Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PEND. FISIKA


FMIPA
Skor nilai :

PENGARUH BOLOS ATAU ABSENNYA PESETA DIDIK DALAM


PERKEMBANGAN DIRI MEREKA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. EGIDIUS SIMBOLON (4213321011)
2. DEDEK ZAHIRA SOFA (4213121050)
3. CINDYLOKEN CAHARINA GURUSINAGA (4213121045)
4. ASTI ELRAIDA PURBA (4213121021)
DOSEN PENGAMPU : NINDYA AYU PRISTANTI , S.Pd., M.Pd
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

November 2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas MINI RISET ini yang berjudul “PENYEBAB SISWA SERING MEMBOLOS ”. Tugas MINI
RISET ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu ”PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK”.Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Saya
menyadari bahwa tugas MINI RISET ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai
salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat
menyempurnakan tugas MINI RISET ini. Akhir kata saya berharap semoga tugas MINI RISET ini dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu
yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

MEDAN, NOVEMBER 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I .............................................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 6
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................................................ 6
1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 6
1.3. TUJUAN ......................................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................................. 8
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................................ 8
2.1. PENGERTIAN MEMBOLOS .................................................................................................................. 8
2.1.1. Faktor – Faktor Penyebab Siswa Membolos ......................................................................... 8
A. Faktor Keluarga ............................................................................................................................. 9
B. Kurangnya Kepercayaan Diri ......................................................................................................... 9
C. Perasaan yang Termarginalkan ................................................................................................... 10
D. Faktor yang Berasal dari Sekolah ................................................................................................ 10
2.1.2. Akibat yang Ditimbulkan oleh Peserta Didik yang Membolos ............................................ 10
2.1.3. Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Peserta Didik yang Suka Membolos .. 11
BAB III .......................................................................................................................................................... 13
METODE PENELITIAN .................................................................................................................................. 13
3.1.Desain Penelitian .............................................................................................................................. 13
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................................. 13
3.3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 14
BAB IV.......................................................................................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................................... 16
4.1. HASIL ........................................................................................................................................... 16
4.2. PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 18
BAB V........................................................................................................................................................... 20
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 20

iii
5.1. KESIMPULAN .................................................................................................................................... 20
5.2. Saran ........................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 22

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang menyimpang dari aturan
sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya. Salah satunya ialah membolos atau masuk tidak
teratur. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah merupakan perilaku yang
mencerminkan telah melanggar aturan sekolah.
Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar.
Setidaknya bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan kerena
perilaku membolos itu sendiri telah ada sejak dulu. Tindakan membolos dikedepankan sebagai
sebuah jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh banyak siswa terhadap kurikulum
sekolah. Tidak hanya di kota - kota besar saja siswa yang terlihat sering membolos, bahkan
sekolah yang letaknya di daerah - daerah pun prilaku membolos sudah menjadi kegemaran.
Banyak siswa yang sering membolos bukan hanya di sekolah - sekolah tertentu saja tetapi
banyak sekolah mengalami hal yang sama. Hal ini juga sering kali membuat peserta didik ikut
serta terlibat pada hal - hal yang cenderung merugikan. Betapa seriusnya perilaku membolos ini
perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak. Bukan saja hanya perhatian yang berasal
dari pihak sekolah, melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua, teman maupun
pemerintah, Apabila hal ini terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung jawab atas
semua ini bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari pihak sekolah ataupun guru yang
menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut menangungnya.

1.2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas ialah :
1. Apa pengertian dari membolos ?
2. Apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos ?
3. Apakah akibat yang akan ditimbulkan oleh siswa yang suka membolos ?

1.3.TUJUAN
Adapun tujuan dari mini riset adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari membolos.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos.
3. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang akan ditimbulkan pada siswa yang
suka membolos.
4. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa yang suka membolos.

7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. PENGERTIAN MEMBOLOS

Membolos dapat diartikan tidak masuk sekolah tanpa keterangan, tidak masuk sekolah
beberapa hari, dari rumah berangkat tapi tidak sampai ke sekolah, dan meninggalkan sekolah
pada jam pelajaran. Membolos sekolah mungkin merupakan salah satu budaya dalam
pendidikan di Indonesia. Seringkali kita mendapati permasalahan yaitu anak-anak sekolah
yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah. Anehnya lagi pada
zaman sekarang bukan hanya anak laki-laki saja yang melestarikan kebudayaan membolos
tetapi anak perempuan juga sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan membolos juga. Padahal
membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera
diselesaikan atau dicari solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena
itu penanganan masalah terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat
serius.
Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu
dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam
keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak keluarga menjadi
sangat penting dalam pemecahan pemasalahan.

