Disusun oleh :
1. Gracetiana Rahmawati / 08
2. Maria Issabel N. / 12
3. Miracle Maharani / 13
4. Regina Kandhi P. / 18
5. Shafa Aulia K. / 24
6. Theresia Oktarina J. N. H / 30
Candi Plaosan merupakan salah satu wujud toleransi agama Hindu dan
Buddha dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno (abad 8-10). Candi ini terletak di
Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten. Jawa Tengah. Candi
Plaosan merupakan candi kembar, yakni Candi Plaosan Lor (sebelah utara). Candi
Plaosan Kidul (sebelah selatan). Candi ini memiliki kesamaan dalam segi pahatan
dengan Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari. Terlihat di setiap pahatannya
ada kerincian yang sangat diperhatikan. Candi ini hanya berjarak 1,5 km ke arah timur
dari Candi Sewu
.
B. SEJARAH TOLERANSI PADA CANDI PLAOSAN
Pada paruh terakhir tahun 2003,
ditemukan prasasti yang disebut sebut
sebagai peninggalan sejarah abad ke-9
atau pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Menurut arkeolog UGM, prasasti ini
menandakan masa berdirinya candi pada
pemerintahan Rakai Pikatan dari
Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini
berukuran 18,5 x 2,2 cm dengan isi
bahasa Sansekerta yang bertuliskan
aksara Jawa kuno
Penelitian juga pernah dilakukan oleh ahli asal Belanda, berdasarlan Prasasti
Kahulunan (842M), De Casparis mengungkapkan bahwa candi ini dibangun pada
masa Sri Kahulunan (Maharatu Pramodhawardani) dan Rakai Pikatan.
Pramodhawardhani adalah putri Rakai Garung alias Samaratungga dari Dinasti
Syailendra yang memeluk agama Buddha-Mahayana, sedangkan Rakai Pikatan
berasal dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu-Syiwa. Perpaduan pasangan beda
agama ini menciptakan kemegahan candi kembar di Plaosan yang menajubkan. Candi
Plaosan memang tidak sepupoler Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Candi ini
adalah candi Buddha, tetapi gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara Buddha
dan Hindu. Candi ini juga menggambarkan toleransi antar umat beragama.
C. PERBEDAAN DUA CANDI KEMBAR
Masing-masing bangunan candi utama berdiri di atas kaki setinggi sekitar 60cm
tanpa selasar yang mengelilingi tubuhnya. Tangga menuju pintu dilengkapi dengan
pipi tangga yang memiliki hiasan kepala naga. Candi Plaosan Lor dan Kidul sama
sama memiliki tinggi 21m. Di atas
ambang pintu terdapat hiasan Kepala
Kala tanpa rahang bawah. Sepanjang
dinding luar candi ini dihiasi oleh relief
yang menggambarkan perempuan(utara)
dan laki-laki(selatan) yang sedang
berdiri dalam ukuran yang mendekati
ukuran manusia sesungguhnya.
Bagian dalam kedua bangunan utama terbagi menjadi 6 ruangan, 3 ruangan
terletak di bawah sedangkan 3 ruangan lainnya terletak ditingkat dua. Di ruang tengah
terdapat 3 arca Buddha duduk berderet di atas padadmasana menghadap pintu, namun
arca Buddha yang berada di tengah sudah raib.
https://tirto.id/sejarah-candi-plaosan-wajah-toleransi-beragama-hindu-buddha-f8pQ
https://backpackerjakarta.com/candi-plaosan/
https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-
candi_plaosan#:~:text=Candi%20Plaosan%20yang%20merupakan%20candi,Cri%20Kahulun
an%20(842%20M).