Anda di halaman 1dari 9

TINGKAT NYERI DAN PROSTAGLANDIN-E2 (PG-E2) PADA IBU INPARTU

KALA I DENGAN TINDAKAN COUNTER-PRESSURE

(Pain Level and Prostaglandin-E2 using Counter-pressure during 1st Stage of labor)

Sri Rejeki*, Ariawan Soejonoes**, Soenarjo***, Amin Husni****

*Departemen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Semarang. Jl. Kedung Mundu Raya 18 Semarang. Hp:08122800206
**Bagian Obstetri Gynecologi Konsultan RS Dr. Karyadi/Undip Semarang
***Bagian Anestesi Konsultan RS Dr Karyadi/UNDIP Semarang
**** Bagian Patologi anatomic Konsultan syaraf RS. Dr. Kariadi/UNDIP Semarang
, E-mail: ii_rejeki@yahoo.com

ABTRAK

Pendahuluan. Peningkatkan pembentukan PG-E2 dapat menimbulkan kontraksi uterus


sebagai penyebab nyeri persalinan. Nyeri persalinan yang lama dapat mengancam
kehidupan janin dan ibu. Untuk itu nyeri persalinan perlu diatasi. Beberapa penelitian
melaporkan mengatasi nyeri dengan farmaka sering mengakibatkan efek samping pada
fetus. Untuk itu diperlukan metode yang mempunyai efektifitas kuat tetapi minimal dalam
efek samping, serta tidak mempengaruhi kontraksi uterus dan kemajuan persalinan.
Counter-pressure adalah metode non farmaka sebagai alternatif untuk mengurangi nyeri
persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran Counter-pressure dalam
mengatasi nyeri persalinan sebagai indikator adalah tingkat nyeri persalinan dan kadar PG-
E2 .
Metologi: Desain penelitian adalah Quasi experimental designs dengan jenis
Nonequivalent Control group Design. Sebanyak 52 primigravida dalam proses persalinan
kala I dengan consecutive sampling terpilih sebagai sampel, yang terbagi menjadi 26 untuk
perlakuan dan 26 sebagai kontrol
Hasil: Terdapat penurunan yang signifikan tingkat nyeri pada perlakuan Counter-pressure
(p=0,000). Tidak terdapat perubahan kadar PG-E2 pada perlakuan Counter-pressure
(p=0,095).
Diskusi: Metode Counter-pressure sangat signifikan menurunkan tingkat nyeri persalinan.
Metode Counter-pressure tidak mempengaruhi perubahan PG-E2.

Kata Kunci: Tingkat Nyeri dan PG-E2 dan Counter-pressure

Abstract

Introduction : Increased the forming of PG-E2 able to trigger uterus contraction and cause of labor
pain. The longer a woman experiences with labor pain the more dangerous for the mother and the
baby. So, it is necessary the solutions for labor pain problem. Some studies reported that giving
some medicines to relieve the pain often have many side effects on fetus. It is necessary to find a
method which is not only effective but also has minimal side effect and it doesn’t affect on uterus
contraction and labor progression. Counter-Pressure become preferences to reduce labor pain. The
purpose of this study is to analyze Counter-Pressure in relieving the labor pain. The labor pain
level, PG-E2 level become the indicators of this study.
Method : This study is quasi-experimental designs, by using a Nonequivalent Control group
Design. As many as 52 primigaravidas in labor progression phase I, with consecutive sampling

http://lib.unimus.ac.id
were chosen as samples. They were divided into 2 groups; 26 subjects with counter-pressure
treatment and 26 subjects as control.
Result : There is a very significant decline of labor pain phase I level on counter-pressure treatment
(p=0,000)). There is no change of PG-E2 level on the counter pressure treatment (p=0,095), but
there is change on control
Discussion : Counter-pressure method is very significant in declining the labor pain level. Counter-
pressure method do not affect both the PG-E2.

Key Words : Pain level and PG-E2, Counter-pressure

PENDAHULUAN jantung janin. Nyeri juga menyebabkan


aktivitas uterus tidak terkoordinasi dan akan
Sebagian besar (90%) persalinan mengakibatkan persalinan lama, yang
disertai rasa nyeri (Oxorn, DC). Rasa nyeri akhirnya dapat mengancam kehidupan janin
pada persalinan lazim terjadi dan merupakan dan ibu. Selain itu nyeri yang lama dan tak
proses yang melibatkan fisiologis dan tertahankan akan menyebabkan meningkatnya
psikologis ibu. Nyeri merupakan penyebab tekanan sistol sehingga berpotensi terhadap
frustrasi dan putus asa, sehingga beberapa ibu adanya syok kardiogenik (Anita A,
sering merasa tidak akan mampu melewati Ocviyanti D, Wisnuwardhani SD,
proses persalinan (Niven C, Gijsbers K,
Handaya, 2002; Jatmika W, 2003).
1994; Potter P, Ann Griffin P., 2006). Impuls rasa nyeri persalinan kala I
Murray melaporkan kejadian nyeri pada ditransmisikan melalui saraf spinalis torakal
2.700 ibu bersalin, 15% mengalami nyeri bawah (T10-12) dan saraf spinalis lumbal atas
ringan, 35% dengan nyeri sedang, 30% (L1). Serat aferen saraf ini berasal dari korpus
dengan nyeri hebat dan 20% persalinan uteri dan serviks. Impuls sensorik dari uterus
disertai nyeri sangat hebat (Murray, Sharon diteruskan melalui sinaps dalam kornu
S, Emily S, Mckinney, Trula Myers posterior medula spinalis segmen torakal 10,
Gorrie, 2002). 11,12 dan lumbal 1. Kelompok sel saraf
Nyeri persalinan dapat menimbulkan tertentu didalam medula spinalis, batang otak
stres, dimana pada proses selanjutnya dan korteks serebri memiliki kemampuan
menyebabkan pelepasan hormon katekolamin untuk mengatur impuls nyeri melalui suatu
dan steroid (Niven C, Gijsbers K, 1994). mekanisme inhibisi (Gate Control Theory)
Hormon ini menstimulasi terjadinya (Mender, Rosemary, 2003). Menurut teori
ketegangan otot polos dan vasokontriksi Gate Control sensasi nyeri dihantar sepanjang
pembuluh darah sehingga terjadi penurunan saraf sensoris menuju ke otak dan hanya
kontraksi uterus, penurunan sirkulasi sejumlah sensasi atau pesan tertentu dapat
uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan dihantar melalui jalur saraf ini pada saat
oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia bersamaan (Jatmika W, 2003; Mender,
uterus yang membuat impuls nyeri bertambah Rosemary, 2003).
banyak dan meningkatkan rasa nyeri (Niven Selama persalinan kala I, sensasi
C, Gijsbers K, 1994; Potter P, Ann Griffin nyeri dihasilkan oleh dilatasi serviks dan
P., 2006). segmen bawah rahim serta distensi uterus.
Nyeri yang menyertai kontraksi Intensitas nyeri persalinan kala I akibat dari
uterus mempengaruhi mekanisme fungsional kontraksi uterus involunter dirasakan dari
menyebabkan respon stres fisiologis. 5 Nyeri pinggang dan menjalar ke dinding abdomen
persalinan yang lama menyebabkan dengan, kualitas nyeri yang dapat bervariasi
hiperventilasi sehingga frekuensi pernafasan (Mender& Rosemary, 2003).
dapat mencapai 60-70 kali per menit sehingga Nyeri persalinan yang tidak
menurunkan kadar PaCO2 ibu dan tertahankan mendorong ibu bersalin mencari
meningkatnya pH. Apabila kadar PaCO2 ibu beberapa alternatif untuk mengatasi nyeri,
rendah, maka kadar PaCO2 janin juga rendah diantaranya menggunakan obat penawar nyeri
sehingga menyebabkan deselerasi denyut seperti analgetik dan sedatif (Zulkarnain. A.,

http://lib.unimus.ac.id
2005). Obat-obat tersebut dapat memberikan kontraksi uterus, menyebabkan iskemia dan
efek samping yang merugikan misalnya fetal rasa sakit. Metaanalisis obat AINS (Anti
hipoksia, risiko depresi pernafasan neonatus, Imflamasi nonsteroid) secara sukses
penurunan frekuensi denyut jantung dan menghambat pembentukan prostaglandin,
peningkatan suhu tubuh ibu serta dapat sehingga menghilangkan rasa nyeri
menyebabkan perubahan pada janin (Anita dismenore pada 75-85% kasus (Murray,
A, Ocviyanti D, Wisnuwardhani SD, Sharon S, Emily S, Mckinney, Trula
Handaya, 2002). Myers Gorrie, 2002). Pada kehamilan aterm
Beberapa teori persalinan prostaglandin dan interleukin-6 (IL-6)
menjelaskan bahwa mekanisme persalinan diproduksi pada desidua setelah dilatasi
diakibatkan oleh perubahan biokimia antara servik, kemudian akan didistribusikan pada
lain peningkatan perbandingan kadar hormon cairan amnion dan vagina (Bobak IM,
estrogen dan progesteron sehingga terjadi 2005).
penurunan progesteron, peningkatan kadar Banyak ragam metode dilakukan
prostaglandin, peningkatan reseptor untuk mengurangi nyeri persalinan, terutama
oksitoksin pada miometrium, penambahan metode dengan farmaka, tetapi penelitian
volume uterus mengakibatkan iskemia pada mengurangi nyeri persalinan dengan non
otot-otot uterus dan menyebabkan gangguan farmaka masih sangat terbatas. Beberapa
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta penelitian mengurangi nyeri dengan farmaka
mengalami degenerasi. Selain itu tekanan didapatkan obat-obat yang digunakan dapat
kepala bayi membantu dilatasi daerah servik memberikan efek samping yang merugikan
uteri dan perineum (Bobak IM., 2005). meliputi fetal hipoksia, resiko depresi
Faktor lain yang juga banyak disebut pernafasan neonatus, penurunan frekuensi
merupakan mediator inisiasi persalinan denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh
adalah Tumor Necrosis Factor-alpha(TNFα), ibu serta dapat menyebabkan perubahan pada
interleukin-1β(IL-1β) dan interleukin-6 ( janin(Graw Hill Medical Publishing
Jaffe RB, 1999). Interleukin-6 dapat Division, 2001). Untuk itu diperlukan
ditemukan pada plasenta, desidua, khorion metode yang mempunyai efektifitas kuat
dan cairan amniotik. Dilaporkan pada tetapi minimal dalam efek samping, serta
percobaan invitro bahwa pemberian IL-6 tidak mempengaruhi kontraksi uterus dan
pada kultur sel amnion dan desidua manusia kemajuan persalinan. Counter-Pressure (CP)
akan meningkatkan pembentukan adalah metode non farmaka sebagai alternatif
prostaglandin (Jaffe RB, 1999 dan Rusmin untuk mengurangi nyeri persalinan.
I., 2006). Counter-pressure dengan menekan
Perangsangan sel amnion dan korion regio sakralis dilaporkan dapat mengurangi
dengan IL-1β, IL-6 dan TNFα meningkatkan rasa nyeri saat kontraksi rahim. Dengan
produksi Prostaglandin-E2 (PG-E2) dan memakai metode CP ini jalur saraf untuk
Prostaglandin-F2α(PGF-2α) dari metabolisme persepsi nyeri melalui jalur saraf yang berasal
asam arakidonat melalui enzim dari jaringan lunak dihambat atau dikurangi.
prostaglandinsintase-2(PGHS-2). PGHF-2α Selain itu juga perlu dibuktikan apakah
bersama estrogen akan meningkatkan metode tersebut dapat mempengaruhi PG-E2
pembentukan gap junction dan reseptor sebagai neurotransmitter dalam proses
oksitoksin sehingga menyebabkan persalinan.
pemendekan serat otot sehingga terjadi
kontraksi miometrium. PG-E2 merupakan METODE
suatu zat yang paling efektif untuk
menginduksi dilatasi servik (Rusmin I., Rancangan penelitian ini adalah
2006; Cuningham FG, Gant NF, Leveno Quasi experimental designs dengan jenis
KJ, 2001) . Nonequivalent Control group Design. Subyek
Prostaglandin tampaknya dalam penelitian ini adalah ibu dalam proses
melunakkan serviks dengan meningkatkan persalinan kala I. Dengan tehnik Consecutive
proteoglikan dan mengubah sifat-sifat sampling, maka sebanyak lima puluh dua ibu
biofisika kolagen. Peningkatan prostaglandin primigravida dalam proses persalinan kala I
PG-E2 dan PGF2α endometrium dengan yang memenuhi kriteria inklusi, yang

http://lib.unimus.ac.id
kemudian terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 2. Karakteristik dasar Tingkat Nyeri dan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. PG-E2
Kedua kelompok akan dilakukan
pengkajian tingkat nyeri dan pengambilan Tabel 2: Dekripsi karakteristik dasar Tingkat
cairan servikovaginal sebelum dan sesudah Nyeri dan PG-E2
tindakan pada kelompok perlakuan yaitu
Variabel Perlakuan mean±SD P
dengan metode Counter-pressure, sedangkan
pada kelompok kontrol tidak dilakukkan Tingkat CP 8,96±0,528 0,001*
perlakuan. Tingkat nyeri persalinan diukur nyeri
dengan Numeric Rating Scale (NRS),
sedangakan PG-E2 diperiksa dari cairan Kontrol 8,23±0,951
servikovaginal.
PG-E2 CP 18,925±3,7595 0,000*
HASIL Control 16,267±6,294

Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu *) uji Kruskal Wallis


primigravida dalam proses persalinan normal **) uji ANOVA
kala I fase aktif di Rumah Sakit Umum Daerah
Soewondo Kendal. Pemilihan lokasi penelitian 1. Tingkat Nyeri
didasarkan pada jumlah persalinan,
homogenitas, kultur pasien dan kemudahan Tingkat nyeri diukur dengan
perlakuan dan pengamatan dalam penelitian. menggunakan Numeric Rating Scale sebelum
Pengambilan subyek dilakukan selama dan sesudah perlakuan yang diambil rata-rata
sembilan bulan, yaitu pada bulan September dari 3 kali pada kelompok perlakuan. Dari
2011 sampai dengan bulan Mei 2012. Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar
Sebanyak 52 subyek yang terbagi dalam 2 responden pada tingkat nyeri sedang sampai
kelompok, yaitu 26 subyek dengan perlakuan tingkat nyeri berat. Didapatkan ada penurunan
Counter-pressure (CP), dan 26 subyek masuk tingkat nyeri pada 2 kelompok. Dari hasil
dalam kelompok kontrol dimana dalam analisis uji dengan Wilcoxon didapatkan ada
kelompok ini subyek penelitian tidak perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah
mendapat perlakukan. Setiap subyek penelitian perlakuan Counter-pressure (p=0,000)
diberikan informed concernt dan dimintakan sedangkan pada kelompok control sedikit ada
ijin penelitian kepada subyek penelitian. perbedaan (p= 0,041). Disimpulkan ada
1. Umur perbedaan sangat bermakna tingkat nyeri
sebelum dan sesudah pada kelompok
Tabel 1. Rerata umur responden (n=52) perlakuan, dan bermakna pada kelompok
kontrol
Perlakuan Mean±SD P
Tabel 3: Rerata Tingkat Nyeri Persalinan
CP 25,77±3,141 0,842*
Kala I Sebelum dan sesudah perlakuan
Kontrol 25,38±3,612

Total 25.50±3,979 Perlakua Sebelum Sesudah ∆ P


n
Median: 25,00 Min. umur: 17,00 Max. umur: 39,00 Mean±SD Mean±SD

*uji Kruskal Wallis Counte 8,96±0,52 6,96±0,77 2,0 0,000


r- 8 4 0 *
pressur
Uji normalitas data umur dengan e
Kolmogorov-Smirnov didapatkan data tidak
berdistribusi normal (p= 0,001). Maka uji Kontrol 8,23±0,95 7,88±1,03 0,3 0,041
perbedaan umur dengan menggunakan Kruskal 1 3 5
Wallis diperoleh p=0,842, disimpulkan tidak
Total 8,67±0,77 7,42 1,2
ada perbedaan umur pada perlakuan 1 dan 7 ±1.042 5
kelompok kontrol.
*) uji korelasi Wilcoxon

http://lib.unimus.ac.id
Rerata tingkat nyeri persalinan kala I fase
2. Prostaglandin-E2 aktif yang diukur dengan menggunakan
Numeric Rating Scale didapatkan sebagian
Kadar prostaglandin-E2 (PG-E2) diukur besar responden berada pada tingkat nyeri
dengan tes ELISA. Dari tabel 5 dapat dilihat sedang sampai tingkat nyeri berat yaitu
ada penurunan kadar PG-E2 pada kelompok rentang nilai 4 sampai 10. Rata-rata ada
perlakuan dan didapatkan tidak ada perbedaan penurunan tingkat nyeri setelah perlakuan dan
PG-E2 , tetapi pada kelompok kontrol ada kontrol. Dari hasil analisis uji dengan
sedikit peningkatan dan ada perbedaan kadar Wilcoxon didapatkan ada perbedaan tingkat
PG-E2 (p=0,000). nyeri sebelum dan sesudah perlakuan Counter-
pressure (p= 0.000) dengan delta: 2,00
demikian juga pada kontrol didapatkan ada
perbedaan (p=. 0.041) dengan delta: 0,35. Dari
hasil tersebut disimpulkan ada perbedaan yang
sangat bermakna tingkat nyeri sebelum dan
sesudah pada kelompok perlakuan dengan CP
Tabel 4: Rerata Kadar PG-E2 sebelum dan dan perubahan bermakna pada kelompok
sesudah perlakuan kontrol dimana p < 0,05.
Perlaku Sebelum Sesudah ∆ p Dilihat dari perbedaan nilai (delta)
an didapatkan delta kontrol (0,35) lebih kecil
mean±SD mean±SD
dibandingkan dengan delta perlakuan (2,00).
CP 18,925±3, 17,584±3, 1.34 0,095 Hal ini menunjukkan selisih perbedaan yang
7595 687 10 **
memperlihatkan kemaknaan dari perubahan
Kontro 16,267±6, 16.439±5. - 0,000 nilai tingkat nyeri, dapat diartikan kelompok
294 926 ,171 * perlakuan lebih banyak ada penurunan tingkat
l
7
nyeri dibanding dengan kelompok kontrol.
Total 18,475±4, 16,735±5, 1,73 Untuk melihat pengaruh perlakuan digunakan
980 223 97 uji hipotesis dengan uji Kruskal Wallis. Hasil
uji Kruskal Wallis diperoleh p= 0.000, maka
**) uji korelasi Wilcoxon
*) uji t dependen (paired t test)
dapat disimpulkan: Ada pengaruh metode
Counter-pressure terhadap perubahan tingkat
nyeri persalinan kala I.

PEMBAHASAN Nyeri merupakan sensasi yang bersifat


subyektif dan merupakan pengalaman
Usia mempengaruhi seseorang emosional dan sensori yang tidak
berespon terhadap nyeri. Dilihat dari rata-rata menyenangkan yang muncul dari kerusakan
umur responden adalah 26 tahun menunjukkan jaringan secara aktual atau potensial. Nyeri
mayoritas pada kelompok umur 20-30 tahun, merupakan pengalaman mekanisme protektif
selain responden rata-rata berada pada usia bagi tubuh dan menyebabkan individu
produktif, juga secara fisiologis dimungkinkan bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri
masih kuat menahan nyeri persalinan. Namun (Raja SN, Dougherty PM, 1999; Dawood M.
demikian bila dilihat dari usia minimal (17 2006; Harel, Zeev MD. 2006).
tahun) dan maksimal (39 tahun), data ini
menunjukkan masih ada usia yang beresiko Hal yang memungkinkan adanya
untuk melahirkan, dimana usia aman untuk pengaruh perlakuan Counter-pressure pada
melahirkan berada pada rentang usia diatas 20 regio sakralis adalah bahwa aspek penting dari
tahun sampai dengan dibawah 35 tahun. Dari nyeri adalah nosiseptif, sebuah peristiwa
hasil uji perbedaan umur dengan elektrokimiawi yang melibatkan aktivasi jalur
menggunakan Kruskal Wallis diperoleh p- saraf tertentu sebagai respon terhadap stimulus
value: 0,842, disimpulkan tidak ada perbedaan yang potensial menimbulkan kerusakan
umur pada perlakuan dan kontrol. jaringan, secara klinis, derajat nosiseptif
menjadi tanda dari kerusakan jaringan.
1. Tingkat Nyeri Sebaliknya, nyeri adalah sebuah pengalaman

