Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH: PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM


PENGHITUNGAN KEBUTUHAN NUTRISI &
DIET

Oleh:

Daniswara Pradipa Bhagaskara

225170100111056

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWARAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini tepat waktu.
Laporan Pendahuluan ini saya susun dengan semaksimal mungkin demi
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Saya menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa yang saya gunakan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik supaya saya dapat memperbaiki laporan
pendahuluan ini.

Malang, 15 Oktober 2023

Daniswara Pradipa B.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................................ 1
1.3 Manfaat...................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
ISI .................................................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Nutrisi ....................................................................................................................... 2
2.2 Jenis-jenis nutrisi .................................................................................................................. 2
2.3 Pemenuhan Kebutuhan nutrisi ....................................................................................... 3
2.4 Penentuan cara pemberian nutrisi ................................................................................ 3
2.5 Jenis-jenis malnutrisi........................................................................................................... 3
2.6 Kelemahan Menggunakan IMT ........................................................................................ 4
BAB III ........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
3.1 Indeks Massa Tubuh ............................................................................................................ 5
3.2 Rumus menentukan Indeks Massa Tubuh.................................................................. 6
3.3 Berat badan ideal .................................................................................................................. 6
3.4 Keterbatasan dan kelebihan Indeks massa tubuh ................................................... 6
BAB IV ........................................................................................................................................................... 8
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 8
1.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 8
1.2 Saran........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupaka makhluk hidup yang membutuhkan banyak
hal untuk hidup, salah satunya nutrisi. Nutrisi sendiri merupakan zat-zat
atau zat lain yang umumnya makanan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit pada makhluk hidup. Ketika membahan tentang
nutrisi, tidak lepas pula membahas tentang indeks massa tubuh. Indeks
massa tubuh umumnya digunakan sebagai cara sederhana untuk
menentukan apakah seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan
nutrisi.
1.2 Tujuan
Laporan pendahuluan praktikum ini memiliki tujuan untuk
membantu mahasiswa untuk memahami pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan diet sebelum dilakukannya praktik diwaktu perkuliahan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan pada laporan pendahuluan
praktikum ini adalah untuk mempermudah mahasiswa untuk
melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan diet pada perkuliahan.

1
BAB II
ISI

2.1 Definisi Nutrisi


Nutrisi dapat diartikan sebagai zat-zat gizi dan zat lain yang
memiliki hubungan dengan kesehatan tubuh serta penyakit yang
diderita makhluk hidup. Hal ini juga termasuk dalam keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan dan
menggunakannya untuk berkativitas sehari-hari. Nutrisi sendiri juga
dapat disebut dengan ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.

2.2 Jenis-jenis nutrisi


1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh manusia. Selain sebagai sumber energi utama, fungsi
lain dari karbohidrat adalah sebagai pembuat cadangan tenaga
bagi tubuh, pengaturan metabolisme lemak, untuk efisiensi
penggunaan protein, serta memberikan rasa kenyang.
2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi lain selain
karbohidrat. Yang membedakan lemak dengan karbohidrat
adalah lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan
dengan memberikan 9 kal/gr. Fungsi lain lemak adalah
sebagai pelindung tubuh, menjaga suhu tubuh supata tetap
hangat, serta sebagai cadangan makanan bagi tubuh.
3. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan,
mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk

2
oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme
tubuh.

2.3 Pemenuhan Kebutuhan nutrisi


Kebutuhan nutrisi ditentukan berdasarkan :
1. Kondisi sakit kritis
Kebutuhan energi = REE x faktor aktivitas x faktor stres
2. Kondisi tidak sakit kritis
 Gizi Baik/kurang
Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat
badan ideal dikalikan RDA menurut usia tinggi (height
age). Berdasarkan perhitungan target BB-ideal :
BB-ideal x RDA menurut usia-tinggi
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk
menghindari sindrom refeeding
 Obesitas
BB-ideal x RDA menurut usia tinggi.
Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai
tercapai target.

2.4 Penentuan cara pemberian nutrisi


Pemberian nutrisi melalui oral atau enteral merupakan pilihan
utama. Jalur parenteral hanya digunakan pada situasi tertentu saja. Kontra
indikasi pemberian makan melalui saluran cerna ialah obstruksi saluran
cerna, perdarahan saluran cerna serta tidak berfungsinya saluran cerna.
Pemberian nutrisi enteral untuk jangka pendek dapat dilakukan melalui
pipa nasogastrik atau nasoduodenal atau nasojejunal. Untuk jangka
panjang, nutrisi enteral dapat dilakukan melalui gastrostomi atau
jejunostomi. Untuk nutrisi parenteral jangka pendek (kurang dari 14 hari)
dapat digunakan akses perifer, sedangkan untuk jangka panjang harus
menggunakan akses sentral.

2.5 Jenis-jenis malnutrisi


Malnutrisi merupakan kejadina dimana tubuh mengalami
Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat

3
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta
dapat memperlambat proses penyembuhan. Jenis malnutrisi sebagai
berikut :
 Defisiensi Nutrien : contohnya kurang makan buah dan
sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang dapat
mengakibatkan perdarahan pada gusi.
 Marasmus : kekurangan protein dan kalori sehingga
terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan otot. Gambaran
klinis : atropi otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan,
kelambatan pertumbuhan, perut buncit, sangat kurus seperti
tulang dibungkus kulit.
 Kwashiorkor : kekurangan protein karena diet yang kurang
protein atau disebabkan karena protein yang hilang secara
fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-
cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi
otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan
rambut.

2.6 Kelemahan Menggunakan IMT


Kelemahan yang sering terjadi saat menggunakan IMT adalah
ketiga menentukan obesitas. IMT hanya mengukur berat badan dan tinggi
badan. Kelebihan berat badan tidak selalu identik dengan kelebihan lemak.

4
BAB III
PEMBAHASAN

Karaktristik status nutrisi seseorang ditentukan dengan adanya


Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).

3.1 Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index adalah sebuahteknik


sederhana yang dapat digunakan untuk memantau status gizi seseorang
khususnya pada seseorang yang diduga mengalami kekurangan atau
kelebihan berat badan. Indeks Massa Tubuh didefinisikan sebagai berat
badan seseorang dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter
(kg/m2). Komponen dari Indeks Massa Tubuh terdiri dari tinggi badan
dan berat .badan. Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak
lurus, tanpa menggunakan alas kaki, kedua tangan merapat kebadan,
punggung menempel pada dinding serta pandangan lurus kedepan.
Lengan relaks dan bagian pengukur yang dapat digerakkan disejajarkan
dengan bagian teratas kepala dan harus diperkuat dengan bagian rambut
yang tebal, sedangkan berat badan diukur dengan posisi berdiri diatas
timbangan berat badan.
Batas ambang indeks massa tubu di indonesia sebagai berikut :
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan <17
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,0 – 18,5
tingkat sedang
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan > 25,0 – 27,0
tingkat ringan
Kelebihan berat badan > 27,0
tingkat berat

5
3.2 Rumus menentukan Indeks Massa Tubuh

Berat badan (kg)


IMT = ---------------------------------------
Tinggi Badan (m)
 Berat badang dalam satuan kilogram
 Tinggi bada dalam satuan meter

3.3 Berat badan ideal

Berat badan ideal merupakan sebuah perhitunagn berat badan


optimal yang dibutuhkan untuk mendapatkan fungsi tubuh yang sehat.
Dengan diperolehnya tubuh yang sehat maka energi yang dibutuhkan
dalam kegiatan sehari-hari akan maksimal. Kegiatan yang membutuhkan
energi, antara lain:
 Aktivitas itit dan saraf
 Sekresi cairan
 Pengeluaran hasil metabolisme
 Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain
sebagainya.

3.4 Keterbatasan dan kelebihan Indeks massa tubuh

1. Kelebihan :
 Biaya murah
 Pengukuran yang diperlukan hanya meliputi berat badan
dan tinggi badan seseorang.
 Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai
standar yang telah dinyatakan pada tabel IMT.
2. Keterbatasan :
 Olahragawan
Olahragawan yang sangat terlatih, mungkin
memiliki IMT yang tinggi karena peningkatan massa otot.
Massa otot yang meningkat dan berlebihan pada
olahragawan cenderung menghasilkan kategori obesitas

6
dalam IMT walaupun kadar lemak tubuh mereka dalam
kadar yang rendah.
 Anak-anak dan remaja
Pada anak-anak dan remaja tidak dapat digunakan
rumus IMT yang sesuai pada orang dewasa. Pengukuran
dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai
persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia. Hal
ini karena kecepatan pertambahan ukuran linear tubuh
(tinggi badan) dan berat badan tidak berlangsung dengan
kecepatan yang sama.
 Bangsa yang berbeda
Tidak akurat pada bangsa tertentu karena perbedaan
komposisi tubuh yang berbeda sehingga memerlukan
beberapa modifikasi untuk IMT. Bangsa barat seperti
negara di benua Eropa dengan IMT 24.9 kg/m2 termasuk
dalam kategori normal, namun bagi bangsa Asia dengan
IMT 24.9 kg/m2 sudah masuk dalam kategori BB lebih.

7
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Nutrisi merupakan sebuah aspek yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Karena nutrisi merupakan sebuah
komponen yang berpertan lansung dalam kesehatan tubuh dan
penyakit yang diderita makhluk hidup. Dalam pemenuhan nutrisi
sendiri memiliki banyak jenis nutrisi yang harus dikonsumsi
makhluk hidup untuk dapat melakukan aktivitas sehari-harinya.
Nutrisi tentunya berhubungan dnegan indeks massa tubuh.
Walaupun indeks massa tubuh memiliki kekurangan ketika
digunakan untuk mengukur massa tubuh seorang yang diduga
obesitas. Namun, metode indeks massa tubuh ini dapat digunaka
sebagai langkah awal untuk mendeteksi stasus gizi seseorang.

1.2 Saran
Dikarenakan terdapat kekurangan ketika menggunakan
pengukuran indeks massa tubuh ketika digunakan untuk mengukur
seseorang yang diduga mengalami obesitas. Maka disarankan untuk
tidak berpatokan hanya pada penggunaan metode pengukuran indeks
massa tubuh.

8
DAFTAR PUSTAKA

Engel (2020) ‘Fakto-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan kerja’, Paper


Knowledge . Toward a Media History of Documents, p. 19. Available at:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7984/3/BAB 2.pdf.
Pradana, Aditya, Seno, D. (2017) ‘HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA
TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Kedokteran Undip)’, Who, pp. 10–32.
Purba, J.M. (2012) ‘Digitized by USU digital library’, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, (1), pp. 1–12.
Sholikhah, T. A. M., Muftiana, E., & Andarmoyo, S. (2019, December).
Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Pada Lansia. In 1st Prosiding
Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan (pp. 121-127).
UNY, S.N. (2017) ‘Mengukur Status Gizi Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)’,
Mengukur Status Gizi Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), 2(1), pp. 12–
26. Available at:
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318122/pendidikan/BAHAN+AJAR
+IMT.pdf.

Anda mungkin juga menyukai