Anda di halaman 1dari 61

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN


KOMPLIKASI

NANCY OLII
JULI GLADIS CLAUDIA
FEBRI DWIYANTI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas terbitnya


buku “Peran Kader Dalam Pelaksanaan Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)”. Adapun tujuan
disusunnya buku ini sebagai pedoman bagi kader kesehatan untuk
membantu bidan dalam melaksanakan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada ibu hamil. Melalui
buku ini diharapkan dapat menambah kemampuan kader dalam
meningkatkan pelaksanaan kegiatan P4K.

Sebagai untaian kata terima kasih yang ingin penulis sampaikan


kepada semua pihak yang telah membantu menjadikan tulisan ini
layak untuk dibaca dan dijadikan pedoman dalam upaya memahami
peran kader dalam pelaksanaan kegiatan P4K.

Namun demikian buku “Peran Kader Dalam Pelaksanaan


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)”
masih belum sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sekalian sangat kami harapkan.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sebagaimana


yang diharapkan.

Gorontalo, Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................i
DAFTARISI.....................................................................................iii
A. DEFINISI KADER......................................................................1
2. Pengertian Kader.......................................................................1
3. Kriteria Kader............................................................................2
4. Syarat Kader..............................................................................3
5. Peran Kader...............................................................................4
6. Fungsi Kader...........................................................................14
7. Tugas Kader............................................................................15

B.PELAYANAN ANTENATAL CARE TERPADU....................16


1. ANC Terpadu..........................................................................16
2. Standar Pelayanan ANC Terpadu 10T ...................................16
3. Ketidaknyamanan Ibu Hamil..................................................25
4. Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas .................26

C. Program Perencanaan Persalinan Dan Penanganan Komplikasi 31


1. Definisi....................................................................................31
2. Tujuan.....................................................................................31
3. Manfaat...................................................................................33
4. Dampak Jika tidak melaksanakan P4K...................................33
5. Manfaat Pengisian dan pemasangan Stiker.............................33

D. Peran Bidan Dalam P4K.............................................................34


1. Kehamilan...............................................................................34
2. Persalinan................................................................................37
3. Nifas........................................................................................40

E. Peran Kader Dalam P4K.............................................................41

DAFTARPUSTAKA......................................................................45

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kader kesehatan.............................................................2

Gambar 2. kegiatan posyandu yang dilaksanakan...........................2

Gambar 3. Kader menyiapkan perlengkapan kegiatan posyandu ...4

Gambar 4. Pertemuan kader dan warga...........................................5

Gambar 5. Pembagian tugas sesame kader......................................6

Gambar 6. Kader dan petugas kesehatan.........................................6

Gambar 7. Kader menyiapkan media penyuluhan...........................7

Gambar 8. Kader menyiapkan dokumentasi....................................7

Gambar 9. Kader melakukan pendataan diposyandu.......................8

Gambar 10. Kader mencatat bentuk kegiatan selama posyandu....10

Gambar 11. Kader melakukan kunjungan rumah..........................11

Gambar 12. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat......12

Gambar 13. Berdiskusi bersama-sama dengan masyarakat...........13

Gambar 14. Mempelajari system informasi posyandu..................14

Gambar 15. Bidan mengukur tinggi badan....................................17

Gambar 16. Bidan mengukur berat badan.....................................17

Gambar 17. Bidan mengukur tekanan darah..................................18

Gambar 18. Pengukuran LILA......................................................19

Gambar 19. Mengukur tinggi fundus uteri....................................19

Gambar 20. Menentukan presentasi janin......................................20

iv
Gambar 21. Melakukan penyuntikan imunisasi TT.......................21

Gambar 22. Tablet Fe....................................................................22

Gambar 23. Bidan melakukan pemeriksaan Hb............................23

Gambar 24. Pemeriksaan kadar gula darah....................................24

Gambar 25. Bidan memberikan konseling.....................................25

Gambar 26. Ibu hamil perdarahan.................................................26

Gambar 27. Ibu hamil demam tinggi.............................................27

Gambar 28. Ibu hamil mual muntah..............................................27

Gambar 29. Ibu hamil dengan oedema..........................................28

Gambar 30. Ibu hamil keluar ketuban sebelum waktunya.............28

Gambar 31. Ibu hamil yang tidak merasakan gerakan janin..........29

Gambar 32. Pemasangan stiker P4k...............................................32

Gambar 33. Bidan melakukan pemeriksaan ANC.........................34

Gambar 34. Bidan memberikan konseling.....................................35

Gambar 35. Bidan melakukan kunjungan rumah..........................35

Gambar 36. Bidan melakukan pencatatan.....................................36

Gambar 37. Bidan membuat laporan.............................................36

Gambar 38. Bidan memberdayakan suami, keluarga dan kader....37

Gambar 39. Bidan melakukan pencegahan infeksi........................37

Gambar 40. Bidan memantau persalinan dengan partograf...........38

Gambar 41. Bidan melakukan IMD kepada ibu dan bayi..............38

v
Gambar 42. Bidan memberikan salep mata...................................39

Gambar 43. Bidan membuat pencatatan persalinan.......................39

Gambar 44. Bidan membuat laporan.............................................40

Gambar 45. Bidan melakukan kunjungan nifas.............................40

Gambar 46. Bidan melakukan penyuluhan kepada masyarakat....41

Gambar 47. Pendataan ibu hamil...................................................41

Gambar 48. Kader memotivasi ibu hamil......................................42

Gambar 49. Kader memberikan penyuluhan ................................42

Gambar 50. Transportasi ambulance.............................................43

Gambar 51. Transportasi bentor....................................................43

vi
PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
(P4K)
A. DEFINISI KADER

1. Pengertian kader

Kader kesehatan merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari,

dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam

berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Makna dari

sukarela disini yakni dalam melakukan kerjanya mungkin, saja kader

kesehatan bekerja secara penuh waktu dalam bidang pelayanan

kesehatan (Nugroho riani, firre An suprapto. 2021).

Kader ialah tenaga sukarela yang terlatih dan terdidik, yang

tumbuh ditengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk

melaksanakan, meningkatkan dan membina kesejahteraan masyarakat

dengan rasa ikhlas tanpa pamri serta didasari panggilan untuk

melaksanakan tugas kemuliaan (Yamin Moen, 2009).

Kader juga dapat didefinisikan sebagai sekelompok masyarakat

yang dianggap mempunyai hubungan yang paling dekat dengan unit

masyarakat. Kader ialah tenaga sukarela yang dpilih sendiri oleh dan

dari masyarakat yang mempunyai kewajiban dan tugas untuk

meningkatkan derajat kesehatan serta mengembangkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan dengan cara

1
bekerja sama diberbagai kegiatan masyarakat salah satunya melalui

program posyandu (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Gambar 1. Kader Kesehatan

Gambar 2.

Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan kader

2. Kriteria Kader

2
Menguraikan bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi

dalam melakukan pemilihan kader, yaitu:

a. Kader harus bertempat tinggal di wilayah RT/RW yang

bersangkutan dan tidak sering meninggalkan tempat dalam waktu

lama

b. Kader harus mempunyai sikap yang ramah dan simpatik

c. Mempunyai waktu untuk menjalankan dan melaksanakan tugas

sebagai kader

d. Bersedia untuk bekerja secara sukarela

e. Dapat membaca, menulis, dan berhitung sederhana

f. Kehadirannya dapat diterima dan dapat bekerja sama dengan

masyarakat setempat

g. Menghormati dan menghargai adat istiadat serta kebiasaan yang

dianut masyarakat setempat

h. Bersedia mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai kesehatan

i. Selain itu, Fallen dan Dwi (2010) juga menambahkan bahwa

terdapat beberapa kriteria dalam membentukan kader kesehatan

meliputi:

a. Memiliki penghasilan sendiri

b. Bersedia partisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun kegiatan

desa

3
c. Mempunyai sifat wibawa agar dapat membina dan menjadi

panutan dari masyarakat

d. Bersedia dan sanggup untuk membina kepala keluarga minimal 40

kepala keluarga

3. Syarat Kader

Beberapa syarat menjadi kader, yakni:

a. Dipilih oleh masyarakat setempat


b. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
c. Bisa membaca dan menulis huruf latin
d. Sabar dan memahami masalah yang dihadapi sasaran
4. Peran sebagai kader

Kader mempunyai beberapa peran yang harus dilakukan dalam

kegiatan posyandu sesuai dengan yang diuraikan oleh kepmenkes RI

(2012) seperti :

a. Peran kader pada saat sebelum posyandu buka

Berikut peran yang harus dilakukan oleh kader pada saat sebelum

posyandu dibuka meliputi:

1) Mempersiapkan segala perlengkapan dalam menyelenggarakan

kegiatan posyandu

4
Gambar 3. Kader Menyiapkan Perlengkapan Kegiatan Posyandu

2) Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai

waktu pembukaan posyandu dengan cara melakukan pertemuan

pada warga setempat atau melalui pemberian surat edaran.

5
Gambar 4. Pertemuan kader dan warga

3) Melakukan pembagian tugas kepada sesama kader, meliputi

membagi kader yang bertugas di bagian pendaftaran,

pengukuran, pencatatan, pemberi penyuluhan, serta memberi

pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan berkolaborasi

dengan petugas kesehatan bersama dengan kader.

Gambar 5. Pembagian Tugas Sesama Kader

4) Melakukan koordinasi secara bersama-sama dengan petugas

kesehatan dan petugas lainnya mengenai jenis pelayanan

Kesehatan yang akan diberikan pada kegiatan posyandu.

6
Gambar 6. Kader dan Petugas Kesehatan

5) Mempersiapkan media yang diperlukan untuk kegiatan

penyuluhan, bahan penyuluhan disesuaikan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi oleh para orang tua,

keluarga dan masyarakat sehingga hal ini mempengaruhi

metode penyuluhan yang diberikan.

Gambar 7. Kader Menyiapkan Media Penyuluhan

6) Menyiapkan buku-buku catatan sebagai bentuk dokumentasi

dari keberlangsungan kegiatan posyandu yang telah dilakukan.

7
Gambar 8. Kader Menyiapkan Dokumentasi

b. Peran kader pada saat hari buka posyandu

1) Melakukan pendaftaran meliputi melakukan pendataan kepada

warga yang berkunjung ke posyandu.

8
Gambar 9. Kader Melakukan Pendataan di Posyandu

a) Memberikan pelayanan kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang

diberikan pada kegiatan posyandu meliputi melakukan

penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, menggali pola

asuh yang dilakukan oleh orang tua dan keluarga, memantau

perkembangan dan aktifitas yang dilakukan sehari-hari, serta

menggali segala permasalahan yang dialami oleh keluarga dalam

merawat anggota keluarganya.

9
b) Memberikan bimbingan kepada orang tua dan keluarga untuk

melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil perkembangan dan

memantau kemajuan dari kondisi anggota keluarga.

c) Melakukan penyuluhan kepada orang tua dan keluarga mengenai

cara memberikan pola asuh yang tepat. Kader dapat memberikan

pelayanan konsultasi, konseling, dan melakukan diskusi bersama

secara berkelompok serta memberikan demonstrasi kepada orang

tua dan keluarga.

d) Memotivasi orang tua dan keluarga agar dapat terus memberikan

pola asuh yang baik kepada anggota keluarganya dengan cara

menerapkan prinsip pola asih asah dan asuh yang baik.

e) Menyampaikan informasi kepada orang tua dan keluarga untuk

dapat menghubungi kader apabila mengalami permasalahan dan

kesulitan dalam merawat anggota keluarganya.

f) Mencatat segala bentuk kegiatan yang telah dilakukan selama

kegiatan posyandu berlangsung sebagai bentuk dokumentasi

sehingga dapat menjadi pedoman pada pelaksanaan kegiatan

posyandu berikutnya.

10
Gambar

10. Kader Mencatat Bentuk Kegiatan Selama Posyandu

c. Peran kader pada saat sesudah hari buka posyandu

1) Melakukan kunjungan rumah kepada warga yang tidak hadir

pada hari pelaksanaan posyandu. Selain itu juga melakukan

kunjungan kepada anak yang mengalami kekurangan gizi, atau

anak yang mengalami gizi buruk, anak yang menjalani rawat

jalan, dan lain-lain.

11
Gambar 11. Kader Melakukan Kunjungan Rumah

2) Memotivasi masyarakat setempat untuk memanfaatkan halaman

rumah sebagai media atau lahan untuk meningkatkan gizi

keluarga dengan cara menanam tanaman obat keluarga

(TOGA), menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Selain itu juga memberikan penyuluhan mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS).

3) Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, aparatur desa,

dan pimpinan wilayah setempat untuk menyampaikan hasil dari

pelaksanaan kegiatan posyandu serta memberikan usulan untuk

memberikan dukungan agar kegiatan posyandu dapat terus

berjalan dengan baik dan rutin.

12
Gambar 12. Melakukan Pertemuan dengan Tokoh Masyarakat

4) Menyelenggarakan pertemuan dan berdiskusi bersama-sama

dengan masyarakat setempat untuk membahas pelaksanaan dari

kegiatan posyandu yang telah dilakukan. Usulan yang diberikan

oleh masyarakat dapat digunakan sebagai bahan untuk

menyusun rencana lanjut untuk pelaksanaan kegiatan posyandu

berikutnya

Gambar 13. berdiskusi bersama-sama dengan masyarakat

13
5) Mempelajari sistem informasi posyandu (SIP)

SIP ialah sistem yang dilakukan untuk melakukan

pencatatan data atau segala informasi tentang segala bentuk

pelayanan yang diselenggarakan pada kegiatan posyandu.

Manfaat dari SIP yakni sebagai panduan bagi kader dalam

memahami segala permasalahan yang ada sehingga dapat

mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan

kebutuhan sasaran.

14
Gambar 14. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu

5. Fungsi menjadi kader

Kader posyandu mempunyai fungsi sebagai penggerak kegiatan

ditengah-tengah masyarakat sehingga dapat mengetahui dan

memahami secara langsung mengenai segala bentuk permasalahan

kesehatan yang dialami masyarakat sehingga dapat dicarikan solusi

sebagai bentuk pemecahan masalahnya sesuai kondisi yang ada

dimasyarakat. Selanjutnya kader melakukan perencanaan kegiatan

serta melakukan pembinaan sesuai dengan keadaan masyarakat

(Isnawati Aini Iin Dan Yunita Riska. 2019).

6. Tugas Kader

a. Penyuluh

Memotivasi masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan-

kegiatan posyandu dan memberi input-input teknis.

b. Perencana

Dapat mengambil bagian dalam setiap perencanaan kegiatan di

posyandu.

c. Pelaksana

Dalam kegiatan posyandu, kader ikut membantu dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu seperti penimbangan dan kegiatan-

kegiatan lain menurut pola lima meja.

15
d. Pengelola

Pada tingkat pengelola, peran kader sudah lebih tinggi karena ikut

aktif dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya

dalam pelaksanaan tetapi juga hal-hal lain yang bersifat mengelola.

e. Penghubung

Dapat menghubungkan masyarakat dengan lembaga-lembaga yang

dapat menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu

f. Perintis

Mempelopori kegiatan-kegiatan, terutama yang dilaksanakan di

posyandu selama kader posyandu telah sering menjadi pelaksana

kegiatan saja. (Mulat, 2017).

B. Pelayanan antenatal care

1. ANC Terpadu

Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan terhadap ibu hamil untuk memelihara

kehamilannya. Tujuan dari pelayanan antenatal ialah mengantarkan

ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi

yang sehat ,deteksi dan antisipasi dini kelainan kehamilan serta

deteksi antisipasi dini kelainan janin.

Pelayanan antenatal care terpadu ialah keterpaduan pelayanan

antenatal dengan beberapa program lain yang memerlukan intervensi

selama masa kehamilan. Tujuan dari ANC terpadu ini ialah

16
menyediakan pelayanan yang komprehensif, berkualitas,

menghilangkan missed opportunity, deteksi dini kelainan/penyakit/

gangguan pada ibu hamil, intervensi dini terhadap kelainan atau

gangguan atau penyakit lain serta menyediakan rujukan sesuai

dengan dengan sistem yang ada.

2. Standar Pelayanan ANC Terpadu (10 T)

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145 cm. Kenaikan berat ibu hamil normal rata-rata

antara 6,5 kg sampai 16 kg.

17
Gambar 15. Bidan Mengukur Tinggi Badan

18
Gambar 16. Bidan Mengukur Berat Badan

b. Ukur tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan

darah 140/90)

Gambar 17. Bidan Mengukur Tekanan Darah

c. Nilai status gizi (LILA)

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dilakukan pada

kontak pertama untuk deteksi ibu hamil berisiko kurang energi

kronis (KEK). Kurang energi kronis merupakan ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama, karena

19
dampak dari Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

Gambar 18. pengukuran LILA

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai

atau tidak dengan umur kehamilan.

20
Gambar 19. Mengukur Tinggi Fundus Uteri

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester

II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Adapun pemeriksaan

denyut jantung janin (DJJ) akan bisa didengar pada usia kehamilan

16 minggu atau 4 bulan. DJJ lambat yang kurang dari 120x/menit

atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat

janin.

Gambar 20. menentukan presentasi janin

21
f. Imunisasi TT

Ibu hamil harus mendapat imunisasi tetanus toxoid untuk

mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Menurut Prawirohardjo

(2002), pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan

umumnya diberikan 2 kali, Vaksin tetanus toxoid diberikan sedini

mungkin untuk penyuntikkan yang kedua diberikan 4 minggu

kemudian, dengan dosis pemberian 0,5 cc IM (intra muskular) di

lengan atas/paha/bokong.

Gambar 21. melakukan penyuntikan imunisasi TT

g. Pemberian Tablet FE

Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum

tablet zat besi yang cukup, hindari meminum teh/kopi 1 jam

sebelum/sesudah makan karena dapat mengganggu penyerapan zat

besi. Untuk menambah kadar hemoglobin, ibu hamil disarankan

mengkonsumsi makanan, buah dan sayur yang kandungan zat besi

22
tinggi, seperti sayur bayam, buah naga, pisang ambon dll (Olii

Nancy, 2019).

Untuk mempercepat arbsobsi atau penyerapan zat besi maka

ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi buah yang kandungan vitamin

C (Asam askorbat) tinggi, seperti buah jeruk dan jambu biji merah

(Barirah, dkk. 2017).

Gambar 22. tablet Fe

h. Periksa Laboratorium.

1) Tes laboratorium (rutin dan khusus)

a) Pemeriksaan Golongan Darah, pada ibu hamil tidak hanya

untuk mengetahui jenis golongan darah saja, melainkan juga

untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-

waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

23
b) Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah (Hb), dilakukan pada

ibu hamil minimal sekali pada trimester pertama dan sekali

pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak

selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat

mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

kandungan.

24
Gambar 23. Bidan Melakukan Pemeriksaan Hb

c) Pemeriksaan Protein Dalam Urin, dilakukan pada ibu hamil

trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu

hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya

preeklampsia pada ibu hamil.

25
d) Pemeriksaan Kadar Gula Darah, ibu hamil yang dicurigai

menderita diabetes mellitus. Diabetes melitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilan.

Gambar 24. pemeriksaan Kadar Gula Darah

2) Tata laksana/Penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan

pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat

ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

3) Temu Wicara

Temu wicara penting dilakukan sebagai media komunikasi

antar sesama ibu hamil dengan bidan, kegiatan ini selain

26
membahas masalah kehamilan juga membahas cara

pemeliharaan masa nifas dan masa menyusui. Standar

pemeriksaan ini diharapkan memberikan pelayanan antenatal

yang berkualitas untuk meningkatkan status kesehatan ibu yang

pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap penurunan

angka kematian ibu (Kemenkes,2015).

27
Gambar 25. Bidan Memberikan Konseling

3. Ketidaknyamanan pada ibu hamil

a. Ketidaknyamana pada ibu hamil trimester I

1) Mual muntah

2) Hipersaliva

3) Pusing

4) Mudah lelah

28
b. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester II

1) Pusing/sakit kepala

2) Sering berkemih

3) Nyeri perut bagian bawah

4) Flek kecoklatan pada wajah

5) Konstipasi

6) Penambahan berat badan

c. Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III

1) Varises pada kaki

2) Sakit punggung atas dan bawah

3) Napas sesak

4) Sembelit

5) Keringat bertambah secara perlahan meningkat.

4. Tanda bahaya Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

a. Tanda bahaya kehamilan

1) Perdarahan pada hamil muda atau tua

29
Gambar 26. Ibu Hamil Perdarahan

2) Demam tinggi

30
Gambar 27. Ibu Hamil Demam Tinggi

3) Mual muntah terus dan tak mau makan

Gambar 28. Ibu Hamil Mual Muntah

4) Bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai

kejang

31
Gambar 29. Ibu Hamil Dengan Oedema

5) Air ketuban keluar sebelum waktunya

Gambar 30. Ibu Hamil Keluar Ketuban Sebelum Waktunya

6) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

32
Gambar

31. Ibu Hamil Yang Tidak Merasakan Gerakan Janin

b. Tanda bahaya pada persalinan

1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas (multipara)

dan 8 jam untuk primipara

2) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir

3) Tidak kuat mengejan

4) Mengalami kejang-kejang

5) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum mulas

6) Air ketuban keruh dan berbau

7) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak bisa keluar

33
8) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

9) Keluar darah banyak ketika bayi lahir

c. Tanda bahaya masa nifas

1) Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba

(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi

lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam)

2) Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras

3) Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung

4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau masalah

penglihatan

5) Pembengkakan pada wajah dan tangan, demam, muntah, rasa

sakit sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan

6) Payudara yang memerah, panas, dan atau sakit

7) Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan

8) Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan atau pembengkakan

pada kaki

9) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri

atau bayi

10) Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah

C. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

34
1. Definisi

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam

rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi

komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB

pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi

sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir

2. Tujuan

Tujuan P4K digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Tujuan umum

Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu

hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga

dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan

persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan

bagi ibu sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan bayi yang

sehat.

b. Tujuan khusus program P4K yaitu :

1) Dipahami setiap persalinan beresiko oleh masyarakat luas.

35
2) Memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat ANC dan

adanya rencana persalinan yang disepakati antara ibu hamil,

suami, keluarga dengan bidan.

3) Terdatanya sasaran dan terpasangnya stiker P4K.

Gambar 32. Pemasangan Stiker P4K

4) Adanya kesiapan menghadapi komplikasi yang disepakati ibu

hamil, suami, dan keluarga dengan bidan.

5) Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat

baik formal maupun non formal, kader, dan dukun bayi.

6) Memantau kemitraan antara bidan, dukun bayi, dan kader.

7) Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang

disepakati antara ibu hamil, suami, dan keluarga, dengan bidan

atau tenaga kesehatan.

36
3. Manfaat P4K

Manfaat P4K diantaranya :

a. Percepat fungsi desa siaga.

b. Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai

standar.

c. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.

d. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.

e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.

f. Meningkatnya peserta KB pasca salin.

g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi.

4. Dampak jika tidak melaksanakan P4K

Apabila ibu dan keluarga tidak melaksanakan P4K berarti ibu hamil

yang ada di rumah ini tidak akan tercatat, terdata dan terpantau secara

tepat oleh pihak yang berwewenang sehingga untuk mendapatkan

pelayanan yang sesuai standar pada saat kehamilan, persalinan dan

nifas akan terhambat sehingga akan memicu terjadinya kesakitan

bahkan kematian ibu serta bayi.

5. Manfaat Pengisian dan Pemasangan Stiker

Melalui stiker, pendataan dan pemantauan ibu hamil dapat dilakukan

secara intensif oleh bidan bersama dengan suami, keluarga, kader,

masyarakat, forum peduli KIA; serta pendeteksian dini kejadian

37
komplikasi sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan

persalinan dengan aman dan selamat, serta bayi yang dilahirkan sehat.

D. Peran bidan Dalam P4K

1. Masa kehamilan

a. Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar minimal 4

kali

38
Gambar 33. Bidan Melakukan Pemeriksaan ANC

b. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga

39
Gambar 34. Bidan Memberikan Konseling

c. Melakukan kunjungan rumah

Gambar 35. Bidan Melakukan Kunjungan Rumah

d. Melakukan rujukan apabila diperlukan

e. Melakukan pencatatan pada: kartu ibu, kohor ibu, buku KIA

40
Gambar 36. Bidan Melakukan Pencatatan

f. Membuat laporan (PWSKIA)

Gambar 37. Bidan Membuat Laporan

g. Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami,

keluarga dan kader untuk terlibat aktif dalam program P4K

41
Gambar 38. Bidan Memberdayakan suami, keluarga dan kader

2. Masa persalinan

a. Menyiapkan sarana dan prasarana yang aman termasuk pencegahan

infeksi.

42
Gambar 39. Bidan melakukan Pencegahan infeksi

b. Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf

43
Gambar 40. Bidan Memantau Persalinan Dengan Partograf

c. Melakukan asuhan persalinan normal sesuai dengan standar

d. Melakukan manajemen aktif kala III

e. Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)

44
Gambar 41. Bidan Melaksanan IMD Kepada Ibu dan Bayi

f. Melakukan perawatan bayi baru lahir termasuk pemberian salep

mata, vitamin K dan imunisasi HB0.