http://lib.unimus.ac.id
subyektif yang mungkin melibatkan aktivasi spasme miometrium. Terjadinya spasme
jalur saraf aferen atau komponen lainnya, miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid,
seperti pemprosesan somatosensori atau faktor mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui
psikososial Melzack R, Kinch R, Dobkin P, sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat
Lebrun M, Taenzer P, 1984) pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di
dalam otot uterus (Raja SN, Dougherty PM,
Pikiran dan emosi dapat mempengaruhi 1999.
persepsi nyeri (Ridolf, Ray,Franzen, Ifana E,
Susane R, 2001) .15 Melalui mekanisme Ditemukan kadar PG-E2 dan PGF2α sangat
penghambat (Gate Control Theory) persepsi tinggi dalam endometrium, miometrium dan
nyeri ini dapat diatur sehingga sebelum darah haid wanita yang menderita nyeri haid
mencapai susunan saraf pusat stimulus nyeri primer. Prostaglandin menyebabkan
dapat diperbesar oleh serabut kecil atau peningkatan aktivitas uterus dan
diperkecil oleh serabut besar (Molyata, 2010; serabutserabut saraf terminal rangsang nyeri.
Vane JR, Bakhle YS, Botting RM, 1998; Prostaglandin dan peningkatan kepekaan
Melzack R, 1984). Counter-pressure berperan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus
dalam memicu serabut besar sehingga sampai 400 mm Hg dan menyebabkan
menghambat stimulus nyeri sebelum mencapai kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar
ke susunan saraf pusat (Melzack R 1984; itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang
Melzack R, Taenzer P, Feldman P, Kinch RA, dihasilkan uterus berperan dalam
1981). menimbulkan hiperaktivitas miometrium.

Tindakan perlakuan dengan metode Kontraksi miometrium yang disebabkan


Counter-pressure yang dilakukan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran
menunjukkan adanya pendekatan psikologis darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel
dan sosial, karena adanya kedekatan dan miometrium yang mengakibatkan timbulnya
sentuhan yang diberikan kepada pasien nyeri spasmodik. Jika prostaglandin
memungkinan ia merasa lebih diperhatikan dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam
sehingga mempengaruhi penurunan derajat peredaran darah, maka akan timbul efek
tingkat nyeri. sistemik seperti diare, mual, muntah(Dawood
M. 2006).
2. Kadar PG-E2

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata SIMPULAN DAN SARAN


ada penurunan kadar PG-E2 pada kelompok
perlakuan, tetapi ada sedikit peningkatan pada SIMPULAN:
kelompok kontrol. Dari hasil uji Wilcocon
diperoleh ada perbedaan kadar PG-E2 pada Counter-pressure sangat berperan
kelompok kontrol (p=0,000), tetapi didapatkan dalam menurunkan tingkat nyeri persalinan,
tidak ada perbedaan PG-E2 pada kelompok Metode Counter-pressure tidak
dengan perlakuan Counter-pressure mempengaruhi perubahan kadar PG-E2.
(p=0.095).
SARAN
Dari hasil Uji Kruskal Walis di peroleh
p=0.000. Maka disimpulkan ada pengaruh Rasa nyeri sangat subyektif dan banyak
kombinasi metode Counter-pressure dan faktor yang mempengaruhinya, salah satu
Relaksasi Pernafasan terhadap perubahan faktor adalah status obstetri untuk itu agar
kadar PG-E2 pada proses persalinan kala I. memperoleh deskripsi yang lebih lengkap
Penurunan PG-E2 sebagai penyebab maka sampel penelitian dapat diperluas pada
kontraksi uterus dimungkinkan dapat ibu inpartu multigravida.
menurunkan nyeri persalinan, sebagaimana
beberapa penelitian membuktikan bahwa KEPUSTAKAAN
peningkatan kadar prostaglandin penting
peranannya sebagai penyebab terjadinya nyeri
haid, dimana mekanisme nyeri haid terjadi

http://lib.unimus.ac.id
Anita A, Ocviyanti D, Wisnuwardhani SD, Molyata. Paket Penyuluhan dan Senam Hamil
Handaya, Gambaran Intensitas nyeri Mengurangi Stres dan Nyeri serta
pada persalinan menggunakan metode Mempercepat Penyembuhan
VAS dan VRS. MOGI. 2002; 26(4): Persalinan,
hal; 189-250 http://www.uns.ac.id/cp/penelitian.php
Bobak IM. Maternity Nursing. (Wijayanti, MA ?act=det&idA=271, 2010
& Anugrah, PI penerjemah). Murray, Sharon S, Emily S, Mckinney, Trula
California: Mosby. (Sumber asli Myers Gorrie. Foundation of
diterbitkan 1995). 2005. Hal; 459-60. maternal-newborn nursing. 3rd ed.
Cuningham FG, Gant NF, Leveno KJ. W.B. Saunders Company.2002.p. 125-
Parturitian. Williams Obstretics, 35
st
21 ed. Mc Niven C, Gijsbers K. A study of labor pain
using the McGill pain questionnaire.
Dawood M. 2006. Primary Dysmenorrhea
Soc Sci Med 1994;19:1347-51
Advances in Pathogenesis and
Management. Journal Obstetric and
Oxorn DC. Obstetric Analgesia and
Gynaecology Vol. 108, No. 2, August.
Anesthesia, in Oxorn-Foote Human
Published by Lippincott Williams &
Labor & Birth 5th ed, Appleton-
Wilkins. ISSN: 0029- 7844/06
Century -Crofts, 1986 ; 437-67.
Graw Hill Medical Publishing Division.
Potter P, Ann Griffin P. Fundamental of
Newyork, 2001;252-86 Nursing; Concep Process And
Harel, Zeev MD. 2006. Dysmenorrhea in Prectice, 4th ed Missoury: Mosby
Adolescents and Young Adults: Year Book Inc. St Louis. 2006. Hal.
Etiology and Management .J Pediatr 1504-8.
Adolesc Gynecol 19:363-71 Raja SN, Dougherty PM. Pain and the
Jaffe RB. Neuroendocrine-Metabolic neurophysiology of somatosensory
Regulation of Pregnancy. processing. In : Benzon HT, Raja SN,
Reproductive Endocrinology, 4th ed. Borsook D, Molloy RE, Strichartz G,
W.B. Saunders Company. 1999; 751- eds. Essentials of Pain Medicine and
84 Regional Anesthesia. New
York:Churchill Livingstone.1999;2-
Jaffe RB. Neuroendocrine-Metabolic
11.
Regulation of Pregnancy. Ridolf, Ray,Franzen, Ifana E, Susane R.
Reproductive Endocrinology, 4th ed. Shiatsu Untuk Wanita. Jakarta: Arcan.
W.B. Saunders Company. 1999; 751- 2001. hal; 35
84 Rusmin I. Hubungan Kadar IL-6 serum pada
Jatmika W. Hubungan skor kecemasan dengan kehamilan Preterm dengan terjadinya
lama persalinan kala I.(Tesis.) Bagian Persalinan. Bag/SMF Obstetri dan
Obstetri Ginekologi: FK UNDIP Gynekologi FK Andalas BLU RS. Dr.
Semarang; 1999 M.Djamil. Padang. 2006
Melzack R, Kinch R, Dobkin P, Lebrun M,
Vane JR, Bakhle YS, Botting RM.
Taenzer P. Severity of labour pain:
Cyclooxygenases 1 and 2. Annu Rev
influence of physical as well as
Pharmacol Toxicol, 1998, 38, 97-120
psychologic variables. Can Med Assoc
Zulkarnain. Adil., Pengaruh Pemberian
J 1984;130:579–84
Ketorolac untuk mengurangi Nyeri
Melzack R, Taenzer P, Feldman P, Kinch RA.
pada Persalinan Kala I Fase Aktif;
Labour is still painful after prepared
Tesis. Bagian/SMF Obsgyn FK UGM
childbirth training. Can Med Assoc J
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2003.
1981;125:357–63
Melzack R. The myth of painless childbirth
(the John J. Bonica lecture). Pain
1984;19:321–37
Mender, Rosemary. Nyeri Persalinan, EGC.
Jakarta. 2003. hal; 37-9.

http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai