Anda di halaman 1dari 19

METODE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN PAI

Mindani
Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – IAIN Bukittinggi
E-mail : Mindani70@gmail.com

Diterima: 2 Agustus 2016 Direvisi : 3 Oktober 2016 Diterbitkan: 2 Desember 2016

Abstract

The learning method has a crucial position in the learning process, because practically method of learning as
the application of learning objectives. Islamic education (PAI) as a subject of study should be taught and
assisted with learning approaches, including problem solving method, in this article, author will attempt to
discuss analysis Islamic learning paradigm that viewed from the dimension of learning with problem solving
method. From this discussion the author also cite the similar and relevant passages with the problem solving
principle. Then the authors look at the opinions of leaders of Islamic and the general education about problem
solving teaching concept, the results of this study the author can make assumptions as conclusion that the
problem solving teaching principles and methods can be applied in Islamic education learning, because the core
of Islamic education learning material sourced from Al -Qur'an and Sunnah are all filled with scientific
gesture that should be applied with human reasoning and should provide the appropriate solution. Therefore,
problem solving methods can be considered giving learning solutions in Islamic education.

Keywords: Method, Problem solving, Learning PAI.

Abstrak

Metode pembelajaran memiliki posisi yang sangat menentukan dalam proses pembelajaran,
karena secara praktis metode pembelajaran sebagai aplikasi dari tujuan pembelajaran. PAI
salah satu mata pembelajaran haruslah diajarkan dan dibantu dengngan pendekatan
pembelajaran, diantaranya metode problem solving, dalam tulisan ini penulis akan mencoba
mmbahas secara analisis paradigm pembelajaran PAI yang dilihat dari dimensi pembelajaran
dengan metode problem solving. Dari pembahasan ini penulis juga mengutif ayat-ayat yang
senada dan relevan dengan prindip problem solving. Kemudian penulis lihat pendapat-
pendapat tokoh pendidikan Islam dan Umum tentang konsep embelajaran problem solving,
dari hasil kajian ini penulis dapat menarik asumsi sebagau kesimpulan bahwa prinsip dan
metode pembelajaran problem solving cocok diterapkan dalam pembelajaran PAI, karena inti
dari materi pembelajaran PAI yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah semuanya penuh
dengan isyarat ilmiah yang harus diapliasikan dengan nalar manusia dan harus memberikan
solusi yang tepat. Oleh sebab itu metode problem solving dianggap dapat memeberikan solusi
dalam pembelajaran PAI.

Kata Kunci: Metode, Problem solving, Pembelajaran PAI.

PENDAHULUAN Problem solving adalah pemecahan masalah,


Dalam pembahasan ini sebelum masuk yang bertujuan untuk memecahkan masalah
kepada metode pembelajaran yang penulis dengan berfikir. Metode problem solving
bahas yaitu metode problem solving dalam digunakanuntuk melatih siswa menghadapi
pembelajaran PAI, maka terlebeh dahulu akan berbagai masalah, baik pribadi atau kelompok
penulis uraiakan konsep problem solving dari untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama.
segi kata dan makna dan hubungannya dalam Dalam makalah ini akan dibahas metode
pembelajaran secara umum termasuk problem solving dalam pembelajaran
pembelajaran pendidikan agama Islam. pendidikan agama Islam.

Mindani 135 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

yang paling sederhana sampai masalah yang


PEMBAHASAN paling sulit6. Metode problem solving yang
Secara bahasa problem solving berasal dari dimaksud adalah suatu pembelajaran yang
dua kata yaitu problem dan solves. Menurut menjadikan masalah kehidupan nyata, dan
AS Hornsby, makna bahasa dari problem yaitu masalah-masalah tersebut dijawab dengan
“a thing that is difficult to deal with or understand” metode ilmiah, rasional dan sistematis.
(suatu hal yang sulit untuk melakukannya atau Mengenai bagaimanan langkah-langkah dalam
memahaminya), dapat jika diartikan “a question menjawab suatu masalah secara ilmiah,
to be answered or solved”1 (pertanyaan yang butuh rasional dan sistematis ini akan penulis dalam
jawaban atau jalan keluar), sedangkan solve sub bab dibawah.
dapat diartikan “to find an answer to problem” Metode pemecahan masalah dalam
(mencari jawaban suatu masalah)2. pendidikan Islam dicontohkan Nabi
Secara terminologi problem solving adalah Muhammad SAW ketika hendak mengutus
suatu cata berpikir ilmiah untuk mencari Muadz ke Yaman7.
pemecahan suatu masalah3. Sedangkan “Sesungguhnya Rasulullah SAW
berkehendak mengutus Muadz ke
menurut istilah Nurhadi problem solving
Yaman. Beliau berkata : “Bagaimana
adalah suatu pendekatan pengajaran yang engkau memutuskan (hukum) apabila
menggunakan masalah dunia nyata sebagai seseorang mengajukan masalah
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang kepadamu?” Muadz menjawab: “Aku
cara berpikir kritis dan keterampilan memutuskan (hukum masalah tersebut)
permasalahan, serta untuk memperoleh dengan Kitab Allah SWT”. Nabi
pengetahuan dan konsep esensial dari materi bersabda: : “Bagaimana sekiranya engkau
tidak mendapatinya dalam Kitab Allah
pembelajaran4. SWT?”, Muadz menjawab : “Dengan
Menurut Nurhadi metode problem solving Sunnah Rasulullah SAW”. Nabi
dalam pendidikan juga sering diistilahkan bersabda lagi : “Bagaimana pula
dengan Pembelajaran berbasis masalah sekiranya engkau tidak mendapati pada
(Problem-Based Learning), Pengajaran berbasis sunnah Rasulullah SAW dan Kitab
proyek (Project-based education) dan Allah SWT”. Muadz berkata : “ Aku
akan menggunakan piliranku untuk
Pembelajaran berdasarkan pengalaman
5 berijtihad dan aku tidak berbuat sia-sia”.
(Experience-based educatrion) . Maka Rasulullah SAW menepuk
Sedangkan dalam buku Desain dadanya serta bersabda : “ Segala puji
Pembelajaran oleh Mukhtar disebutkan bahwa bagi Allah SWT, yang telah mensucikan
metode problem solving adalah suatu metode pendirian atas utusan Rasulullah dengan
dalam PAI yang digunakan sebagai jalan untuk apa yang diridloi (disetujui) Rasulullah”.
melatih siswa dalam menghadapi suatu
masalah yang timbul dari dirinya, keluarga, Hadits tersebut memberikan tuntunan
sekolah maupun masyarakat, dari masalah dan arahan serta mendorong seseorang untuk
berinjtihad.Metode problem solving bukan
1 AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s
sekedar metode mengajar tetapi juga
Dictionary, (New York: Oxford University Press, 1995),
hlm. 922. merupakan suatu metode berpikir, sebab
2 2Ibid, hlm.1131
3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 6 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan

Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza, 2003),
cet. Ke-2, hlm. 102 hlm.143
4 Nurhadi, Kurikulum 2004: Pertanyaan dan 7 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran

Jawaban, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), hlm. 109 Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung:
5 Ibid. PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 142

Mindani 136 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

dalam problem solving dapat menggunakan ‫يٱل ِح ۡك َمةَ َمن يَ َشآ ُۚ ُء َو َمن ي ُۡؤتَ ۡٱل ِح ۡك َمةَ فَقَ ۡد أُوتِ َي‬ ۡ ِ‫ي ُۡؤت‬
metode-metode lainnya dimulai dengan ٩٦٢ ‫ب‬ ِ َ‫وا ۡٱۡلَ ۡل َٰب‬ ٓ َّ ِ‫ير ۗا َو َما يَ َّذ َّك ُر إ‬
ْ ُ‫َّل أُوْ ل‬ ٗ ِ‫خَ ۡي ٗرا َكث‬
mengumpulkan data sampai dengan menarik Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa
kesimpulan8. yang Dia kehendaki.Dan Barangsiapa yang
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
Aswan Zain yang dimaksud metode dalam dianugerahi kebajikan yang banyak. Dan tak
pembelajaran adalah metode sebagai alat ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
motivasi ekstrinsik, yakni metode berfungsi orang-orang yang berakal. (QS Al
12
Baqarah:269)
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar siswa9.
Pembelajaran dengan metode problem
Pada tingkatan ini anak didik belajar
solving ini dimaksud agar siswa dapat
merumuskan dan memecahkan masalah,
menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya
memberi respon terhadap rangsangan yang
sampai titik maksimal dari daya
menggambarkan atau membangkitkan situasi
tangkapnya.Sehingga siswa terlatih untuk terus
problematik, yag mempergunakan berbagai
berpikir dengan menggunakan kemampuan
kaidah yang telah dikuasainya10. Adakalanya
berpikirnya13.
manusia memecahkan masalah secara
Disebut pula dalam buku Education
instinktif (naluri) maupun dengan kebiasaan
Psycology, “The problem solving approach to
yang mana pemecahan tersebut biasanya juga
learning developed by John Dewey has had great appeal
dilakukan oleh binatang.
to educator because it is based on an analysis of the
Pemecahan secara instinktif merupakan
whole child ini a total situation.14
bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari,
seringkali berfaedah dalam situasi yang luar
Dalam berpikir rasional siswa dituntut
biasa. Dalam situasi problematis, baik manusia
mempergunakan logika unfuk menentukan
maupun binatang, dapat menggunakan cara
sebab-akibat, menganalisa, menarik
“coba-coba, salah mencoba lagi” (trial and
kesimpulan, dan bahkam menciptakan hukum-
error) untuk memecahkan masalahnya. Oleh
hukum (kaidah teoritis) dan ramalan ramalan15.
karena itu manusia dapat memperluas
Selain itu metode poblem solving juga
pemecahan masalahnya diluar situasi konkret11.
sesuai dengan tafsir Qur'an Surat Asy Syura
ayat 38:
Cara belajar dengan metode problem
solving sangat terkait dengan cara belajar
rasional, yaitu cara belajar dengan
menggunakan cara berpikir logis, ilmiah dan
“Berdiskusilah karnu sekalian diberbagai
sesuai dengan akal sehat. Hal ini sesuai
permasalahan janganlahkamu sekalian tergesa-
dengan firman Allah SWT dalam surat Al
gesa mengambil keputusan sebelumberdiskusi“16.
Baqarah: 269 :
12 Tim Disbintalad,Al-Qur’an dan Terjemahan,

(Jakarta: PT Sari Agung,2000)hlm.82


13 Arrnai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi

Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.101


8 Ibid., hlm 143
9 Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, 15 .John Wiley and Sons.INC.,Education
op.cti.,hlm.102 Psycology, (Tokyo: Modern Asia Edition, 1997),
10 Ibid., hlm.20 hlm.2019
11 Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi Th., Strategi 16 Muhibbi Syah, Psikologi Pendidikan dengan

Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,2000), Pendekatan Baru, Bandung : PT Rosdakarya, 2002),
cet.Ke-5.,hlm.1.55 cet.Ke-6, hlm.120

Mindani 137 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

sebagaikegiatan guru untuk


Kemudian tafsir tersebut dipertegas mendorong, rnembirnbing, dan
dengan tafsir Jalalain yang mana Nabi menilaikemarnpuan siswa. Bagi siswa
Muhammad SAW selalu bermusyawarah kegiatan bertanya merupakan bagian
dengan para shahabatnya baik pada penting dalam pembelajaran berbasis
permasalahan perang maupun yang lainnya, ini inquiry.
menafsiri dari Al-Quran Surat Ali lmran ayat 2) Metode penemuan
15917: Pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh siswadiharapkan bukan
1. Langkah-langkah dalam Metode hasil mengingat seperangkatfakta-
Problem Solving fakta, tetapi hasil darimenemukan
Metode problem solving dapat diterapkan sendiri.
melalui beberapa langkah-langkah pembelajaran 3) Metode proyek
yang metode pendekatan pembelajarannya Yaitu cara penyajian pelajaran yang
hampir sama seperti metode enquiry learning bertitik tolak dari suatu rnasalah,
dan discovery learning.
kemudian dibahas dari berbagai segi
Secara garis besar metode pembelajaran
yang berhubungan sehingga
dibagimenjadi dua yaitu enquiry and discovery
pernecahannya secara keseluruhan
learning dan expository learning.
dan bermakna19.

a. Enquiry And Discovery Learning


4) Metode konstekstual
Enquiry and discovery learning adalah
Seperti yang ditulis Suparto, yang
Pembelajaran dengan pendekatan
dimaksud pembelajarankontekstual
penyelidikan dan penemuan. Dalam
\CTL adalah konsep belajar
penggunaan metode ini guru
yangmembantu gurumengaitkan
mempersiapkan peserta didik pada
materi yangdiajarkannya dengan
situasi untuk melakukan eksperirnen
situasi nyata siswadan mendorong
sendiri, secara luas agar melihat apayang
siswa untuk rnembuat hubungan
terjadi, ingin melakukan sesuatu,
antarapengetahuan yang dimilikinya
mengajuan pertanyaan serta
dengan penerapannya
menghubungkan penemuan satu dengan
dalamkehidupan nyata rnereka20.
penemuan lainnya, membandingkannya
dengan penemuan siswa lainnya18.
5) Metode bebasis masalah
Metode ini telah penulis definisikan
Diantara metode pembelajaran yang
di atas, yakni metodependekatan
menggunakan pendekatan Enquiry and
pengajaran yang menggunakan
Discovery adalah :
masalah dunia nyatasebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar
1) Tanya Jawab (questioning)
tentang cara berfikir kritis.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang
selalu bermuladari bertanya. Dalam 19 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional:
pembelajaran, bertanya dipandang Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.108
17 Ali Ash-Shobuni, Showatu Al-Tafsir, (Beirut: 20 Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain,

Dar Al-Fikr, t,th.),hlm.143 op.cit.,hlm.94. Suparto, Penerapan Contextual Teaching


18 Imam JalaLuddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain, and Learning dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Semarang, Thoha Putra, T.th.), hlm.64 (semarang: Depdiknas Jateng, 2004), hlm.7-14

Mindani 138 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Metode problem solving ini


b. Expository Learning didasarkan pada tipe-tipe belajar
Expository learning adalah metode yangdicetuskan oleh Robert M. Gagne
panbelajaran yang digunakan guru untuk seperti dikutip Djamaludin Darwis
menyajikan bahan pelajaran secara utuh yangterdiri atas delapan tipe belajar
dan menyeluruh lengkap dan sistematis yaitu:23
secara verbal (cerarnah)21. 1) Signal Learning.yaitu belajarmengenal
Pendekatan yang digunakan dalarne isyarat, seperti ada kilat berarti akan
xpository learning adalah pendekatan ada guntur.
ceramah (lecture).Expository learning 2) Stimulus Reponse Learning yaitubelajar
dikembangkan oleh David Ausubel. karena ada stimulus seperti perintah
Menurut Ausubel pendekatan belajar informrasi dan sebagainya dan murid
siswa terhadaprnateri verbal tidak merespon dengan mengerjakan,
akanmenimbulkan penyakit verbalisme mendengarkan.
padasiswa, juga tidak akan mendorong 3) Chaining, yaitu belajar
siswa belajar dengan cara rote learning menghubungkan sesuatu dengan
(belajar dengan rnengulang-ulang sesuatu yang lain sehingga
hafalan secara rutin), asalbeberapa syarat membentuk suatu kesatuan. Seperti
dipenuhi, yaitu: menghubungkan wudlu dengan
kebersihan dan kesehatan.
1) Advance Organizer 4) Verbal Association, yaitu membentuk
Pada tahap ini guru menyajikan kemampuan berekspresi dengan
materi pergantar bersifat umum,yang kata-kata. Khusunya dalam belajar
berfungsi sebagai benang merah bahasa dan berkomunikasi.
antara materi yang akandiajsrkan 5) Discrimination Learning,yaitu belajar
dengan yang sudah diajarkan. untuk dapat rnembedakanberbagai
2) Progressive differential hal yarg berbeda, seperti beda antara
Guru melaksanakan penyajian materi sholat asha dan dhuhur.
baru dengan cara menjelaskan hal-hal 6) Concept Learning,yaitu belajar
yang bersifat umumsampai pada hal- mengenal dan rnengidentifikasi suatu
hal yang khusus dan rinci konsep, obyek atau perwujudan
3) Integrative reconciliation dalam suatu klasifikasi tertentu.
Guru rnenjelaskan dan 7) Princple Learning.yaitu belajar kaidah-
menunjukkkan secara hati-hati dan kaidah yangmenghubungkan
cermat persamaan antara materi yang beberapa konsep.
baru dengan materi lama. 8) Prablem Solving, yaitu belajar
4) Consolidation rnemecahkan rnasalah. Hal ini
Guru melakukan peneguhan dengan menggunakan beberapa
penguasaan para siswa atas kaidah, informasi dan data-data yang
rnateripelajaran yang baru diajarkan ada untuk mengambil keputusan
untuk mempermudah mereka atas pemecahan masalahnya.
materi selanjutnya.22
Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
21 Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 245 1998),hlm.220
22 Djamaludin Darwis, PMB PAI di Sekolah 23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,

Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan op.cit.,hlm.22

Mindani 139 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

ini siswa harus berusaha


Dari seluruh uraian tentang tipe memecahkan masalah sehingga
belajar d.i atas dapat diketahui bahwa betul-betul yakin bahwa jawaban
metode problem solving berangkat dari tersebut betul-betul cocok
tipe belajar yang dirumuskan oleh 5) Menarik Kesimpulan. Artinya siswa
Gagne. harus sampai kepada kesimpulan
Metode problem solving ini termasuk terakhir tentang jawaban dari
dalam sistem belajar mengajar inquiry masalah tadi.25
discovery learning dimana dalam sisten ini
guru menyajikanbahan pelajaran tidak Sedangkan cata lain dalam
dalam bentuk final tetapi anak didik pengambilan langkah penggunaan
diberi peluang untukmencari dan metode problem solving seperti yang
menemukannya sendiri ditulis Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi
denganmengugnakan teknik pendekatan Th, yaitu :
pemecahan salah.24 1. Memahami masalah
Mengenai langkah-langkah yang 2. Masalah yang dihadapi harus
diambil dalam pemecahan masalah, bisa dirumuskan, dibatasi dengan teliti.
saja antara pendidik yang satu dengan Bila tidak, usahanya akan sia-sia
lainnya saling berbeda, karena secara 3. Mengumpulkan data
tteoritis banyak sekali langkah-langkah 4. Kalau masalah sudah jelas, dapat
ilmiah yang ditawarkan para sarjana dikumpulkan data-indormasi atau
untuk memecahkan suatu masalah. keterangan-keterangan yang
Diantaranya yang dixebutkan Syaiful diperlukan.
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, bahwa 5. Merumuskan hipotesis (jawaban
dalam penggunaan metode problem sementara, yang mungkin memberi
solving; dapat digunakan langkah- penyelesaian)
langkah sebagai berikut :. 6. Dari keterangan-keterangan yang
1) Adanya rnasalah yang jelas untuk diperoleh, mungkin timbul suatu
dipecahkan. Masalah ini harus kemungkinan yang memberi harapan
tumbuh dari siswa sesuai dengan yang akan membawa pemecahan
taraf kemampuannya. masalah.
2) Mencari data atau keterangan yang 7. Menilai hipotesis
dapat digunakan dengan jalan 8. Mengadakan eksperimen/ menguji
membaca buku-buku, meneliti, hipotesis.
bertanya, berdiskusi dan lain-lain. 9. Bila suatu hipotesis memberi harapan
3) Menetap kanjawaban sementara baik, maka diuji melalui
dari masalah tersebut. Dugaan eksperimen.Kalau berhasil, berarti ini
jawaban ini tentu saja didasarkan dipecahkan..
kepada data yang telah 10. Menyimpulkan
diperoleh,pada lmgkahkedua di 11. Laporan tentang keseluruhan
atas. prosedur pemecahan masalah yang
4) Menguji kebenaran jawaban diakhiri dengan kesimpulan.Disini
sementara tersebut. Dalam langkah
24 Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi Th, op.cit., 25 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
hlm. 1.55 op.cit.,hlm. 20

Mindani 140 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

kemungkinan dapat dicetuskan suatu atau tidaknya hipotesis yang telah


prinsip atau hukum.26 dirumuskan.27

John Dewey juga menawarkan 2. Pembelajaran Pendidikan Agama


beberapa langkah dalam memecahkan Islam.
masalah, adalah sebagai berikut : a. Pengertian Pembelajaran PAI
a. Merumuskan dan menegaskan .Pembelajaran mempunyai arti yang
masalah sangat berbeda.Belajar menurut Morris
Individu melokaslisasikan letak L. Bigge seperti yang dikutip
sumber kesulitan untuk Maxdarsono dkk.Adalah perubahan
memungkinkan mencari jalan yang menetap dalam diri seseorang yang
pemecahan.Ia menandai aspek mana tidak dapat diwariskan secara
yang mungkin dipecahkannya. genetis.Selanjutnya Morris menyatakan
b. Mencari fakta pendukung dan bahwa perubahan itu terjadi pada
merumuskan hipotesis pemahaman (insight), perilaku, persepsi,
Individu menghimpun motivasi, atau campuran dari semuanya
berbagai informasi yang relevan secara sistematis sebagai akibat
termasuk pengalaman orang lain pengalaman dalam sistuasi-situasi
dalam menghadapi pemecahan tertentu.28
masalah yang serupa. Kemudian Sedangkan pengertian lain belajar
mengidentifikasi berbagai alternatif menurut Abdul Mukti mempunyai
kemungkinan pemecahannya yang beberapa dimensi, yaitu : pertama belajar
dapat durumuskan sebagai ditandai oleh adanya perubahan
pertanyaan jawaban sementara yang pengetahuan, sikap, tingkah laku dan
memerlukan pembuktian (hipotesis) keterampilan yang relatif tetap dalam diri
b. Mengevaluasi alternatif pemecahan seseorang sesuai tujuan yang diharapkan.
yang dikembangkan Kedua, belajar terjadi melalui latihan dan
Setiap alternatif pemecahan pengalaman yang bersifat komulatif.
ditimbang dari segi untung dan Ketiga belajar merupakan proses aktif
ruginya kemudian dilakukan konstruktif yang terjadi melalui mental
pengambilan keputusan memilih proses. Mental proses adalah
alternatif yang dipandang paling serangkaian proses kognitif yang
mungkin dan menguntungkan. meliputi persepsi (perception), perhatian
c.Mengadakan pengujian atau verifikasi (attention), mengingat (memori),
Mengadakan pengunian atau berpikir (thinking, reasoning)
berifikasi secara eksperimental memecahkan masalah dan lain-lain.29
alternatif pemecahan yang dipilih, Sedangkan pembelajaran, seperti yang
dipraktekkan atau dilaksanakan.Dari didefinisikan Oemar Hamalik adalah
hasil pelaksanaan itu diperoleh
27 Chabib Thah (editor), PBM-PAI di Sekolah,
informasi untuk membuktikan benar Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm.
94-95
28 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.57


29 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,
26Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi), (Bandung:
(Semarang: CV IKIP Semarang Press, 2000), hlm.2 PT. Remaja Rosdakarya, 2004) hlm.100

Mindani 141 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

suatu kombinasi yang tersusun meliputi pendidikan agama Islam adalah lebih
unsur-unsur manusiawi, internal material mengarahakn hal yang kongkrit dan
fasilitas perlengkapan dan prosedur yang operasional,uaitu usaha yang lebih
saling memperngaruhi mencapai tujuan khusus ditekankan untuk
pembelajran.30 mengembangkan fitrah keberagaman
Menurut Mulyasa pembelajaran pada subyek didik agar lebih mampu
hakekatnya adalah interaksi antara memahami, menghayati dan
peserta didik dengan lingkungannya mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
sehingga terjadi perubahan perilaku Sedangkan dari segi pengertian
kearah yang lebih baik.Dalam pendidikan menurut Islam sangat
pembelajran tersebut banyak sekali komplek, mengingat begitu
faktor yang mempengaruhinya, baik kompleksnya risalah Islamiyah sebagai
faktor internal yang datang dari diri materi, dan dilihat dari aspek waktu
individu maupun faktor eksternal yang pelaksanaan pendidikan Islam tidak
datang dari lingkungan individu.31 terikat pada pendidikan sekolah.
Sebelum penggunaan istilah Sebenarnya yang dimaksud dengan
pembelajaran populer, para penulis pendidikan Islam adalah segala usaha
menggunakan istilah mengajar. Karena untuk memelihara dan mengembangkan
ada perbedaan persepsi antara istilah fitrah manusia serta sumberdaya insani
pembelajran dan mengajar.Praktek yang ada pada dirinya menuju
mengajar di sekolah-sekolah pada terbentuknya manusia seutuhnya (insan
umumnya lebih banyak berpusat pada kamil) sesuai dengan norma-norma
guru, atau berkonotasi pada teacher Islam.33
centered.Dengan menggunakan istilah
pembelajaran diharapkan furu ingat Istilah diatas sejalan dengan konsepsi
tugasnya membelajarkan siswa. dari hasil Konferensi Dunia Pertama
Pembelajaran menurut Gesalt adalah tentang pendidikan Islam tahun 1997
usaha guru untuk memberi materi yang menyatakan :
pembelajaran sedemikian rupa, sihingga “Istilah pendidikan Islam tidak
siswa lebih mudah mengorganisasinya lagi hanya berarti pengajaran
(mengaturnya) menjadi suatu pola gesalt teologik atau pengajaran Al-Qura,
Hadits dan Fiqih, tetapi
(pola makna).Bantuan guru diperlukan
memberikan pendidikan disemua
untuk mengaktualkan potensi, cabang ilmu pengetahuan yang
mengorganisir yang terdapat dalam diri diajarkan dari sudut pandang
siswa.32 Islam”34
Sedangkan mengenai definisi
Pendidikan Agama Islam anggapan Pengertian pendidikan Islam di atas
sementara yang masih dijumpai dewasa berbeda dengan Pendidikan Agama
ini masih rancu dengan pengertian Islam (PAI), seperti yang didefinisikan
pendidikan Islam. Selanjutnya Departemen Pendidikan Nasional, PAI
adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk
30 Achmadi, Bahan Kuliah Pendidikan Agama
Islam, (Semarang: Aditiya Media dan IAIN Walisongo
Perss, t.th.), hlm.20 33 Muhaimin, et.al,op.cit.,hlm.136
31 Ibid. 34 Departemen Pendidikan Nasional,
32
Achmadi, loc. cit. op.cit.,hlm.5

Mindani 142 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

mengenal, memahami, bertakwa dan


berakhlak mulia dalam mengamalkan b. Tujuan PAI
ajaran Islam dari sumber utamanya Al Hal pertama yang dirumuskan dalam
Qur’an dan Hadits. Melalui kegiatan pendidikan adalah tujuan, ini seperti
bimbingan, pengajaran, latihan, serta yang diungkapkan Breiter, “pendidikan
penggunaan pengamalan. Dibarengi adalah peroalan tujuan dan
tuntutan untuk menghormati agama lain fokus.Mendidik anak berarti bertindak
dalam hubungan antar kerukunan umat dengan tujuan agar memperngaruhi
beragama dalam masyarakat hingga perkembangan anak sebagai seseorang
terwujud kesatuan dan persatuan secara utuh”.37
bangsa.35 Rumusan tujuan berkenaan dengan
apa yang hendak dicapai. Secara umum
Implikasi dari pengertian di atas maka tujuan Pendidikan Agama Islam seperti
pendidikan agama Islam merupakan dalam kurikulum tahun 2004 atau lebih
komponen yang tidak terpisah dengan populer disebut Kurikulum Berbasis
sistem Pendidikan Islam, bahkan tidak Kompetensi tidak berbeda dengan
berlebihan jika dikatakan bahwa kurikulum tahun 2002. Dalam petunjuk
pendidikan agama Islam berfungsi pelaksanaan KBK mata pelajaran PAI
sebagai jalur pengintegrasian wawasan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah
Islam dengan bidang-bidang studi Aliyah disebutkan bahwa :
(pendidikan) yang lain.36 “ Pendidikan Agama Islam di SMU
bertujuan menumbuhkan dan
Dari pengertian di atas jelas sekali meningkatkan keimanan, melalui
bahwa pendidikan agama Islam dalam pemberian dan pemupukan
pelaksanaanya lebih menekankan pada pengetahuan, penghayatan,
hal-hal yang kongkrit dan operasional pengamalan peserta didik tentang
seperti memahami, menghayati dan agama Islam sebagai manusia muslim
mengamalakan ajaran-ajaran agama yang terus berkembang dalam iman,
(ibadah) dalam kehidupan sehari-hari ketakwaannya kepada Allah SWT
bagi anak didik. serta berakhlak mulia dalam pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan
Bila dikaitkan dengan kurikulum pada bernegara serta untuk melanjutkan
lembaga pendidikan Islam formal maka pada jenjang pendidikan yang lebih
yang disebut dengan pendidikan agama tinggi“.38
Islam hanya terbatas pada bidang-bidang
studi agama. Seperti Al Quran Hadits, Sedangkan M. Athiyah Al Abrassy
Fiqh, Tafsir dan lainnya. Bidang studi dalam buku Education In Islam
tersebut di sekolah umum (SMU dan menyatakan :“ The first and highest goal of
SMP) dijadikan satu dalam bidang Islamic education is moral refinement and
studi/pelajaran Pendidikan Agama spiritual training”.39
Islam.
37 Chabib Thaha (editor), op.cit.,hlm.183
38 Abdul Majid, et.al. Pendidikan Agama Islam
35 M. Athiyah al Abrasy, Education In Islam, Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rodakarya, 2004),
(Cairo: Council ForIslamic, T.Th.) hlm. 11 hlm.28
36 Muhaimin, et.al.op.cit., hlm.79. 39 Mulyasa, op.cit., hlm.107-116

Mindani 143 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Menurut Muhaimin dkk. Tujuan 2) Tauhid (keimanan)


pendidikan agama Islam dalam rumusan 3) Akhlak
tersebut mengandung pengertian bahwa 4) Syari’ah
proses pendidikan agama Islam yang 5) Tarikh/Sejarah.42
dilalui dan dialami siswa di sekolah
dimulai dari tahap kognisi, yakni Sebagaimana telah diketahui
pengetahuan dan pemahaman siswa diketahui bahwa Al Quran dan Hadits
terhadap ajaran dan nilai-nilai yang merupakan sumber utama ajaran Islam,
terkandung dalam ajaran Islam. Untuk dalam arti merupakan sumber akidah
selanjutnya menuju ketahap afektif, (keimanan), syari’ah, ibadah, mualamalh
yakni terjadinya proses internalisasi dan akhlak. Syariah merupakan sistem
ajaran dan nilai-nilai agama Islam, dalam norma (aturan) yang mengatur
arti menghayati dan meyakininya. hubungan manusia dengan Allah,
Melalui tahapan afeksi tersebut manusia dengan manusia, dan dengan
diharapkan dapat tumbuh motivasi makhluk lainnya. Mengenai hubungan
dalam diri siswa dan bergerak untuk manusia dengan Allah diatur dalam
mengamalkan dan mentaati ajaran Islam ibadah arti khusus (ibadah mahdhah)
(tahapan psikomotorik)yang sedangkan mengenai hubungan manusia
diinternalisasikan dalam dirinya.40 dengan manusia diatur dalam muamalah
Untuk mencapai tujuan tersebut yang mempunyai ruang lingkup luas.
maka pendidikan agama Islam perlu Akhlak merupakan aspek sikap hidup
ditentukan ruang lingkupnya. Ruang dan kepribadian hidup manusia, dalam
lingkup pendidikan agama Islam arti bagaimana sistem norma yang
meliputi keserasian, keselarasan dan mengatur hubungan manusia dengan
keseimbangan antara: Allah, dan hubungan manusia dengan
1) Hubungan manusia dengan Allah manusia lain itu menjadi sikap hidup dan
SWT kepribadian manusia dalam menjalankan
2) Hubungan manusia dengan sesama sistem kehidupannya (politik, ekonomi,
manusia sosial dan lainnya) yang dilandari akidah
3) Hubungan manusia dengan dirinya yang kokoh. Sedangkan tarikh (sejarah-
sendiri kebudayaan) Islam merupakan
4) Hubungan manusia dengan makhluk perkembangan perjalanan manusia
lain dan lingkungannya.41 muslim dari masa ke masa dalam usaha
bersyari’ah (beribadah dan
c. Materi PAI bermuamalah) dan berakhlak serta
Pembelajaran PAI di sekolah forma mengembangkan sistem kehidupannya
secara garis besar materi yang diajarkan yang dilandasi oleh akidah.43
tidak berubah.. Materi-materi tersebut
adalah : d. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1) Al Quran Hadits PAI.

40 Abdul Majid, op.cit., hlm.100 42 Wayan Nurkanca dan P.P.N. Sumartana,


41 Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986),
Menengah Pertama: Pedoman Umum Pengembangan hlm.25
Silabus Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Menengah 43 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Pertama; (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm.4 op.cit.,hlm.197

Mindani 144 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Pendekatan diartikan sebagai dipelajarinya itu terpisah dengan


orientasi atas cara memandang terhadap kehidupan riil. Semua merupakan
sesuatu. Nana Sujana seperti yang satu kesatuan yang utuh.
dikutip oleh Djamaluddin Darwis 4) Transformasi dan aplikasi.
mengemukakan lima pendekatan:44 Aplikasi adalah bentuk penerapan
1) Pendekatan Motivasi teori-teori atau prinsip-prinsip serta
Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas kaidah yang telah dipelajari
dari adanya motivasi baik motivasi murid.Aplikasi ini merupakan
instrinsik yang berasal dari diri pengamalan dan memberi manfaat
peserta didik maupun motivasi langsung dari ilmu yang telah
ekstrinsik yang berasal dari luar diri dikuasainya.
peserta didik.Motivasi dapat diartikan 5) Individualisasi
sebagai kekuatan yang memberikan . Perbedaan ini tampak dalam bakat,
daya dorongan dan arah belajar. minat, sikap, perhatian, intelegensi,
motibasi, kebiasaan dan lainnya.
2) Pendekatan Kooperasi dan kopetensi Dalam proses belajar mengajar
Ini maksudnya untuk membentuk dikelompokkannya murid-murid
sikap kerja sama dalam mencapai dalam kelas-kelas bukan berarti
tujuan bersama. Belajar pada murid dalam satu kelompok kelas itu
dasarnya adalah adanya perubahan persis sama dalam berbagai hal, untuk
positif, saling memberi dan itu sekalipun PMB itu klasikal guru
menerima, saling menghargai tetap memperhatikan perbedaan-
pendapat orang lain, menyadari perbedaan dalam diri muridnya.
kelebihan dan kekurangan dan
berusaha saling membantu untuk Sedangkan Mulyasa menawarkan
mencapai usaha.Kompetensi tujuh pendekatan dalam
dimaksud untuk saling bersaing pembelajaran PAI yang berbeda
dalam mencapai prestasi, berbuat dengan pendekatan di atas
yang utama, memberi keuntungan Pendekatan-pendekatan tersebut
dan manfaat bersama, fastabiqul meliputi :
khairat. a. Pendekatan Keimanan
Yaitu mendorong peserta didik
3) Korelasi dan Integrasi untuk mengembangkan
Korelasi ini berkaitan dengan sifat pemahaman dan keyakinan
keterbatasan manusia untuk tentang adanya Allah SWT sebagai
mengingat apa yang sudah sumber kehidupan makhluk
dipelajarinya. Salah satu upaya adalah sejagad ini.
dengan pendekatan korelasi, yaitu b. Pendekatan Pengalaman
menghubungkan apa yang sudah Yaitu memberikan kesempatan
dipelajarinya dengan segala sesuatu kepada peserta didik untuk
yang terjadi sehari-hari. Demikian mempraktikkan dan merasakan
pula dengan pendekatan integrasi, hasil-hasil pengalaman ibadah dan
bahwa tidak ada sesuatu yang telah akhlak dalam kehidupan sehari-
hari
Mudhofirf, Teknologi Intruksional, (Bandung:
44

PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet.7,hlm.84


c. Pendekatan Pembiasaan

Mindani 145 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Yaitu memberikan kesempatan peristiwa, atau cara kerja alat kepada


untuk membiasakan sikap dan siswa.
perilaku yang sesuai dengan ajaran 3) Metode Penemuan
ajaran Islam yang terkandung 4) Penemuan merupakan metode yang
dalam ajaran Islam dan budaya menekankan pada pengalaman
bangsa dalam menghadapi langsung. Pembelajaran dengan
masalah kehidupan metode penemuan lebih
d. Pendekatan Rasional mengutamakan proses daripada hasil.
Yaitu usaha memberikan peranan 5) Metode Eksperimen
pada rasio (akal) peserta didik 6) Merupakan metode pembelajaran
dalam memahami dan yang melibatkan peserta didik bekerja
membedakan berbagai bahan ajar . dengan benda-benda, bahan-bahan
e. Pendekatan Emosional dan peralatan laboratorium, baik
Yaitu upaya menggugah perasaan secara kelompok atupun individual.
(emosi) peserta didik dalam 7) Metode Karyawisata
menghayati perilaku yang sesuai 8) Metode karyawisata merupakan
dengan ajaran agama Islam dan perjalanan atau pesiar yang dilakukan
budaya bangsa. oleh peserta didik untuk memperoleh
e. Pendekatan Fungsional pengalaman belajar.
Yaitu menyajikan bentuk standar 9) Metode Ceramah
materi (Al Quran, Keimanan, 10) Dengan metode ini guru menyajikan
Akhlak, Fiqh, Ibadah dan Tarikh) bahan melalui penuturan atau
yang memberikan manfaat nyata penjelasan secara langsung.
bagi peserta didik dalam 11) Metode Problem Solving
kehidupan sehari-hari dalam arti
luas. Metode pemecahan masalah
f. Pendekatan Keteladan merupakan suatu metode pengajaran
Yaitu pembelajaran yang yang mendorong siswa untuk mencari
menempatkan figure guru agama dan memecahkan persoalan-persoalan.
dan non agama serta etugas Selain di atas metode yang dapat
sekolah lainnya maupun orang tua digunakan dalam pembelajaran PAI
peserta didik, sebagai cerminan adalah :
manusia berkepribadian agama.45 a. Metode antisipasi
Metode ini merupakan sebuah cara
Banyak metode pembelajaran yang mengantisipasi permasalahan anak
ditawarkan oleh para akademisi dan pakar didik yang langsung muncul di
pendidikan, diantara metode-metode kalangan mereka
pembelajaran tersebut, seperti yang b. Metode dialog interaktif
diungkap oleh Mulyasa adalah :46 Metode ini melibatkan siswa secara
1) Metode Demonstrasi langsung berdialog dengan guru
2) Dengan metode ini guru tentang suatu masalah yang dihadapi
memperlihatkan suatu proses, c. Metode studi kasus
Metode ini adalah mengangkat suatu
45 Mukhtar, op.cit., contoh masalah yang pernah terjadi
46 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
op.cit.,hlm.89-92
pada seseorang atau kelompok orang

Mindani 146 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

untuk dijadikan rujukan atau contoh Pembelajaran pada hakekatnya adalah


maupun teladan sebagai solusi suatu proses interaksi antara peserta didik
alternative yang bisa diambil. dan lingkungannya, sehingga terjadi
d. Metode pelatihan perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Metode ini berupa pelatihan fisik dan Umumnya pelaksanaan pembelajaran
metal untuk melakukan serangkaian mencakup tiga hal, yaitu pre test, proses
latihan beribadah dan melakukan dan post test.
suatu perbuatan yang sesuai dengan Test dalam pengertian adalah suatu cara
perintah Allah dan Rasul Nya untuk mengadakan penilaian dan berbentuk
sehingga anak didik dapat tugas atau serangkaian tugas yang harus
mengembangkan intelektualnya dikerjakan oleh siswa atau sekelompok
secara tepat dan benar. siswa sehingga menghasilkan suatu nilai
e. Metode merenung tentang tingkah laku.48
Metode ini melatih anak didik untuk Pertama pre test, dilakukan sebelum
memikirkan permasalahan yang proses pembelajaran dimulai. tujuan-tujuan
mereka miliki sehingga semuanya mana yang telah dikuasai peserta didik dan
dapat dikembalikan kepada Allah. tujuan-tujuan yang perlu mendapat
f. Metode lawatan penekanan dan perhatian khusus.
Metode ini merupakan cara lawatan Kedua proses. Disini yang dimaksud
ke daerah-daerah dalam rangka dengan proses adalah kegiatan dari
meningkatkan rasa ukhuwah, pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana
persaudaraan sesama muslim, tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui
memupuk rasa persatuan dan modul. Proses pembelajaran dikatakan
kesatuan diantara sesama pelajar egektif apabila seluruh peserta didik terlihat
g. Metode kontemplasi aktif, baik mental, fisik atau sosial. Sejalan
Metode ini melatih siswa dengan pengertian kurikulum berbasis
merenungkan kembali peristiwa- kompetensi, maka dalam pembelajaran
peristiwa di masa lalu sehingga digunakan berbagai pendekatan dan
membuahkan sifat sabar pada diri metode pembelajaran yang dapat memberi
anak didik kompetensi pada siswa.
h. Metode taubat Ketiga post test, post test dilaksanakan
Metode ini merupakan sebuah cara setelah proses dari kegiatan pembelajaran
agar siswa menyesali diri atas selesai. Hal ini perlu dilakukan :
perbuatan-perbuatan yang mereka 1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan
lakukan dan memohon ampun peserta didik terhadap kompetensi
kepada Allah SWT yang telah ditentukan, baik secara
i. Metode-metode lain diantaranya individu maupun kelompok
metode analisis, metode problem 2) Mengetahui kompetensi dan tujuan-
solving, ceramah, tanya jawab, tujuan yang dapat dikuasai peserta
pemberian tugas, analogi, sinektik didik serta yang belum dikuasai
dan sebagainya.47 3) Untuk mengetahui peserta didik yang
perlu mengikuti remedial dan peserta
didik yang perlu mengikuti pengayaan
48 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
47 Ibid.,hlm 82 op.cit.,hlm.11

Mindani 147 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

dan mengetahui tingkat kesulitan untuk mengetahui apakah yang diajarkan


mereka dalam mengerjakan modul efektif atau tidak.Evaluasi formatif ini
(kesulitan belajar) untuk mengetahui seberapa jauh
4) Sebagai acuan untuk melakukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
perbaikan terhadap komponen- siswa bertambah.50
komponen modul, proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, Pembelajaran PAI Dengan Metode
baik terhadap perencanaan, Problem Solving
49
pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran PAI dengan metode
problem solving adalah proses pembelajaran
mata pelajaran PAI dengan menggunakan
e. Evaluasi (Evaluation of pendekatanpemecahan masalah. Dengan
Performance) metode problem solving ini guru PAI
Yang dimaksud dengan mempunyai tugas untuk mengembangkan
Performance adalah proses belajar kemampuan siswanya dalam berpikir dan
mengajar, yaitu interaksi antara siswa memecahkan masalah. Hal yang perlu
dan pengajar, dan interaksi antara siswa ditekankan dalam pendekatan ini oleh guru
dengan media instruksional. Interaksi adalah, bahwa siswa tidak hanya dididik untuk
tersebut berupa apa yang diberikan mengingat materi pelajaran PAI, walaupun
stimulus dan bagaimana reaksinya. Jadi mengingat merupakan hal yang sangat penting
evaluasi terhadap performance berarti dalam pembelajaran, tetapi dengan
ebaluasi terhadap seluruh proses belajar pembelajaran problem solving ini siswa juga
mengajar dari awal pelajaran diberikan, dididik untuk memecahkan masalah yang
selama pelaksanaan pengajaran (proses), dihadapinya, baik dalam masalah pelajaran dan
dan pada akhir pengajaran yang sudah masalah kehidupan sehari-harinya.
ditarget semula (terminal objective). Setelah memahami langkah-langkah
Oleh karena itu dalam proses metode problem solving yang akan penulis
belajar mengajar terdiri dari rangkaian bahas nanti maka guru PAI bisa
test yang dimulai dari tes awal (entering menerapkannya untuk memecahkan masalah
behavior) untuk pengetahuan mutu/isi tersebut. Model pemecahan masalah sangat
pelajaran yang sudah diketahui oleh efektif digunakan dalam pendidikan agama
siswa dan apa yang belum terhadap Islam misalkan untuk mengetahui bagaimana
rencana pembelajaran. tanggapan siswa terhadap perkelahian,
Pada saat dalam pelaksanaan tawuran, prostitusi, narkoba, sadisme dan
(dalam proses) diperlukan tes formatif berbagai bentuk kenakalan lainnya.
untuk mengetahui apakah proses Pemecahan masalah melalui model
pembelajaran yang sedang berlangsung pembelajaran ini bukan hanya yang bersifat
sudah betul atau belum. Data yang negatif semata, juga persoalan-persoalan yang
diperoleh dari evaluasi formatif dianggap positif atau baik yang dapat ditelusuri
dipergunakan untuk pengembangan, faktor-faktor yang mendukung terwujudnya
need assessment, dan diagnostic nilai-nilai kebaikan itu.Misalnya bagaimana
decision.Sedangkan pada akhir kisah seseorang mencapai keberhasilan sesuai
pembelajaran diadakan evaluasi sumatif dengan yang dicita-citakannya.51
50 Mulyasa op,cit.,
49 Ibid, hlm 75 51 AS.Homby op,cit.

Mindani 148 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

sekolah.maka guru dalam hal ini tentu


Faktor-faktor yang Mempengaruhi memilih metode mengajar yang sesuai
Pemilihan Metode dengan situasi yang diciptakan itu.
. Winarno Surakhmad mengatakan Disana semua anak didik dalam
bahwa dalam pemilihan dan penentuan kelompok masing-masing diserahi tugas
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor oleh guru untuk memecahkan suatu
sebagai berikut :52 masalah.. Demikian, situasi yang
a. Anak Didik diciptakan guru mempengaruhi
Anak didik adalah manusia berpotensi pemilihan dan penentuan metode
yang menghajatkan mengajar.
pendidikan.Disekolah, gurulah yang
berkewajiban untuk mendidiknya. d. Fasilitas
Semua perilaku anak didik tersebut Fasilitas merupakan hal yang
mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas mempengaruhi pemilihan dan
terlihat dengan banyaknya jumlah anak penentuan metode mengajar.Fasilitas
dalam kegiatan belajar mengajar. adalah kelengkapan yang menunjang
Kegaduhan semakin terasa jika jumlah belajar anak didik di sekolah. Lengkap
anak didik sangat banyak didalam tidaknya fasilitas belajar akan
kelas.Semakain banyak jumlah anak mempengaruhi pemilihan metode
didik di kelas, semakin mudah terjadi mengajar. Demikian juga halnya
konflik dan cenderung sukar dikelola. ketiadaan mempunyai fasilitas oleh raga,
. Dengan demikian jelas, kematangan tentu sukar bagi guru menerapkan
anak didik yang bervariasi metode latihan. Justru itu, keampuhan
mempengaruhi pemilihan dan suatu metode mengajar akan terlihat
penentuan metode pengajaran. faktor lain mendukungnya.

b. Tujuan e. Guru
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari Setiap guru mempunyai kepribadian
setiap kegiatan belajar mengajar.Tujuan yang berbeda. Seorang guru misal
dalam pendidikan dan pengajaran kurang suka berbicara, tetapi seorang
berbagi-bagai jenis dan fungsinya.Secara guru yang lain suka berbicara. Seseorang
hierarki tujuan itu bergerak dari yang guru yang bertitel sarjana pendidikan
rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan dan keguruan berbeda dengan guru yang
instruksional atau tujuan pembelajaran, bukan sarjana pendidikan dan keguruan
tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, dibidang penguasaan ilmu kependidikan
tujuan pembelajaran, tujaun dan keguruan.Guru yang sarjana
institusional, dan tujuan pendidikan pendidikan dan keguruan barangkali
nasional. lebih banyak menguasai metode-metode
mengajar, karena memang dia dicetak
c. Situasi sebagai tenaga ahli dibidang keguruan
Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.
menciptakan situasi belajar mengajar
dialam terbuka, yaitu diluar ruang Perlunya Metode Problem Solving dalam
Pembelajaran PAI
52 Abdul Madjid, op, cit.,

Mindani 149 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Salah satu metode yang ditawarkan Langkah-Langkah Metode Problem


dalam pembelajaran PAI adalah metode Solving dalam Pembelajaran PAI
problem solving.Metode problem solving Ada beberapa langkah dalam penerapan
sangant penting diimplementasikan dalam metode problem solving dalam pembelajaran
pembelajaran PAI. :54
Model pembelajaran berupa pemecahan 1. Persiapan
masalah ini berguna untuk melatih dan a. Menentukan masalah dan
mengembangkan berpikir kritis dan analitis menjelaskan masalah
bagi siswa dalam menghadapi situasi dan b. Menyediakan alat/buku yang
masalah. Selain itu sasaran lain untuk melatih relevan dengan masalah
dan mengembangkan menumbuhkan rasa 2. Pelaksanaan
tanggung jawab dalam menghadapi masalah a. Siswa mengadakan identifikasi
yang mungking muncul dalam kehidupan masalah
masyarakat tempat ia kelak.53 b. Merumuskan hipotesis atau
Jika dipahami, ada beberapa alasan yang jawaban sementara dalam
menjadikan metode problem solving sangat memecahkan masalah tersebut
penting dalam pembelajaran PAI. c. Mengumpulkan data atau
1. Dengan metode problem solving akan keterangan yang relevan
menjadikan siswa terbiasa menghadapi dengan masalah
dan memecahkan masalah secara d. Menguji hipotesis (siswa
terampil bila menghadapi masalah berusaha memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. yang dihadapi dengan data
2. Metode ini dapat membuat pendidikan yang ada)
agama Islam di sekolah lebih relevan 3. Evaluasi
dengan kehidupan. Melihat a. Membuat kesimpulan
permasalahan-permasalahan pemecahan masalah
keagamaan dalam perkembangan b. Membuat tugas pada siswa
zaman yang berhubungan dengan untuk mencatat hasil dan
kehidupan sehari-hari terus pemecahan masalah.
bermunculan. Dengan penerapan
metode problem solving dalam Dalam pelajaran SMU ada materi
pembelajaran PAI maka siswa tentang aturan-aturan syariah Islam dalam
diharapkan mampu menjawab kehidupan sehari-hari dalam bentuk
permasalahan-permasalahan tersebut. muamalah, yang meliputi: bentuk
3. Metode ini dapat merangsang siswa mpengamalan muamalah bidang hukum
mengembangkan kemampuan berfikir keluarga, bentuk pengamalan muamalah
secara kreatif, menyeluruh dan bidang ekonomi, bentuk pengamalan
demokratis, karena siswa menyoroti muamalah bidang kerukunan umat beragama.
permasalahan dari berbagai segi Langkah tersebut jika
pendapat dan kejadian dalam rangka diimplementasikan dalam pembelajaran PAI,
mencari pemecahannya. misalnya dalam kasus “bagaimana cara
menyikapi dalam perayaan hari natal bagi umat

