Anda di halaman 1dari 3

DUPLIK

DALAM EKSEPSI

A. Tentang Kompetensi Relatif


- Bahwa Penggugat menyatakan bahwa tidak salah apabila mengajukan
gugatan di Pengadilan Negeri Tanjungpandan yang bertempat di
Belitung karena terjadinya perkara ini di wilayah pertambangan PT
Unit Pertambangan Sejahtera Tbk, yaitu di Belitung;
- Bahwa berdasarkan pada Pasal 118 Ayat (1) HIR dijelaskan
bahwasanya “Tuntutan (gugatan) perdata harus diajukan dengan surat
permintaan (surat gugatan) yang ditandatangan oleh penggugat, atau
oleh wakilnya, kepada ketua pengadilan negeri di tempat diam si
tergugat, atau di tempat tinggalnya yang sebenamya” Dan Pasal 99
Ayat (1) Reglement op de Rechtsvordering, bahwa
“Seorang tergugat dalam perkara pribadi yang murni mengenai
benda-benda bergerak dituntut di hadapan hakim di tempat
tinggalnya”;

Bahwa berdasarkan peraturan tersebut sudah jelas bahwa pada


hakikatnya in casu Pengadilan Negeri Tanjungpandan tidak berwenang
secara relatif untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo, maka sudah
sepatutnya surat gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima
(Niet ontvankelijke verklaard).

B. Tentang Penggugat yang Tidak Memiliki Legal Standing


- Bahwa benar adanya Wakil kelas sebagai Penggugat tidak memiliki
Legal Standing untuk mewakili karena Wakil kelas bukan merupakan
korban yang terkena dampak langsung dari pencemaran yang mana
mengakibatkan gangguan kesehatan;
- Bahwa dengan mengacu pada Pasal 91 ayat (2) Undang Undang No 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang menjelaskan bahwa “Gugatan dapat diajukan apabila terdapat
kesamaan fakta atau peristiwa, dasar hukum, serta jenis tuntutan di
antara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.”

Bahwa dengan demikian, Penggugat tidak memiliki Legal


Standing dan sudah sepatutnya Gugatan yang diajukan penggugat tidak
dapat diterima (Niet ontvankelijke verklaard).

C. Tentang Gugatan adalah Error in Persona


- Bahwa, fakta yang dikemukakan oleh Penggugat bahwasanya PT UPS
Tbk tidak melakukan pengawasan yang baik ialah keliru. Di dalam
perjanjian di antara PT UPS Tbk dan PT MLM yaitu pada perjanjian
Nomor 122/SP/PT-TP/VI/2012 disebutkan apabila pihak ketiga akan
bertanggung jawab atas terjadinya kesalahan atau kelalaian dalam
pengelolaan limbah selama masih dalam cakupan kewenangannya
sehingga apabila terdapat kesalahan maka hal tersebut bukan
merupakan tanggung jawab dari PT UPS Tbk.
- Bahwa pada Pasal 3 Ayat (1) PP No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dijelaskan
“Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.” PT UPS Tbk telah
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya dengan
berkerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT MLM.

Oleh karenannya, dengan berlandaskan pada peraturan tersebut


sudah jelas bahwa Penggugat keliru dalam menunjuk Tergugat dalam
Gugatannya dan sudah sepatutnya sudah sepatutnya surat gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijke verklaard).

D. Tentang Eksepsi Gugatan Tidak Jelas (Obscuur Libel)


- Bahwa Penggugat keliru dalam memahami dan membuat rincian
terkait “Kerugian Imateriil”. Berdasarkan Yurisprudensi No.
650/PK/Pdt/1994 yang menyatakan bahwa “Berdasarkan Pasal 1370,
1371, dan 1372 KUHPerdata ganti kerugian immateril hanya dapat
diberikan dalam halhal tertentu saja seperti perkara Kematian, luka
berat dan penghinaan” Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa
kerugian immaterial hanya dapat diberikan dalam perkara kematian,
luka berat, dan penghinaan sedangkan kerugian akibat pencemaran
sebagaimana yang dimaksudkan oleh Penggugat tidak lah termasuk di
dalam cakupan ganti rugi immateriil. Hal ini merupakan suatu bukti
bahwasanya Penggugat kurang memahami pengertian terkait “kerugian
immateriil” dalam mengajukan Gugatan tersebut;

Bahwa dengan berlandaskan pada Yurisprudensi tersebut, sudah


jelas bahwa gugatan Penggugat yang demikian tersebut mengandung
ketidakjelasan dan mengandung suatu kekaburan (obscuur libel), dan oleh
karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).
DALAM POKOK PERKARA

A. Bahwa Tergugat Merupakan Perusahaan Tambang Profesional dan


Taat Pada Peraturan Perundang-Undangan
- Bahwa dalam menjalankan usaha pertambangan, Tergugat telah
mendapatkan perizinan yang dikeluarkan oleh pejabat administrasi
negara melalui Surat Keputusan Bupati Belitung Nomor:
250/IL/DPMPTSPBEL/VI/2012 Tentang Izin Lingkungan Atas
Rencana Kegiatan Pertambangan PT UPS Tbk. Oleh karenanya maka
legalitas dan kredibilitas dari PT UPS Tbk. tidak perlu diragukan.

Bahwa dengan demikian, sudah sepatutnya dalil-dalil yang


dikemukakan oleh Penggugat dinyatakan ditolak.

B. Bahwa Pencemaran Objek Perkara Bukanlah Kesalahan Dari


Tergugat
- Bahwa pencemaran aliran sungai Sijuk bukan merupakan tanggung
jawab dari PT UPS Tbk mengingat kewenangan dalam hal pengelolaan
limbah telah dilimpahkan kepada PT MLM;
- Bahwa Tergugat tidak memenuhi unsur subjektif dan unsur objektif
terjadinya Perbuatan Melawan Hukum karena tidak adanya unsur
kesalahan dan unsur adanya hubungan kausal

Bahwa berdasarkan penjabaran di atas, cukup beralaskan hukum


dan sudah semestinya gugatan dalam perkara No.
30/Pdt.G/LH/2019/PN.Tdn dinyatakan ditolak seluruhnya

PETITUM

A. Dalam Provisi
- Menolak Provisi yang diajukan Penggugat untuk seluruhnya.
B. Dalam Eksepsi
- Mengabulkan Eksepsi yang diajukan Tergugat untuk seluruhnya;
- Menyatakan Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard);
- Menyatakan Gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).
C. Dalam Pokok Perkara
- Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
- Membebankan biaya perkara kepada Penggugat.

Anda mungkin juga menyukai