Anda di halaman 1dari 10

PAPER PATOFISIOLOGI SYOK KARDIOGENIK

Dosen : Egeria Dorina Sitorus, S.Kep.,M.Kes


Ns. Reni Amiati, S.Kep

Disusun: Ziyan Hilaliyyah


Nim : 02127091

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA 2022


PEMBAHASAN

A. Bagaimana perjalanan suatu penyakit dari tubuh kita normal hingga


timbul sebuah Syok Kardiogenik

Syok didefinisikan sebagai sindrom gangguan patofisiologi berat yang

ketika berlanjut menyebabkan perfusi jaringan yang buruk, hal ini dapat

dikaitkan dengan metabolisme sel yang tidak normal. Selain itu, syok

merupakan kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh sehingga perfusi

jaringan menjadi tidak adekuat. Syok kardiogenik merupakan suatu

kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan sebagai akibat dari menurunnya

curah jantung, meskipun volume intravaskuler cukup. Sebagian besar

kondisi syok ini disebabkan oleh infark miokard akut (Asikin et all, 2016).

Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer, menyebabkan kelainan

fungsi jaringan yang tidak cukup untuk mendistribusi bahan makanan dan

mengambil sisa metabolisme, yang disebabkan oleh ketidakadekuatan

perfusi jaringan akibat dari kerusakan fungsi ventrikel.

B. Apa yang terjadi pada jaringan organ tubuh jika timbul Syok
Kardiogenik

Pada syok kardiogenik, jantung mengalami kerusakan berat sehingga tidak

bisa secara efektif memperfusi dirinya sendiri atau organ vital lainnya.

Ketika keadaan tersebut terjadi, jantung tidak dapat memompa darah

karena otot jantung yang mengalami iskemia tidak dapat memompa secara

efektif. Pada kondisi iskemia berkelanjutan, denyut jantung tidak

berarturan dan curah jantung menurun secara drastic (Yudha, 2011)


C. Kompensasi apa yang dilakukan pada jaringan tubuh kita untuk
menyembuhkan Syok Kardiogenik
Menurut Muttaqin 2009 Syok dapat dibagi menjadi tiga tahap yang
semakin lama semakin berat :
1. Tahap I, syok terkompensasi (non-progresif) ditandai
dengan respons kompensatorik, dapat menstabilkan
sirkulasi, mencegah kemunduran lebih lanjut
2. Tahap II, tahap progresif, ditandai dengan
manisfestasi sistemis dari hipoperfusi dan
keemunduran fungsi organ
3. Tahap III, refrakter (irreversible), ditandai dengan
kerusakan sel yang hebat tidak pdapat lagi dihindari,
yang pad akhirnya menuju ke kematian.
Syok kardiogenik merupakan suatu kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan resusitasi sesegera mungkin sebelum syok
menjadi ireversibel dan merusak organ-organ vital. Kunci
keberhasilan penatalaksanaan syok kardiogenik adalah pendekatan
yang terorganisir untuk mendapatkan diagnosis secara tepat dan
cepat serta terapi farmakologik sesegera mungkin untuk
mempertahankan tekanan darah dan curah jantung. Seluruh pasien
syok kardiogenik harus dirawat di ruang perawatan intensif.
Hipoperfusi sistemik berat yang terjadi dapat menyebabkan
hipoksemia dan asidosis laktat yang dapat lebih jauh lagi
memperberat miokardium baik secara langsung maupun sebagai
akibat dari berkurangnya respon sistemik terhadap vaspresor seperti
dopamin dan norepinefrin.

D. Patogenesis dari penyakit Syok Kardiogenik


Syok kardiogenik ini akibat depresi berat kerja jantung sistolik. Tekanan
arteri sistolik < 80 mmHg, indeks jantung berkurang di bawah 1,8
L/menit/ m2, dan tekanan pengisian ventrikel kiri meningkat. Pasien
sering tampak tidak berdaya, pengeluaran urin kurang dari 20 ml/ jam,
ekstremitas dingin dan sianotik.
E. Tindakan apa yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit Syok
Kardiogenik
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendukung
penegakan diagnosis syok kardiogenik adalah sebagai berikut (Asikin,
2016):
1. EKG : untuk mengetahui adanya infark miokard dan/atau
iskemia miokard
2. Rongent Dada : menyingkirkan penyebab syok atau nyeri
dada lainnya. Klien dengan syok kardiogenik sebagian
besar menunjukkan adanya gagal ventrikel kiri.
3. Kateterisasi Jantung : Menentukan penyebab dan jenis syok
dengan melihat tekanan kapiler paru dan indeks jantung
4. Enzim Jantung : mengetahui syok kardiogenik disebabkan
oleh infark miokard akut. Enzim jantung dapat berupa
kreatinin kinase, troponin, myoglobin dan LDH
5. Hitung Darah Lengkap : melihat adanya anemia, infeksi
atau koagulopati akibat sepsis yang mendasari terjadinya
syok kardiogenik
6. Ekokardiografi : menentukan penyebab syok kardiogenik
dengan melihat fungsi sistolik dan diastolik jantung
Terdapat beberapa tambahan pemeriksaan penunjang pada syok
kardiogenik menurut pendapat Yudha 2011 :
1. Pemindaian Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung
2. Elektrolit : mungkin berubah karena perrpindahan cairan
atau penurunan fungsi ginjal, terapi deuretik
3. Oksimetri nadi : saturasi oksigen mungkin rendah terutama
jika gagal jantung kongestif memperburuk penyakit paru
obstruktif menahun (POM) 4. AGD : gagal ventrikel kiri
diatandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksiemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida
MATERI GENETIKA

A. GENETIKA

Dari bahasa latin Genos = asal-usul

Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keturunan, yang

menurunkan sifat dari orang tua ke anak nya. Cara menurunkan gen

melalui kromosom ibu dan ayah.

Materi genetika

Kromosom

Asam Nukleat Protein

Gen Histon Non Histon

DNA RNA

Sifat dan karakteristik seseorang merupakan warisan dari orang tua yan
diturunkan melalui materi genetika, Yaitu :
- Ayah mewariskan materi gen melalui plasma
- Ibu mewariskan materi gen melalui sel telur / ovum

Materi genetika yang berupa benang halus ( kromatin ) sebagai faktor


pembawa sifat keturunan yang terdiri dari senyawa kimia.

B. KROMOSOM
Adalah benang kromatin yaitu benag pembawa sifat, tersusun atas serabut;
1. DNA 35 % penyusun dari seluruh kromosom
2. RNA 5 % penyusun dari semua kromosom
3. Protein Bersifat asam dan basa, berfungsi untuk
menggulung benang kromosom dan berperan sebagai enzim
pengganda DNA Kromosom dibentuk oleh DNA dan berikatan oleh
Protein Histon & Non Histon, dari ikatan tersebut terbentuk
nukleusom. Nukleusom dipintal oleh solenoid dan pintaian solenoid
ini membentuk benang kromatin, setiap kromomer berisi Gen.

Fungsi Kromosom :
1. Autosom ( kromosom tubuh )
Pada manusia 46 buah ( 23 pasang )
- 44 buah Autosom
- 2 buah Gonosom
Autosom merupakan kromosom yang mengendalikan sifat –
sifat tubuh dan tidak berkaitan dengan jenis kelamin.
Fungsi :
- Mengatur sifat – sifat tubuh
- Memberikan ciri – ciri pada tubuh,
Mis : warna rambut, warna mata
2. Gonosom (kromosom kelamin)
Berfungsi untuk menentukan jenis kelamin, manusia memiliki
239 pasang kromosom dan satu pasang adalah kromosom seks.
- Wanita memiliki 2 kromosom X (XX)
- Pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y
(XY)
Jenis kelamin anak ditentukan oleh kromosom yang
diturunkan oleh laki-laki.
- Jika kromosom X dilewatkan dari XY maka anak yang
lahir adalah perempuan
- Jika kromosom Y dilewatkan dari XY maka anak yang
lahir adalah laki-laki
Susunan Kromosom
a. Kromosom pada wanita
- 44 kromosom (22 pasang) Autosom 2 (1 pasang)
kromosom X
- Formula kromosom perempuan
22 AA + XX (46 A + AA) 46, XX
b. Kromosom pada pria
- 44 kromosom (22 pasang)
Autosom + 1 kromosom X + 1 kromosom Y
- Formula kromosom pria
22 AA + XY atau 46 A + XY 46 XY

Marfologi Kromosom
a. Kromonemata
Pita yang berbentuk spiral yang terdapat dalam kromosom
b. Kromomer
Penebalan pada kromonema (bahan nukleotida yang
mengendap)
c. Lekukan sekunder : Tempat terbentuk nya nucleus
d. Sentromer : Lekukan kearah dalam dari kromosom
e. Telomer bagian dari ujung kromosom

Bentuk Kromosom
a. Metasentris
Terletak persis ditengan keduan jaringan kromosom

b. Submetasentris
Terletak tidak tepat sehingga kedua lengan kromosom tidak
samapanjang nya
c. Akrosentrik
Terletak didekat ujung salah satu lengan kromosom

d. TelosentrikTerletak diujung lengan kromosom


C. ASAM NUKLEAT
Zat kimia sebagai penyimpanan penyalur informasi ke seluruh tubuh baik
psikis maupun fisik.
1. Nukleotida mengandung Deoksiribosa (DNA)

2. Nukleotida mengandung Ribosa (RNA)

D. DNA
Disusun oleh 2 rantai (Polinukleotida & Neklotida) Basa Nitrogen:
1. Purin: Adenin (A), Guanin (G)
2. Primin: Sitosia (S), Timin (T)

DNA banyak terdapat di laki – laki Sumber pembawa DNA:


1. Sperma
2. Jaringan tulang
3. Darah
4. Rambut

Fungsi DNA:
1. Pembawa sifat keturunan
2. Menyimpan & mentransfer info
3. Pembentuk Gen & RNA
4. Memberikan perintah pada sel – sel untuk berkembang menjadi sel
yang lebih spesifik
E. RNA
Berbentuk seperti pita tunggal, materi lebih kecil dari DNA, tersusun atas
gula ribose, gugus posfat, asam nitrogen.

F. GEN
Suatu unit paling kecil yang mengendalikan sifat hereslitas organisme.
Banyak gen dalam kromosom menurunkan ribuan sifat.
Fungsi: Membawa info mengenai sifat (psikis, fisik)
Bersifat:
1. Genotipe (ber symbol
2. Fenotipe (terlihat oleh mata)
G. HUBUNGAN KROMOSOM, DNA, RNA
1. Kromosom mengandung DNA
2. Total info genetika disimpan DNA disatu sel (Genom)
3. Gen mengandung info suatu karakter yg dapat diamati
4. Genom DNA terdiri atas gen –gen
5. Gen menentukan figmen DNA didalam kromosom

H. INTERAKSI GENETIK
Pengaruh gen terhadap alel lain pada lokus yang sama, keadaan gen saling
memepengaruhi. Gen letel alel yang mengakibatkan gen ganda
Peristiwa Intra Alelik
1. Dominan sempurna
2. Dominan Tidak sempurna
3. Kodominan

I. KELAINAN GENETIK
1. Kelainan Autosom (kelainan jumlah & struktur)
2. Kelainan Gonosom (Aneuiploid)

J. KELAINAN KROMOSOM
1. Delesi atau defisiensi
Mutasi kromosom karena hilangnya suatu segmen materi
dan informasi genetic
2. Wolf hirschhorn syndrome terjadi karena delasi pada bagian lengan
pendek
3. Mengalami : Microcephall, bibir sumbing, kemunduran mental

K. PENYAKIT
1. Down syndrome
2. Syndrome edward
3. Syndrome turner
4. Syndrome klinefelter
DAFTAR PUSTAKA

1. Hochman JS, Ohman EM. Cardiogenic Shock. The AHA Clinical Series.
Wiley-Blackwell. Januari 2009
2. Hochman JS, Menon Venu. Clinical manifestations and diagnosis of
cardiogenic shock in acute myocardial infarction. UpToDate. Wolters
Kluwer Health. Juni 2013 Available from www.uptodate.com
3. Ren X, Lenneman A. Cardiogenic Shock. Medscape Reference. May
2013.
4. Available from www.emedicine.medscape.com
5. Hochman JS, Ingbar D. Cardiogenic Shock and Pulmonary Edema ; in
Kasper DL et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill
inc. USA ; 2005
6. Alwi I, Nasution SA. Syok Kardiogenik. Dalam Sudoyo AW dkk. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed kelima jilid I. Interna Publishing. Jakarta ;
November 2009
7. Khalid L, Dhakam SH. A Review of Cardiogenic Shock In Acute
Myocardial Infarction. Current Cardiology Review. Pakistan ; 2008
8. https://www.academia.edu/29742641/PENGERTIAN_DNA_GEN_DAN
_KROMOSOM
9. https://www.gramedia.com/literasi/genetik/

Anda mungkin juga menyukai