Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN BMR METABOLISME

Disusun oleh:
Innayyatun Mutmainnah :23185069
Lailatul Amna :23185077
Rajul Jiadi :23185054
Nailul Izzah :23185044
Dosen Pengampu:
Yusrika, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
C. Maksud Dan Tujuan...................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
1. Definisi Basal Metabolic Rate (BMR).......................................................................................3
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Basal Metabolic Rate.....................................................4
3. Cara Menghitung Dan Mengukur Energi Basal.........................................................................7
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
1. KESIMPULAN.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah bahasa indonesia yang berjudul “Pengukuran BMR
Metabolisme”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Biomedik Dasar
Semester I dengan dosen pengampu Yusrika, S.Pd, M.Pd tidak lupa kami sampaikan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya, dengan segala kerendahan
hati. Saran dan kritrik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca guna
meningkatkan pembuatan makalah tugas yang lain pada waktu mendatang.

Aceh Besar, 12 November 2023

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan dan kesehatan merupakan kesatuan yang penting dalam hidup kita.
Makanan sehat yaitu yang sesuai dengan kebutuhan gizi, Kebutuhan gizi pada tubuh kita
diketahui dengan Basal Metabolic Rate (BMR). Basal Metabolic Rate (BMR) adalah
kebutuhan energi untuk menjalankan kerja metabolisme sel dalam tubuh dan menjaga
suhu tubuh [1]. Setiap individu masyarakat memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda
disebabkan oleh faktor tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan aktifitas. Kebutuhan
zat gizi dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro. zat gizi
makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dengan jumlah besar, sedangkan zat gizi
mikro adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil. Zat gizi makro terdiri dari
karbohidrat, protein, dan lemak; sedangkan zat gizi mikro terdiri dari berbagai jenis
vitamin dan mineral[2].

Seafood adalah salah satu sumber makanan hewani laut, Seafood atau makanan laut
merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral (seng, zat besi, selenium,
magnesium, dan iodium) [3]. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
Salma Tia Salsabila selaku ahli gizi, mengatakan bahwa seafood merupakan makanan
yang kaya akan nutrisi yang dapat memenuhi semua kebutuhan gizi pada tubuh. tetapi
jika dikonsumsi secara berlebihan akan perpotensi terkena gangguan kesehatan.

Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan pada Senin tanggal 30 September 2019
bertempat di Rumah makan ikan bakar laut biru kepada pelanggan sebagai data sample,
ketika diberikan pertanyaan tentang apakah pernah terkena gangguan kesehatan setelah
memakan seafood secara berlebih 7 dari 10 pelanggan menjawab pernah mengalami
gangguan kesehatan, ketika diberikan pertanyaan tentang kebutuhan gizi pada tubuh 9
dari 10 pelanggan tidak mengetahui kebutuhan gizi pada tubuh, sehingga mereka hanya
memilih makanan sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa mengetahui berapa
kandungan gizi yang dikonsumsi.

1
Sebelumnya telah ada penelitian yang telah dilakukan terkait. Diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Septa Farid Kurniawan[4] perhitungan untuk mengukur
BMR menggunakan metode Harris-Bennedict .Untuk merekomendasikan menu yang
mengacu pada buku menu rumah makan, maka diperlukannya teknologi yang sangat maju
yang dapat menentukan rekomendasi menu secara realtime. Menurut Eko Budi Setiawan
banyak teknologi yang dapat membantu secara realtime salah satunya adalah
menggunakan teknologi augmented reality [5].

Dalam penelitian ini akan berfokus pada memanfaatkan metode Mifflin-st joer dalam
perhitungan BMR pengganti metode Harris-Bennedict yang telah direvisi untuk
mengetahui kebutuhann gizi pada tubuh, jika pengguna ingin mendapatkan informasi
visual rekomendasi menu makanan yang sesuai kebutuhan gizi maka data BMR akan
dibandingakan dengan data nurisi pada menu yang telah diproses, kemudian akan
ditampilkan menggunakan augmented reality menggunakan metode marker untuk
memberikan informasi visual rekomendasi menu makanan sesuai dengan kebutuhan gizi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari BMR ?

2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi BMR ?

3. Bagaimanakah cara menghitung dan mengukur energi basal ?

C. Maksud Dan Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi BMR

2. Untuk mengetahui cara menghitung dan mengukur energi basal

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Basal Metabolic Rate (BMR)

Basal Metabolic Rate (BMR) adalah istilah yang mengacu pada jumlah kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh seseorang untuk menjalani fungsi dasar atau fisiologis yang vital saat
berada dalam keadaan istirahat mutlak. Ini mencakup proses-proses seperti pernapasan,
sirkulasi darah, pemeliharaan suhu tubuh, serta fungsi organ-organ internal lainnya yang terus
berlangsung tanpa adanya aktivitas fisik atau pencernaan makanan.

