0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan2 halaman
1) Pada masa penjajahan, Bangsa Barat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia seperti cengkih. Hal ini sangat merugikan rakyat Indonesia dan memicu perlawanan.
2) Kerajaan Mataram melancarkan serangan terhadap Belanda di Batavia pada 1628 dan 1629 namun gagal.
3) Perang Aceh terjadi karena Traktat London 1871 yang memberikan hak atas Aceh kepada Belanda. Perlawanan rakyat Aceh sangat sulit diredam meski b
1) Pada masa penjajahan, Bangsa Barat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia seperti cengkih. Hal ini sangat merugikan rakyat Indonesia dan memicu perlawanan.
2) Kerajaan Mataram melancarkan serangan terhadap Belanda di Batavia pada 1628 dan 1629 namun gagal.
3) Perang Aceh terjadi karena Traktat London 1871 yang memberikan hak atas Aceh kepada Belanda. Perlawanan rakyat Aceh sangat sulit diredam meski b
1) Pada masa penjajahan, Bangsa Barat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia seperti cengkih. Hal ini sangat merugikan rakyat Indonesia dan memicu perlawanan.
2) Kerajaan Mataram melancarkan serangan terhadap Belanda di Batavia pada 1628 dan 1629 namun gagal.
3) Perang Aceh terjadi karena Traktat London 1871 yang memberikan hak atas Aceh kepada Belanda. Perlawanan rakyat Aceh sangat sulit diredam meski b
B. Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan
1. Pengaruh Monopoli dalam Perdangangan
Tanaman cengkih merupakan salah satu produk yang dimonopoli bangsa Barat saat menjajah Indonesia. Pada awal kedatangan bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat Indonesia. Hubungan perdangangan tersebut kemudian berubah menjadi hubungan penguasaan atau penjajahan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih dari sekedar jual beli. Itulah yang memicu kekecewaan, kebencian, dan perlawanan fisik. Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan. Dampak monopoli bagi pelaku perusahaan sangat menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual. Sebagai contoh pada saat melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia, VOC membuat perjanjian dengan kerajaan-kerjaaan di Indonesia yang isinya setiap kerajaan hanya mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Karena produsen sudah dikuasai VOC maka pada saat rempah-rempah dijual harganya sangat turun. Sebaliknya, VOC menjual ke Eropa dengan harga yang sangat tinggi. Kerajaan-kerajaan di Indonesia membiarkan VOC memonopoli perdangangan karena keterpaksaan. Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal dengan devide et impera. Belanda berharap akan terjadi permusahan antarbangsa Indonesia, sehingga terjadi perang perang antar kerajaan. Seusai perang, Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdangangan atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat menderita. Untuk meluaskan kekuasaan, VOC mempersiapkan penguasaan dengan cara perang (militer). VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan yang kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya pada tanggal 13 Desember 1799 VOC dibubarkan. Rangkuman IPS Halaman 220-221 Bag.4 4) Serangan Mataram terhadap VOC Mataram adalah kerajaan besar di Jawa Tengah. Keberadaan VOC di Batavia sangat membahayakan Mataram. Perselisihan antara Mataram dan Belanda terjadi karena nafsu monopoli Belanda. Pada tanggal 8 November 1618, Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen memerintahkan van der Marct menyerang Jepara. Raja Mataram Sultan Agung segera mempersiapkan penyerangan terhadap kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628. Pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Baurekso, yang tiba di Batavia tanggal 22 Agustus 1628. Serangan pertama yang dilakukan oleh Matarm gagal sehingga terpaksa pasukan ditarik kembali ke Mataram tanggal 3 Desember 1628. Pada serangan tersebut, tidak kurang 1.000 prajurit Mataram gugur dalam medan pertempuran. Serangan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir 1 Okober 1629. Namun, serangan kedua ini pun gagal, karena faktor kelemahan yang sama seperi pada serangan yang pertama.
Rangkuman IPS Halaman 227-228 Bag.4
4) Perang Aceh Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris, dan Belanda mendapat hak atas Aceh. Berdasarkan Traktat tersebut Belanda mempunyai alasan untuk meyerang istana Aceh. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahman yang menjadi benteng pertahanan Aceh 5 April 1973. Jendral Kohler terbunuh saat pertempuran di depan Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh. Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan dengan kekerasan, sebab karakter orang Aceh tidak akan menyerah. Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan Uleebalang (bangsawan) dan kaum ulama. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak. Banyak tokoh yang gugur diantaranya Teuku Umar, Sultan Aceh Mohammad Daudsyah, Panglima Polem Mohammad Daud, Cut Nyak Dien, dan Cut Meutia. Perlawanan seporadis rakyat Aceh masih berlangsung hingga tahun 1930an.