Gambar 42.

Bidan Memberikan Salep Mata, Vitamin K, Dan Hb0

45
g. Melakukan tindakan kegawatdaruratan apabila mengalami

komplikasi

h. Melakukan pencatatan persalinan: kartu ibu, kohor ibu dan bayi,

register persalinan, buku KIA

Gambar 43.

Bidan Membuat Pencatatan Persalinan

i. Membuat laporan

46
Gambar 44. Bidan Membuat Laporan

3. Masa nifas

a. Melakukan kunjungan nifas

47
Gambar 45. Bidan Melakukan Kunjungan Nifas

b. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu, keluarga dan

masyarakat

Gambar 46.

Bidan Melakukan Penyuluhan Kepada Masyarakat

c. Melakukan rujukan apabila diperlukan

E. Peran kader dalam P4K

1. Pendataan ibu hamil

48
Gambar 47. Pendataan Ibu Hamil

2. Memotivasi ibu hamil

49
Gambar 48. Kader Memotivasi Ibu Hamil

3. Melakukan Penyuluhan tanda persalinan dan tanda bahaya

50
Gambar 49. Kader Memberikan Penyuluhan

4. Menyiapkan transportasi

Gambar 50. Transportasi Ambulance

51
Gambar 51. Transportasi Bentor

5. Biaya dan Donor Darah

52
6. Memotivasi KB pasca persalinan dan melakukan rujukan

kegawatdaruratan

DAFTAR PUSTAKA

Barirah,dkk. 2018. Differences Effect of Supplement Red Guava Juice with


Red Dragon Fruit Juice to Increase Hemoglobin Levels in
Postpartum Mother With Anemia. International Journal of
Science and Research. Vol 7 Issue 9

Fallen, R, & R. Budi Dwi.K (2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

Herinawati.2020. Kemampuan Ibu Hamil Mengenali Tanda Bahaya


Kehamilan, Persalinan dan Nifas di kelas Ibu Hamil Wilayah

53
Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi. Vol 9

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman program perencanaan persalinan


dan pencegahan komplikasi dengan stiker. Jakarta: Departemen
kesehatan

Isnawati Iin Aini, Yunita Rizka.2019. Buku Ajar Konsep Pembentukkan Kader
Kesehatan Jiwa DI Masyarakat.Sulawesi Selatan:Yayasan
Ahmar Cendekia Indonesia

Khoirul Miftahul,dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Cv.


Jakad publishing Surabaya

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2010. Profil kesehatan Indonesia Tahun


2009. Jakarta : Kementrian kesehatan RI

Margiyati.Gambaran Tingkat Kesiapan Ibu Hamil Dalam Menghadapi


Persalinan Dengan Program P4K. Jurnal Ilmu Kebidanan. Vol
4.

Mulat T. 2017. Tingkat Pengetahuan Peran Kader Posyandu Di Wilayah


Kerja Puskesmas Samataring Kecamatan Sinjai Timur
Kabupaten Sinjai. Jurnal ilmiah kesehatan sandi husad

Nugroho riani, firre An suprapto. 2021. Kepemimpinan pemerintah desa


bagian 2 kepemimpinan dan demokrasi desa.jakarta.PT. Elex
media komputindo

Olii Nancy.2019. Pisang Ambon dan Agar-agar Rumput Laut Terhadap


Hemoglobin Ibu Hamil. Jambura Health and Sport Journal. Vol
1, No. 2

Olii, Nancy.2020. Pengaruh Agar-agar dan Jus Buah naga Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia. Vol 16 Issue 2

Tristanti, fania. 2018. Kinerja Kader Kesehatan Dalam Pelaksanaan


Posyandu Di Kabupaten Kudus. Vol.9,No.2

Utami,sunarti. 2018. PERAN KADER KESEHATAN DALAM PELAYANAN


POSYANDU. Vol 3 no 2.

54
Yamin Moen. 2009. Melaksanakan, meningkatkan dan membina
kesejahteraan masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamri serta
didasari panggilan untuk melaksanakan tugas kemuliaan.

55

Anda mungkin juga menyukai