BMR diukur dalam jumlah kalori yang dibutuhkan per unit waktu, biasanya per hari.
Sebagai ilustrasi, BMR adalah jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang yang
sepenuhnya beristirahat, terbangun, dan dalam keadaan total tanpa stimulasi eksternal selama
24 jam.

BMR memainkan peran penting dalam pengelolaan berat badan. Jika asupan kalori harian
seseorang melebihi BMR, maka mereka mungkin mengalami peningkatan berat badan.
Sebaliknya, jika asupan kalori kurang dari BMR, maka seseorang mungkin mengalami
penurunan berat badan. Namun, BMR hanya satu faktor dalam persamaan keseluruhan, dan
aktivitas fisik serta asupan makanan juga memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan
dan berat badan.

Penting untuk diingat bahwa BMR hanya mencerminkan kebutuhan energi tubuh pada
keadaan istirahat, dan kebutuhan energi dapat berbeda tergantung pada aktivitas harian dan
faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, pengukuran BMR sering digunakan sebagai dasar
untuk menentukan kebutuhan kalori harian total seseorang, dengan mempertimbangkan
tingkat aktivitas fisik dan tujuan kesehatan atau kebugaran mereka.

BMR membantu menentukan sebagian besar kebutuhan kalori harian seseorang. Namun,
penting untuk diingat bahwa BMR hanyalah satu aspek dari total kebutuhan energi, dan
faktor-faktor lain seperti aktivitas fisik dan termogenesis makanan juga perlu
dipertimbangkan untuk merencanakan diet dan gaya hidup yang sehat.

3
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Basal Metabolic Rate

Basal Metabolic Rate (BMR) dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup
karakteristik individu, kondisi fisiologis, dan faktor lingkungan. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi BMR:

 Massa Tubuh: Salah satu faktor utama yang memengaruhi BMR adalah massa tubuh.
Semakin besar massa tubuh, semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk menjaga
fungsi dasar tubuh. Oleh karena itu, individu dengan berat badan yang lebih tinggi
cenderung memiliki BMR yang lebih tinggi. Massa tubuh berperan penting dalam
mempengaruhi Basal Metabolic Rate (BMR) karena semakin besar massa tubuh,
semakin banyak jaringan dan organ yang perlu mempertahankan fungsi dasar tubuh.
BMR adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh pada saat
istirahat mutlak, ketika individu sepenuhnya beristirahat dan tidak terlibat dalam
aktivitas fisik atau pencernaan. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa dua individu
dengan tingkat aktivitas yang sama namun berbeda massa tubuh kemungkinan besar
akan memiliki kebutuhan kalori harian yang berbeda. Orang dengan massa tubuh
yang lebih besar memerlukan lebih banyak kalori untuk mempertahankan fungsi
tubuh mereka saat beristirahat.
Penting untuk diingat bahwa meskipun massa tubuh mempengaruhi BMR, faktor-
faktor lain seperti komposisi tubuh, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik juga turut
berperan dalam menentukan kebutuhan energi total tubuh. Oleh karena itu,
perencanaan diet dan manajemen berat badan yang efektif harus mempertimbangkan
berbagai faktor ini secara bersama-sama.

 Komposisi Tubuh: Komposisi tubuh, termasuk persentase otot dan lemak, memainkan
peran penting. Otot membutuhkan lebih banyak energi daripada lemak untuk
pemeliharaan, sehingga individu dengan persentase otot yang tinggi dapat memiliki
BMR yang lebih tinggi.

4
 Usia: BMR cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Ini terjadi karena proses
penuaan menyebabkan penurunan massa otot dan peningkatan persentase lemak
tubuh. Sebagai hasilnya, kebutuhan energi tubuh pada keadaan istirahat juga
menurun. Usia tubuh dapat mempengaruhi Basal Metabolic Rate (BMR) karena
proses penuaan menyebabkan perubahan dalam komposisi tubuh dan fungsi
metabolisme. penting untuk menyadari bahwa perubahan dalam BMR tidak hanya
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti diet atau aktivitas fisik, tetapi juga oleh
perubahan internal yang terkait dengan proses penuaan. Meskipun tidak dapat
menghentikan penuaan, menjaga gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan
aktivitas fisik teratur, dapat membantu meminimalkan dampak negatif penuaan pada
BMR dan kesehatan secara keseluruhan.

 jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam komposisi tubuh
dan hormon, yang memengaruhi BMR. Umumnya, laki-laki memiliki BMR yang
lebih tinggi daripada perempuan karena memiliki lebih banyak massa otot. Meskipun
jenis kelamin memiliki peran dalam menentukan BMR, penting untuk diingat bahwa
individu-individu memiliki variasi besar dalam komposisi tubuh dan faktor-faktor lain
yang dapat memengaruhi tingkat metabolisme. Oleh karena itu, dalam merencanakan
diet dan program kebugaran, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti usia, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

 Genetika: Faktor genetika dapat berperan dalam menentukan BMR seseorang.


Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki tingkat
metabolisme yang lebih tinggi atau lebih rendah. Genetika mempengaruhi Basal
Metabolic Rate (BMR) karena gen-gen yang diwariskan dari orangtua dapat
memainkan peran dalam menentukan karakteristik fisik dan metabolisme seseorang.
Meskipun genetika memainkan peran penting dalam menentukan BMR, faktor-faktor
lingkungan seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan hidup juga
sangat berpengaruh. Genetika tidak menentukan nasib sepenuhnya; kebiasaan hidup
sehat dan lingkungan hidup dapat memainkan peran penting dalam memanajemen
BMR dan berat badan secara keseluruhan.Penting untuk diingat bahwa banyak faktor

5
yang saling berinteraksi dan berkontribusi terhadap BMR, dan tidak ada satu gen
tunggal yang secara langsung menentukan tingkat metabolisme basal seseorang.

 Kondisi Kesehatan: Beberapa kondisi medis, seperti gangguan tiroid (hipotiroidisme


atau hipertiroidisme), dapat memengaruhi tingkat hormon dan oleh karena itu
mempengaruhi BMR.

 Nutrisi: Kekurangan nutrisi, terutama defisiensi vitamin dan mineral tertentu, dapat
mempengaruhi fungsi metabolisme dan BMR.

 Aktivitas Fisik: Tingkat aktivitas fisik harian juga memengaruhi BMR. Orang yang
lebih aktif fisik cenderung memiliki BMR yang lebih tinggi karena tubuh mereka
membutuhkan lebih banyak energi untuk mendukung aktivitas tersebut.

 Stres: Stres kronis dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat
mempengaruhi metabolisme dan BMR. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan
perubahan dalam pola makan dan metabolisme.

 Suhu Lingkungan: Suhu lingkungan juga dapat memengaruhi BMR. Tubuh akan
membakar lebih banyak energi untuk menjaga suhu tubuh dalam kondisi cuaca
dingin.

 Hormon: Hormon-hormon tertentu, seperti hormon tiroid (terutama tiroksin), berperan


penting dalam mengatur BMR. Ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi
tingkat metabolisme.

Memahami faktor-faktor ini dapat membantu seseorang menyusun strategi yang lebih efektif
untuk mengelola berat badan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Namun, penting
untuk diingat bahwa BMR hanya satu bagian dari keseluruhan kesehatan dan kebugaran, dan
faktor-faktor lain seperti diet dan aktivitas fisik juga perlu diperhatikan.

6
3. Cara Menghitung Dan Mengukur Energi Basal

Dengan menghitung BMR, Anda bisa mengetahui berapa kalori minimal yang tubuh
Anda butuhkan untuk melakukan aktivitasnya. Dengan begitu, Anda bisa menurunkan asupan
kalori tanpa memengaruhi kerja tubuh dan kesehatan Anda.

BMR setiap orang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan.
Cara paling mudah untuk mengetahui BMR Anda yaitu dengan menggunakan rumus Harris-
Benedict. Rumus BMR ini dibedakan antara pria dan wanita.

Cara menghitung BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus di bawah ini.

BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)
BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)

Hasilnya nanti dikali dengan skala porsi aktivitas di bawah ini


Pelaku aktivitas pasif, sedikit atau tidak pernah berlatih:
Laki-laki: 1,4
Perempuan: 1,4

Pelaku aktivitas ringan, berlatih ringan dalam sehari:


Laki-laki: 1,78
Perempuan: 1,64

Pelaku aktivitas moderat atau berlatih secara teratur setiap hari:


Laki-laki: 1,78
Perempuan: 1,64

Pelaku aktivitas berat, intensitas tinggi, atau atlet:

7
Laki-laki: 2,1
Perempuan: 1,82

Sangat Ringan (tidak ada aktivitas fisik): BMR × 1.2


Ringan (aktivitas fisik ringan/sedang 1-3 hari per minggu): BMR × 1.375
Sedang (aktivitas fisik sedang 3-5 hari per minggu): BMR × 1.55
Berat (aktivitas fisik berat setiap hari): BMR × 1.725
Sangat Berat (aktivitas fisik berat setiap hari dan pekerjaan fisik): BMR × 1.9

