Anda di halaman 1dari 11

TATANIAGA PETERNAKAN

KELINCI
DI KABUPATEN BIREUEN

OLEH:
SYAMSUL MA’ARIF
1701020006
LATAR BELAKANG

 Permintaan produk peternakan terus meningkat sebagai
konsekuensi adanya peningkatan jumlah penduduk,
bertambahnya proporsi penduduk perkotaan, pendidikan
dan pengetahuan masyarakat tentang perlunya makanan
yang berkualitas dan bergizi serta adanya dukungan
membaiknya pendapatan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Namun sekarang peternakan belum mampu
menyediakan produk daging dan susu untuk memenuhi
permintaan konsumen dan industri, sehingga berakibat
ketergantungan terhadap impor yang semakin besar

Ternak kelinci di Indonesia mempunyai kemampuan
kompetitif untuk bersaing dengan sumber daging lain dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia (kebutuhan gizi) dan
merupakan alternatif penyedia daging yang perlu
dipertimbangkan dimasa datang, daging kelinci merupakan
salah satu daging yang berkualitas baik dan layak. Potensi
tersebut meliputi potensi bilogis yang tinggi yang dapat
beranak dalam jumlah banyak (4-7 ekor per kelahiran), waktu
bunting pendek yang hanya 1 bulan serta pertumbuhan yang
cepat. Selain itu daging kelinci memiliki kandungan protein
yang tinggi dengan kolesterol yang rendah.

 Di Kabupaten Bireuen yang terlibat dalam proses pemasaran
ini adalah peternak dan pedagang pengumpul. Pola
pemasaran kelinci melibatkan peternak yang menjual
kelincinya ke pedagang pengumpul. Selain itu, peternak juga
bisa langsung menjual kelincinya kepada konsumen. Harga
kelinci yang diperjualbelikan di tingkat konsumen mulai dari
Rp50.000,00 hingga Rp150.000,00 per ekor untuk jenis kelinci
lokal sedangkan untuk kelinci hias ada dikisaran
Rp200.000,00 hingga Rp800.000,00 per ekor. Sementara di
lain sisi, peternak menjual kelincinya ke pedagang
pengumpul dari kisaran harga Rp40.000,00 per ekor.
PEMBAHASAN

 Tata Laksana Pengelolaan Usaha Ternak Kelinci di Bireuen
 Pembuatan Kandang
 Pada daerah penelitian, suasana kandang tergolong tenang
dan jauh dari jalan raya, lingkungan kandang tidak lembab,
sudut kandang kelinci dipagari dengan tumbuhan ataupun
seng agar aman dari jangkauan hewan predator.
 Reproduksi dan Perkawinan
 Prosesi perkawinan kelinci di daerah penelitian diawali
dengan mempersiapkan indukan dan pejantan berumur antara
6 – 8 bulan. Peternak sampel biasanya mengawinkan 1 ekor
pejantan dengan 8 – 10 ekor betina. Proses perkawinan
biasanya dilakukan pada pagi hari (jam 6 - 8) dan sore hari
(jam 4 – 6).
 Penanganan Masa Sebelum dan Sesudah Kehamilan
 Kelinci mengalami proses kehamilan selama 28 – 30 hari.
Selama masa tersebut,
 peternak akan memperhatikan secara fokus dalam hal

pemberian pakan yang cukup, karena indukan kelinci akan
mengalami peningkatan nafsu makan. Pakan yang diberikan
berupa hijauan seperti wortel dan daun kol.
 Pemberian Pakan dan Pemeliharaan
 Peternak sampel di daerah penelitian memberikan pakan
pada ternak kelinci 2 kali sehari. Pakan yang diberikan
peternak ada 2 jenis yaitu wortel dan daun kol. Kelinci
dewasa biasanya mampu menghabiskan 1,5 – 2 kg wortel
dan daun kol. Pemeliharaan kelinci dilakukan oleh peternak
sampel pada jam 11 – 1 siang. Kegiatan yang dilakukan
yaitu memberikan pakan tambahan sambil memeriksa
keadaan ternaknya serta membersihkan kandang kelinci.

 Produktivitas Usaha Ternak Kelinci di Bireuen
 Produktivitas dalam hal ini adalah jumlah anak kelinci
yang dilahirkan oleh setiap induk betina per periode (2
bulan). Produktivitas ternak kelinci di daerah penelitian
rata-rata sebanyak 6 ekor anakan per induk betina.
 Produktivitas yang tergolong rendah di daerah penelitian
dikarenakan kurangnya manajemen peternak dalam
mengelola usaha ini. Karena kebanyakan peternak kelinci
di daerah penelitian menjadikan usaha ini sebagai usaha
sampingan. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Ternak Kelinci
Pelaku Pemasaran

 1. Peternak
 Peternak melakukan pemeliharaan kelinci di lahan yang dimilikinya.
Pakan kelinci milik peternak diperoleh dari sisa-sisa hasil panen pertanian
hortikultura Artinya, biaya yang dikeluarkan untuk pakan tidak terlalu
besar. Peternak menjual kelinci dengan harga rata-rata Rp50.000,00.
Transaksi perdagangan bersifat fluktuatif, yaitu tidak ada waktu pasti
kapan transaksi dilakukan. Rata-rata jumlah kelinci yang dijual dalam
sekali transaksi adalah 50 hingga 70 ekor dalam waktu seminggu juga
tergantung pada permintaan.
 
 2. Pedagang Pengumpul Daerah
 Pedagang ini berada di berbagai daerah. Pelaku pemasaran ini
melakukan transaksi pembelian kelinci dengan mendatangi peternak.
Pedagang ini menjual kelinci dengan harga yang beragam tergantung jenis
dan umurnya. Umumnya harga kelinci yang dijual kisaran Rp70.000,00
sampai Rp150.000,00.

 3. Pedagang Pengumpul Luar Daerah
 Pedagang ini berasal dari Sigli, Takengon, Lhokseumawe, Banda
Aceh dan Langsa. Pelaku pemasaran ini membeli kelinci dengan
langsung menghubungi peternak atau mendatangi langsung
sipeternak. Harga kelinci yang dijual beragam dari Rp70.000,00
hingga Rp200.000,00.
 
 4 .Pedagang Pengecer Luar Daerah
 Pedagang pengecer luar daerah berkedudukan di Pasar Pancur
Batu. Pedagang ini memperoleh kelinci dari pedagang pengumpul
di Berastagi. Dalam kegiatannya, pedagang ini melakukan fungsi
pembelian, penjualan, transportasi, dan informasi pasar. Volume
penjualan kelinci hanya 5 ekor per minggu dengan biaya rata-rata
sebesar Rp4.850,00. Harga kelinci yang dijual adalah Rp75.000,00. 2.
Efisiensi Tataniaga

SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai