BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar (UUD)
yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan, pembagian wewenang dan cara
bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi manusia. Pada hampir
semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan berdasarkan jenis-jenis
kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklah lembaga-lembaga
negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih dahulu, baru
kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab untuk melaksanakan jenis
kekuasaan tertentu itu.
B. RUMUSAN MASALAH
Konstitusi dan konstitusionalisme merupakan dua kata yang saling berhubungan dan
saling meneguhkan eksistensi. Secara harfiah, konstitusi diartikan sebagai segala
ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan. Apabila dilacak lebih jauh, kata
konstitusi berasal dari bahasa Prancis constituer yang berarti membentuk.
Maksudnya adalah pembentukan suatu negara, atau menyusun atau menyatakan
suatu negara. Adapun kata “konstitusionalisme” diartikan sebagai paham
pembatasan kekuasaan dan jaminan hak rakyat melalui konstitusi.
Secara sederhana dapat dipahami bahwa konstitusi merupakan sarana agar paham
konstitusionalisme dapat dibumikan, sementara konstitusionalisme merupakan
semangat atau paham yang hendak dijaga melalui konstitusi. Dengan demikian, yang
satu (konstitusi) merupakan wadah dan yang lain (konstitusionalisme) merupakan
isinya. Lebih jauh, bicara tentang konstitusi dan konstitusionalisme adalah
Membahas tentang konstitusi sebagai sebuah produk hukum dan tentang
pembatasan kekuasaan demi untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Sebagai sebuah
produk hukum, bahasannya adalah tentang bagaimana konstitusi tersebut dibentuk
dan diubah. Sedangkan sebagai wadah bagi paham konstitusionalisme, bahasannya
adalah mengenai materi muatan konstitusi serta bagaimana konstitusi menentukan
pembatasan kekuasaan negara.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (disingkat UUD 1945;
terkadang juga disingkat UUD '45, UUD RI 1945, atau UUD NRI 1945) adalah
konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di republik indonesia. UUD 1945
menjadi perwujudan dari dasar negara (ideologi) Indonesia, yaitu pancasila, yang
disebutkan secara gamblang dalam Pembukaan UUD 1945.
Perumusan UUD 1945 dimulai dengan kelahiran dasar negara Pancasila pada tanggal
1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPKI. Perumusan UUD yang rill sendiri mulai
dilakukan pada tanggal 10 Juli 1945 dengan dimulainya sidang kedua BPUPK untuk
menyusun konstitusi.
A. Konstitusi
-Hakikatnya adalah merupakan hukum dasar yang tertinggi dan menjadi dasar
berlakunya peraturan perundang-undangan lainnya yang lebih rendah, para
penyusun atau perumus Undang-Undang Dasar selalu menganggap perlu
menentukan tata cara perubahan yang tidak mudah.
B. UUD 1945
-Tujuannya UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam
pengertian UUD 1945 mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah
sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi.
4. Pengertian supremasi hukum
PENUTUP
1. Kesimpulan
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945
menempati tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt)
artinya perubahan. Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari
konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang
diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari konstitusinya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku : Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa,
Bandung: PT Refika Aditama, 2015. Buku ajar Pendidikan Pancasila universitas brawijaya
Jurnal dan website : mkri dan wikipedia