Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH SEMINAR 1

Modul GSM 6503 (Ilmu Kedokteran Dasar I)

Semester Ganjil 2022/2023 - Paralel 2

KELOMPOK B
RICA MADINAH PUTRI ------------------------------------ 0400220095
RICHELLE ALIYAH MARDHANI ----------------------- 0400220096
SALMA PUTRI RAHMASARI ----------------------------- 0400220097
SALWA AGRI KHAIRUNISA --------------------------------- 0400220098
SAMUEAL RYAN KRISDIANTO ---------------------------- 0400220099
SAMY YAHYA MAHFOUZ ------------------------------------ 0400220100
SEVILLA GRACELI TANUJAY ------------------------------ 0400220101
SHAFIRA SALSABILLA --- ------------------------------------ 0400220102
SHANNI AURELIA ---------- ------------------------------------ 0400220103
SRI AYU KENANGA WATI ----------------------------------- 0400220104
STELLA IRENE P ------------ ------------------------------------ 0400220105
STEPHANI VANESSA SILAEN ------------------------------- 0400220106
SYAHLA REFINA MANDIRA FEBRIANA ---------------- 0400220107
TABINA DAHAYU ANDARI ---------------------------------- 0400220108
THORIQ MAULANA IRDASYAH --------------------------- 0400220109
TIMOTHY CHRISTIAN ---- -------------------------------------04002201010

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah seminar pertama kami di modul GSM 6503 Ilmu Kedokteran
Dasar 1 dengan lancar tanpa hambatan dan tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas diskusi integritas dan seminar kami di modul GSM6503 tentang Ilmu
Kedokteran Dasar 1.

Makalah ini merupakan hasil kerja keras kami sekelompok, juga dengan saran dan bantuan dari
dosen-dosen kami yang mendampingi kami saat berdiskusi, dan pihak-pihak yang lain. Kami
berterima kasih untuk semua yang sudah membantu dan melancarkan pembuatan makalah ini.
Dengan semua bantuan yang kami dapatkan, kami sudah menyusun makalah ini semaksimal
mungkin.

Kami menyadari bahwa penulisan/penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, atau dengan
kata lain masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima semua kritik dan
saran yang diberikan dengan maksud untuk membangun dan bermanfaat bagi kami dalam
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, maupun
kami yang menulis ataupun dari pihak yang membaca.

Jakarta, 13 September 2022

Kelompok B

2
DAFTAR ISI

PENGENALAN ............................................................................................................ 1
KATAPENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 5-7
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 6
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 8

2.1 Skenario Diskusi 1A……………………………………………………… 8

2.1.1 Teori sel…………………………………………………………. 8

2.1.2 Karakteristik dari sel…………………………………………….. 8

2.1.3 Reproduksi sel dan tahapannya………………………………… 11

2.1.4 Fisiologi sel………………………………………………………17

2.1.5 Komunikasi antar sel dan tranduksi sinyal……………………… 25

2.1.6 Dasar-dasar pola pewarisan hukum mendel……………………. 29

2.2 Skenario Diskusi 1B

2.2.1 Diferensiasi sel……………………………………………………32

2.2.2 Penyimpangan hukum mendel dan macam-macamnya………… 37

2.2.3 Perbedaan jaringan epitel, ikat, dan adipose…………………… 48

2.2.4 Sintesis protein…………………………………………………….55

2.2.5 Apoptosis…………………………………………………………. 58

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 62

3.1 Kesimpulan Skenario 1A……………………………………………………. 62

3
3.2 Kesimpulan Skenario 1B…………………………………………………… 62

BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………64

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam
kehidupan sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting khususnya tentang sel
yang merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel-sel tersebut menjadi kesatuan untuk
membentuk kehidupan.

Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung
di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.

Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot (eu=sejati, karyon=inti) yangmemiliki


membran inti dan Prokariot (pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak memilikimembran inti
dan pada umumnya makhluk hidup uniseluler

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Skenario Diskusi 1A

Rumusan masalah dari skenario ini adalah:


a. Apa saja sejarah terkait penemuan sel beserta teorinya?
b. Apa saja yang termasuk dari karakteristik sel?
c. Apa yang dimaksud dengan reproduksi sel dan apa saja tahapannya?
d. Apa penjelasan dari fisiologi sel?
e. Apa saja teori tentang komunikasi antar sel dan transduksi sinyal?
f. Apa itu konsep teoritis tentang dasar-dasar pola pewarisan (Hukum Mendel)?

1.2.2 Skenario Diskusi 1B

Rumusan masalah dari skenario ini adalah:


5
a. Bagaimana konsep teoritis tentang diferensiasi sel?
b. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan hukum mendel dan macam-macamnya?
c. Apa saja perbedaan dari jaringan epitel, ikat dan adipose?
d. Bagaima konsep teoritis tentang sintesis protein?
e. Apa yang dimaksud dengan apoptosis?
1.3 Tujuan

1.3.1 Skenario Diskusi 1A

Tujuan dari Makalah Skenario Diskusi A adalah:

1. Memahami teori tentang Sel

2. Memahami karakteristik sel, struktur dan fungsi sel

3. Mengetahui tentang reproduksi sel dan apa saja tahapannya

4. Memahami macam dari fisiologi sel

5. Menganalisa teori tentang komunikasi antar sel dan transduksi sinyal

6. Menganalisa tentang dasar-dasar pola pewarisan (Hukum Mendel)

1.3.2 Skenario Diskusi 1B

Tujuan dari Makalah Skenario Diskusi B adalah:

1. Memahami apa itu diferensiasi sel

2. Menegtahui tempat berlangsungnya diferensiasi sel

3. Mengetahui faktor internal dan eksternal dari diferensiasi sel

4. Memahami teori penyimpangan hukum mendel

5. Mengetahui ciri-ciri penyimpangan hukum mendel

6. Mengetahui macam-macam penyimpangan hukum mendel.

7. Memahami perbedaan dan struktur dari jaringan epitel, ikat, dan adipose.

8. Memahami teori sintesis protein

9. Menganalisa tahap-tahap pada sintesis protein

10. Memahami fungsi dari sintesis protein.

6
1.4. Manfaat

Makalah ini kami buat betujuan untuk memperluas dan menambah wawasan para
pembaca tentang topik-topik yang kami diskusikan. Meskipun jauh dari kata sempurna, kami
berusaha untuk mencari informasi-informasi dan berbagai sumber terpercaya untuk
mempermudah pengertian dan pembelajaran bagi para pembaca. Dengan disusunnya
makalah ini, kami berharap makalah ini bisa menjadi media pembelajaran dan menambah
wawasan bagi mahasiswa/i yang sedang mempelajari ilmu kedokteran dasar.

7
BAB II

PEMBAHASAN SKENARIO

2.1 Skenario Diskusi 1A


Ingin punya adik baru

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun memiliki empat anak kucing yang baru
dilahirkan induknya sangat lucu. Dia tertarik dengan anak-anak kucing tersebut dan pada
satu saat dia bertanya pda ibunya darimana asal anak-anak kucing tersebut. Ibunya
menjelaskan dengan sangat sederhana bahwa kucing sama seperti dia memiliki bapa dan ibu
sehingga dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Akhirnya anak perempuan bertanya pada
ibunya “aku juga ingin punya adik baru.”

2.1.1 Teori Sel


I. Definisi sel
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dan menjadi dasar dari
suatu organisme makhluk hidup. kumpulan sel akan membuat suatu jaringan dan
kumpulan jaringan akan menjadi organ serta kumpulan organ akan menjadi sistem
organ. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
1. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup karena semua makhluk hidup terdiri
dari sel.
2. Sel juga merupakan unit fungsional dalam makhluk hidup.
3. Sel adalah persatuan pertumbuhan makhluk hidup.
4. Sel adalah warisan atau warisan yang diwarisi dari makhluk hidup.

II. Teori sel


1. Schleiden (1804) mengemukakan bahwa ”setiap makhluk hidup (tumbuhan)
tersusun atas sel.” pendapan Schleiden didukung oleh Theodor Schwan yang
mengemukakan bahwa” setiap makhluk hidup tersusun atas sel.” dari adanya
dukungan tersebut Schleiden dan Schwan akhirnya merumuskan teori, dimana
teori tersebut dinamakan teori sel. Menurut Schleiden dan Schwan sel merupakan
satuan atau unit terkecil dari kehidupan atau makhluk hidup.
2. Max Schultze (1825) , mengemukakan bahwa ”sel merupakan unit fungsional
terkecil dari makhluk hidup”. Seperti yang sudah dibahas bahwa didalam sel
terjadi kerjasama yang baik antara jaringan dan organel-organel sel sehingga
8
membantu makhluk hidup untuk beraktivitas. menegaskan bahwa protoplasma
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan.
3. Rudolf Virchove (1821-1902) mengemukakan bahwa ” sel merupakan unit
reproduksi terkecil dari makhluk hidup”. maksudnya yaitu setiap makhluk hidup
didalamnya terdapat sel yang tumbuh dan berkembang dari kecil menjadi besar.
Adapun teori yang dikenalnya dinamakan ”Omne cellula e cellule” yang memiliki
arti setiap sel berasal dari sel sebelumnya yang mengalami pertumbuhan. 3

2.1.2 Karakteristik dari sel


Sel dapat berfungsi secara autonom apabila seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Sel mempunyai karakteristik, yaitu :

1. Sangat komples dan teroganisir.


2. Mempunyai program genetik.
3. Membentuk dan menggunakan energi.
4. Menghasilkan berbagai reaksi kimia.
5. Mampu melakukan aktivitas mekanik.
6. Mampu merespon stimuli.
7. Mampu mengatur diri.
8. Mampu membelah diri.
Sel dibagi menjadi 2 yaitu eukariotik dan prokariotik, eukariotik merupakan sel
yang berinti sejati sedangkan prokariotik merupakan sel yang tidak sejati/tidak jelas
contohnya pada bakteri/virus.

I. Ciri-Ciri Sel Eukariotik


1. Punya membran sel
2. Punya inti sel (nukleus) di tengah
3. Ukurannya sangat kecil (mikroskopis), hanya bisa dilihat pake mikroskop
4. Bagian yang selain inti sel disebut sitoplasma
5. Memiliki banyak komponen-komponen yang menjalankan fungsi biologi,
seperti ribosom, lisosom, Retikulum Endoplasma, vakuola, sitosol,
kompleks golgi.
6. Di dalam inti sel (nukleus) terdapat 22 pasang kromosom autosom (tubuh)
dan 1 pasang kromosom gonosom (gamet)
7. Di dalam kromosom terdapat untaian DNA yang didalamnya tersusun oleh
gula deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nukleotida.
9
8. Sel-sel bisa membelah secara mitosis (2n) yang anakannya diploid, maupun
meiosis (n) yang anakannya haploid.
II. Sel Hewan
1. Sel eukariotik (merupakan sel paling kompleks) (sel yang jelas dan memiliki
inti sel).
2. Bisa berubah-ubah, berpindah tempat.
3. Membutuhkan makanan dari luar.
4. Respirasi sel eukariotik menggunakan mitokondria.
5. Menurut klasifikasi taksonomi,manusia adalah hewan paling tinggi
(homosapiens).
6. Sel hewan bergerak secara amuboid (tubuh dilekukan).1
III. Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan adalah kelompok sel eukariotik, sel eukariotik yaitu
kelompok sel yang mempunyai materi genetik (DNA) yang dibaluti atau
dibungkus oleh membran. Sel tumbuhan mempunyai struktur yang khas
dibandingkan dengan sel eukariotik lain.
IV. Perbedaan Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan.

Bagian sel Sel Hewan Sel Tumbuhan Fungsi


Dinding sel Tidak ada Ada Membentuk dan
melindungi sel
Membran sel Ada Ada Mengatur keluar
masuknya zat yang
membungkus isi sel

10
Inti sel Ada,terletak di Ada,terletak di tepi Mengatur dan
tengah mengendalikan
seluruh aktivitas sel
plastida Tidakada Ada Tempat
berfotosintesis
Vakuola Tidak ada Ada Menyumbang
makanan dan air
Mitokondria Ada Ada Membentuk ATP
Lisosom Ada Tidak ada Enzim yang mampu
melakukan hidrolisis
Badan golgi Ada Ada Membantu
pembentukan protein
Retikulum Ada Ada Membantu
endoplasma metabolisme
protein,lemak,dan
karbohidrat
Ribosom Ada Ada Sangat penting
untunk membentuk
protein
Sentrosom Ada Tidak ada Wilayah yang terdiri
dari dua sentriol
Sentriol Ada Tidak ada Berperan dalam
pembelahan sel

2.1.3 Reproduksi sel dan tahapannya


Reproduksi merupakan ciri mahluk hidup, yatu memproduksi individu baru yang
sama denganindividu terdahulu. Reproduksi tingkat sel merupakan dasar dari reproduksi
mahluk hidup, bahkan bagi mahluk uniseluler dengan reproduksi sel sudah
menyempurnakan proses siklus hidupnya. Pada eukariot sel terbagi menjadi sel vegetative
dan sel generative, dan siklus hidupnya juga dapat diaksanakan melalui siklus vegetative
( aseksual) atau secra genratif ( seksual). Kedua siklus tersebut memerlukan sistem
reproduksi sel yang berbeda, yaitu reproduksi vegetatif dan reproduksi seksual
(regeneratif). Pada prokriot walaupun ada proses mirip seksual, namun reproduksi selnya
hanya satu jenis, yaitu reproduksi vegetatif.
11
I. Reproduksi Prokariot Dengan Pembelahan Biner
Bakteri memperbanyak diri melalui pembelahan sel secara biner, dimana satu sel
akan memperbanyak diri menjadi dua sel. Sebelum melakukan pembelahan, sel dewasa
akan melakukan sintesis bahan bahan yang diperlukan untuk membuat sel baru.
Kromososm yang bebas di dalam plasma, pada awal pembelahan sel akan menempel
pada membrane sel, dan kemudian Bersamaan dengan pembesaran ukuran sel
berlangsung sintesis DNA atau penggadaan kromosom. Setelah kromosom baru selesai
dibentuk, dan sel mecapai pembesaran maksimum maka akan terjadi pembelahan sel
dan terbentuklah dua sel baru.

II. Reproduksi Virus Memerlukan Sel Inang


Virus karena keterbatasan perangkat yang ada pada tubuhnya, mengharuskan
dirinya menjadi parasit atau parasite obligat agar dapat bermetabolisme dan berkembang
biak. Virus akan menyuntikan bahan gentiknya kedalam sel inang, kemudian bahan
genetic tersebut akan mengambil alih peran bahan geneti sel inang dalam mengendalikan
metabolism sel. Dengan diambilnya kendali maka metabolism didalam sel akan berubah
menjadi proses yang mendukung perkembangan virus. Bakteriofag ialah virus yang
menyerang poliferasi inang mereka. Terdapat dua jenis siklus hidup bakteriofage,yaitu
daur litik dan lisogenik.

III. Fase Siklus Sel


Siklus kehidupan sel adalah periode dari reproduksi sel sampai reproduksi
berikutnya. Bila sel mamalia tidak dihambat dan diproduksi secepat kemampuannya,
siklus kehidupan ini berlangsung selama 10 sampaai 30 jam. Siklus kehidupan sel
dihentikan oleh serangkaian kejadian fisik yang berbeda, disebut mitosis yang
menyebabkan pembagian sel menjadi dua sel anak baru. Akan tetapi, tahap mitosis
yang sesungguhnya berlangsung hanya kira-kira 30 menit, sehingga lebih dari 95%
siklus kehidupan sel yang bereproduksi dengan cepatpun diwakili oleh interval di
antara mitosis, disebut interfase.
1. Fase s (sintesis)
Fase ini merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel
tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar delapan jam untuk menyelesaikan

12
tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh segera dipilah bersama
dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.
2. Fase M ( Mitosis)
Fase ini membutuhkan waktu satu jam untuk terjadi pembelah sel, baik
pembelah biner atau pembentukan tunas. Pada mitosis, sel membelah dirinya
membentuk dua sel yang terpisah.
3. Meiosis
Hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah.
Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I)
dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan.
Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada
pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase- fase pembelahan seperti pada mitosis.
Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase
II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses
pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel
baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel induk.

Meoisis I terjadi dalam lima tahapan yaitu interfase, profase I, metafase I, anafase I,
dan telofase I, sitokinesis.berikut ini beberapa jenjang fase :
1. Interfase merupakan tahapan yang terjadi sebelum pembelahan sel yang mana
seluruhkebutuhan yang diperlukan pada pembelah sel dipersiapkan.

2. Profase I, yaitu fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan


pemintalnya.Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.

3. Metafase I, yaitu kondensasi kromosom di bidang ekuatorial mencapai titik


puncaknya.

4. Anafase I, yaitu tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-
masingkromosom tertarik menuju pemintal kutub.

13
5. Telofase I, yaitu kromosom di tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, yang
diikutidengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan
mulai membelah.

6. Sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi


antarapemintal mitotik,

Meiosis II
Terjadi dalam empat tahapan, yaitu profase II, metafase II, anafase II, dantelofase II.
Profase II
Profase II terjadi pada kedua anak hasil meiosis satu secara bersamaan. Dilansir dari
microbenotes.com, pada setiap profase membelah menghasilkan dua sentriol disekitar
kromosom. Sentriol kemudian bergerak ke ujung-ujung kutub yang berbeda.
Metafase II

Pada metafase II kromosom kembali berjajar pada garis ekuator dan sentromer membelah
membentuk dua anak kromosom.
Anafase II
Masing-masing anak kromosom bergerak ke ujung kutub yang berlawanan karena ditarik oleh
benang spindle sentriol.
Telofase II
Pada telofase kromosom telah selesai berpindah ke ujung dan membran inti terbentuk
menyelubungi keromosom untuk membuat dua inti sel baru. Lalu terjadi sitokinesis yaitu
pembelahan sitoplasma menjadi dua dan menghasilkan dua sel anak baru. Jika dijumlahkan
maka total empat sel anak dihasilkan meiosis yang materi genetiknya setengah dari induknya.

14
I. Fungsi Pembelahan Sel :
Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup bersel
banyak adalah sebagai cara memperbayak sel tubuh sehingga makhluk hidup yang
bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang.
II. Bakteri memperbanyak diri melalui pembelahan sel secara biner,
Dimana satu sel akan memperbanyak diri menjadi dua sel. Sebelum melakukan
pembelahan, sel dewasa akanmelakukan sintesis bahan bahan yang diperlukan untuk
membuat sel baru. Kromososm yang bebas di dalam plasma, pada awal pembelahan sel
akan menempel pada membrane sel, dan kemudian Bersamaan dengan pembesaran
ukuran sel berlangsung sintesis DNA atau penggadaan kromosom.
III. FASE AWAL PERKEMBANGAN EMBRIO
Pada proses pembuahan, sel telur dan dan sperma akan mengalami peluruhan dan
membentuk zigot keturunannya. Zigot kemudian akan tumbuh menjadi embrio hingga
janin dalam kandungan induknya. Perkembangan embrio dibagi dalam fase morula, fase
blastula, fase gastrula, dan fase organogenesis.

15
• Fase Morula
Zigot bersel tunggal hasil pembuahan, selnya akan membelah secara mitosis dengan
cepat dan membentuk sel-sel baru yang padat disebut dengan blastomer. Zigot terus
membelah dari sel yang awalnya satu menjadi 16 sel blastomer.

• Fase Blastula

Morula yang padat akan terus membelah hingga 100 sel sehingga muncul rongga
didalam morula dan disebut dengan blastula. Rongga blastula dinamakan dengan
blastosol yang diisi oleh cairan laktat, asam amino, glukosa, dan juga piruvat. Massa
sel bagian dalam ini kemudian akan berkembang menjadi embrio manusia.
Sedangkan morula pada fase blastula berubah menjadi lapisan rongga sel disebut
dengan blastoderm yang melindungi blastosol didalamnya.

• Fase Gastrula

Setelah fase blastula, embrio akan memasuki fase gastrula. Dilansir dari
microbenotes.com, fase gastrula adalah fasse dirombaknya sel-sel blastula menjadi
16
tiga lapisan germinal (lapisan embrionik). Hal tersebut akan membentuk organ
tubuh tertentu yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

• Fase Organogenesis

Sesuai dengan namanya, fase organogenesis adalah fase pembentukan organ-organ


tubuh pada janin dari tiga lapisan germinal yang terbentuk pada fase gastrula. Dilansir
dari Microbe Notes, lapisan ektoderm akan membentuk sistem saraf, lapisan
epidermis, mata, jaringan ikat dikepala, dan telinga bagian dalam. Lapisan mesoderm
akan membentuk otot-otot, sel darah, jaringan ikat tubuh, tubulus ginjal, sistem organ
reproduksi, sistem ekskresi, serta sistem kardiovaskular. Cara Mengetahui Jenis
Kelamin Bayi di dalam Kandungan Adapun lapisan endoderm akan membentuk paru-

paru, kelenjar tiroid, sel pankreas, hati, serta sebagian besar sistem pencernaan.

IV. PERBEDAAN
• Meiosis menghasilkan sel anak yang memiliki 1/2 jumlah kromosom sebagai
induknya. Pergi dari 2n ke 1n.
17
• Sel anak yang dihasilkan oleh meiosis tidak identik secara genetik satu sama lain.
Pada pembelahan meiosis sel terjadi dua kali tetapi replikasi hanya terjadi.
NILAI VARIASI
- Variasi - perbedaan antara anggota populasi.
- Meiosis menghasilkan pemisahan acak kromosom dalam gamet.
- Menyebabkan populasi yang beragam yang dari waktu ke waktu bisa lebih kuat
untuk bertahan hidup.

18
FISIOLOGI SEL

1. Fisiologi sel
A. DEFINISI FISIOLOGI SEL

Fisiologi sel adalah cabang biologi yang mempelajari aktivitas yang terjadi
di dalam sel agar tetap hidup. Fisiologi sel termasuk sel-sel hewan, sel-sel tumbuhan
dan mikroorganisme. Istilah “fisiologi” mengacu pada semua fungsi normal yang
terjadi pada organisme hidup. Semua aktivitas dalam sel ini dapat dihitung sebagai
berikut:

• Nutrisi,
• Respon lingkungan
• Pertumbuhan sel,
• Pembelahan sel,
• Reproduksi
• Diferensiasi
B. KARAKTERISTIK FISIOLOGI SEL
1. Kode genetic didasarkan pada DNA
2. DNA terdiri dari empat nukleotida (deoksiadenosin, deoksisitidin,
deoksiimidin, dan deoksiguanosin), tidak termasuk deoksinukleotida lainnya.
3. Kode genetik terdiri dari kodon tiga nukleotida, yang menghasilkan 64 kodon
berbeda.
4. Integritas DNA dijaga oleh sekelompok enzim pemeliharaan, termasuk DNA
topoisomerase, ligase DNA dan enzim perbaikan DNA lainnya. DNA juga
dilindungi oleh protein pengikat DNA seperti histones.
5. RNA diproduksi oleh RNA polimerase yang tergantung pada DNA
menggunakan nukleotida yang mirip dengan DNA, dengan pengecualian
timidin dalam DNA, digantikan oleh uridin dalam RNA.
6. Kode genetik dinyatakan dalam protein. Semua sifat lain dari organisme
(misalnya,sintesis lipid atau karbohidrat) adalah hasil dari enzim protein.
7. Protein dikumpulkan dari asam amino bebas dengan menerjemahkan mRNA
oleh ribosom, tRNA dan sekelompok protein terkait.
8. Ribosom terdiri dari dua subunit, satu besar dan satu kecil.

19
9. Setiap subunit ribosom tersusun atas nukleus RNA ribosom yang dikelilingi
oleh protein ribosom.
10. Molekul RNA (rRNA dan tRNA) memainkan peran penting dalam aktivitas
katalitik ribosom.
11. Asam amino harus disintesis dari glukosa oleh sekelompok enzim khusus; Jalur
sintesis bersifat arbitrer dan dipertahankan.
12. Glukosa dapat digunakan sebagai sumber energi dan karbon.yang dimana
energinya terbungkus dalam bentuk ATP sebagai perantara energi.
13. Sel dikelilingi oleh membran sel yang terdiri dari lapisan ganda lipid.
14. Di dalam sel, konsentrasi natrium lebih rendah dan kalium lebih tinggi daripada
di luar.
15. Gradien ini dipertahankan oleh pompa ion spesifik. Konsentrasi kalsium di
dalam sel juga lebih rendah daripada di luar.

C. PERBEDAAN SEL HEWAN, TUMBUHAN DAN MANUSIA

Perbedaan antara sel hewan, sel tumbuhan dan mikroorganisme menunjukkan


kesamaan fungsional esensial, meskipun sel-sel ini memiliki struktur yang berbeda.
Penyerapan air oleh akar, produksi makanan di daun dan pertumbuhan tunas ke arah cahaya
adalah contoh fisiologi tanaman. Metabolisme heterotrofik makanan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan dan penggunaan gerakan untuk mendapatkan nutrisi (bahkan jika
organisme tetap dalam posisi yang relatif diam) adalah karakteristik fisiologi hewan.
Fisiologi hewan berperan dalam pekerjaan berbagai organ tubuh yang mengoordinasikan
organ-organ itu untuk mengintegrasikan perilaku hewan. Fisiologi tumbuhan lebih
cenderung menjadi respons, nutrisi, pertumbuhan dan reproduksi berbagai jenis tanaman.
dan karena fungsi hewan dan tumbuhan tergantung pada fungsi komponen seluler. Dalam
konteks fisiologi manusia, istilah fisiologi sel sering berlaku secara khusus untuk fisiologi
transportasi membran, transmisi saraf dan (lebih jarang) kontraksi otot. Secara umum, ini
mencakup pencernaan makanan, sirkulasi darah dan kontraksi otot dan, oleh karena itu,
merupakan aspek penting dari fisiologi manusia.

Sel merupakan bahan organik penyusun tubuh yang sangat terorganisasi sel memiliki 3
bagian utama;

20
1. Membran plasma. Yaitu struktur membranosa tipis yang membungkus tiap sel,
tersusun atas molekul lipid (lemak) dan bertabur protein. Membran plasma
berfungsi menjaga cairan intrasel tidak bercampur dengan cairan ekstrasel dan juga
proteinnya secara selektif mengendalikan pergerakan molekul antara CIS dan CES
2. Nukleus Berisi materi genetik sel yaitu DNA yang berfungsi penting untuk
mengarahkan sintesis protein dan blue print genetik selama replikasi sel.
3. Sitoplasma (Bagian utama inferior sel)
Bagian inferior sel yang tidak ditempati nukleus, mengandung :
• Sitoskeleton,Kerangka Protein tersebar di seluruh bagian sel berperan
sebagai "Tulang & Otot" sel, memberi bentuk pada sel dan mengatur
berbagai pergerakan sel
• Sitosol, merupakan massa semi cair yang menyerupai gel tempat Organel
& Sitoskeleton berada
• Organel, yaitu struktur individual yang sangat terorganisasi untuk
menjalankan fungsi khusus dalam sel. Dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Organel membran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom,
peroksisom, mitokondria. Organel tidak bermembran seperti ribosom,
vault, dan sentirol.
Organel bermembran terbagi menjadi 5 jenis yaitu;
- Retikulum Endoplasma
- Komplek Golgi
- Lisosom Peroksisom
- Mitokondria
Organel tidak bermembran terbagi menjadi 3 jenis yaitu;
- Ribosom

21
- Vault
- Sentriol
1. Retikulum Endoplasma (RE.)

Berperan sebagai pabrik penghasil protein dan lipid.

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur
R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Dibagi menjadi dua jenis yaitu :

- RE Kasar, terdapat protein didalamnya dari hasil sintesis protein untuk sekresi dan
pembentukan membran.
- RE Halus, tidak ada protein didalamnya. Berfungsi sebagai pengemas protein baru
di dalam vesikel transpor.

RE Halus dan RE kasar memiliki tampilan dan fungsi yang sangat berbeda, namun
berhubungan satu sama lain dengan banyak saluran yang saling terhubung. Jumlah RE
Halus dan kasar bervariasi bergantung pada aktivitas sel bersangkutan.

Kompleks Golgi :

22
Sebagai pengolahan protein yang baru disintesis dan menambahkan molekul
glukosa ketika proses sintesis glikoprotein. Serta sebagai pengemas vesikel sekretorik
untuk dikeluarkan melalui eksositosis.

2. Lisosom :

Mengandung berbagai macam enzim yang mampu melakukan hidrolisis


makromolekul-makromolekul. Berperan penting juga untuk menghancurkan sel-sel
yang tidak berfungsi lagi.

3. Peroksisom :

Mengandung enzim oksidatif yang mendetoksifikasi berbagai zat sisa,


peroksisom mirip dengan lisosom, berupa kantong terbungkus membrane yang
mengandung enzim.

Mitokondria (The Power House)

23
Merupakan salah satu unit sel yg paling penting. Organel energi mengestraksi energi
dari nutrien dalam makanan dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh sel
untuk beraktivitas. Mitokondria menghasilkan sekitar 90% energi dan pemeran utama dalam
pembentukan ATP. ATP digunakan untuk sintesis,transpor dan kerja mekanis.

Ribosom (Ergastoplasma)

Berfungsi untuk menjalankan sintesis protein, menerjemahkan mRNA ke rantai


asam amino dalam urutan teratur yang diperintahkan oleh sandi DNA. menyediakan
enzim dan energi untuk menyambungkan asam asam amino.

4. Vault :

Berfungsi sebagai kendaraan transpor seluler, berukuran 3x dari ribosom berbentuk


oktagonal dan bagian dalamnya berongga.

Sentrosom atau bisa disebut pusat sel :

24
Pusat pengatur mikrotubulus utama sel. Terletak dekat nukleus tersusun atas sentriol
yang dikekelilingi sebuah massa protein amorf.

Setiap sel menjalankan fungsi dasar tertentu yang penting secara keseuruhan sel sebagai
unit asas kehidupan untuk mempertahankan kehidupan sel dan membantu
mempertahankan Homeostatis melalui kerja komponen sel yang terkoordinasi sel-sel
system tubuh mempertahankan kestabilan lingkungan internal untuk kelangsungan
hidup seluruh tubuh. Fungsi tubuh bergantung pada aktivitas setiap sel yang menyusun
tubuh.

STRUKTUR YANG HANYA AKAN TERLIHAT OLEH MIKROSKOP CAHAYA

1. Miitokondria (The Power House)


2. Lisosom
3. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
4. Kloroplas
5. Plastida
6. Kromoplas
7. Vakuola (RonggaSel)
8. Mikrotubulus
9. Mikrofilamen
10. Peroksisom (Badan Mikro)
11. inti Sel (Nukleus)

2.1.5 Komunikasi antar sel dan tranduksi sinyal


I. Komunikasi Antar Sel
A. Pengertian
Komunikasi Antar Sel ialah sistem komunikasi yang sangat kompleks
pada tingkat seluler yang mengatur aktivitas dan koordinasi antar sel.
Komunikasi antar sel memiliki empat peran yaitu;

1. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup


2. Menghasilkan respons lain yang dikehendaki
3. Bergantung pada kemampuan sel yang khusus
4. Untuk berkomunikasi satu sama lain

B. Jenis-jenis Komunikasi Antar Sel

25
Komunikasi sel ada secara langsung (direct) dan secara tidak langsung
(indirect)

• Secara langsung: melibatkan kontak fisik antara sel yang berinteraksi


• Secara tidak langsung: melalui zat kimia perantara ekstrasel / molekul
sinyal

a. Komunikasi secara langsung (direct)

1. Melalui Taut Celah, merupakan cara berkomunikasinya antarsel yang paling


intim. Merupakan komunikasi antar sel yang saling berdekatan, melalui
terowongan kecil yang menjembatani ion dan molekul dan langsung
dipertukarkan antara sel bersebelahan dengan yang berinteraksi tanpa
masuk ke CES (Cairan Ekstraseluler).

2. Melalui hubungan langsung sesaat penanda permukaan, merupakan sel


sistem imun yang memiliki penanda khusus pada membran permukaannya
yang dapat memungkinkan sel berhubungan langsung dengan sel lain yang
memiliki penanda yang cocok untuk interaksi sesaat. Sistem ini memiliki
mekanisme yang berperan sebagai sel imun penghancur, sel pada sistem
pertahanan tubuh secara spesifik dapat mengenali dan secara selektif
menghancurkan sel yang tidak diinginkan seperti sel kanker. Sel tubuh yang
sehat tidak dapat terpengaruh.

b. Komunikasi secara tidak langsung (indirect)

Terdapat beberapa komponen yang terlibat dalam komunikasi antar sel secara
tidak langsung agar komunikasi antar sel dapat berjalan dengan baik, yaitu:

• Zat kimia Perantara Ekstrasel

Disintesis oleh sel-sel pengendali khusus untuk menjalankan fungsi tertentu


yang dibebaskan ke dalam CES melalui stimulasi yang sesuai dan bekerja
pada sel-sel khusus lainnya (Sel Sasaran). Zat kimia berikatan dengan
reseptor sel yang spesifik agar menimbulkan efek.

• Reseptor

26
Reseptor itu berupa glikoprotein transmembran, glikoprotein transmembran
merupakan protein integral yang terentang menembus plasma yang
mempunyai rantai karbohidrat yang melekat pada permukaan luarnya.

• Sebuah sel

Sebuah sel itu sendiri memiliki beberapa ribu sampai juta reseptor di
permukaan membran plasma, lalu ratusan sampai seratus ribu reseptor
diperuntukkan bagi zat kimia perantara yang sama.

Komunikasi secara tidak langsung, dapat melalui zat kimia perantara


ekstrasel/molekul sinyal yang memiliki empat macam cara, yaitu;

1. Parakrin

• Zat kimia perantara lokal yang berefek hanya pada sel-sel sekitar
dalam lingkungan dekat tempat sekresinya.
• Terdistribusi melalui difusi sederhana dalam cairan interstisial.
• Kerjanya terbatas, hanya jarak dekat.
• Tidak dapat masuk ke dalam darah dalam jumlah bermakna karena
cepat dinonaktifkan oleh enzim-enzim lokal.
2. Neurotransmiter
• Neuron berkomunikasi secara langsung dengan sel-sel yang
dipersarafinya (Sel Perantara) lalu neuron membebaskan
neurotransmiter.
• Zat kimia perantaranya berjangkau pendek.
• Sebagai respons atas sinyal listrik (Potensial Aksi).
• Berdifusi dari tempat pelepasannya menyeberangi ruang ekstrasel
sempit untuk bekerja setempat pada sel sasaran yang terhubung
(Neuron lain, Otot/Kelenjar).
• Neuron sendiri dapat membawa sinyal listrik dalam jarak sepanjang
akson.
• Zat kimia perantara yang dilepaskan di terminal akson bekerja dalam
jangkauan pendek dengan cara menyeberangi celah sinapsis

27
3. Hormon

• Zat kimia perantara dengan jangkauan yang panjang.


• Secara spesifik disekresikan ke dalam darah oleh kelenjar endokrin
sebagai respons atas sinyal yang sesuai.
• Darah mengangkut zat kimia perantara ke bagian tubuh lainnya.
• Tempat hormon menimbulkan efek pada sel sasaran lumayan jauh
dari tempat pelepasannya.
• Hanya sel sasaran hormon tertentu yang memiliki reseptor membran
untuk berikatan.
• Sel yang bukan sasaran tidak dipengaruhi.

4. Neurohormon

• Hormon yang dibebaskan ke dalam darah oleh neurosekretorik.


• Neuron neurosekretorik dapat merespons & menghantarkan sinyal
listrik.
• Neuron neurosekretorik tidak secara langsung mensyarafi sel
sasaran.
• Neuron neurosekretorik membebaskan zat kimia perantara.
(NEUROHORMON) ke dalam darah pada perangsangan yang
sesuai
• Terdistribusi melalui darah ke sel sasaran yang jauh.
II. Transduksi Sinyal
A. Pengertian
Transduksi sinyal merujuk pada proses penyaluran sinyal dari sel yang
memerintah kepada sel sasaran melalui perantara ekstrasel. Sel sasaran
menerima respons sel yang diperintahkan berupa molekul zat kimia, melalui
reseptor perantara ekstrasel yang memungkinkan sel bersangkutan
menyelesaikan tugas tertentu.
B. Cara-cara sel berkomunikasi, yaitu:
1. Autokrin, sebuah sel menghasilkan sinyal juga memiliki reseptor untuk
sinyal tersebut dan merespons untuk sel itu sendiri.

28
2. Parakrin, mekanisme dimana sel menghasilkan sinyal untuk memerintahkan
perubahan pada sel didekatnya.
3. Endokrin, mekanisme dimana sebuah sel menghasilkan sinyal yang
memasuki pembuluh darah untuk mencapai sel sasaran yang jauh.
C. Reseptor
Reseptor ialah sebuah bagian dari sebuah sel dimana sel sasaran menerima sinyal
dari sel yang memerintahkan. Beberapa reseptor membentuk enzim efektor di
dalam cairan intra seluler yang meneruskan pesan ke dalam sel untuk
menyelesaikan tugasnya.
D. Jalur Persinyalan
Jalur persinyalan melibatkan banyak jenis protein yang dimana setiap protein dalam
suatu jalur mengubah konformasi protein berikutnya. Hal ini terjadi secara bertahap
dan konformasi protein biasanya diubah oleh fosforilasi. Konformasi protein pada
akhirnya mengubah aktivitas sel itu sendiri.
2.1.6 Dasar-Dasar Pola Pewarisan Hukum Mendel
I. Pengertian
Pola pewarisan Mendel merupakan sebuah pola dalam proses untuk
melanjutkan keturunan dari setiap mahluk hidup yang ada di dunia. Proses dari
pewarisan keturunan melibatkan adanya persilangan antar gen-gen di dalam
kromosom-kromosom yang terjadi pada sel-sel gametogenesis. Sel-sel
gametogenesis pria akan bertemu dengan menyilang dengan sel-sel
gametogenesis wanita sehingga hal itu akan menyebabkan terjadinya
persilangan yang akan menghasilkan keturunan dengan kombinasi dari sel-sel
gametogenesis pria dan sel-sel gametogenesis wanita.

Pola persilangan yang terjadi diatas yang dirumuskan oleh Gregor


Mendel dibaca dan dijadikan referensi kembali pada tahun 1900 (Arumingtyas,
2016). Proses persilangan yang dikemukakan oleh Mendel adalah dengan
melakukan beberapa pengkodean pada elemen-elemen dari parental (induk)
yang kemudian disilangkan dengan menggunakan beberapa tabel pengkodean
untuk dapat menentukan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada
anakan-anakan hasil persilangan.

Arumingtyas (2016) menjelaskan bahwa Mendel menjelaskan proses


pewarisan sifat dan gen dengan menggunakan tanaman Kapri yang dikarenakan

29
oleh tanaman Kapri yang mudah untuk dimanipulasi dan tanaman Kapri bisa
melakukan penyerbukan sendiri. Selain itu, tanaman Kapri juga pasang sifat
dengan perbedaan yang mencolok, sifatnya yang diploid, daur hidup relative
pendek, dan mudah ditumbuhkan dan dipelihara. Beberapa faktor yang telah
disebutkan menjadi alasan dari Mendel menggunakan tanaman Kapri sehingga
Mendel bisa mendapatkan hasil analisis yang baik.

A. Penjabaran Aplikasi

Penjabaran pada pewarisan hukum Mendel perlu untuk mencantumkan elemen-


elemen yang digunakan, dimana elemen-elemennya terdiri dari parental (induk),
genotip (gen-gen), fenotip (tampak), filamen (anakan), dan alel (gen pada lokus).

Pada alel-alel akan ada jenis-jenis dari sifat yang dibawa, dimana sifat tersebut
bisa homozigot dominan, heterozigot (kombinasi antara gen dominan dan resesif), dan
homozigot resesif. Dari setiap sifat-sifat yang dibawa pada alel-alel, akan terjadi
persilangan sebanyak dua kali dimana yang pertama adalah persilangan oleh parental,
dan yang kedua merupakan persilangan dengan sifat filamen 1 yang sama untuk
membentuk filamen 2 untuk dapat menghasilkan perbandingan sesuai pola pewarisan
Mendel yang akan dijabarkan dalam contoh sebagai berikut:

1. Persilangan monohibrid (1 sifat beda)

P1: PP (Hijau) X pp (putih)

G1: P p

F1: Pp (Hijau)

Menyerbuk sendiri: Pp (hijau) x Pp (hijau)

F2:

P p
P PP (Hijau Homozigot) Pp (hijau heterozigot)
p Pp (hijau heterozigot) Pp (putih homozigot)
Tabel 1.1

Perbandingan Genotipe: Hijau homozigot : Hijau heterozigot : putih homozigot

1 : 2 : 1

30
Perbandingan Fenotipe: Hijau : Putih

3 : 1

Keterangan:

PP: Tanaman berwarna Hijau homozigot.

Pp: Tanaman berwarna Hijau heterozigot

pp: Tanaman berwarna putih.

2. Persilangan dihibrid (2 sifat beda)


P1: PPHH (Hijau tinggi) x pphh (putih pendek)
G1: PH ph
F1: PpHh (Hijau tinggi)
Menyerbuk sendiri: PpHh (Hijau tinggi) x PpHh (Hijau tinggi)
G2: PH Ph pH ph

PH Ph pH ph
PH PPHH PPHh PpHH PpHh
(Hijau tinggi) (Hijau tinggi) (Hijau tinggi) (Hijau tinggi)
Ph PPHh PPhh PpHh Pphh
(Hijau tinggi) (Hijau pendek) (Hijau tinggi) (Hijau pendek)
pH PpHH PpHh ppHH ppHh
(Hijau tinggi) (Hijau tinggi) (Putih tinggi) (Putih tinggi)
ph PpHh Pphh ppHh Pphh
(Hijau tinggi) (Hijau pendek) (Putih tinggi) (putih pendek)
Tabel 1.2

Perbandingan F2: Hijau tinggi : Hijau pendek : Putih tinggi : Putih pendek

9 : 3 : 3 : 1

Dari hasil persilangan monohibrid dan dihibrid berdasarkan pola pewarisan


Mendel, bisa dianalisis bahwa perbandingan hasil penyilangan dari hukum Mendel
akan selalu sama dimana gen-gen yang dominan akan menutupi gen-gen yang resesif.

31
2.2 Skenario Diskusi 1B
Kok manusia tidak mempunyai ekor?
Seorang anak pergi ke kebun binatang bersama teman-teman
sekolahnya. Mereka melihat beberapa jenis primate, seperti beruk, siamang,
kera, dan lutung. Hewan-hewan ini, pada dasarnya mirip dengan manusia,
karena termasuk golongan primate. Seorang anak bertanya, “Kok manusia tidak
ada ekornya?”

2.2.1 Diferensiasi sel

1. Pengertian

Dalam biologi perkembangan, diferensiasi adalah proses di mana


sel-sel hidup “mengkhususkan”, menghasilkan keragaman sel yang mampu
melakukan fungsi-fungsi tertentu.

Sel-sel yang dibedakan ini dapat bertindak dalam isolasi – seperti


gamet dan sel kelamin organisme yang lebih kecil, seperti bakteri. Atau
mereka dapat dikelompokkan menjadi jaringan yang berbeda, seperti
jaringan tulang dan otot. Meskipun dibedakan, sel-sel mempertahankan
kode genetik yang sama dengan sel pertama (zigot). Perbedaannya terletak
pada aktivasi dan penghambatan kelompok gen spesifik yang akan
menentukan fungsi masing-masing sel.Spesialisasi ini tidak hanya
menyebabkan perubahan fungsi, tetapi juga pada struktur sel.

“Pengelompokan” ini dilakukan sepanjang proses evolusi.


Selanjutnya, metazoa “mengelompokkan” berbagai jaringan untuk
membentuk organ yang berbeda seperti perut, organ seksual, dll. Ini, pada
gilirannya, dapat dikelompokkan ke dalam perangkat atau sistem yang,
bersama-sama, melakukan fungsi vital tertentu, seperti sistem pencernaan.

Proses sebaliknya juga dapat terjadi. Sel-sel yang sudah


terspesialisasi, karena alasan tertentu, dapat kehilangan fungsinya, dengan

32
asumsi suatu keadaan pertumbuhan yang berlebihan. Proses ini disebut de-
diferensiasi dan inilah yang menyebabkan neoplasma muncul.

Diferensiasi sel ini sangat penting karena dengan berdeferensiasi


makhluk hidup yang dimana hanya berupa zigot, dapat menjadi individu
kompleks yang terdiri atas jaringan yang semuanya memiliki tugas dan
fungsi yang berbeda sehingga fungsi tubuh berjalan efektif.

Contohnya : Pada manusia, diferensiasi membuat manusia menjadi individu


dengan banyak sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.

2. Tahapan diferensiasi sel

Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada


tingkat pertumbuhan embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi,
organogenesis.

a. Zigot

Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian


atas ovum Amphioxus, disebut kutub animal terdapat daerah ooplas
(sitoplasma ovum) yang nantinya akan menjadi bakal ektoderm. Bagian
bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang akan menjadi
bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan
menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis
dan saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan
bersama kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat,
penunjang, otot, alat dalam.

A. Blastula

Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah


kelompok sel yang akan menjadi jaringan utama tubuh. Setelah
berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis, saraf, notokord (sumbu
penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok
sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas bakal
jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.

33
B. Gastrula

Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang


terdiri dari sel-sel yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm.Pada tingkat grastula, baru berupa daerah sel
sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk lapisan yang sangat
jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu
ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.

C. Tubulasi

Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung


sehingga merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh
permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan, bakal jadi otak dan yang
belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung endoderm
menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan
membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci
pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung
epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk
bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi
bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.

D. Organogenesis

Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini


sudah terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap,
sehingga pada saat kelahiran anak sudah dalam bentuk yang tetap.Pada
beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat
berudu, sebagai bentuk tetap.

Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai


alat.Bumbung saraf membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup
indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk saluran pencernaan
dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas. Bumbung
mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal, gonad, jaringan
pengikat, serta darah bersama pembuluh dan jantung.

34
1. Tempat Diferensiasi Sel

Diferensiasi terjadi pada tiga tempat, yaitu intra dan ekstrasel, populasi sel serta
jaringan dan alat.

• Diferensiasi intrasel dan ekstrasel

Diferensiasi intrasel terjadi pada organel.Untuk menjadi sel otot terjadi


spesialisasi pada mikrotubul dan mikrofilamen, juga makin banyak terbentuknya
mitokondria dibandingkan dengan sel alin. Pada sel kelenjar penggetah enzim dan
lendir terjadi spesialisasi pada retikulum endoplasma, ribosom dan badan golgi,
akan sangat aktif dan banyak mengisi sel.

• Diferensiasi populasi sel, diferensiasi jaringan dan alat.

Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan pertautan sel atau
komunikasi sesama sel sepopulasi.Semua sel sepopulasi mengandung junction yang
khas dan lewatnya dapat dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara
merata.Antara sel tetangga dibentuk semen(cement) untuk merekatkan sel di
sebelahnya.Sel sepopulasi atau sejaringan, biasanya memiliki
pertautan/sambungan/junction.Agar kerukunan dan keharmonisan dapat
dipelihara.Pada keadaan biasa, populasi sel dicegah agar tidak terjadi pergerakan
pindah meninggalkan populasinya, yaitu dengan adanya sifat contact inhibition antara
selnya.Sementara itu sel sepopulasi dicegah untuk membelah terus yaitu dengan adanya
zat khalon.

Khalon adalah substansi yang sukar diekstrak (glikoprotein dengan berat


molekul lebih kecil dari protein pada umumnya dan dapat merembes masuk sel sacara
difusi terikat, bertindak sebagai koresepsor dalam pengaturan sintesa protein), terdapat
dalam jaringan mamalia dan mempunyai pengaruh anti mitosis dari suatu pengaturan
diri yang bergantung pada ketebalan jaringan yang memproduksinya. Hal ini perlu, agar
suatu jaringan tidak terjadi over populasi atau mengalami hyperplasia (pembelahan
berlebihan pada sel dewasa).

Khalon akan terlepas dari jaringan jika terjadi luka sehingga sel di sekitar luka
dapat terdediferansiasi lalu bermitosis sehingga terjadi penyembuhan sel. Sel kanaker

35
tidak mengandung sifat contact inhibition maupun zat khalon. Oleh sebab itu sel kanker
berkeliaran, tidak diam dan rukun dengan sel tetangga, namun terus bermitosis.Khalon
terus bekerja mengontrol pertumbuhan dan diferensiasi sel pada organogenesis,
sehingga terbentuk berbagai jenis jaringan dan organ. Adanya zat khalon, suatu
alat/organ akan tumbuh seimbang dengan alat/organ lain.

Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya masih
pluripoten, sel dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan umurnya yang
terbatas diperbaharui pada sel anak.Sel embrio yang terdapat pada seluruh bagian tubuh
embrio, sel induk terkandung dalam berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio
sampai dewasa.Pada tumbuhan, sel induk terdapat pada jaringan meristem, yaitu pada
pucuk akar, pucuk batang, cambium.Pada hewan terdapat dalam gonad, disebut epitel
germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang kelenjar, lapisan lender
saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin dan saluran kemih; juga tersebar pada
jaringan pengikat di berbagai daerah tubuh.

Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun akan
menua. Hal ini disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur terbatas, fana, tidak
kekal. Pada suatu ketika sel menua pun akan mati.

2. Faktor yang menyebabkan Terjadinya Diferensiasi Sel


a. Faktor Ekstrinsik

Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang berasa dari luar sel. Faktor ekstrinsik
terdiri dari supali bahan metabolis dn elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu,
sinar matahari, pH, letak sel dan kadar zat inductor dan mesoderm

b. Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor intrinsik
berada dalam inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam
sitoplasma sangat kompleks, terutama berupa enzim, kadar metabolit dan elektrolit,
serta komposisi suatu organel.

5. FAktor yang Mempengaruhi Terjadnya Diferensiasi

36
• Kontrol gen

Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat


diantara sel-sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau pembuangan gen.

• Asam retinoat

Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam retinoat
yang berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan
dan diferensiasi normal jaringan epitel.

2.2.2 Penyimpangan hukum mendel dan macam-macamnya

I. Definisi Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan bentuk persilangan
yang menghasilkan rasio fenotipe yang tidak mengikuti pola perbandingan
hukum mendel I dan II.
Berdasarkan hukum Mendel II, Mendel menyimpulkan bahwa alel
yang satu tidak saling mempengaruhi segregasi pasangan alel lainnya yang
menentukan sifat berbeda. Gen-gen tersebut secara bebas berpasangan dan
memunculkan sifat tertentu pada individu. Akan tetapi, beberapa
pemunculan sifat dapat menyimpang dari hukum Mendel, peristiwa ini
disebut "Penyimpangan Semu Hukum Mendel", disebut "Semu", karena
prinsip segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang
membawa sifat memiliki ciri tertentu. Penyimpangan semu pada hukum
Mendel terjadi karena adanya interaksi antaralel dan interaksi genetik.

II. Interaksi Antaralel


Penyimpangan semu pada hukum Mendel oleh peristiwa interaksi
antaralel ada empat macam, yaitu kodominan, dominansi tak penuh, alel ganda,
dan alel letal.
1. Kodominan
• Terjadi ketika dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara
bersama-sama menghasilkan fenotip berbeda pada individu bergenotip
heterozigot.

37
• Tidak memiliki hubungan dominan dan resesif.
• Perbandingan fenotip F2 adalah 1 : 2 : 1.
Contoh:

Pada alel-alel yang mengatur golongan darah sistem MN pada manusia.


Ketika gen LM dan gen LN bersama-sama membentuk genotip heterozigot,
maka muncul fenotip golongan darah MN (bukan salah satu dari golongan
darah M atau N).

2. Dominansi Tidak Penuh (Sifat Intermediet)


• Terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif sehingga
menghasilkan fenotip lain (campuran) pada individu bergenotip
heterozigot.
• Perbandingan fenotip F2 adalah 1 : 2 : 1.

Contoh:
Pada persilangan dua jenis bunga pukul empat merah (MM) dan putih
(mm) menghasilkan individu bersifat intermediet berwarna merah
muda.

38
3. Alel Ganda
• Gen memiliki lebih dari dua alel.
• Dapat menyebabkan polimorfisme atau bertambahnya fenotip sehingga
meningkatkan keanekaragaman pada populasi.
Contoh:

Pada golongan darah sistem ABO pada manusia memiliki alel IA, IB, dan
Io dengan genotip IAIA dan IAIO untuk golongan darah A, genotip IBIB
dan IBIO untuk golongan darah B, genotip IAIB untuk golongan darah AB,
dan genotip IOIO untuk golongan darah O.

4. Alel Letal
• Alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikinya
• Dibedakan atas alel letal dominan (jika memiliki genotip homozigot
dominan), alel letal resesif (jika memiliki genotip homozigot resesif),
dan alel subletal (jika memiliki genotip hetererozigot).
Contoh:

Pada persilangan sesama ayam creeper (Cc) yang mengalami cacat kaki
menghasilkan telur yang bisa menetas menjadi ayam hanya 75% karena
25% mengalami kematian sebelum menetas.

39
III. Interaksi Genetik
Penyimpangan semu pada hukum Mendel oleh peristiwa interaksi
genetik ada 4 (empat) macam, yaitu atavisme, epistasis-hipostasis, polimeri,
kriptomeri, dan komplementer.
1. Atavisme
Atavisme merupkan interaksi beberapa gen yang menghasilkan
sifat baru. Jika individu genotip heterozigot disilangkan sesamanya akan
menghasilkan perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.

Contoh:

Peristiwa atavisme terjadi pada bentuk jengger ayam (pial). Ada empat
macam bentuk jengger ayam, yaitu walnut (sumpel), rose (mawar), pea
(biji), dan single (bilah). Berikut adalah Tabel 5.2 mengenai genotip dan
fenotip pada jengger ayam.

40
Misalnya ayam berjengger rose (RRpp) disilangkan dengan ayam
berjengger pea (rrPP) menghasilkan F1 yang seluruhnya berjengger
walnut. Bagaimana perbandingan fenotip jika F1 disilangkan
sesamanya? Perhatikan penyilangan berikut.

2. Epistasis dan Hipostasis


Epistasis dan hipostasis merupakan salah satu bentuk interaksi
gen dalam hal ini gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang
bukan sealel. Gen dominan yang menutup ekspresi gen dominan lainnya
disebut epistasis, sedangkan gen dominan yang tertutup itu
disebut hipostasis.
Peristiwa epistasis dan hipostasis terjadi pada warna umbi lapis pada
bawang (Allium sp.), warna kulit gandum, warna bulu ayam, warna
rambut mencit, dan warna mata pada manusia. Peristiwa epistasis dapat

41
dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, serta
epistasis dominan rangkap.
a. Epistasis dominan
Epistasis dominan terjadi jika ada alel atau gen dominan
yang bersifat menutupi. Menghasilkan perbandingan fenotip
pada F2 sebesar 12 : 3 : 1.
Contoh:
Pada warna buah labu dikendalikan oleh gen P (warna putih),
gen K (warna kuning), dan gen k (warna hijau). Gen P epistasis
terhadap gen K dan gen k. Jika semuanya alel resesif akan
memunculkan warna hijau. Bagaimana perbandingan fenotip F2
pada persilangan labu putih (PPkk) dengan labu kuning (ppKK)?

b. Epistasis resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif
yang bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya
(pasangannya). Gen resesif tersebut harus dalam keadaan
homozigot,

Terjadi jika ada gen resesif yang bersifat menutupi.


Menghasilkan perbandingan fenotipe pada F2 sebesar 9 : 3 : 4.

42
Contoh:
Pada warna rambut tikus, warna putih dikendalikan oleh alel cc,
warna hitam dikendalikan oleh gen A dan gen a. Alel cc epistasis
terhadap gen A dan a. Bagaimana perbandingan fenotip F2 pada
persilangan tikus hitam (CCAA) dengan tikus putih (ccaa)?

c. Epistasis dominan-resesif
Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen)
merupakan penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua
gen dominan yang jika dalam keadaan bersama akan
menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut.
Peristiwa ini mengakibatkan perbandingan fenotip F2 = 13 : 3.
Contohnya ayam leghorn putih mempunyai fenotip IICC
dikawinkan dengan ayam white silkre berwarna putih yang
mempunyai genotip iicc. Perhatikan diagram berikut.

43
d. Epistasis resesif ganda
Peristiwa ini terjadi apabil gen resesif dri suatu psngan
gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif
dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I.
Contoh :
Peristiwa epiptasis resesif ganda dapat dikemukakan pewarisan
kandungan HCN (hydrocyanin) pada tanaman Trifolium repens.
e. Epistasis dominan ganda
Peristiwa ini terjadi apabila gen dominan dari pasangan
gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya,
sementara gen dominan dari pasangan gen ini juga epistasis
terhadap pasangan gen I.

Contoh :

Pada pewarisan bentuk buah capsela

44
f. Epistasis dominan rangkap
Epistasis dominan rangkap terjadi jika ada dua gen
dominan menghasilkan satu fenotip dominan yang sama.
Menghasilkan perbandingan fenotip pada F2 sebesar 15 : 1
Contoh:

Pada tanaman kantong gembala, gen A maupun gen B


secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan fenotip
yang sama, yaitu kapsul biji bentuk segitiga. Jika
keseluruhannya gen resesif, maka menghasilkan fenotip kapsul
biji bentuk oval. Bagaimana perbandingan fenotip F2 pada
persilangan tanaman kantong gembala berkapsul segitiga
(AABB) dengan tanaman kantong gembala berkapsul oval
(aabb)?

g. Epistasis gen duplikat engan efek kumulatif

Epistasis ini muncul akibat adanya duplikat dari gen


sebelumnya dengan efek komulatif.

Contoh :

45
Pada cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah
yaitu cakram, bulat, lonjong.

3. Polimeri
Polimeri merupakan Interaksi dua gen atau lebih yang
mempengaruhi dan menguatkan suatu sifat yang sama. Jika individu
genotip heterozigot disilangkan sesamanya akan menghasilkan
perbandingan fenotip 15 : 1.

Contoh:
Peristiwa polimeri pada karakter warna biji gandum (Triticum sp.), yaitu
warna merah dan putih. Jika gandum berbiji merah gelap (M1M1M2M2)
disilangkan dengan gandum berbiji putih (m1m1m2m2), bagaimana
perbandingan fenotip F2nya?

4. Kriptomeri
Kriptomeri adalah interaksi antar gen dominan yang jika bersama
dengan gen dominan lain akan memunculkan sifat baru tetapi jika gen
tersebut berdiri sendiri maka sifatnya akan tersembunyi. Jika individu
genotip heterozigot disilangkan sesamanya akan menghasilkan
perbandingan fenotip 9 : 3 : 4

46
Contoh:
Peristiwa kriptomeri pada warna bunga Linaria maroccana yang memiliki
sifat warna ungu (A_B_), merah (A_bb), dan putih (aaB_ atau aabb). JIka
bunga Linaria berwarna merah (AAbb) disilangkan dengan bunga Linaria
berwarna putih (aaBB), maka bagaimana perbandingan fenotip F2nya?

5. Komplementer
Komplementer interaksi antar gen-gen dominan yang saling
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Jika salah satu gen tidak
ada, maka sifat tersebut tidak akan muncul. Jika individu genotip
heterozigot disilangkan sesamanya akan menghasilkan perbandingan
fenotip 9 : 7

Contoh:
Peristiwa komplementer pada warna bunga Sweet pea Lathyrus
odoratus terdapat gen C (penghasil warna), gen c (tidak
menghasilkan warna), gen P (pembentuk enzim pengaktif), dan gen
p (tidak membentuk enzim pengaktif). Jika bunga Lathyrus warna
putih (CCpp) disilangkan dengan bunga Lathyrus warna putih
(ccPP), bagaimana perbandingan fenotip F2nya?

47
2.2.3 Perbedaan jaringan epitel, ikat, dan adipose
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur yang sama dan
berfungsi bersama menjadi satu kesatuan. Terdapat matriks antar sel yang
mengisi ruang di antara sel-sel yang bersama-sama menjalankan fungsi
tertentu.2

Terdapat tipe-tipe dasar jaringan, yaitu :

● Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polihedral dengan adhesi yang kuat
satu sama lain dan melekat pada lapisan tipis ECM. Sel-sel ini melekat erat
dan membentuk lembaran-lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh,
melapisi rongga internal, membentuk berbagai organ dan kelenjar, dan
melapisi salurannya. Struktur lapisan epitel berbeda dari organ ke organ,
tergantung pada lokasi dan fungsinya.. 1, 2

Fungsi utama epitel adalah,

1. Meliputi, lapisan, dan melindungi permukaan (misalnya, epidermis)


2. Absorpsi (misalnya, usus)
3. Sekresi (misalnya, sel epitel kelenjar)1
➢ Membran basal
Membran basal adalah daerah nonseluler tipis yang memisahkan epitel
dari jaringan ikat di bawahnya. Membran ini mudah dilihat dengan mikroskop
cahaya. Terkadang terdapat juga istilah “lamina basal” sering digunakan, tetapi

48
terdapat perbedaan dari kedua istilah tersebut. Istilah “membran basal”
digunakan bila dilihat oleh mikroskop cahaya. Sedangkan, “lamina basal”
digunakan bila dilihat oleh mikroskop elektron transmisi (TEM). Membran
basal memberikan dukungan struktural dan polaritas sel epitel serta melekat
epitel ke jaringan ikat yang mendasari. Komponen lamina basal membantu
mengatur protein dalam membran plasma dari sel epitel, yang mempengaruhi
endositosis, transduksi sinyal, dan kegiatan lainnya. Protein membran basal juga
memediasi banyak interaksi sel-sel yang melibatkan epitel dan tanda-rute untuk
migrasi sel tertentu di sepanjang epitel.2

Jaringan epitel diklasifikasikan menurut jumlah lapisal sel dan


morfologi atau struktur sel permukaan . Bedasarkan strukturnya, jaringan epitel
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

• Epitel gepeng, berbentuk lapisan pipih, nukleusnya bulat yang terletak di


tengah.
• Epitel silindris (torak), berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat yang
terletak di dasar sel
• Epitel kubus (kuboid), berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat yang
terletak di tengah sel.3

1. Epitel Selapis Gepeng (Simple squamous


epithelium)
Sel pada lapisan tunggal berbentuk pipih dan
sangat tipis, dengan hanya inti sel tebal yang tampak
sebagai tonjolan untuk mengenali sel. Epitel selapis
umumnya dikhususkan sebagai lapisan pembuluh darah dan rongga serta
Gambarmengatur
1. Epitel Selapiszat
Gepeng

yang dapat memasuki jaringan di bawahnya. Fungsi utama jaringan epitel selapis
gepeng adalah membantu penggerakan visera (mesotel), transport aktif melalui
1, 2
pinositosis (mesotel dan endotel), dan sekresi molekul biologis aktif (mesotel).

49
2. Epitel Selapis Silindris (Simple columnar
epithelium)
Sel epitel silindris selapis memiliki tinggi yang lebih
besar daripada lebarnya. Jaringan epitel jenis ini
melapisi usus dan kantung empedu dan berfungsi
sebagai proteksi, lubrikasi, absorpsi, dan sekresi.1,3

Gambar 2. Epitel Selapis Silindris

3. Epitel Berlapis Kuboid (Stratified cuboidal


epithelium)
Sel epitel berlapis kuboid disusun lebih dari satu lapis
sel yang berbentuk kuboid dengan lapisan ganda sel
tampak membentuk lapisan yang lebih kuat.
Terdistribusi pada kelenjar keringat dan folikel ovarium yang sedang Gambar
berkembang.
3. Epitel Berlapis Kuboid

Berfungsi sebagai proteksi dan sekresi.3

4. Epitel Berlapis Gepeng Non Keratin (Stratified squamosum nonkeratinized


epithalium)
Terdiri atas banyak lapisan sel, dengan ketabal bervariasi pada
daerah tubuh yang berbeda. Terdapat 5 lapisan pada epitel
berlapis gepeng non keratin, yaitu :

1. Lapisan basal, terdiri dari sel-sel berbentuk kuboid


atau silindris rendah
2. Lapisan spinosum, terdiri dari sel-sel berbentuk spine
(duri)
3. Lapisan intermedia, terdiri dari sel-sel berbentuk
polihedral
4. Lapisan superfisial, terdiri dari sel-sel berbentuk gepeng
Gambar 4. Epitel Berlapis Gepeng Non Keratin

50
Jenis jaringan ini terdapat pada esofagus, laring, vagina, dan

kanal anus. Berfungsi sebagai proteksi, sekresi, serta mencegah kehilangan air. 3

5. Epitel Berlapis Gepeng Keratin (Stratified squamosum


keratinized epithalium)
Permukaan epitel berlapis gepeng ini ditutupi oleh lapisan
tanduk. Terdapat 5 lapisan pada epitel berlapis gepeng
keratin, yaitu :

1. Lapisal basal, terdiri dari sel-sel berbentuk kuboid


atau silindris rendah
2. Lapisan spinosum, terdiri dari sel-sel berbentuk polihedral
3. Lapisan granulosum, terdiri dari sel-sel yang mengandung granula keratohialin
Gambar 5. Epitel Berlapis Gepeng Keratin

4. Lapisan korneum, terdiri dari sel-sel berbentuk gepeng.3

6. Epitel Berlapis Semu (Pseudostratified epithelium)

Epitel ini tampak seperti berlapis karena inti selnya terletak


pada ketinggian yang berbeda namun duduk pada suatu dasar
yang sama disebut membran basalis. Epitel ini memiliki
modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang
berukuran tinggi. Epitel ini terdapat pada trakea, bronkus,
dan rongga hidup. Fungsi jaringan ini adalah sebagai proteksi, sekresi, danGambar
transfor yang
6. Epitel Berlapis Semu

diperantai oleh silia.3

7. Epitel Transisional (Transitional epithelium)

Epitel berlapis ini terdiri atas beberapa lapis sel serupa,


yang dapat berubah saat direnggangkan atau sedang
berkontraksi saat dilewati urin, dalam keadaan relaksasi
dan tidak direnggangkan. Dinamakan sel payung karena
besar menyerupai payung tanpa tangkai. Jaringan ini
Gambar 7. Epitel Transisional

51
terdapat pada kandung kemih, ureter, dan kaliks ginjal. Fungsi jaringan ini adalah
sebagai proteksi dan distensibilitas.3

● Jaringan Ikat
Jaringan ikat membentuk dan mempertahan bentuk organ dalam tubuh sehingga
berada pada seluruh tubuh. Fungsi mekanisnya adalah menyediakan matriks yang
menghubungkan dan mengikat jaringan dan sel-sel lain pada organ, memberikan
penyangga metabolik bagi sel, sebagai medium untuk difusi nutrien dan produk
limbah. Molekul jaringan ikat mengembangkan fungsi biologis penting lain :

1. Sebagai reservoir faktor-faktor yang mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi


sel.
2. Sifat terhidrasi pada jaringan ikat berperan sebagai medium tempat berlangsungnya
pertukaran nutrien dan limbah metabolism antara sel dan suplai darah. 1
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berkembang dari lapisan tengah
embrio, yaitu mesoderm. Sel-sel mesoderm berimigrasi dari tempat asalnya dan
menyusup ke dalam organ-organ yang sedang berkembang.1

Secara struktural, jaringan ikat dibentuk oleh tiga golongan komponen :

1. Sel, yang terdiri dari fibroblas, sel mas, makrofag, sel plasma, dan sel darah
putih (leukosit).
2. Serat (matrik ektra sel), yang terdiri dari kolagen, retikular, dan elastin.
3. Substansi dasar (matrik ektra sel), campuran dari makromolekul kompleks yang
sangat terhidrasi dan transparan seperti glikosaminoglikan (GAG),
proteoglikan, glikoprotein multiadhesif.1

Jaringan ikat dibagi menjadi dua yaitu,

1. Jaringan embrional
- Jaringan mesenkim, umumnya berasal dari
lapisan mesoderm dan terdapat pada masa awal
kehidupan embrional. Berperan sebagai jaringan
dasar yang mampu berdiferensiasi menjadi
jaringan-jaringan lain.1

Gambar 8. Jaringan Embrional

52
- Jaringan mukosa
Substansi dasarnya terdapat sel mesenkim dan
substansi antar sel nya kental seperti lendir
sebab terdapat mukoprotein.1

Gambar 9. Jaringan Mukosa

2. Jaringan dewasa
- Jaringan ikat longgar
Menunjang jaringan epitel, membentuk lapisan
yang membungkus pembuluh darah dan limfe,
serta mengisi ruang antara serabut otot dan
saraf.1

Gambar 10. Jaringan Ikat Longgar

- Jaringan ikat padat


● Jaringan ikat padat elastis, panjang dan densitas serat elastin halus,
keberadaan serat atau lamela yaitu lembar elastin menambah
ketahanan jaringan ikat.1
● Jaringan padat kolagen, untuk memberikan ketahanan dan proteksi.
Terdiri atas himpitan berkas-berkas kolagen yang sejajar, dan
dipisahkan oleh sedikit substansi dasar antarsel.1

53
- Jaringan ikat khusus
● Jaringan retikular, terdiri atas serat
retikular dari kolagen tipe III yang
dihasilkan oleh fibroblas khusus yang
disebut sel retikular.1

Gambar 11. Jaringan Retikular

● Jaringan adiposa, tediri atas sel-sel


lemak atau adiposit. Tersebar sendiri-
sendiri atau berupa kelompok di
dalam jaringan ikat iregular atau
longgar.1

Gambar 12. Jaringan Adiposa

● Jaringan Adipose
Jaringan adiposit (lemak) adalah jenis jaringan ikat khusus, yang terutama
terdiri atas sel-sel lemak atau adiposit. Terdapat dua jenis jaringan adiposa dengan
lokasi, struktur, warna dan ciri patologis yang berbeda, yaitu : Gambar 13. Jaringan Adiposa Putih

54
- Jaringan adiposa putih
Jaringan adiposa putih ditemukan di
banyak organ di seluruh tubuh, biasanya
membentuk sekitar 20% dari berat badan pada
orang dewasa. Sel adiposa putih berbentuk sferis
bila terisolasi tetapi berbentuk polihedral bila
terkemas rapat dalam jaringan adiposa karena
dikhususkan untuk penyimpanan energi dalam jangka panjang. Jaringan
adiposa putih dibagi lagi menjadi lobulus yang terpisahkan oleh sekat jaringan
ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan jalinan saraf. Sel-sel ini
masing-masing berisi terutama satu droplet lipid besar (sel adiposit unilokular),
menyebabkan inti dan sisanya sitoplasma akan mendorong terhadap
plasmalemma tersebut. Asam lemak dilepaskan dari adiposit putih ketika nutrisi
yang diperlukan dan dilakukan di seluruh tubuh pada protein plasma seperti
albumin.2

- Jaringan adiposa cokelat Gambar 14. Jaringan Adiposa Cokelat

Jaringan adiposa cokelat terdiri


hingga 5% dari berat badan bayi baru
lahir tetapi jumlah yang lebih kecil pada
orang dewasa. Adiposit dari jaringan ini
biasanya lebih kecil daripada lemak putih
dan mengandung terutama banyak
droplet lipid kecil (sel adiposit
multilokular) dalam sitoplasma yang mengandung banyak mitokondria dan inti
pusat. Asam lemak terlepas pada adiposit dari lemak coklat dimetabolisme
dalam mitokondria dari sel-sel ini untuk termogenesis daripada ATP sintesis,
menggunakan uncoupling protein-1 atau termogenin.2

2.2.4 Sintesis protein

Definisi Sintesis Protein

55
Kata protein berasal dari bahasa Yunani "prōtos" yang berarti "pertama"
atau "paling utama". Sedangkan kata sintesis berasal dari bahasa Yunani
sunthesis, dari suntithenai, yang berarti "menjadikan".

Sintesis Protein (biosintesis protein) merupakan proses pembentukan


partikel protein yang melibatkan sintesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA
atau proses dimana kode genetik yang dibawa ollen gen akan diterjemahkan
menjadi urutan asam amino.

Dalam proses sintesis protein, molekul DNA merupakan sumber


pengodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein,
tetapi DNA tidak mengikuti prosesnya secara langsung. Molekul DNA pada
suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. Molekul RNA inilah yang akan
ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun protein. Dengan demikian,
molekul RNA yang akan mengkuti proses sintesis protein secara langsung.

Sintesis protein juga bisa diartikan sebagai proses pembentukan protein


yang melibatkan DNA tetapi DNA tidak mengikuti proses pembentukan sintesis
protein secara langsung. DNA sendiri merupakan materi genetik yang pasti ada
di dalam sel makhluk hidup. DNA terdiri dari kode genetik yang berupa urutan
basa nitrogen, urutan basa nitrogen yang nantinya akan dijadikan acuan dalam
pembentukan polipeptida atau protein.

Fungsi dari Sintesis Protein

Sintesis protein bertujuan untuk membentuk protein yang dapat dimanfaatkan oleh
tubuh atau membentuk protein baru untuk menggantikan protein yang rusak melalui proses
transkripsi dan translasi. Protein termasuk salah satu komponen paling penting yang menyusun
tubuh makhluk hidup.

Ini merupakan molekul kecil di dalam sel, dan molekul kecil itu diperlukan untuk
semua struktur dan fungsi di dalam sel. Tanpa protein, sel kita tidak bisa melakukan fungsinya
dengan baik dan kita akan mati. Sel-sel pada tubuh kita akan membentuk protein baru melalui
sínteses protein.

Tahap-tahap Sintesis Protein

Tahap 1

56
-Transkripsi
Proses sintesis protein di tahap transkripsi merupakan proses dimana terjadi penyalinan
sebagian molekul DNA. Penyalinan ini dilakukan karena DNA ada pada nukleus, sementara
proses pembentukan protein di ribosom yang terletak pada sitoplasma.
Karena DNA tidak bisa bergerak sendiri ke ribosom, maka DNA butuh messenger RNA
(mRNA) untuk mendatangi DNA, menyalin/mengkopi kode genetik, lalu memindahkan
salinan/kopian DNA tersebut ke ribosom. Maka dalam hal ini, mRNA disebut sebagai
pembawa pesan. Dalam proses transkripsi juga terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut:

1. Inisiasi
RNA messenger memecah sebagai molekul DNA yang berisi segmen-segmen berupa gen.
Dalam gen, terdapat bagian ujung yang disebut promoter dan terminator. RNA messenger
akan bergerak dari bagian terminator ke promoter untuk memecah DNA. Jika RNA
messenger telah berhasil di bagian promoter maka proses ini selesai.
2. Elongasi
Proses elongasi yaitu saat RNA messenger kembali ke terminator setelah mencapai
promoter, sehingga terbentuklah mRNA yang akan menyalin kode genetik pada DNA.

3. Terminasi
Proses terakhir transkripsi yaitu ketika untaian mRNA telah selesai terbentuk dan lepas dari
DNA untuk pergi ke ribosom.

Tahap 2

• Translasi
Ketika mRNA yang membawa salinan DNA berhasil membawanya ke ribosom,
terjadilah proses translasi yaitu proses penerjemahan atau penguraian kode-kode
genetik hasil salinan DNA yang telah dibawa mRNA sebelumnya. Kode genetik ini
yang akan menghasilkan polipeptida sebagai penyusun protein.
Translasi juga terbagi ke dalam 3 tahap, berikut diantaranya:
1. Inisiasi
Pada tahap inisiasi mRNA datang membawa kodon-kodon DNA sampai ke
ribosom. Ribosom mengelilingi target mRNA. Kodon pertama yang bertemu
ribosom disebut kodon start atau AUG

57
2. Elongasi
Kodon yang dibawa mRNA akan diterjemahkan menjadi asam amino
kemudian masing-masing kodon digabung dengan tRNA yang membawa asam
amino untuk menyusun protein. Sehingga gabungan tersebut akan membentuk
rantai polipeptida.
3. Terminasi
Proses translasi terakhir yaitu saat salah satu kodon stop antara UAA, UAG,
atau UGA bertemu dengan ribosom yang kemudian menjadi kodon stop atau
AUU.

2.2.5 Apoptosis
A. Pengertian
Kata apoptosis sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu apo yang
berarti “dari” dan ptosis yang berarti “jatuh” sehingga diartikan sebagai
“Dropping away”atau “menjatuhkan diri ”

Apoptosis itu sendiri mempunyai arti kematian sel yang terprogam


atau dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sel tersebut diatur secara
struktur dan terprogram agar mengalami kematian sel yang membawa
keuntungan untuk tubuh itu sendiri

Dalam apoptosis terjadi perubahan morfologi pada sel yang


mengalami kematian secara terprogram

Pada umumnya apoptosis ini berlangsung seumur hidup dan berfungsi


untuk membuang sel yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh sehingga sel baru
dapat bergenerasi dan berkembang menggantikan sel yang mengalami
apoptosis.

Apoptosis itu juga berfungsi sebagai pencegah kanker dimana apoptosis


ini mencegah sel sel terus bertumbuh dan membelah secara tak terbatas hingga
akhirnya menjadi sel kanker atau tumor yang ganas

B. Perbedaan Apoptosis dengan nekrosis


Apoptosis juga mempunyai suatu mekanisme yang berlawanan yaitu
nekrosis.Dimana nekrosis ini berlawanan dengan apoptosis karena nekrosis
merupakan kematian sel yang secara tidak sengaja atau suatu sel terkena infeksi

58
atau virus sehingga terpaksa mati sedangkan apoptosis sudah terprogam. Contoh
apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio sehingga jari jari terbentuk dan
contoh dari nekrosis seperti kecelakaan yang mengakibatkan sel-sel mati secara
mendadak dan rusaknya jaringan.

Emma Farmer (18 Desember 2006)

(Labelled diagram of a cell undergoing apoptosis.)

Walapun berkaitan dengan kematian sel Apoptosis dan Nekrosis


mempunyai perbedaan yang sangat berbeda yaitu:

Pada Apoptosis terjadi pada sel aktif dan akan mengalami pengerutan
dan akan membentuk apoptic, kondensasi kromatin(degradasi awal dan
kondensasi) serta fragmentasi DNA(DNA yang ada didalamnya membentuk
potongan potongan padat pada membrane inti) . Sel-sel yang mengalami
Apoptosis juga akan mengecil hingga dibersihkan dengan fagositosis dimana
beberapa pada proses fagositosis supaya sel sel yang mati tidak busuk, pada
proses fagositosis makrofag akan menangkap signal dari sel yaitu attractive
signal atau eat me signal sehingga makrofag akan mengakuisisi nutrisi pada
beberapa sel dan di dalam sistem imunitas dan bagian bagian dari sel yang telah
mati jika masih berguna maka akan masi dimanfaatkan serta Apoptosis juga
tidak akan merusak jaringan pada tubuh.

59
Sedangkan pada nekrosis terjadi pada pasif dan sel sel akan
membengkak yang mengakibatkan membrane sel hancur dan isi dari sel tersebut
akan pecah atau berkeluaran sehingga isi dari sel tersebut berantakan yang
membuat sel tersebut kosong dan tidak berisi atau disebut dengan “ghost cell”
serta pada nekrosis akan mengakibatknan inflamasi sehingga merusak jaringan
pada tubuh

C. Tahapan Apoptosis
Apoptosis tersebut terjadi karena distimulasi atau dirangsang oleh
hormone thyroid

Tahapan pada apoptosis yaitu:

1. Sel sehat akan memberikan sinyal kematian (sinyal tanda siap untuk mati)
sehingga menjadi COMMITTED CELL
2. Lalu akan mengalami EXECUTION yang bersifat irreversible dimana sel sel
yang akan mati akan mengalami kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA
lalu akan menjadi sel mati dan mengkerut
3. bila sudah mati akan mengalami ENGULFMENT yang dilakukan oleh
makrofag yang akan memakan sel sel mati dengan proses fagositosis
sehingga tidak ada sel mati yang mengalami pembusukkan serta isi sel yang
masih hidup dan berguna masih dapat bermanfaat

60
• Apopsitosis harus seimbang dalam tubuh jika tidak akan muncul suatu kelainan
• Apabila tubuh kekurangan apoptosis pada tubuh merupakan tanda terdapat
Kanker/autoimmune disorders/viral infection
• Apabila tubuh kelebihan apoptosis merupakan tanda terdapat
a. AIDS
b. Neurodegenerative disorders
c. Myelodysplastic syndromes
d. Ischemic injury
e. Toxin-induced liver disease

61
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Diskusi 1A

Sel dan molekuler merupakan topik yang sangat penting dan berguna bukan hanya
untuk mahasiswa kedokteran gigi maupun biologi tetapi juga untuk masyarakat lain. Sel
merupakan unit terkecil di dalam tubuh yang membangun suatu makhluk hidup. Sel sangat lah
kompleks dan terorganisir. Sel memiliki 3 bagian utama yang membentuknya, yaitu membran
plasma, sitoplasma dan nukleus. Nukleus merupakan inti dari sel yang mengatur semua
aktivitas di dalam sel. Bagian-bagian dari sel memiliki fungsi dan kegunaannya masing-
masing. Sel juga dapat berkembang biak dan berkomunikasi dengan caranya sendiri agar dapat
melangsungkan hidup. Di dalam pewarisan sel, sel induk akan mewariskan DNA nya kepada
sel anakan nya. Sel anakan tersebut memiliki DNA yang persis sama dengan induknya.
Menurut kami, mempelajari dan memahami tentang komponen tiap sel sangatlah penting, kita
juga tahu mekanisme serta cara kerja sel-sel yang ada di dalam tubuh kita. Dalam hal ini kita
bisa memahami bagaimana cara fungsi organ, proses pertumbuhan dan pengembangan janin di
dalam rahim, dampak, pengobatan penyakit-penyakit, serta menyilangi bibit tumbuhan yang
unggul di pasaran, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat penting lainnya bagi kehidupan
manusia.

Kesimpulan Diskusi 1B

Suatu sel akan mengalami perkembangan setelah proses fertilisasi atau pembuahan
ovarium yang dilakukan oleh spermatozoa dan akan terus berkembang menjadi zigot lalu
blastula dan mengalami diferensiasi sel dimana sel sel akan terbagi menjadi sel sel yang
mempunyai struktur dan fungsi khusus yang akan membentuk suatu jaringan-jaringan yang
bermacam macam seperti jaringan epitel yang terdiri atas sel-sel polihedral dengan adhesi yang
kuat, jaringan ikat yang membentuk dan mempertahankan bentuk organ dalam tubuh, serta
jaringan adiposit yang merupakan jaringan lemak.Sel sel juga akan mengalami proses
apoptosis yang sangat berguna bagi tubuh untuk mencegah sel sel tersebut tetap hidup dan
membelah secara terbatas maka sel akan mengalami apoptosis agar dapat digantikan dengan
sel sel baru yang bisa bergenerasi menggantikan sel yang telah mati.Sintesis protein juga sangat
penting dimana sintesis protein dimana DNA akan membentuk partikel protein yang
melibatkan sintesis RNA dimana kode genetik akan diterjemahkan menjadi urutan asam
amino.Namun dalam perkembangan suatu organisme juga akan ada penyimpangan

62
penyimpangan seperti penyimpangan hukum mendel yang akan menghasilkan banyak
organisme organisme yang tidak diinginkan.Dalam hal ini kita bisa memahami bagaimana
proses berkembangnya suatu sel dalam tubuh suatu organisme seperti manusia yang lebih
tinggi tingkatnya daripada monyet dikarenakan evolusi dan terdapat penyimpangan
penyimpangan yang tidak diinginkan pada saat suatu organisme tersebut berkembang.

63
DAFTAR PUSTAKA

- Srivastava P. Cell Theory: Major Discoveries, Concepts, Uses & Drawback. 2022.
Available at https://www.embibe.com/exams/cell-theory/. Accesses on 14 th
September 2022

- Modul 6503 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti

- https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/diferensiasi_sel.pdf
- https://core.ac.uk/download/pdf/327164659.pdf
- drg. Monica Dewi R, MKG, FICD. Modul Fisiologi Sel. Bagian Fisiologi Fakultas
Kedokteran Gigi Trisakti. Accesses on 14th September 2022
- Bintang Naisha (2022). Pengertian fisiologi sel.
https://www.sridianti.com/biologi/pengertian. Accesses on 14th September 2022.
- Bambang, S. 2006. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Campbell, Neil A. Reece, Jane B. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Foster, Bob. 2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Opertaion
Heddy, Suwasono. 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers
Satilah, Siti. 1982. BIOLOGI. Jakarta : Gramedia
- https://vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/40517/mod_resource/content/1/Fisiologi%20Sel.pd
f
- https://baixardoc.com/documents/makalah-fisiologi-sel-5dc9c50673e01
- drg. Ria Aryani Hayuningtyas, M.Sc || Modul 6503 Ilmu Kedokteran Dasar I
- https://amp.tirto.id/apa-itu-sintesis-protein-dan-tahapannya-f9oV
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sintesis_protein
- https://gurusains.com/sintesis-protein/
- Aryumningtas, E.L. (2020). Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu
Genetika. UB Press.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=5qhPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR
5&dq=pewarisan+mendel&ots=QXVrcIabN_&sig=_0cSjIbK6eJzH2dAyfk34ZDKdV
Q&redir_esc=y#v=onepage&q=pewarisan%20mendel&f=false

64

Anda mungkin juga menyukai