53 Mukhtar op, cit., 54 Muhaimin op, cit.,

Mindani 150 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

Islam?”. Maka langkah kongkret dalam


pemecahan masalah tersebut adalah: 3. Melakukan hipotesa
1. Menentukan dan menjelaskan masalah a. Siswa secara berkelompok melakukan
a. Guru menentukan masalah, seperti analisis masalah berdasarkan
kasus menghormati perayaan. pengetahuan yang telah diperolehnya
Kemudian guru menjelaskan batas- b. Kemudian merumuskan hipotesa
batas masalah tersebut: jawaban masalah yang bersifat
1) Apa yang dimaksud sementara tentang hukum
“menghormati perayaan natal” menghormati perayaan natal dan batas-
2) Guru juga menjelaskan pengertian batas yang diperbolehkan dalam
“apa maksud penghormatan antar melakukan penghormatan. Contoh
umat beragama lain, dalil-dalilnya, 1) Menghormati agama lain boleh
bentuk penghormatan antara umat selama tidak merubah akidah dan
beragama yang dipraktekkan kepercayaan. Karena hal ini bagian
Rasulullah.” dari syariat Islam
2) Penghormatan hari natal termasuk
b. Mengidentifikasi buku-buku referensi penghormatan terhadap agama
yang relevan diantaranya : lain dan diperbolehkan selama
1) Pendapat MUI tentang kerukunan tidak mencampur adukkan akidah
umat beragama dan menghormati agama Islam dengan agama lain.
agama lain.
2) Buku buku referensi 4. Menguji hipotesa
3) Dalil Al Quran dan Hadits a. Setelah selesai guru meminta
kelompok masing-masing
c. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari mempresentasikan hipotesa
pemecahan masalah tersebut b. Guru bersama siswa menguji hipotesa
1) Bahwa tujuan menghormati agama yang ada., bagaimana batas-batas
lain untuk membina persatuan dan penghormatan terhadap perayaan
kesatuan bangsa. natal, dengan cara:
2) Manfaatnya menjaga kerukunan 1) Dengan menguji dengan dalil-dalil
dan kedamaian hidup bersama Al Quran dan Hadits dan
antar agama pendapat ulama ahli hukum Islam,
3) Membuat kelompok-kelompok terutamaulama kontemporer
belajar yang kondusif 2) Mengkorelasikan hipotesa dengan
2. Mengumpulkan data-data perkembangan zaman dan
Bersama kelompoknya siswa pengalaman hidup bermasyarakat
mengidentifikasi masalah yang terjadi : zaman sekarang.
a. Bagaimana pengalaman yang terjadi di 5. Menyimpulkan
masyarakat dan individu siswa a. Menyimpulkan pemecahan masalah
terhadap penghormatan hari raya natal yang telah selesai diuji
b. Mengidentifikasi buku-buku rujukan b. Membuat tugas pada siswa untuk
diatas dengan mengumpulkan data dan mencatat hasil dan pemecahan masalah
pendapat, dalil dan semua data yang
akan relevan terhadap pembahasan Dalam langkah-langkah tersebut diatas
“cara menghormati hari raya natal”. memang tidak murni menggunakan metode

Mindani 151 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

problem solving, tetapi memadukan beberapa AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s


metode yang dibutuhkan dan saling Dictionary, (New York: Oxford
melengkapi untuk memperoleh hasil yang University Press, 1995)
maksimal. Chabib Thah (editor), PBM-PAI di Sekolah,
Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
PENUTUP Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 1998)
Dari uraian dan dan analisa paradigma
pembelajaran secara umum dan pembelajaran
PAI secara khusus terutama metode problem Chabib Thah (editor), PBM-PAI di Sekolah,
solving diatas dapat disimpulkan diantaranya: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
1. Setiap pembelajaran dapat digunakan Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
melalui metode problem solving, Pustaka Pelajar, 1998)
namun harus dilihat dahulu karakter
materi yang akan dibahas. Chabib Thah (editor), PBM-PAI di Sekolah,
2. Khususnya pembelajaran Pendidikan Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Agama Islam (PAI) dapat diajarkan Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
melalui pendekatan problem solving, Pustaka Pelajar, 1998)
dengan memperhatikan asal dan Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum
sumber pembelajaran diambil dari ayat Berbasis Kompetensi ; Kompetensi Dasar
Al-Qur’an dan Sunnah yang penuh Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah
dengan isyarat ilmiah yang masih perlu Menengah Umum, (Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat
penyelesaian masalah, maka metode
Kurikulum, 2002),
problem solving aatau penyelesaian
masalah dapat dipakai dan cocok Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Menengah
Pertama: Pedoman Umum Pengembangan
dalam pembelajaran pendidikan
Silabus Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah
Agama Islam (PAI) Menengah Pertama; (Jakarta: Depdiknas,
2003),
Djamaludin Darwis, PMB PAI di Sekolah
DAFTAR PUSTAKA Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Pustaka Pelajar, 1998),hlm.220
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Djamaludin Darwis, PMB PAI di Sekolah
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Abdul Majid, et.al. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta :
Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rodakarya, Pustaka Pelajar, 1998),hlm.220
2004)
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional:
Achmadi, Bahan Kuliah Pendidikan Agama Islam, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
(Semarang: Aditiya Media dan IAIN Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja
Walisongo Perss, t.th.), Rosdakarya, 2005),
Arrnai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodelogi E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi),
2002 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Ali Ash-Shobuni, Showatu Al-Tafsir, (Beirut: 2004)
Dar Al-Fikr, t,th.) Imam JalaLuddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain,
(Semarang, Thoha Putra, T.th.)

Mindani 152 Metode Problem Solving Dalam .....


JURNAL EDUCATIVE: Journal of Educational Studies Vol 1, No2, Juli-Desember 2016

John Wiley and Sons.INC.,Education Psycology,


(Tokyo: Modern Asia Edition, 1997),
Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran,
(Semarang: CV IKIP Semarang Press,
2000
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza, 2003
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza,
2003
M. Athiyah al Abrasy, Education In Islam,
(Cairo: Council ForIslamic, T.Th.) hlm.
11
Muhibbi Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, Bandung : PT
Rosdakarya, 2002)
Mudhofirf, Teknologi Intruksional, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1999)
Muhibbi Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru, Bandung : PT
Rosdakarya, 2002)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001),
Suparto, Penerapan Contextual Teaching and
Learning dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (semarang: Depdiknas Jateng,
2004),
Sri Anitah Iryawan dan Noorhadi Th., Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2000
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002
Tim Disbintalad,Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: PT Sari Agung,2000
Wayan Nurkanca dan P.P.N. Sumartana,
Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1986),
Tim Disbintalad,Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Jakarta: PT Sari Agung,2000

Mindani 153 Metode Problem Solving Dalam .....

Anda mungkin juga menyukai