Anda di halaman 1dari 2

Seminar Kesatuan Tafsir

KEPUTUSAN SEMINAR KESATUAN TAFSIR


Tentang
CATUR CUNTAKA
1. Pengertian Cuntaka
Cuntaka adalah suatu keadaan tidak suci menurut pandangan agama Hindu.

2. Penyebab :
Pada mulanya cuntaka ini disebabkan karena kematian. Disam -ping itu ada penyebab-penyebab
lain yaitu :
a. Sebel karena haid.
b. Sebel karena wanita bersalin.
c. Sebel karena wanita keguguran kandungan.
d. Sebel karena sakit (sakit kelainan).
e. Sebel karena perkawinan.
f. Sebel karena gamia gamana.
g. Sebel karena salah timpal (Bersetubuh dengan binatang).
h. Sebel karena wanita hamil tanpa beukaon.
i. Sebel karena mitra ngalang (nyolong semara, semara dudu),
j. Sebel karena orang lahir dari kehamilan tanpa upacara.
k. Orang yang melakukan Sad Tatayi.

3. Ruang lingkup :
a. Kematian : Keluarga terdekat sampai dengan mindon,
serta orang-orang yang ikut mengantar
jenazah, demikian pula alat-alat yang
dipergunakan dalam keperluan itu.
a. Sebel karena haid : Diri pribadi dengan kamar tidurnya.
b. Sebel karena bersalin : Diri pribadi dan suaminya berserta rumah yang
Ditempatinya
c. Sebel karena wanita
d. keguguran kandungan : Diri pribadi dan suaminya berserta rumah yang
Ditempatinya
e. Sebel karena sakit (sakit-kelainan) : Pribadi dan pakainnya
f. Sebel karena perkawinan : Diri pribadi dan kamar tidurnya
g. Sebel karena gamia gamana : Diri pribadi yang melakukan dan desa adatnya
h. Sebel karena salah timpal : Diri pribadi yang melakukan dan desa adatnya
i. Sebel karena wanita hamil tanpa beakaon: Diri pribadi dan kamar tidurnya
j. Sebel karena mitra ngalang : Diri pribadi dan kamar tidurnya
k. Sebel karena orang yang lahir dari
kehamilan tanpa Upacara : Diri pribadi, anak dan rumah yang ditempatinya
l. Sebel karena orang yang melakukan
Sad Tatayi : Diri pribadi

4. Batas waktu sebel/kacuntakan :


a. Kematian : Disesuaikan dengan Loka Dresta dan Sastra
Dresta
b. Sebel karena haid : Selama masih mengeluarkan darah sampai

40
Seminar Kesatuan Tafsir

membersihkan diri
c. Wanita bersalin : Sekurang-kurangnya 42 hari dan berakhir
setelah mendapat tirtha pabersihan dan
suaminya sekurang-kurangnya sampai kepus
puser bayinya
d. Wanita keguguran kandungan : Sekurang-kurangnya 42 hari dan berakhir
setelah mendapat tirtha pabersihan
e. Karena perkawinan : Sampai dengan kena tirta pabeakaonan
f. Gamia gamana : Sampai diceraikan, diadakan pabersihan baik
terhadap diri pri -badi maupun Desa
Adat/Kahyangan
g. Salah timpal
(bersetubuh dengan binatang) : Diselesaikan sebagaimana mestinya sesuai
dengan adat dan agama Hindu
h. Wanita hamil tanpa Beakaon : Sampai dengan upakara beakaon
i. Mitra ngalang : Sampai dengan upakara beakaon
j. Orang yang lahir dari kehamilan
tanpa upacara perkawinan : Sampai dengan adanya yang "memeras"
(disyahkan sebagai anak sesuai dengan
agama Hindu)
k. Orang yang pernah
Melakukan Sad Atatayi : Sampai diprayascita dan sama sekali tidak
boleh menjadi Rokhaniwan.
5. Larangan :
Seseorang yang dalam keadaan sebel atau cuntaka tidak diperkenankan memasuki tempat suci
ataupun melaksanakan pekerjaan yang dianggap suci.

6. Kepustakaan :
Beberapa lontar yang dapat dipakai sebagai sumber antara lain :
1. Manawa Dharma Sastra.
2. Agastya.
3. RogaSangara.
4. Widhi Sastra.
5. Catur Cuntakantaka.
6. Catur Cuntaka.
7. Pangalantaka.
8. Krama pura.
9. Upadeca.

41

Anda mungkin juga menyukai