber karbohidrat yang
banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung,
ubi, singkong, talas dan sagu.

4) Manfaat Karbohidrat
Manfaat karbohidrat di dalam tubuh adalah
 Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat
di dalam tubuh sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan lemak.
Sistem saraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk
keperluan energinya.
 Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis
pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak
mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
 Penghemat protein. Protein akan digunakan sebagai sumber energi,
jika kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein
sebagai zat pembangun akan terkalahkan.
 Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna.
 Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran
feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses.
Selulosa dan serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan
hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar
sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Serat makanan mencegah

5
b. Lemak
1) Pengertian
Lemak merupakan suatu molekul yang terdiri atas oksigen, hidrogen, karbon,
dan terkadang terdapat nitrogen serta fosforus. Pengertian lemak tidak mudah
untuk dapat larut dalam air.Untuk dapat melarutkan lemak, dibutuhkan pelarut
khusus lemak seperti Choloroform. Molekul lemak terdiri atas 4 bagian, antara
lain 1 molekul gliserol serta 3 molekul asam lemak. Asam lemak terdiri atas
rantai Hidrokarbon dan juga gugus Karboksil. Molekul gilserol mempunyai 3
gugus Hidroksil serta pada tiap gugus hidroksil tersebut dapat berinteraksi
dengan gugus karboksil asam lemak.

2) Jenis-Jenis Lemak
Berdasarkan dari komposisi kimia, lemak dibagi menjadi 3, antara lain:
 Lemak SederhanaLemak sederhana tersusun dari trigliserida, yang terdiri
atas 1 gliserol dan 3 asam lemak. Contoh dari senyawa lemak sederhana
antara lain: lilin, plastisin, serta minyak.
 Lemak Campuran Lemak campuran tersusun dari gabungan antara senyawa
bukan lemak dengan lemak. Contoh dari senyawa lemak campuran
antara lain: lipoprotein, fosfolipid, dan fosfatidilkolin.
 Lemak Asli Lemak asli atau derivat lemak adalah senyawa yang dihasilkan
yang berasal dari proses hidrolisis lipid. Seperti asam lemak dan kolesterol.
Dengan berdasarkan ikatan kimia, asam lemak dibagi menjadi dua,
diantaranya :
a) asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang memiliki sifat non-
esensial dikarenakan masih dapat disintesis oleh tubuh manusia
dan biasanya asam lemak jenuh memiliki wujud padat pada suhu
kamar. Jenis asam lemak jenuh seperti mentega yang berasal dari
lemak hewan.
b) asam lemak tidak jenuh, yaitu merupakan jenis asam lemak yang
mempunyai sifat esensial dikarenakan sudah tidak dapat disentesis
oleh tubuh manusia dan biasanya asam lemak tidak jenuh memiliki
wujud cair pada suhu kamar. Jenis asam lemak tidak jenuh seperti
minyak goreng yang berasal dari lemak nabati.

3) Sumber Lemak
Dari berdasarkan asalnya, sumber lemak dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
 Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan atau dapat disebut juga dengan
lemak Nabati. Bahan-bahan yang didalamnya mempunyai kandungan lemak
nabati antara lain: zaitun, kelapa, kemiri, mentega, kacang tanah, kedelai,
dan sebagainya.
 Sumber lemak yang berasal dari hewan atau dapat disebut juga dengan
lemak hewani. Bahan bahan yang didalamnya mempunyai kendungan
lemak hewaniantara lain: susu, ikan, daging, keju, telur, dan sebagainya.

6
4) Manfaat Lemak
Banyaknya kebutuhan lemak yang harus dipenuhi oleh tubuh manusia biasanya
berbeda-beda. Orang yang hidup dan menetap di daerah yang memiliki suhu
dingin serta orang yang bekerja berat juga memerlukan lemak yang lebih
banyak. Fungsi lemak sangatlah penting untuk tubuh. Berikut fungsi lemak:
 Pelindung tubuh dari temperatur suhu yang rendah.
 Fungsi lemak yang berperan sebagai pelarut vitamin A, E, K, dan DD
 Salah satu bahan penyusun vitamin dan hormon.
 Pelindung sebagai alat tubuh vital yaitu berperan sebagai bantalan
lemak.
 Salah satu penghasil energi tertinggi.
 Salah satu bahan penyusun asam kholat, empedu.
 Fungsi lemak salah satunya dapat menahan rasa lapar, hal ini karena
lemak dapat memperlambat perencanaan. Apabila perencanaan yang terjadi
terlalu cepat maka menyebabkan timbul rasa lapar yang cepat pula.
 Salah satu bahan penyusun dalam membran sel.
c. Protein
1. Pengertian
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang
tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino
yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk
struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis

2. Jenis Protein
 Protein bentuk serabut
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein berbentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan terhadap enzim pencernaan.
Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh. Kolagen merupakan
protein utama jaringan ikat, kolagen tidak larut diair mudah berbubah
menjadi gelatin bila direbus dalam air, asam encer atau alkali. Sebanyak
30% total manusia adalah kolagen.
 Protein Globular
Protein globar berbentuk bola, terdapat dalam cairan organ tubuh. Protein
ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di bawah
pengaruh suhu, kosentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
 Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahanbahan
nonasam amino. Gugus non asam amino ini dinamakan gugus prostetik.

7
3. Sumber Makanan
 Protein Nabati
Hampir sekitar 70% penyedian protein di dunia berasal dari bahan nabati
(hasil tanaman), terutama berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-
kacangan. Sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein
dalam jumlah yang cukup bearti, sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia (terutama beras, gandum dan jagung) sebagai sumber
utama kalori, yang ternyata sekaligus juga merupakan sumber protein yang
penting.
 Protein Hewani
Hasil-hasil hewani yang umum digunakan sebagai sumber protein adalah
daging, telur, susu dan ikan. Protein hewani disebut sebagai protein yang
lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkapnyang susunannya mendekatiapa yang
diperlukan oleh tubuh.

4. Manfaat Protein
Protein mempunyai beberapa fungsi protein:
 Membentuk jaringan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
 Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang
rusak atau mati.
 Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
 Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen, yaitu
intraseluler, ekstraseluler/intraseluler dan intravaskuler

2. Mikronutrien
Mikronutrien adalah zat yang penting dalam kesehatan tubuh, namun tubuh hanya
memerlukan dalam jumlah yang sedikit. Yang termasuk dalam mikronutrien yaitu
vitamin dan mineral.
a. Vitamin
1. Pengertian
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus
didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas
spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat
rusak karena penyimpanan dan pengolahan.

2. Jenis-jenis Vitamin
a) Vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar,
yang semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak
disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari

8
makanan. Vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan
absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara
efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah
yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.Yang merupakan
vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
1) Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang
mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generic
untuk semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan
aktivitas biologik vitamin A. Senyawa-senyawa tersebut adalah retinal,
asam retinoat dan retinol. Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh
vitamin A, yang lainnya hanya mempunyai sebagian fungsi vitamin A.
Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin
A terdapat sebagai provitamin dalam bentuk pigmen berwarna kuning ß
karoten, yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada
ujung aldehid rantai karbonnya. Tetapi karena ß karoten tidak
mengalami metabolism yang efisien ,maka ß karoten mempunyai
efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya sepersepuluh retinal.
2) Vitamin D
Vitamin D merupakan prohormone steroid.Vitamin ini diwakili oleh
sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tetapi
juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui berbagai proses
metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu Kalsitriol,
yang mempun yaitu peranan sentral dalam metabolism kalsium dan
fosfat.
Vitamin D dihasilkan dari provitamin ergosterol dan 7-
dehidrokolesterol. Ergosterol terdapat dalam tanaman dan 7–
dehidrokolesterol dalam tubuh hewan. Ergokalsiferol (vitamin D2)
terbentuk dalam tanaman, sedangkan di dalam tubuh hewan akan
terbentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang terpapar
cahaya.Kedua bentuk vitamin tersebut mempunyai potensi yang sama,
yaitu masing-masing dapat menghasilkan kalsitriol D2 dan D.
3) Vitamin E
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami. Semuanya merupakan
6- hidroksikromana atau tokol yang tersubsitusi isoprenoid.
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E. Gangguan
penyerapan lemak dapat menimbulkan defisiensi vitamin E. Vitamin E
di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertamatama lewat penyatuan
ke dalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang
mengandung lipoprotein lipase serta ke hati dalam fragmen sisa
kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam
lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL). Vitamin E disimpan
dalam jaringan adiposa
Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan
memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat
kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat kepada radikal

9
bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami
peroksidasi. Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi
dengan radikal bebas peroksil selanjutnya. Dengan demikian á –
tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang reversible,
cincin kromana dan rantai samping akan teroksidasi menjadi produk non
radikal bebas.
4) Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah
naftokuinon tersubsitusi – poliisoprenoid. Menadion ( K3 ), yaitu
senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami
tetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa ini akan mengalami alkilasi
menjadi salah satu menakuinon ( K2 ). Filokuinon (K1) merupakan
bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7
merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari
vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh
bakteri dalam intestinum. Penyerapan vitamin K memerlukan
penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak merupakan
penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. Derivat vitamin
K dalam bentuk alami hanya diserap bila ada garam-garam empedu,
seperti lipid lainnya, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat
system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut dalam air,
diserap bahkandalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu,
dengan melintas langsung ke dalam vena porta hati. Vitamin K ternyata
terlibat dalam pemeliharaan kadar normal factor pembekuan darah II,
VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula
sebagai precursor inaktif.
Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan karena
plasenta tidak meneruskan vitamin K secara efisien. Vitamin K tersebar
luas dalam jaringan tanaman dan hewan yang digunakan sebagai bahan
makanan dan produksi vitamin K oleh mikroflora intestinal pada
hakekatnya menjamin tidak terjadinya defisiensi vitamin K. Defisiensi
vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang mungkin
menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinal
atau penyebab steatore lainnya. Di samping itu, sterilisasi usus besar
oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan defisiensi vitamin K.

3. Sumber Makanan
 Vitamin A
Vitamin A penting untuk menjaga kesehatan mata dan kulit, serta
memperkuat daya tahan tubuh. Jenis makanan yang merupakan sumber
vitamin A yang baik adalah sayuran, seperti bayam, wortel, ubi, dan
kentang. Selain di dalam sayuran, vitamin A juga dapat ditemukan dalam
buah tomat, mangga, dan melon.

10
 Vitamin D
Berbeda dengan jenis vitamin lainnya, vitamin D dapat diproduksi secara
alami oleh tubuh ketika terpapar sinar matahari. Selain itu, vitamin D juga
bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan, seperti ikan dan jamur.
Minuman tertentu, seperti susu dan jus, juga ada yang diperkaya
(difortifikasi) dengan vitamin D.
Dengan memenuhi asupan vitamin D setiap harinya, kesehatan tulang bisa
selalu terjaga dan daya tahan tubuh pun akan lebih kuat. Oleh karena itu,
luangkan waktu untuk berjemur di bawah sinar matahari sekitar 10–15
menit, setidaknya tiap 2 kali seminggu.
Waktu terbaik untuk berjemur adalah jam 7–10 pagi. Hindari paparan sinar
matahari setelah jam tersebut karena dapat menyebabkan masalah pada
kulit. Bila akan beraktivitas di luar rumah saat matahari sedang terik,
kenakan tabir surya agar kulit tidak terbakar.

 Vitamin E
Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang memiliki sifat antioksidan.
Berkat sifat antioksidannya, vitamin E bermanfaat untuk melindungi sel-sel
tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Mencukupi asupan vitamin E
dengan mengonsumsi kacang-kacangan, daging tanpa lemak, sayuran hijau,
dan telur.

 Vitamin K
a) Sayuran Hijau. Salah satu sayuran hijau yang mengandung banyak
vitamin K adalah bayam.
b) Buah-buahan. Buah delima merupakan salah satu buah yang
mengandung vitamin K. Terdapat sekitar 20 mikrogram vitamin K di
tiap 1 buah delima.
c) Minyak Nabati.
d) Kacang-kacangan.

4. Manfaat Vitamin
Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti
steatore dan kelainan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan
vitamin- vitamin yang larut dalam lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan
defisiensi. Defisiensi gizi akan mempengaruhi fungsi vitaminvitamin tersebut.

b. Mineral
1. Pengertian
Mineral merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup
dan dikenal sebagai zat anorganik. Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas
kehidupan, mineral terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral esensial dan
non esensial (Suzuki et al. 1992). Salah satu contoh mineral esensial adalah
kalsium. Konsumsi kalsium yang kurang akan menyebabkan osteomalasia dan
apabila keseimbangan kalsium negatif dapat mengakibatkan osteoporosis.

11
2. Jenis-jenis Mineral
a) Besi (Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia
dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai
alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh. Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak
penduduk dunia mengalami kekurangan besi, termasuk di Indonesia.
Kekurangan besi sejak tiga puluh tahun terakhir diakui berpengaruh
terhadap produktivitas kerja, penampilan kognitif, dan sistem kekebalan.

b) Seng
Bahwa seng esensial untuk kehidupan telah diketahui sejak lebih dari
seratus tahun Peranannya yang lalu. dalam pertumbuhan normal pada hewan
telah didemonstrasikan pada tahun 1930- an. McCance dan Widdowson
pada tahun 1930-an dan awal 1940-an melakukan penelitian metabolisme
seng pada manusia. Pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an
diperoleh laporan pertama tentang kegagalan pertumbuhan pada remaja di
delta sungai Nil di Mesir yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan
seng. Penelitian mendalam selama 20 tahun terakhir menghasilkan
pengertian lebih baik tentang peranan biokimia seng di dalam tubuh dan
gejala klinik yang timbul akibat defisiensi seng pada manusia.
Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua sel.
Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot, dan tulang.
Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata,
kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Di dalam cairan
tubuh, seng terutama merupakan ion intraselular. Seng di dalam plasma
hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai
masa pergantian yang cepat.

c) Lodium (L)
Lodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak
kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari
iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis
hormon tiroksin, tetraiodotironin (T), dan triiodotironin (T3) (lihat Gambar
11.3). Hormon-hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal,
perkembangan fisik dan mental hewan dan manusia. Sisa iodium ada di
dalam jaringan lain, terutama di dalam kelenjar-kelenjar ludah, payudara,
dan lambung serta di dalam ginjal. Di dalam darah yodium terdapat dalam
bentuk iodium bebas atau terikat- dengan-protein (Protein-Bound
Iodine/PBI).

d) Tembaga (Cu)
Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928, ketika
ditemukan bahwa an hanya dapat dicegah bila tembaga dan besi keduanya

12
ada di dalam tubuh dalam jum cukup. Dalam melakukan fungsinya dalam
tubuh, tembaga banyak berinteraksi dengan seng molibden, belerang, dan
vitamin C.
Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50-120 mg. Sekitar 40% ada di dalam
otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan
selebihnya di dalam tulang, gi jal, dan jaringan tubuh lain. Di dalam plasma,
60% dari tembaga terikat pada seruloplasm 30% pada transkuprein dan
selebihnya pada albumin dan asam amino.

e) Mangan (Mn)
Kekurangan mangan pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1972. Tubuh
hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama berada di dalam
tulang dan kelenjar.

f) Krom (Cr)
Krom pertama kali dihubungkan dengan kekurangan pada manusia pada
tahun 1966. K merupakan mineral esensial yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat dan lipida. Sepen halnya besi, krom berada dalam
berbagai bentuk dengan jumlah muatan berbeda. Kron paling mudah
diabsorpsi dan paling efektif bila berada dalam bentuk Cr+++. Absorpsi
krim naik, bila konsumsi rendah dan turun bila konsumsi tinggi.

g) Selenium (Se)
Jumlah selenium dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung pada
kandungan selenium dalam tanah dan konsumsi makanan. Konsumsi orang
dewasa berkisar antara 20-30 µg, bergantung pada kandungan tanah.
Selenium baru dianggap zat gizi esensial sejak tahun 1957. Selenium
terbukti dapat mencegah timbulnya penyakit hati pada tikus yang menderita
kekurangan vitamin E. Pada tahun 1973 ditemukan bahwa selenium adalah
mineral mikro yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation
peroksidase.

h) Molibden (Mo)
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin
oksidase, sulfat oksidase, dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-
reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta
xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan dalam pemecahan sistein dan
metionin, serta mengkatalisis pembentukan sulfat dari sulfit. Absorpsi
molibden sangat efektif (kurang lebih 80%). Molibden dalam jumlah
berlebihan menghambat absorpsi 9 tembaga. Akibat kekurangan molibden
karena makanan belum pernah terlihat. Molibden terdapat dalam jumlah
sedikit sekali dalam tubuh, segera diabsorpsi dari saluran cerna, dan
diekskresi melalui urin. Kekurangan molibden pernah terlihat pada pasien
yang mendapat makanan parenteral total. Gejalanya adalah mudah
tersinggung, pikiran kacau, peningkatan laju pernapasan dan denyut jantung
yang dapat berakhir dengan pingsan.

13
i) Flour (F)
Fluor terdapat di dalam tanah,air, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Hanya
sedikit sekali ada di dalam tubuh manusia, namun peranannya penting.

j) Kobal (Co)
Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B2. Plasma darah
mengandung kurang lebih 1 µg kobal/100 ml.

3. Sumber Makanan
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan
air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik
terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu. Sampai
sekarang telah diketahui ada empat belas unsur mineral yang berbeda jenisnya
diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Yang
telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium, dan belerang.
Unsur-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang besar dan karenanya
disebut unsur mineral makro atau mineral makro. Sedangkan unsur mineral lain
seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink, cobalt, dan fluor hanya terdapat
dalam tubuh dalam jumlah yang kecil saja, karena itu disebut trace element atau
mineral mikro.

4. Manfaat Mineral
Manfaat mineral bagi tubuh adalah sebagai pendukung metabolisme tubuh,
mengatur keseimbangan kadar air, dan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kandungan mineral dalam bahan pangan hanyalah salah satu parameter awal
untuk menilai kualitas suatu bahan pangan, karena yang lebih penting adalah
bioavailabilitasnya. Bioavailabilitas adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proporsi nutrisi dalam makanan yang dapat dimanfaatkan
untuk fungsi-fungsi tubuh normal. Mineral yang bersifat bioavailable harus
dalam bentuk terlarut, walaupun tidak semua mineral terlarut bersifat
bioavailable.

3. Penilaian Status Gizi secara langsung


Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 pilihan yaitu: antropometri,
klinis, pemeriksaan fisik dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas
secara umum sebagai berikut:
a. Menilai status gizi menurut ukuran antropometri
1) Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia Ditinjau dari sudur
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.

14
2) Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah
air dalam tubuh.

b. Menilai status gizi dengan pemeriksaan klinis


1) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid

2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat
penyakit.

c. Menilai status gizi dengan pemeriksaan fisik


Penilaian status gizi mencakup beberapa komponen seperti riwayat kesehatan,
riwayat diet/asupan, tes atau prosedur medis, data biokimia, pengukuran
antropometri, dan pemeriksaan fisik (Green Corkins, 2015). Pemeriksaan fisik pada
penilaian status gizi bertujuan untuk mengidentifikasi tanda malnutrisi terkait
defisiensi zat gizi dan faktor yang mempengaruhi status gizi individu (Hummell &
Cummings, 2022; Kesari & Noel, 2022).

Pemeriksaan fisik merupakan komponen penting dari penilaian status gizi lengkap
pada setiap pasien karena dapat mengidentifikasi atau mengkonfirmasi pengecilan
otot, kehilangan lemak subkutan, dan edema (Green Corking 2015) Remeriksoon
fisik juga merunekon metode untuk mendeteksi tanda dan gejala klinis defisiensi
vitamin dan mineral. Beberapa tanda dan gejala klinis spesifik untuk penyakit dan
kondisi defisiensi zat gizi tertentu sedangkan beberapa tanda dan gejala tidak
spesifik dan met.butuhkan test lebih lanjut (Reber et al., 2019).

d. Menilai status gizi dengan pemeriksaan biofisik


1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan.

15
2) Penggunaan
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap.

4. Penilaian Status Gizi secara langsung


Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Survei Konsumsi Makanan
1) Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2) Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
kon- sumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini
dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

b. Statistik Vital
1) Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka ke-
sakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.

2) Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.

c. Faktor Ekologi
1) Pengertian
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai
hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi dan lain-lain.

2) Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Makanan dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat menghasilkan energi yang akan digunakan untuk beraktivitas. Di dalam makanan
terdapat nutrisi yang nantinya digunakan oleh tubuh untuk menjaga kehidupan yang
sehat. Selain untuk menghasilkan energi, nutrisi yang terdapat dalam makanan juga
dapat digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
Nutrisi yang ada dalam makanan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah besar. Yang termasuk dalam makronutrien adalah karbohidrat,
protein dan lemak, sedangkan mikronutrien merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh dalam jumlah kecil, contohnya adalah vitamin dan mineral. Mikronutrien adalah
zat yang penting dalam kesehatan tubuh, namun tubuh hanya memerlukan dalam
jumlah yang sedikit. Yang termasuk dalam mikronutrien yaitu vitamin dan mineral.
Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara
konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang
diekskpresikan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat dinilai secara langsung
melalui pengukuran antropometri, klinis, pemeriksaan fisik, dan biofisik (Supariasa et
al., 2002).
Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 pilihan yaitu: antropometri,
klinis, pemeriksaan fisik dan biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat
dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
B. Saran
1. Setelah memahami tentang makronutrien dan mikronutrien serta penilaian status
gizi secara langsung maupun tidak langsung, tentunya bisa dilakukan edukasi dan
penyuluhan tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan bergizi
seimbang.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan edukasi dan
penyuluhan terkait pengonsumsian makanan bernutrisi dan bergizi seimbang untuk
mencegah terjadinya stunting ataupun KEK.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sunita Almatsier. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
I Dewa Nyoman Supariasa, Ibnu Fajar, Bachyar Bakri. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat. Deepublish.
Mahfira, F. (2019). Hubungan Asupan Makronutrien Dengan Kadar Malondialdehid Plasma
Pada Laki-Laki Di Kota Padang (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(02), 38-44.
Aina, Q. (2014). Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dan Jenis
Lemak Terhadap Hasil Jadi Rich Biscuit The Effect Of Addition Moringa Leaf Flour (Moringa
Oleifera) And Type Of Fat On Rich Biscuit Results. Jurnal Tata Boga, 3(3).
Santika, I. G. P. N. A. (2016). Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging
Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV Fpok Ikip Pgri Bali Tahun 2016. Jurnal
Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 2(1), 89-98.
Susanti, S., & Utami, S. (2014). Pengaruh lama fermentasi terhadap kandungan protein susu
kefir sebagai bahan penyusun petunjuk praktikum mata kuliah biokimia. Florea: Jurnal Biologi
dan Pembelajarannya, 1(1).

18

Anda mungkin juga menyukai