Contoh:

Ney, perempuan dengan berat 70 kg dan tinggi 167 cm. Umurnya 28 tahun dengan skala
aktivitas moderate. BMR Feby adalah:

665 + (9,6 x 70) + (1,8 × 167) - (4.7 × 28) =

655 + 672 + 300 - 131 = 1.496

Kebutuhan energi Feby adalah

BMR x 1,64 = 1.496 x 1,64 = 2.453

Setelah bisa menghitung kebutuhan kalori sehari hari, Anda jadi tahu bahwa tubuh
membutuhkan berapa kalori untuk bertahan hidup dan berapa kalori untuk melakukan
berbagai aktivitas sehari-hari.

Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan tinggi
badan dalam satuan sentimeter (cm). Perlu diketahui bahwa hasil perhitungan di atas
menunjukkan BMR, bukan kebutuhan kalori Anda.Apabila Anda ingin menghitung
kebutuhan kalori dalam sehari, Anda perlu mengalikan BMR dengan tingkat aktivitas fisik
sebagai berikut.

8
Hampir tidak pernah berolahraga: kalikan 1,2
Jarang berolahraga: kalikan 1,3
Sering berolahraga atau beraktivitas fisik berat: kalikan 1,4

Sebagai contoh, ada seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 60 kg dan
tinggi badan 160 cm. Ia hampir tidak pernah berolahraga. Ini berarti BMR-nya sebesar 1.540
kkal, sedangkan kebutuhan kalorinya sebesar 1.848 kkal.

Selain rumus Harris-Benedict, terdapat rumus Mifflin-St Jeor dan rumus lain yang digunakan
untuk menghitung BMR. Perhitungan BMR ini memberikan perkiraan kebutuhan kalori
tubuh pada keadaan istirahat mutlak. Untuk mencapai penurunan atau peningkatan berat
badan, jumlah kalori yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan mengurangi atau menambah
jumlah kalori harian berdasarkan tujuan individu.

Penting untuk diingat bahwa ini adalah perkiraan, dan faktor-faktor seperti komposisi tubuh
dan genetika juga memainkan peran dalam kebutuhan energi tubuh. Jika seseorang memiliki
kebutuhan khusus atau memiliki kondisi medis tertentu, konsultasikan dengan profesional
kesehatan atau ahli gizi dapat memberikan rekomendasi yang lebih tepat sesuai dengan
kebutuhan individual.

BMR hanyalah jumlah kalori minimum yang dibutuhkan tubuh Anda untuk dapat
menjalankan fungsi fungsi organ vital. Namun, setiap harinya Anda perlu mengonsumsi
makanan dan minuman dengan jumlah kalori lebih dari itu.Ini karena Anda juga butuh energi
untuk bergerak, berjalan, berpikir, dan melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya.

9
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

BMR merupakan indikator penting dalam menentukan kebutuhan energi dasar tubuh saat
dalam keadaan istirahat mutlak. Pemahaman terhadap BMR membantu dalam perencanaan
diet dan manajemen berat badan, serta memberikan dasar untuk menentukan kebutuhan
energi harian. Pemahaman yang baik tentang BMR membantu seseorang membuat keputusan
yang tepat terkait dengan pola makan, kegiatan fisik, dan manajemen berat badan. Meskipun
perhitungan BMR memberikan panduan, konsultasi dengan ahli gizi atau profesional
kesehatan direkomendasikan untuk perencanaan diet yang lebih spesifik dan personal.

Dengan memahami dan memperhitungkan BMR, individu dapat lebih efektif mengelola
kesehatan dan kebugaran mereka, menjaga berat badan yang sehat, dan mencapai tujuan
kebugaran dengan pendekatan yang lebih ilmiah.

Pemahaman BMR merupakan elemen kunci dalam merencanakan strategi kesehatan dan
manajemen berat badan yang efektif. Pengukuran BMR memberikan landasan ilmiah untuk
pendekatan yang lebih personal dan tepat sasaran terhadap diet dan kebugaran, mendukung
upaya untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR.Achmad Djaeni Sediaoetama, M. (1996). ruang lingkup BMR. ruang


lingkupBMR,13.
Guyton, A. C. (1995). pengaruh BMR. pengaruhBMR, 7.
Ganong, W. F. (2002). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: William F. Ganong.
Aurellia, A. (2023). cara menghitung BMR. 43.

11

Anda mungkin juga menyukai