2.1.1. Faktor – Faktor Penyebab Siswa Membolos


Penyebab pemasalahan siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Beberapa faktor - faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor,
yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa berupa karakter
siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal dari rutinitas -
rutinitas yang membosankan di rumah.
Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa,

8
misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa, guru yang tidak
profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan perpustakaan yang tidak
memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses belajar
di sekolah.

Selain faktor internal dan faktor eksternal, Faktor pendukung munculnya perilaku
membolos sekolah pada remaja juga dapat dikelompokkan sebagai berikut.

A. Faktor Keluarga
Mungkin kita pernah mendengar ada siswa yang tidak diperbolehkan masuk sekolah
oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini dianggap paling efisien untuk
mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. Misalkan kakaknya sakit, sementara
kedua orang tuanya harus pergi bekerja mencari nafkah. Untuk menemani kakaknya tersebut
maka adiknya terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut bolehlah sang adik tidak
masuk sekolah. Tapi yang menjadi masalah terkadang anak tersebut tidak membuat surat izin
kepada pihak sekolah, sehingga piha sekolah tidak tahu duduk permasalahannya. Yang mereka
tahu si A membolos. Sementara dampaknya bagi anak tersebut ialah ia harus kehilangan waktu
belajarnya. Jika hal ini menjadi kebiasaan (membolos), lambat laun siswa tersebut tidak peduli
lagi dengan peraturan. Ia akan berbuat seenaknya, terserah mau masuk atau tidak.

B. Kurangnya Kepercayaan Diri


Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor utama
penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan kreatifitas siswa.
Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau
merasa tidak mampu untuk melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan
takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya.
Terkadang ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran matematika, tetapi ia mampu pada
mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran yang ia tidak suka, ia cenderung berusaha untuk
menghindarinya, sehingga ia akan pilih-pilih jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa
tidak menyadari bahwa dengan tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan
materi pelajaran.

9
C. Perasaan yang Termarginalkan
Perasaan tersisihkan tentu tidak diinginkan semua orang. Tetapi kadang rasa itu muncul tanpa
kita inginkan. Seringkali anak dibuat merasa bahwa ia tidak diinginkan atau diterima di
kelasnya. Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas atau mungkin gurunya sendiri dengan
sindiran atau ucapan. Siswa yang ditolak oleh teman-teman sekelasnya, akan merasa lebih
aman berada di rumah. Ada siswa yang tidak masuk sekolah karena takut oleh ancaman
temannya. Ada juga yang diacuhkan oleh teman-temannya, ia tidak diajak bermain, atau
mengobrol bersama. Penolakan siswa terhadap siswa lain dapat disebabkan oleh faktor
tertentu, misalnya faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan).

D. Faktor yang Berasal dari Sekolah


Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos pada remaja,
karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa. Awalnya
barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan dalam keluarganya.
Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten, kadang
menghukum kadang menghiraukannya.
Selanjutnya, faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos,
pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah.
Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor sekolah merupakan faktor yang berisiko
meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja, yaitu antara lain kebijakan
mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa
dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang
menantang bagi siswa.

2.1.2. Akibat yang Ditimbulkan oleh Peserta Didik yang Membolos


Anak yang dapat ke sekolah tapi sering membolos, akan mengalami kegagalan dalam
pelajaran. Meskipun dalam teori guru harus bersedia membantu anak mengejar pelajaran yang
ketinggalan, tetapi dalam prakteknya hal ini sukar dilaksanakan. Kelas berjalan terus. Bahkan
meskipun ia hadir, ia tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru, karena ia tidak mempelajari
dasar - dasar dari mata pelajaran - mata pelajaran yang diperlukan untuk mengerti apa yang

10
diajarkan.

Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau
perasaan tersisihkan oleh teman-temannya. Hal ini kadang terjadi manakala siswa tersebut
sudah begitu “parah” keadaannya sehingga anggapan teman-temannya ia anak nakal dan
perlu menjaga jarak dengannya. Hal yang tidak mungkin terlewatkan ketika
siswa membolos ialah hilangnya rasa disiplin, ketaatan terhadap peraturan sekolah berkurang.
Bila diteruskan, siswa akan malas pada urusan sekolahnya. Dan yang lebih parah siswa dapat
dikeluarkan dari sekolah. Lalu karena tidak masuk, secara otomatis ia tidak mengikuti
pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya ia harus belajar sendiri untuk mengejar
ketertinggalannya.

2.1.3. Tindakan yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Peserta Didik yang Suka
Membolos
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah peserta didik yang suka
membolos adalah sebagai berikut:
1. Dengan Mengetahui Faktor - Faktor Penyebabnya
Dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya,guru pembimbing sedikit tahu
bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya
siswa yang membolos mau menerima arahan dari guru pembimbing. Adapun jika siswa masih
bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos, maka
pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua
informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan
preventif dan pengobatan.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman.
Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan
memarahinya. Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa.
Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak. Jadi
kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga
turut andil dalam pembolosan tersebut.
Oleh karena itu, tugas guru BK selain memberi arahan pada siswa juga
mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di

11
sekolah. Selain itu guru juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada
kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
2. Menerapkan Gerakan Disiplin
Gerakan disiplin ini difokuskan untuk memantau para pelajar yang membolos atau pergi pada
waktu jam-jam sekolah. Biasanya mereka barada di tempat keramaian atau di tempat hiburan.
Pelajar yang membolos selain merugikan dirinya sendiri juga berpotensi untuk menimbulkan
keresahan di masyarakat karena biasanya pelajar yang suko membolos mempunyai tingkat
kenakalan yang tinggi dan justru sering medekati kriminal seperti pengompasan pelajar yang
lebih kecil atau dibawahnya sampai dengan tawuran dan pesta miras. Sex bebas di kalangan
pelajar juga muncul dari fenomena bolos sekolah dimana orang tua sering kali tidak di rumah
karena harus bekerja dimanfaatkan untuk berbuat negatif. Fenomena bolos sekolah ini
sebenarnya tidak bisa dianggap remeh karena dari sinilah banyak hal tentang kerusakan moral
pelajar dimulai.
3. Sosialisasi Kepada Pengelola Hiburan
Pihak Dinas Pendidikan dibantu oleh Kesbanglinmas dan Satpol PP serta berkoordinasi
dengan Kepolisian harus terus mensosialisasikan kepada para pengelola hiburan seperti Play
Station untuk tidak menerima konsumen Pelajar pada jam sekolah. Kebanyakan pelajar yang
bolos sekolah ”bersembunyi” di sana. Setelah sosialisasi dirasa cukup mungkin dengan
penempelan stiker atau poster tentang larangan pelajar bermain di waktu jam sekolah maka
ditingkatkan menjadi taraf pemantauan. Jika dari pihak pengelola masih membiarkan para
pelajar bolos bermain di situ maka dapat diberi peringatan ,jika peringatan tidak diindahkan
maka bisa dilakukan penyegelan sementara atau bahkan penutupan paksa disesuaikan dengan
aturan yang berlaku.
Sesungguhnya yang paling dominan dalam mempengaruhi siswa membolos adalah
keberadaan guru. Guru yang ideal harus berfungsi sebagai,Designer of Instruction. Sebagai
Designer, guru harus mampu membuat pembelajaran menarik dan tidak membosankan, tapi
seperti yang telah kita ketahui banyak guru yang tidak mampu sebagai peracik bahan - bahan
pengajaran yang kemudian dikemas dan di sajikan menarik kepada siswa, sehingga pada
gilirannya siswa merasa jenuh di kelas.

12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Mini Riset PENGARUH BOLOS ATAU ABSENNYA PESETA DIDIK DALAM


PERKEMBANGAN DIRI MEREKA

2. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam mini riset ini adalah metode angket dalam bentuk online
melalui layanan google formulir sebagi bahan kuesioner yng berisi berbagai macam pertanyaan
tentang penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan memusatkan suatu masalah yakni
mengetahui pengetahuan pelajar/mahasiswa tentang perkembangan emosi dan tingkah laku
dalam proses pendidikan dan membagikan kuesioner tersebut dalam bentuk link kepada berbagai
pelajar di Sumatera Utara yang akan dijawab kepada para pelajar tersebut.

3. Lokasi Penelitian

Jejaring Media Sosial (layanan google formulir dan google drive)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada :

Hari : Minggu – Senin

Tanggal : 14 – 15 November 2021

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

13
Populasi penelitian ini adalah siswa/i yang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA)
dan sekolah menengah pertama (SMP) di Sumatera Utara.

2. Sampel
8 ORANG SISWA SMP DAN SMA

3.3.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yakni besar angka pengaruh
teknologi interpretasi data teradap mahasiswa/pelajar dan jenis data kualitatif yakni pendapat
siswa/i mengenai pentingnya interpretasi data dalam kehidupan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan metode angket, dengan sejumlah pertanyaan
yang dikemukakan yang difokuskan kepada:

a. Pengaruh membolos
b. .faktor penyebab membolos
c. Upaya mengatasi membolos

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode angket online, dengan tahap
sebagai berikut:
a. Membuat angket melalui layanan google yakni google formulir yang berisi berbagai
macam pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa SMA dan mahasiswa.
b. Membagikan angket/kuesioner tersebut kepada berbagai siswa/i/mahasiswa/i di berbagai
daerah di Sumatera Utara melalui media sosial, seperti whatsapp, instagram, line, dan
lainnya.
c. Tidak Membatasi jumlah siswa yang mengisi angket/kuesioner

14
d. Mengumpulkan hasil jawaban siswa/i/Mahasiswa/i.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui berbagai tahap, yakni:
a. Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
Merancang jumlah sampel dan populasi
Membuat instrumen penelitian

b. Pelaksanaan
 Membuat angket/kuesioner
 Menguji coba instrumen penelitian
 Menetapkan instrumen penelitian

c. Evaluasi
 Menganalisis dan mengolah data yang telah dikumpulkan

d. Penyusunan laporan
 Menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.HASIL

16
17
4.2.PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas kebanyakan siswa yang tidak sering membolos.

Faktor penyebab membolos yaitu perasaan yang termarginalkan hal tersebut dapat dilihat
dari hasil penelitian dimana 50% menjawab adalah perasaan yang terminalkan yaitu perasaan
yang diasingkan sedangkan 25% lagi faktor yang berasal dari sekolah dan 25% lagi kurangnya
kepercayaan diri.

Akibat yang ditimbulkan peserta didik dari membolos adalah kegagalan dalam
pembelajaran hal tersebut dapat dilihat bahwa 75% dari responden menjawab kegagalan dalam

18
pembelajaran anne-marie persen lagi adalah perasaan yang marginalisasi atau perasaan yang
disisihkan oleh teman-teman.

Tindakan yang dilakukan untuk menangani peserta didik yang membolos yaitu menurut
hasil penelitian yaitu dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya dan selebihnya adalah
menerapkan gerakan disiplin.

Faktor yang mempengaruhi seorang siswa membolos yaitu berasal dari dua faktor yang
yang internal dan faktor eksternal faktor internal berasal dari diri siswa tersebut dan faktor
eksternal berasal dari lingkungan siswa tersebut. Sekolah tentunya juga memberikan hukuman
kepada siswa yang membolos tetapi dan hukuman tersebut juga membuat jera untuk siswa yang
membolos tetapi ada juga responden yang menjawab 25% dari mereka menjawab tidak berarti
hukuman yang diberikan sekolah untuk siswa yang membolos masih kurang.

19
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN

Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu
perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi
usaha untuk meminimalisir tetap ada. Faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos
terbagi menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor
– faktor lain yang menjadi penyebab siswa membolos lainnya.
Akibat yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos adalah selain mengalami
kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan
oleh teman - temannya. Adapun peran Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi
siswa yang suka membolos, yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa
membolos, menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan.
5.2.Saran

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Kepala sekolah diharapkan lebih meningkatkan lagi dalam pelaksanaan rapat guru dalam
kaitannya mengenai siswa membolos sekolah.

b. Lebih menekankan kepada para guru untuk bekerjasama dalam proses penanggulangan
perilaku membolos siswa.

2. Untuk Guru

a. Harus melihat situasi dan kondisi siswa serta lingkungannya ketika akan memberikan
suatu sanksi atas pelanggaran yang siswa lakukan, jangan sampai pemberian sanksi yang
pada hakikatnya bertujuan agar pelaku tidak melakukan perbuatannya dikemudian hari
malah membuat pelaku lebih berontak.
b. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan
hidup.

3. Untuk Siswa

a. Lebih pintar dalam memilih rekan sepermainan.

20
b. Bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya, baik untuk dimasa
sekarang ataupun untuk masa yang akan datang dilihat dari dampaknya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini.1991. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers:
Jakarta.

Purwanto, Ngalim.2006. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja Rosdakarya:


Bandung.

Soejatno, Agoes.1990. Bimbingan Kearah Belajar yang Sukses. Aksara Baru: Surabaya.
Indonesian.blogspot.com/id.wikipedia.com.

http://gurukreatif.wordpress.com

22

Anda mungkin juga menyukai