NPM : 2243700120
KELAS APOTEKER C
TUGAS TEMA PERSONALIA
Peratanyaan
1. Farmasi industri selalu mengandalkan sumber daya , jelaskan sumber daya yang harus
diandalkan oleh Industri Farmasi
2. Kriteria karyawan yang dapat diandalkan sebagai penanggung jawab di Farmasi
industry
3. Pelatihan yang harus diterima oleh karyawan, sebutkan dan jelaskan!
4. Apa tugas manajemen puncak di suatu industri Farmasi
5. Ada berapa apoteker penanggung jawab di industri farmasi. Sebutkan! apakah boleh
merangkap? kenapa?
6. Apa persyaratan uraian tugas dan wewenang karyawan?
7. SEbutkan tugas kepala bagian QC , QA dan produksi
8. Kenapa hygiene dan sanitasi menjadi penting dalam pe nerapan CPOB di suatu
industri Farmasi
Jawaban
1. Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan Mutu
dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi utama tersebut dijabat
oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan kepala bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu) / kepala bagian Pengawasan Mutu harus independen satu
terhadap yang lain. Beberapa fungsi yang disebut dalam Butir-butir 2.5, 2.6 dan 2.7
bila perlu dapat didelegasikan.
2. .a. Berkualitas
Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi baik
buruknya kualitas produk yang dihasilkan. Itulah sebabnya setiap perusahaan sangat
memperhatikan aspek manusia dengan mengadakan pelatihan, pemberian jamsostek,
pemberikan motivasi, jenjang karir, dan lain-lain.
b. Berpengalaman
Untuk subjek yang berpengalaman dalam subjek tertentu, diperlu terbiasa atau
mempunyai latihan. Seorang pekerja berpengalaman diharapkan mempunyai lebih
banyak sumber untuk menyelesaikan masalah dan mencapai kejayaan dari pada
pekerja yang tidak berpengalaman.
c. Bertanggungjawab
Tiap personel tidak boleh dibebani tanggungjawab yang berlebihan sehingga
menimbulkan risiko terhadap kualitas.
3. Pelatihan
a. Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil yang
tugasnya harus berada didalam produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium
(termasuk personil teknik perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil
lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.
b. Disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru
hendaklah mendapat pelatih sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan
berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas juga dinilai secara
berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang masing masing catatan
pelatih hendaklah disimpan.
c. Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang berkerja di area
dimana pencemaran merupakan bahaya, misal area bersih atau area penanganan
bahaya berpotensi tinggi toksik atau bersifat sensitif.
d. Pengunjungan atau personil yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak
masuk area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat
dihindarkan hendaklah mereka diberi penjelasan terlebih dahulu, teruatama
mengenai hygiene perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta
diawasi dengan ketat.
e. Konsep pemastian mutu dan semua tindakan yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam selama
pelatihan
f. Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang yang berkualifikasi.
g. Seluruh karyawan yang langsung ikut serta dalam kegiatan pembuatan obat
diberikan pelatihan mengenai kegiatan tertentu yang sesuai dengan tugasnya
maupun mengenai prinsip CPOB. Pelatihan sesuai tugas yang diberikan,
pelatihan berkesinambungan dan efektifitas penerapan dinilai secara berkala.
Pelatihan diberikan bagi personel yang berada pada:
Area Produksi
Gudang penyimpanan atau Lab.
Personel yang kegiatannya berpengaruh pada mutu produk
Area dimana pencemaran merupakan faktor resiko, misal pada daerah aseptis
(GMP, 2011).
a. Manajer QC harus punya otoritas dan tanggung jawab penuh untuk menjalankan
semua tugas pengawasan mutu, termasuk:
1) Menerima atau menolak bahan awal, bahan kemas, dan produk antara,
ruahan dan produk jadi
2) Menjamin bahwa semua pengujian yang perlu dilakukan
3) Mengesahkan spesifikasi, petunjuk sampling, metode uji dan protap QC
lainnya
4) Mengesahkan dan memantau analisis kontrak
5) Mengecek pemeliharaan bangunan, peralatan dan departemennya
6) Melaksanakan validasi dengan benar
7) Menjamin bahwa pelatihan awal dan berkelanjutan di departemennya
dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan
b. Manajer QA harus punya otoritas dan tanggung jawab penuh untuk menjalankan
semua tugas sistem mutu/jaminan mutu, termasuk:
c. Manajer produksi harus punya otoritas dan tanggung jawab penuh untuk
mengelola produksi sediaan farmasi, termasuk: