Anda di halaman 1dari 8

A.

SOSIALISASI GENDER

sosialisasi gender merupakan perkenalan atau mengenali gender


dengan lebih luas, tidak memandang gender hanya dari satu sisi akan
tetapi harus memandang gender dari berbagai sudut pandang.
“Sosialisasi sendiri terdiri dari sosialisasi yang disengaja yaitu sosialisasi
yang dilakukan secara sadar, misalnya pendidikan, pengajaran, dakwah,
pemberian petunjuk, nasehat dan lain-lain. Sedangkan sosialisasi yang
tidak disengaja yang prilaku atau sikap sehari-hari yang diamati atas
dicontoh oleh pihak lain. Misalnya prilaku ataupun sikap seorang ayah
yang ditiru oleh anak lakilakinya, sikap seorang ibu yang ditiru oleh
anak perempuannya, dan seterusnya
B. Teori Pembelajaran Sosial
1. Pengajaran langsung (penguatan diferensial)
Konsep pertama diwakili melalui pengajaran langsung, juga dikenal sebagai
penguatan diferensial. Pada awal perkembangan anak, orang tua sudah
mendorong kegiatan yang sesuai gender dan mengecilkan kegiatan lintas
gender. Orang dewasa memberi penghargaan kepada anak-anak ketika
mereka menunjukkan perilaku yang sesuai dengan gender dan menghukum
anak-anak ketika mereka menunjukkan perilaku lintas gender. Gagasan
pengajaran langsung mengungkapkan bahwa perilaku bertipe gender
dimulai dengan anak mengadopsi pandangan yang mereka pelajari dari
orang tua mereka. Oleh karena itu, orang tua memperkuat perkembangan
stereotip gender dengan menyediakan mainan dan aktivitas yang sesuai
dengan gender.
2. Pembelajaran observasional

Konsep kedua direpresentasikan melalui pembelajaran observasional di


mana anak-anak meniru dan mengikuti perilaku individu yang berjenis
kelamin sama. Anak-anak menjadi semakin sadar akan stereotip gender di
prasekolah dan mengakui "model sesama jenis" ini ketika mereka mulai
menggunakan preferensi mereka untuk mainan atau kegiatan "berjenis
gender". Model sesama jenis ini dapat mencakup setiap individu mulai dari
guru dan saudara yang lebih tua hingga tokoh media
C. Teori Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif juga terkait erat dengan analisis Jean
Piaget untuk perubahan kognitif terkait usia yang dialami seorang anak
Hal ini menekankan pentingnya pemahaman anak tentang peran gender dan
penempatan permanen mereka di dalamnya. Setelah seorang anak dapat
sepenuhnya memahami konsep ini, informasi spesifik gender akan menjadi
lebih relevan. Ide konsistensi gender ini, mirip dengan tahap operasional
konkret Piaget, diwakili oleh tiga tahap:
1. identitas gender: anak mengakui bahwa mereka laki-laki atau perempuan
dan memiliki kemampuan untuk melabeli orang lain.
2. stabilitas gender: identitas di mana mereka mengakui diri mereka tidak
berubah
3. konsistensi gender: penerimaan bahwa gender tidak berubah terlepas dari
perubahan penampilan, aktivitas, dan sifat tipe gender.
D. Teori Skema Gender

Sebuah skema adalah jaringan asosiasi yang terorganisir secara kognitif


yang tersedia untuk membantu memandu persepsi individu. Skema gender
bertindak sebagai panduan atau standar untuk perilaku yang konsisten
dalam skenario tertentu. Label seperti “perempuan lemah dan laki-laki
kuat,” mengklasifikasikan tindakan stereotip yang dapat diterima untuk
kelompok gender. Oleh karena itu, teori ini mengusulkan gagasan bahwa
begitu anak telah mengembangkan pengetahuan dasar
E. . Teori Psikionalisis

Sigmund Freud percaya bahwa anak-anak melewati tahap-


tahap perkembangan psikoseksual . Pada tahun ketiga kehidupan anak, alat
kelamin dianggap aktif. Ketika anak-anak mengembangkan pemahaman
yang lebih besar tentang jenis kelamin mereka sendiri, mereka juga
mengembangkan kompleks pengebirian (pada anak laki-laki)
atau kecemburuan penis (pada anak perempuan). Untuk anak laki-laki,
selama tahap "phallic", mereka berada di puncak seksualitas masa kanak-
kanak. Selama ini kompleks Oedipus terjadi, di mana anak laki-laki
merasakan cinta erotis untuk ibunya (pada anak perempuan di mana cinta
diarahkan pada ayah). Seiring berjalannya waktu dan anak laki-laki dewasa,
dia perlahan-lahan mampu melepaskan perasaan saingan yang dia miliki
terhadap ayahnya dan membebaskan dirinya dari cintanya kepada orang
tuanya. Pada saat ini, anak laki-laki belajar untuk meniru atribut maskulin
dari ayahnya dan kemudian mengidentifikasi dengan dia

Anda mungkin juga menyukai