Anda di halaman 1dari 19

SALURAN TATANIAGA DAN LAPORAN KEUANGAN PETERNAKAN

KELINCI ASEP RABBIT PROJECT

Oleh :
Muhammad Yunus
200110170284

Abstrak
Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk mengetahui saluran tataniaga
pada usaha peternakan kelinci hias dan pedaging di peternakan kelinci Asep
Rabbit Project. Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2023 sampai 28 Januari 2023 selama 25 hari kerja. Metode pengamatan yang
dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan ini berupa observasi lapangan, diskusi
dengan instruktur lapangan, dan studi literatur dari jurnal dan penelitian
sebelumnya tentang usaha dan perusahaan terkait. Parameter yang akan dibahas
meliputi: Saluran pemasaran, daftar harga jual kelinci, margin tataniaga,
keuntungan tata niaga, supplier bibit kelinci, dan pangsa pasar peredaran kelinci.
Saluran pemasaran pada Asep Rabbit Project umumnya melewati 3 perantara,
yaitu: Peternak kecil,Pengecer,Perhotelan dan Event Mini Zoo agar dapat sampai
kepada konsumen/penghobi. Namun, tidak jarang ARP dapat langsung
memasarkannya kepada konsumen/penghobi tanpa perantara. Kelinci yang dijual
dibagi atas dua bagian, yaitu: sapihan anakan dan indukan, dengan variasi harga
antara Rp. 50.000 – Rp. 14.000.000 tergantung jenis kelinci tersebut. Margin
tataniaga pada ARP menunjukan nilai pengeluaran sebesar Rp. 16.452.000 dan
pemasukan sebesar Rp. 27.450.500. Keuntungan (laba) Bersih sebesar Rp.
10.998.500 Data berikut mengalami penurunan yang sangat drastis dari Tahun
sebelumnya Dampak dari Pandemi Covid 19 Pangsa pasar peredaran kelinci dari
Asep Rabbit Project meliputi: Bandung,Jakarta, Bogor, dan Depok.Sistem
pemasaran di Peternakan kelinci Asep Rabbit Project menggunakan metode dari
mulut ke mulut,Sosial Media dan ulasan dari konsumen.

Kata Kunci : Tataniaga, Pemasaran, Harga Jual, Laba, Supplier, Pangsa Pasar

1
2

5.1 Latar Belakang


Pengusaha peternakan masih memiliki kendala yang cukup banyak yang
membuat peternak dirasa kebingungan untuk menghadapinya seperti sistem
pemasaran yang kurang efisien, bahan baku yang di rasa terlalu mahal hingga
harga jual yang tidak menentu apalagi setelah Pandemi Covid-19. Dari berbagai
problema yang terjadi para peternak di rasa harus banyak melakukan kegiatan
yang berkaitan mengenai pola tataniaga yang mumpuni sebagai salah satu kunci
keberhasilan usahanya, Tataniaga akan berhasil apabila seorang pelaku usaha
dapat menjual hasil produksinya dengan harga yang paling murah dibandingkan
dengan saingan usahanya dan dapat menutupi seluruh modal atau pengeluaran
yang di berikan terhadap sebuah produk tetapi tetap akan mendapatkan suatu
keuntungan yang di peroleh (Rahardjo, 2010).
Di Indonesia ternak kelinci mempunyai kemampuan kompetitif untuk
bersaing dengan sumber daging lain dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
(kebutuhan gizi) dan merupakan alternatif penyedia daging yang perlu
dipertimbangkan di masa yang akan datang. Daging kelinci merupakan salah satu
daging yang berkualitas baik dan layak dikonsumsi (Dwiyanto,dkk, 1995).
Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan meningkatnya kebutuhan
pangan. Efisiensi produksi dan upaya menghasilkan produk bermutu merupakan
sebagian dari tantangan yang harus dihadapi para peternak kelinci. Potensi utama
ternak kelinci dalam agribisnis bisa dilihat dari kemampuannya untuk tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat (Masanto dan Agus, 2010). Usaha peternakan
pembudidayaan kelinci dirasa merupakan salah satu usaha ternak yang dapat di
perhitungkan karena harga yang cukup stabil di pasaran, perawatan yang cukup
mudah dan dapat menghasilkan keturunan dengan jumlah 4-9 ekor untuk satu kali
melahirkan. Kelinci banyak dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani, bahan
baku pembuatan sandang, maupun sebagai hewan peliharaan. Harga kelinci dapat
didasarkan dari berbagai aspek seperti kemurnian ras yang di miliki dan juga
sebagai kandidat juara dalam suatu kontes yang telah di dapatkan. Perolehan
harga tinggi untuk seekor kelinci hias juga dapat didasari oleh ketersediaan jenis
3

kelinci hias yang ada di pasaran artinya semakin jarang jenis kelinci hias yang
beredar di pasaran maka harga nya pun akan semakin tinggi dan akan membuat
penghobby ataupun kolektor berlomba mendapatkannya.

5.2 Tujuan
1. Mengetahui saluran tataniaga di peternakan kelinci Asep Rabbit Project.
2. Mendapatkan pengalaman mengenai perawatan kelinci dan cara untuk
memasarkannya.
3. Mengetahui keuntungan yang diperoleh dari peternakan kelinci Asep Rabbit
Project.

5.3 Metode Pengamatan


Metode pengamatan yang dilakukan selama praktik kerja lapangan pada

peternakan kelinci Asep Rabbit Project adalah:

1. Observasi langsung ke lapangan dan mengamati secara langsung mengenai

apa yang terjadi dilapangan.

2. Wawancara secara langsung dan berdiskusi dengan pihak pemilik

peternakan dan pekerja peternakan atau anak kandang.


3. Studi litetaratur yaitu mengkaji lebih dalam hasil pengamatan berdasarkan

fakta ilmiah yang telah dilakukan.


4

5.4 Hasil dan Pembahasan


5.4.1 Saluran Pemasaran di Peternakan Asep Rabbit Project
Saluran pemasaran merupakan kumpulan organisasi yang terikat satu
dengan lainnya dan melakukan penyaluran produk mulai dari produsen kingga
konsumen. Organisasi tersebut antara lain pemasok, pengepul, pengecer, agen dan
distributor (Simamora, 2001). Untuk melakukan suatu kegiatan usaha pemasaran
tidak akan terlepas dari saluran pemasaran. Sebelum transaksi jual-beli terlaksana
perusahaan akan menyampaikan kepada konsumen baik secara langsung maupun
tidak langsung barang yang akan di perjual-belikan.
Pola pemasaran berlangsung secara alami dan biasanya pola tersebut
dilakukan oleh peternak yang ingin menjajakan langsung hasil ternaknya lalu
peternak dapat menjual langsung kepada konsumen atau melewati pedagang besar
atau pun pasar-pasar yang ada.
Beberapa pola lainnya adalah :
1. Pola 1 : Asep Rabbit Project – konsumen
2. Pola 2 : Peternak – pedagang – konsumen
3. Pola 3 : Peternak Binaan-Asep Rabbit Project– konsumen.
Panjang dan pendeknya saluran pemasaran yang dilalui tergantung kepada
beberapa faktor, yaitu:
1. Jarak produsen kepada konsumen. Makin jauh jarak yang ditempuh oleh
produsen kepada konsumen maka akan makin panjang pula saluran
pemasaran yang ditempuh oleh produk.
2. Cepat rusak atau tidaknya sebuah produk. Produk yang cepat rusak atau
busuk harus segera diterima oleh konsumen maka dibutuhkan saluran
pemasaran yang cepat dan efisien.
3. Posisi keuangan pengusaha atau produsen. Produsen yang memiliki modal
yang kuat cenderung dapat melakukan fungsi pemasaran lebih banyak
dibandingkan dengan produsen bermodal rendah. Dengan kata lain,
pedagang yang memiliki modal yang besar cenderung akan
memperpendek saluran pemasaran
5

Peternakan kelinci
Peternak Binaan
(Asep Rabbit Project)

Perhotelan/Tempat Wisata Pengecer/Penjual

Konsumen/Penghobby

Gambar 5.1 Skema penyaluran pemasaran pada peternakan kelinci Asep Rabbit
Project.
(Sumber : Hasil Pengamatan di Lapangan)

Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya megenai Saluran Tataniaga


Peternakan Kelinci Asep Rabbit Project diketahui saluran pemasaran kelinci
yang ada seperti pada Gambar 5.1:
1. Peternak Binaan memasarkan hasil produksinya melalui Asep Rabbit
Project untuk setelahnya akan di pasarkan kepada konsumen.
2. Asep Rabbit Project memasarkan melalui Perhotelan dan Tempat Wisata
untuk dijual ataupun mendapat keuntungan melalui Hand Feeding kepada
konsumen.
3. Peternak memasarkan hasil produksi melalui penjual atau pengecer seperti
petshop untuk selanjutnya di salurkan kepada konsumen
4. Peternak langsung memasarkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen atau penghobby kelinci.
6

5.4.2 Harga kelinci di Peternakan ARP 2 januari – 28 Januari 2023


Peternakan kelinci Asep Rabbit Project memiliki berbagai macam jenis
kelinci dari yang termurah hingga yang termahal, berikut tabel harga berbagai
jenis kelinci yang di perjual-belikan:

Tabel 5.1 Daftar Harga Kelinci

Jenis Kelinci Harga Sapihan anakan Harga Indukan


(Rp) / ekor (Rp) / ekor
Holland Loop 250.000,00 - 1.600.000,00 3.500.000,00 - 7.000.000,00
German Giant 1.500.000,00 - 7.000.000,00 10.000.000,00 - 14.000.000,00
Flemish Giant 300.000,00 - 1.500.000,00 9.000.000,00 - 14.000.000,00
English Anggora 250.000,00 - 750.000,00 2.500.000,00 - 6.000.000,00
Dutch 150.000,00 - 300.000,00 1.000.000,00 - 1.500.000,00
Rex 150.000,00 - 300.000,00 800.000,00 - 1.500.000,00
Belgian Hare 800.000,00 - 1.500.000,00 > 2.500.000,00
American Fuzzy Loop 250.000,00 - 1.500.000,00 2.000.000,00 - 5.000.000,00
Lion Head 1.000.000,00 - 3.000.000,00 1.500.000,00 - 3.500.000,00
Himalayan 500.000,00 - 1.500.000,00 > 2.500.000,00
Netherland Dwarf 350.000,00 - 700.000,00 1.000.000,00 - 2.000.000,00
Himalayan Dwarf 350.000,00 - 1.500.000,00 1.000.000,00 - 3.000.000,00
New Zealand > 350.000,00 800.000,00 - 2.000.000,00
Kelinci Lokal > 20.000,00 >50.000

Menurut tabel di atas jenis kelinci memiliki spesifikasi harga yang berbeda
beda tergantung dari jenis,tingkat kesulitan pemeliharaan, ketersediaan di pasaran
hingga hingga ukuran tipe kelinci. Berikut keunggulan masing-masing jenis
kelinci:
7

a) Kelinci German Giant atau Continental Giant Rabbit adalah kelinci yang
berasal dari Eropa atau lebih tepatnya negara Jerman. Untuk sapihan
anakan memiliki harga Rp.1.500.000-Rp.7.000.000 dan untuk dewasa
memiliki harga Rp. 10.000.000-Rp.14.000.000, kelinci tersebut merupakan
tipe besar dan jenis kelinci yang paling besar di dunia memiliki bobot
tubuh 6-12 Kg. Kebutuhan pakan dari kelinci ini lebih banyak dari pada
jenis kelinci lainnya, dan memiliki panjang telinga yang melebihi ibu jari
manusia dewasa dari keunikannya tersebut kelinci ini memiliki harga
tertinggi dibanding kelinci jenis lainnya.
b) Holland Lopp merupakan jenis kelinci yang memiliki telinga yang
menjuntai ke bagian bawah badannya hingga terkadang dapat menutupi
telinga, kelinci jenis ini merupakan tipe kecil. Kelinci ini memiliki rataan
harga Rp.250.000-Rp.1.600.000 untuk kelinci sapihan anakan dan
Rp.3.500.000-Rp.7.000.000 untuk kelinci dewasa dan kualitas show atau
siap mengikuti kontes.
c) Flammish Giant adalah kelinci yang mimiliki kemiripan dengan German
Giant dikarenakan memiliki ukuran panjang dan bobot badan yang hampir
mendekati tetapi tetap berbeda kelinci Flamish Giant berasal dari negara
Belgia dan ukuran maksimum kelinci ini tidak akan melebihi kelinci
German Giant.warna dari kelinci ini dapat memiliki warna Abu-abu muda,
Pasir, Putih, Hitam atau Biru. Di peternakan Asep Rabbit Project kelinci
jenis ini memiliki rataan harga Rp.300.000-Rp.1.500.000 untuk sapihan
anakan lepas sapih dan Rp.9.000.000-Rp.14.000.000 untuk kelinci dewasa
kelamin.
d) English Anggora adalah kelinci yang hidup pada iklim subtropics
cenderung dingin. Kelinci English Anggora berasal dari negara Prancis
dan memiliki bobot badan 2,3-3,6 Kg. Bulu dari kelinci ini dapat menutupi
seluruh bagian tubuhnya dan apabila perwatan harian kurang di perhatikan
bulu tersebut dapat mengakibatkan gimbal dan apabila tidak di tangani
dengan baik maka akan berakibat fatal. Karena faktor itu kelinci ini di
8

bandrol dengan harga Rp.250.000-Rp.750.000 untuk kelinci sapihan


anakan dan Rp.2.500.000 hingga Rp.6.000.000 untuk indukan.
e) Dutch merupakan jenis kelinci yang dapat mudah dikenali karena pola
pada tubuhnya yang unik dan dapat mencirikan kelinci tersebut, kelinci ini
pada umumnya memiliki warna hitam, biru, chinchilla, cokelat, abu-abu,
Namun kelinci ini dapat memiliki triwarna yaitu kolaborasi 3 warna dasar
atau lebih dan biasanya kelinci yang berwarna ini memiliki kisaran harga
yang lebih mahal. Harga yang di tawarkan di peternakan ini berkisar
Rp.150.000-Rp.300.000 untuk sapihan anakan dan Rp.1.000.000-
Rp.1.500.000 untuk indukan.
f) Kelinci Rex yang ada di peternakan kelinci Asep Rabbit Project
merupakan kelinci Rex standar dan harganya pun relative lebih murah
dibandingkan jenis Rex yang lainnya. Kelinci rex standar berasal dari
negara Prancis dan populasi kelinci rex cukup banyak dan berkembang di
Indonesia, kelinci ini memiliki harga Rp.150.000-Rp.300.000 untuk
sapihan anakan dan Rp.800.000- Rp.1.500.000 untuk indukan.
g) Belgian Hare berasal dari kelinci liar di daratan eropa khususnya Belgia
dan mana dikembangkan dengan cara di domestikasi dan melalui proses
selektifikasi. Kelinci ini memiliki kisaran harga Rp.800.000- Rp.1.500.00
untuk sapihan anakan dan lebih dari Rp.2.500.000 untuk kelinci dewasa.
h) Fuzzy Holland Loop adalah kelinci yang banyak di minati oleh berbagai
kalangan umur karena kelinci ini memiliki daun telinga yang tumbuh
menjuntai kebawah dan memiliki bulu yang lebih tebal dibandingkan
dengan kelinci Holland Loop kelinci ini di tetapkan dengan harga
Rp.150.000-Rp.300.000 untuk kelinci sapihan anakan dan Rp.500.000-
Rp.1.000.000.
i) American Fuzzy Loop, tidak jauh berbeda dengan kelinci Fuzzy Holland
Loop yang membedakan adalah ukuran tubuh dan kepala American Fuzzy
Loop yang tergolong lebih besar dan jumlah bulu yang ada lebih banyak,
kisaran harga untuk memiliki kelinci ini adalah Rp.250.000-Rp.1.500.000
9

untuk kelinci sapihan anakan dan Rp.2.000.000-Rp.5.000.000 tergantung


dari bloodline dan juga kualitas indukan.
j) Kelinci Lion Head adalah kelinci yang memiliki keunikan tersendiri pada
bagian kepalanya kelinci ini memiliki surai da karna itu kelinci tersebut di
beri nama Lion Head kelinci termasuk kedalam tipe sedang dan harga
untuk 1 ekor kelinci ini adalah Rp.1.000.000-Rp.3.000.000 untuk sapihan
anakan dan Rp.1.500.000-3.500.000 untuk indukan bahkan mencapai
Rp.8.000.000 untuk kelinci impor.
k) Kelinci Himalayan memiliki ciri khas tubuh berwarna putih dan memiliki
corak hitam pada telinga dan juga bagian hidungnya bobot tubuh kelinci
ini berkisar 2,5-4,5Kg. harga dari kelinci ini Rp.500.000-Rp.1.500.000
untuk sapihan anakan dan lebih dari Rp.2.500.000 untuk 1 ekor kelinci
indukan.
l) Netherland Dwarf adalah jenis kelinci yang paling kecil di dunia dan
merupan kelinci yang berasal dari Belanda, kelinci ini memiliki
pertumbuhan yang sangat lambat. Ciri dari kelinci ini adalah memiliki
tubuh yang pendek, kepala bulat, leher pendek dan hanya memiliki berat
maksimal 1Kg. Harga yang di tetapkan untuk kelinci ini adalah
Rp.350.000- Rp.700.000 untuk sapihan anakan dan Rp. 1.000.000-
Rp.3.000.000 untuk indukan.
m) Himalayan Dwarf merupakan kelinci yang di hasilkan dari perkawinan
silang antara Himalayan dan juga Netherland Dwarf, maka kelinci itu
memiliki tubuh kecil, mata merah dan corak tubuh seperti kelinci
Himalayan. Harga yang di tetapkan untuk memperoleh kelinci ini adalah
Rp.350.000-Rp.1.500.000 untuk kelinci sapihan anakan dan Rp.1.000.000-
Rp.3.000.000 untuk kelinci indukan.
n) Seperti dengan namanya kelinci New Zealand White berasal dari New
Zealand, Australia. Kelinci ini termasuk kedalam kategori kelinci bertubuh
besar dan memiliki laju pertumbuhan yang cepat sehingga banyak
dimanfaatkan sebagai salah satu jenis kelinci pedaging dan dapat tumbuh
10

hingga mencapai berat 5Kg. Harga yang di tetapkan untuk kelinci ini
adalah Rp. 200.000-Rp.400.000 untuk kelinci sapihan anakan dan
Rp300.000-Rp.500.000 untuk kelinci indukan.
o) Kelinci lokal yang terdapat di peternakan Asep Rabbit Project merupakan
kelinci yang sudah tidak memiliki darah yang cukup jelas dan postur tubuh
yang cenderung kecil maka kebanyakan kelinci ini banyak untuk dijadikan
berbagai produk olahan harga yang di tetapkan untuk kelinci sapihan
anakan adalah Rp.20.000-Rp.50.000 dan untuk indukan Rp.50.000-
Rp.100.000.

5.4.3 Supplier
Asep Rabbit Project (ARP) memiliki mitra pendukung untuk memenuhi
hal yang tidak dimiliki oleh AsepRabbitProjet. Mitra tersebut adalah sebagai
berikut :
A) Supplier Obat-obatan
Sebagaimana manusia, hewan ternak juga sangat memungkinkan terserang
jenis penyakit, baik yang menular maupun yang tidak menular. Obat yang di
jual di peternakan AsepRabbitProject berupa jarum suntik 1ml, intramox,
betadine, introvit, permethyl, B-GH Blue, ditaflokalik dan alkohol70%. Obat
tersebut di peroleh dari UPTD Balai Pengujian Dan Keamanan Bahan Pakan
Ternak yang berada di Jl. Tangkuban Perahu cikole Lembang dan toko obat
ternak yang berada di lembang dan sekitarnya. Harga dari obat-obatan tersebut
bervariasi dari harga Rp.10.000 (salep) – Rp.75.000 (B-GH Blue). Obat-obatan
ini diberikan untuk mengobati system pencernaan, mengobati luka dan
merangsang system kebal untuk menghasilkan antibody khusus penyakit yang
disebabkan oleh virus.
11

Gambar 5.2 obat intramox(suntik), Salep(obat luar),

B) Supplier Kelinci
Kelinci yang berada di peternakan AsepRabbitProject merupakan kelinci
hasil dari proses produksi dan pembudidayaan yang di lakukan sendiri, tetapi
tidak jarang AsepRabbitProject perlu mendatangkan kelinci dari luar
peternakannya di akibatkan oleh ketersediaan kelinci yang terbatas dan di
dorong permintaan pasar yang tinggi. Kelinci di peroleh dari peternakan binaan
yang berada di daerah lembang dan sekitarnya sehingga akan memberikan
dampak dari segi ekonomis untuk peternakan kecil.
5.4.4 Pangsa Pasar
Dalam membangun hubungan dengan pelanggannya, AsepRabbitProject
melakukan hubungan personal dengan pelanggannya, pemilik turun langsung
dalam menghadapi pelanggan, dan juga melalui broadcast WhatsApp satu kali tiap
bulan untuk menjaga hubungan dengan pelanggannya dan Pemasaran melalui
Sosial Media seperti Instagram. Sebagai owner, Bapak Asep tidak hanya
mengawasi peternakan saja, namun juga menemui para pembeli yang datang ke
peternakan. Dengan pengetahuan yang luas dan pengalaman yang dimiliki owner,
akan lebih berpengaruh untuk menguatkan minat beli konsumen jika
dibandingkan dengan staff nya yang melayani konsumen, terlebih lagi jika
pembeli merasa dekat dengan owner maka hubungan antara penjual dan pembeli
12

tidak hanya berlangsung saat itu, bisa saja terjalin kerjasama untuk periode yang
lama, atau menjadi langganan tetap. Di zaman sekarang, peran smartphone sangat
menunjang dalam hubungan bisnis karena dengan fitur-fitur yang dimiliki
smartphone, owner dapat berkomunikasi atau melakukan promosi dengan mudah
ke seluruh pelanggannya.
Pasar sasaran yang dituju oleh AsepRabbitProject adalah sebagai berikut:

1. Konsumen Dalam Negeri:


Konsumen AsepRabbitProject kebanyakan berasal dari Bandung,Jakarta,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Pembelinya mayoritas orang dewasa, hanya
sedikit pembeli yang masih anak-anak. Dibawah ini adalah daftar harga
penjualan /kelinci yang dicantumkan oleh Owner UKM AsepRabbitProject pada
setiap pembeli didalam negeri:

Tabel 5.2 Harga penjualan/kelinci pada pembeli didalam negeri

Jenis Kelinci Usia Kelinci Harga Kelinci (Rp/Ekor)


English Anggora 50 hari – 1 tahun 450.000,00 - 1.300.000,00
Flamish Giant 2 bulan – 1 tahun 450.000,00 – 3.500.000,00
Lokal Breed 50 hari – 1 tahun 100.000,00 – 450.000,00
Fuzzy Lop 45 hari – 1 tahun 150.000,00 – 600.000,00
Lion 2 bulan -- 1 tahun 200.000,00 – 550.000,00
Dutch 40 hari – 1 tahun 150.000,00 – 500.000,00
Rex 50 hari – 1 tahun 150.000,00 – 500.000,00

(Sumber : UKM AsepRabbitProject)


13

Gambar 5.3 Pengiriman kelinci indukan flamish giant menuju Kediri

5.4.5 Margin Tataniaga


Margin merupakan harga beli yang dikurangi oleh harga beli yang telah di
sepakati oleh penjual dengan pembeli dengan melalui proses negosiasi. menurut
Daniel (2002) margin tataniaga merupakan selisih antara harga yang telah di
bayarkan oleh pihak konsumen dengan harga yang di terima oleh produsen. Untuk
mengetahui berapa besar margin dari penjualan peternakan kelinci tentunya yang
terpenting adalah mengetahui harga jual dan harga beli atau modal yang di
keluarkan oleh peternak dengan margin tataniaga dapat diketahui biaya pemasaran
dan keuntungan pemasaran. Didasarkan mengenai hasil pengamatan di lapangan
di dapatkan tabel pendapatan dan pembelanjaan di peternakan kelinci Asep Rabbit
Project.
14

Tabel 5.4 Pengeluaran dan Pemasukan Peternakan Kelinci AsepRabbitProject

No Jenis Pemasukan Pengeluaran


24,400, 1,190,000.0
1 Kelinci 000.00 0
450,00 3,175,000.0
2 Pakan 0.00 0
650,00
3 Peralatan Penunjang Kelinci 0.00 -
1,950,
4 Perhotelan 500.00 -
3,900,000.0
5 Beban - 0

7 Perlengkapan perkandangan - 451,000.00


27,450,
Total 500.00 8,716.000,00
(Sumber : UKM ARP)

Berdasarkan tabel di atas keuntungan yang menyumbang paling banyak


dari total pendapatan adalah melalui penjualan kelinci dimana total dari penjualan
kelinci adalah Rp.24.4000.000 dimana penjualan kelinci tersebut berdasarkan
penjualan dari berbagai jenis kelinci. Kelinci lokal adalah salah satu penyumbang
terbesar dari penjualan kelinci karena kelinci lokal memiliki harga yang jauh lebih
murah dibandingkan dengan kelinci hias lainnya akan tatapi untuk kelinci ras pun
tidak kalah.,Pendapatan tidak terlepas dari adanya pengeluaran. Pengeluaran
tersebut di lakukan dengan melakukan pembelanjaan kelinci sapihan anakan guna
memenuhi kembali populasi yang tersedia di kandang agar ketersediaannya selalu
ada.
Pada pembuatan pakan pellet harian keuntungan yang diperoleh dari
penjualn pakan sebesar Rp.450.000 dengan produk penjualan yaitu, Bunny Feeds
800 gr, Pellet harian 25 Kg. jumlah modal yang perlu di keluarkan oleh
perusahaan peternakan untuk memproduksi berkisar Rp.4.000-Rp.5.500/Kg.
Adapun pengeluaran untuk membeli bahan baku yang dibeli dari koperasi KPSBU
berupa campuran Dedak, Pollard, dan CGF dengan harga Rp.5.200/Kg. campuran
bahan pakan lainnya berupa mineral merk Buskai dengan harga Rp.800.000/Kg,
15

Tepung Jagung dengan harga Rp. 6.500/Kg, dan hijauan dengan harga
Rp.20.000/karung. Pencampuran bahan pakan lainnya seperti molasses, minyak
nabati dan arang di olah sendiri oleh pekerja kandang. Penjualan dari produk yang
pakan mengalami penurunan disebabkan oleh dayabeli masyarakat yang semakin
menurun juga penurunan minat masyarakat untuk memeliraha kelinci.
Di peternakan ini juga menjual berbagai macam kebutuhan alat penunjang
kebutuhan kelinci dengan total penjualan mencapai Rp.650.000 dan terbagi dalam
beberapa macam produk seperti kandang kelinci, wadah pakan, botol air minum,
dan obat-obatan. Pada peralatan penunjang kelinci ini kandang kelinci di produksi
oleh karyawan peternakan dengan modal yang bermacam macam tergantung dari
seberapa besar kandang yang di buat dan bahan baku yang akan di gunakan untuk
membuat kandang.. Penjualan kebutuhan kelinci seperti botol air minum
adlibitum dengan modal Rp.15.000 per buah di jual dengan harga Rp.50.000/Pcs.
Selain penjualan kelinci dan berbagai macam kebutuhan memelihara
kelinci, peternakan Asep Rabbit Project bekerjasama dengan pihak lain dengan
cara mensupport kebutuhan pada tempat wisata dengan mensuplai kelinci untuk
wahana Feeding Rabbit dan dikenakan biaya sebesar Rp.20.000 untuk 1
orang/bungkus wortel. Karena masih dalam kondisi penyesuaian pasca pandemi
Maka objek wisata sudah diperbolehkan dibuka dengan waktu buka di hari sabtu
dan minggu.
Pada proses usaha peternakan tidak terlepas dari beberapa faktor lainnya
seperti beban pengeluaran penggunaan fasilitas dengan pengeluaran total yang
harus di keluarkan sebesar Rp.3.900.000. Pada proses produksi peternakan tidak
terlepas dari penggunaan air bersih yang perlu di keluarkan sebesar
Rp.300.000/bulan kepada PDAM. Instalasi listrik pada beban perkandangan perlu
adanya karena kegiatan produksi menggunakan aliran listrik dan juga sebagai
penerangan pada malam hari karena di khawatirkan banyak predator yang
berkeliaran pada malam hari termasuk juga pencurian, untuk itu beban yang harus
di keluarkan sebesar Rp.500.000/bulan. Kegiatan usaha peternakan juga tidak
terlepas dari peranan manusia yang perlu di adakan dengan memberikan upah dan
16

juga penunjang lainnya maka di perlukan 2 orang untuk merawat dan memelihara
kelinci dengan gaji sebesar Rp..1,500.000/orang. Dalam peternakan juga di
sediakan kompor gas untuk memasak dan biaya beban lainnya sebesar Rp.50.000.
Perlengkapan perkandangan dalam proses usaha peternakan perlu
dilakukan penggantian atau pembenahan dari yang terkecil hingga yang terbesar
seperti pembelian sapu lidi sebanyak 3 buah dan disinfectan untuk melakukan
sanitasi perkandangan dengan harga Rp.80.000. Penggantian nipple air minum
adlibitum juga dilakukan terhadp kandang yang telah dilakukan pembenahan
dengan biaya dikeluarkan sebesar Rp.200.000 untuk 1s0 kandang kelinci.
Pembenahan dinding juga dilakukan dengan melakukan pembelanjaan GRC
Board, Kayu dan juga paku dengan biaya yang harus di keluarkan sebesar
Rp.171.000.
5.4.6 Laporan keuangan Peternakan kelinci Asep Rabbit Project
Data keuntungan tataniaga pada peternakan Asep Rabbit Project dihitung
dan dicatat dimulai pada tanggal 2 Januari sampai 28 Januari 2023. Berikut data
pemasukan dan pengeluaran dalam jangka waktu tersebut :
17

Tabel 5.5 Pemasukan dan Pengeluaran

Keterangan Harga
Total Pendapatan Rp. 27.450.500,00

Keuntungan (Laba) Bersih Rp. 10.998.500,00

Tabel 5.6 Laporan Beban Biaya Operasional

No Keterangan Harga (Rp.)


1 Listrik 500.000,00
2 Gas 50.000,00
3 Air 300.000,00
4 Gaji Karyawan 3.000.000,00
5 Lain-lain 50.000,00
Sub Total 3.900.000,00

Tabel 5.7 Laporan Pembelanjaan Bibit Kelinci

Tanggal Keterangan Jumlah Harga (Rp)


13-1-2023 Bibit kelinci 1 ekor 300.000
English Anggora
Bibit kelinci 1 ekor 350.000
Holland Loop
21-1-2023 Bibit kelinci Lokal 14 ekor 280.000
23-1-2023 Bibit kelinci 1 ekor 260.000
English Anggora
Sub Total 1.190.000

Tabel 5.8 Laporan Pembelanjaan Perlengkapan

No Keterangan Harga (Rp.)


1 Sapu Lidi 30.000,00
2 Nipple 200.000,00
3 GRC, Paku, dan Kayu 171.000,00
4 Desinfectan 50.000,00
Subtotal 451.000,00
18

“Dari tahun sebelum covid pendapatan kami bisa melampaui ratusan juta kalau
sedang ada hari libur nasional atau libur hari raya karena banyak keluarga
banyak yang dari luar kota berdatangan untuk berlibur di lembang. semenjak
pandemic covid pendapatan menurun karena daya beli masyarakat yang menurun
dan semakin berkurangnya peminat kelinci hias”1

5.5 Kesimpulan
Penulis dapat menjelaskan dari hasil pengamatan yang dilakukan selama
dilapangan yang meliputi saluran tataniaga pada peternakan kelinci Asep
Rabbit Project. Saluran Pemasaran pada Asep Rabbit Project terdapat
empat cara pemasaran (AsepRabbitProject-peternak kecil),
(AsepRabbitProject-Pedagang), (AsepRabbit-WisataMiniZoo),
(AsepRAbbitProject-Konsumen).yang selama ini dilakukan oleh bapak
Asep selaku pemilik usaha. Pada setiap cara pemasaran bapak asep
mengeluarkan daftar harga jual yang bervariatif sesuai dengan jenis
kelinci yang di pelihara. Dalam menjalankan bisnisnya bapak Asep
memiliki mitra pendukung yaitu supplier bahan pakan, supplier obat-
obatan ternak dan juga supplier kelinci ketika terjadi permintaan yang
tinggi dan jumlah kelinci yang dimiliki tidak memenuhi permintaan. Pada
proses penjualan kelinci sendiri terdapat pangsa pasar yang meliputi pasar
dalam negeri serta pasar luar negeri. Hasil dari penjualan kelinci pada
masa Pandemi Covid-19 ini cukup menurun dari tahun tahun sebelumnya
sesuai dengan yang dijelaskan oleh bapak Asep selaku pemilik usaha
margin tataniaga yang dapat disimpulkan bahwa Keuntungan laba bersih
sebesar Rp. 10.998.500,00 hasil tersebut terhitung mulai dari 2 Januari
sampai 28 Januari 2023 (pendapatan rata-rata perbulan).

1
Sumber: Bapak Asep (pemilik usaha)
19

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021. Pakan Ternak. Diakses dari: https://www.gpmt.or.id/id/about-


us/division. Pada: 28 Februari 2021.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta

Dwiyanto, Agus, 1995, Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik.


Yogjakarta: Fisipol Universitas Gajahma.

Masanto dan Agus. 2010. Beternak kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta

Rahardjo, Y.C. 2010. Prospek, Peluang, dan Tantangan Agribisnis Ternak


Kelinci. Prosiding. Prosiding Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha Kelinci.

Simamora, B. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan


Profitabel. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Verma, D.N., 1997. A Text Book of Animal Nutrition, 1st Ed. R. 814. New
Rajinder nagar. New Delhi. India.

Anda mungkin juga menyukai