Disajikan pada
Tugas Akhir Pelaksanaan Program PKB melalui PKP Tahun 2019
Oleh
DEVI NURDIYATI, S.Pd.
NUPTK. 7444765668210003
Guru Mata Pelajaran PPKn di SMPN 1 Cigedug
Kabupaten Garut
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan best
practice ini. Karya tulis ini merupakan karya inovasi tentang “Norma dan Keadilan
Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning SMP Negeri 1 Cigedug”.
Melalui penyusunan best practice ini, penulis mencoba menjelaskan
pengalaman pembelajaran PPKn yang pernah dilakukan di sekolah. Dalam best
practice ini disajikan bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
PPKn yang menyenangkan, menghidupkan suasana kelas.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah mendukung dalam penulisan best practice ini. Penulis juga menyadari
bahwa didalam penyusunan best practice ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan karya tulis ini.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Discovery Learning Model pembelajaran penyingkapan (Discovery
Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih 2005:43).
Discovery terjadi bila individu/kelompok terlibat, terutama dalam penggunaan
proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery
dilakukan melalui observasi, klarifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu
sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the
mind (Robert B. Sund dalam malik, 2001:219)
2
proses dan hasil belalajar peserta didik sama baiknya. Praktik pembelajaran
Discovery Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah
best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model
Discovery Learning.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan
pembelajaran PPKn Kelas VII-D pada Kompetensi Dasar Memahami Norma
dan Keadilan.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan best practice ini adalah meningkatkan kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran PPKn Kelas VII-D pada Kompetensi Dasar
Memahami Norma dan Keadilan yang berorientasi HOTS.
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah
materi kelas VII-D Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 pada Materi Poko,
Norma dalam kehidupan masyarakat (pengertian dan macam-macam norma)
dengan rincian KD sebagai berikut :
3.2 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
untuk mewujudkan keadilan
4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
4
4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
5
nama
F. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran
Apersepsi A. Peserta didik bersama-sama menyanyikan
sebuah lagu nasional (Garuda Pancasila)
B. Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Semangat Pendiri Negara dalam
Merumuskan dan Menetapkan Pancasila
sebagai Dasar Negara
C. Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
D. Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi A. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari.
B. Apabila materi ini sungguh-sungguh
dikuasai, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian Norma
2. Sumber-sumber Norma
3. Macam-macam Norma
4. Sanksi Pelanggaran Terhadap Norma
C. Peserta didik menyimak pemberian
motivasi belajar oleh guru.
D. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran.
E. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang manfaat mempelajari materi
pembelajaran tersebut
6
F. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang langkah-langkah pembelajaran
yang harus dilakukan
Kegiatan Inti 90
Menit
Sintak Model
Pembelajaran
7
F. Peserta didik menyepakati
pertanyaan-pertanyaan yang akan
didiskusikan
G. Peserta didik menuliskan
pertanyaan-pertanyaan tersebut di
lembar kerja
H. Tiap kelompok mendikusikan
jawaban sementara atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut
dan menuliskan hasilnya di lembar
kerja
Data collection KEGIATAN LITERASI
(pengumpulan data) I. Peserta didik mengumpulkan
informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan
mengamati gambar yang
berhubungan dengan norma
Data processing COLLABORATION (KERJASAMA)
(pengolahan Data) J. Peserta didik mencari informasi
dari beragam sumber (buku
pelajaran, internet, perpustakaan,
dll) untuk memperkuat jawaban
sementara mereka dan
menuliskan hasilnya di lembar
kerja.
K. Peserta didik mengkomunikasikan
secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan
rasa percaya diri mengenai norma
sesuai dengan pemahamannya.
dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah
8
pengetahuan baru yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar
kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan
sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang
hayat.
COLLABORATION (KERJASAMA) dan
CRITICAL THINKING (BERPIKIR
KRITIK)
9
pembelajaran.
10
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan
karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
D. Alat/Instrumen
1.Perhatikan gambar dibawah ini, Simpulkan iformasi yang tepat mengenai
gambar tersebut!
12
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
A. Proses pembelajaran PPKn yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery Learning berlangsung aktif. Peserta didik
menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery Learning
megharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran.
B. Pembelajaran PPKn yang dilakukan dengan menerapkan model
Discovery Learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan transfer knowledge.
Setelah menganalisis gambar dan mendiskusikan hal-hal yang
berhubungan dengan Norma dan Keadilan, peserta didik akan terlibat
langsung dan peserta didik aktif bertanya, diskusi dan juga menulis.
Dan semua itu dilakukan dengan senang dan gembira, semua peserta
didik dalam kelompok aktif dan kreatif.
13
Setelah selesai, peserta didik juga terlatih untuk presentasi dari hasil
diskusi kelompoknya, serta kelompok yang lain menanggapi dengan
aktif.
C. Penerapan model Discovery Learning meningkatkan kemampuan
peserta untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi
peserta didik untuk bertanya dan menanggapi masalah yang dibahas
dalam pembelajaran khususnya saat presentasi.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Peserta
didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan
tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana peserta didik
dapat menyelesikan soal yang disajikan, kurang peduli pada proses
berpikir peserta didik. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama
ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori
tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan
yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik pembelajaran PPKn berorientasi
HOTS dengan menerapkan Discovery Learning. Dalam pembelajaran
ini pemahaman peserta didik tentang norma dan keadilan dilakukan
dengan mengamati gambar dan diskusi kelompok yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
D. Penerapan model Discovery Learning juga meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah. Discovery Learning yang
diterapkan dengan menyajikan gambar yang berhubungan dengan
norma atau contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik
menyimpulkan mengenai pengertian dan macam-macam norma.
Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku peserta didik.
Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala
kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, tetap saja
14
penulis gunakan. Jenis contoh yang digunakan juga hanya contoh dari
buku teks.
Dengan menerapkan Discovery Learning, peserta didik tak hanya
belajar dari teks tulis, tetapi juga dari menganalisis gambar, video serta
diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.
15
akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan
demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga
dapat meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran Discovery Learning
layak dijadikan best practice baik pembelajaran berorientasi HOTS
karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan
transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran
Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS,
tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang
relevan.
16
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
peserta didik dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang peserta didik dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan
membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.
2. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan
belajar dengan cara ini akan membantu peserta didik menguasai materi
secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan best practice ini akan
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
19
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan a(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
20
4.2.3 Mendesripsikan macam-macam
norma dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara..
4.2.4 Menganalisis pentingnya norma
hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
3. 4.2 Mengampanyekan perilaku F.2.1 Menyajikan hasil telaah
sesuai norma-norma yang pengertian dan macam-macam
berlaku dalam kehidupan norma.
bermasyarakat untuk F.2.2 Menyajikan hasil telaah arti
mewujudkan keadilan penting norma dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
F.2.3 Mempraktikkan perilaku menaati
norma dalam lingkungan sekolah.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran melalui pengamatan gambar yang
berhubungan dengan pengertian dan macam-macam norma, diharapkan peserta didik
dapat:
1.2.1 Menunjukan sikap bersyukur atas keberadaan norma dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
2.2.2 Terlibat aktif dalam menegakkan tata tertib di sekolah
1.2.1 Memahami pengertian dan macam-macam norma
1.2.2 Menganalisis macam-macam norma dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4.2.3. Mempraktikkan perilaku menaati norma dalam lingkungan sekolah.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
1. Fakta
Norma adalah kaidah, aturan atau adat kebiasaan dan / atau hukum
yang berlaku dalam masyarakat
Norma yang dibuat oleh Negara berupa peraturan tertulis, sedangkan
norma yang berkembang dalam masyarakat berupa aturan tidak
tertulis
2. Konsep
Norma agama
Norma kesusilaan
Norma kesopanan
Norma hukum
3. Prinsip
21
Untuk tegaknya keadilan, pemberian hukuman dilakukan oleh
lembaga peradilan. Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri
Prosedur
Mempraktikkan perilaku menaati norma dalam lingkungan sekolah.
2. Materi Pembelajaran Remedial
Arti Penting Norma Dalam Mewujudkan Keadilan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Tanya jawab, ceramah, dan diskusi
F. Media Pembelajaran
White Board/Black Board
Gambar yang berkaitan dengan norma
Kertas Flano
Kertas lipat
Spidol
lembar kerja (peserta didik)
Lembar penilaian
G. Sumber belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
c. Modul/bahan ajar,
d. Internet,
e. Sumber lain yang relevan
Kegiatan Pendahuluan
22
15 Menit
23
Sanksi Pelanggaran Terhadap Norma
c. Peserta didik menyimak pemberian motivasi
belajar oleh guru.
d. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran.
e. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang manfaat mempelajari materi
pembelajaran tersebut
f. Peserta didik menyimak penjelasan guru
tentang langkah-langkah pembelajaran yang
harus dilakukan.
KegiataInti
90 Menit
Sintak Model
Pembelajaran
24
terhadap norma?
4) Sanksi apa yang dikenakan pada perilaku
tidak patuh terhadap norma?
f. Peserta didik menyepakati pertanyaan-
pertanyaan yang akan didiskusikan
g. Peserta didik menuliskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut di lembar kerja
h. Tiap kelompok mendikusikan jawaban
sementara atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut dan menuliskan hasilnya di lembar
kerja
Data collection KEGIATAN LITERASI
(pengumpulan data) i. Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan mengamati
gambar yang berhubungan dengan norma
COLLABORATION (KERJASAMA)
j. Peserta didik mencari informasi dari beragam
sumber (buku pelajaran, internet,
perpustakaan, dll) untuk memperkuat jawaban
sementara mereka dan menuliskan hasilnya
di lembar kerja.
k. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan
atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri mengenai norma sesuai dengan
pemahamannya. dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
25
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data processing
COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
(pengolahan Data)
THINKING (BERPIKIR KRITIK)
26
a) Peserta didik menarik simpulan akhir pembelajaran.
b) Peserta didik menyimak penguatan oleh guru terhadap simpulan peserta.
c) Peserta didik menyimak penyampaian rencana kegiatan pembelajaran
berikutnya oleh guru.
d) Peserta didik bersama-sama menyanyikan sebuah lagu daerah.
e) Peserta didik berdoa bersama.
f) Peserta didik membalas salam guru.
27
Pembelajaran Pengayaan:
Kegiatan pembelajaranpengayaan dilaksanakandalambentuk:
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta
didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi
Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang
membutuhkan pengembangan lebih luas
J. BAHAN AJAR
Norma dan Keadilan
A. Norma dalam kehidupan bermasyarakat
28
Gambar 2.2 Pengendara motor melanggar jalur Busway.
1. Pengertian Norma
Secara kodrati manusia adalah makhluk sosial. Manusia selalu berinteraksi
dengan individu lainnya. Interaksi manusia satu dengan yang lainnya
menimbulkan peraturan hidup. Peraturan atau pedoman hidup itu disebut norma.
Pedoman hidup atau norma itu bertujuan untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang tertib dan damai. Semua yang terlibat dalam interaksi wajib
menaati norma. Pelanggaran terhadap norma akan memperoleh sanksi dari
masyarakat.
Sejak kelahiran hingga akhir hayatnya, manusia selalu hidup
berkelompok.Seorang ahli filsafat bangsa Yunani bernama Aristoteles dalama
bukunya Politics mengatakan bahwa manusia adalah zoon politicon artinya
manusia selalu hidup berkelompok dalam masyarakat. Dengan demikian, manusia
merupakan bagian dari manusia lain yang hidup bersama-sama. Manusia pada
dasarnya memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai makhluk sosial dan makhluk
individu. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh
karena itu, ia akan tergabung dalam kelompok manusia yang memiliki keinginan
dan harapan yang harus diwujudkan secara bersama-sama. Akan tetapi, sebagai
makhluk individu tiap orang memiliki perbedaan pemikiran dan perbedaan
kepentingan.
29
Secara etimologis, istilah norma berasal dari norm (Inggris), nomoi atau
nomos (Yunani), dan qo’idah (Arab) yang berarti hukum. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia Daring, norma berarti (1) aturan atau ketentuan yang mengikat
warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalian
tingkah laku, yang sesuai dan diterima; dan (2) aturan, ukuran, atau kaidah yang
dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu
(https://kbbi.web.id/norma). Menurut Assiddiqie (2015:1) norma merupakan
institusionalisasi nilai-nilai yang diidealkan sebagai kebaikan, keluhuran, atau
kemuliaan yang dihadapkan pada nilai-nilai buruk, tidak luhur atau tidak mulia.
2. Macam-Macam Norma
Norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu norma kesusilaan, kesopanan, agama, dan hukum.
a. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong, sebenarnya hatinya
ingin menyuarakan kebenaran. Apabila menuruti suara hati, seseorang akan
cenderung bertindak benar dan baik. Seseorang yang berbuat berdasarkan suara
hati nurani merupakan gambara n orang yang mempertimbangkan norma
kesusilaan dalam kehidupannya. Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang
berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara hati nurani manusia. Kehadiran norma
ini bersamaan dengan kelahiran atau keberadaan manusia itu sendiri, tanpa
melihat jenis kelamin dan suku bangsanya. Suara hati nurani yang dimiliki
30
manusia selalu mengatakan kebenaran dan tidak akan dapat dibohongi oleh siapa
pun.
Suara hati nurani sebagai suara kejujuran merupakan suara yang akan
mengarahkan manusia kepada kebaikan. Sebagai contoh, seorang yang memiliki
hati nurani tidak mungkin mengambil dompet seseorang ibu yang jatuh atau
tertinggal di tempat umum. Seorang siswa yang mengikuti suara hati nurani tidak
mungkin menyontek ketika ulangan karena tahu menyontek itu perbuatan salah.
Norma kesusilaan sebagai bisikan suara hati nurani memiliki keterkaitan dengan
norma agama. Hal itu mengandung arti bahwa ajaran norma agama juga
mengandung kaidah kesusilaan, seperti ”jaga kehormatan keluargamu, niscaya
hidupmu akan penuh martabat”. Norma kesusilaan juga dapat memiliki keterkaitan
dengan norma hukum, seperti ”dilarang menghina nama baik seseorang”.
Seseorang yang menghina orang lain akan dihukum pidana, dan secara nilai
kemanusiaan ini merupakan pelanggaran kesusilaan. Norma kesusilaan juga
menetapkan tentang perilaku yang baik dan yang buruk serta menciptakan
ketertiban dalam hubungan antarmanusia. Karena norma susila berasal dari hati
nurani, bagi pelanggar norma kesusilaan akan timbul perasaan penyesalan.
Seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan merasakan menyesal karena
perbuatan salahnya tersebut.
b. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Norma kesopanan bersumber dari tata
kehidupan atau budaya yang berupa kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam
mengatur kehidupan kelompoknya. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki
kecenderungan berinteraksi atau bergaul dengan manusia lain dalam masyarakat.
Hubungan antar manusia dalam masyarakat ini membentuk aturan-aturan yang
disepakati tentang mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Ada perbuatan
yang sopan atau tidak sopan, boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Inilah awal
mula terbentuk norma kesopanan. Oleh karena norma ini terbentuk atas
kesepakatan bersama, maka perbuatan atau peristiwa yang sama memungkinkan
31
terbentuk aturan yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain.
32
c.Norma Agama
Norma agama adalah sekumpulan kaidah atau peraturan hidup manusia
yang sumbernya dari wahyu Tuhan. Penganut agama meyakini bahwa apa yang
diatur dalam norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan
kepada nabi dan rasul-Nya untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia di
dunia.
Norma agama dalam pelaksanaannya tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur bagaimana hubungan manusia
dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
dilengkapi dengan akal dan pikiran. Dengan akal tersebut manusia diberi
tanggung jawab oleh Tuhan untuk tidak hanya memanfaatkan alam, tetapi juga
harus memelihara serta melestarikannya.
Manusia juga dituntut untuk menciptakan kebaikan dan kebahagiaan dengan
sesama manusia. Oleh karena itu, dengan pelaksanaan norma agama, akan
tercipta kepatuhan manusia kepada Tuhan dan keserasian manusia dengan
sesama dan lingkungannya.
d. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat dan dibuat oleh badan-badan resmi negara serta bersifat
memaksa sehingga perintah dan larangan dalam norma hukum harus ditaati oleh
masyarakat. Oleh karena itu, dalam kehidupan seharihari aparat penegak hukum,
seperti polisi, jaksa, dan hakim dapat memaksa seseorang untuk menaati hukum
dan memberikan sanksi bagi pelanggar hukum. Norma hukum juga mengatur
kehidupan lainnya, seperti larangan melakukan tindak kejahatan dan pelanggaran,
larangan melakukan korupsi, larangan merusak hutan serta kewajiban memelihara
hutan, dan kewajiban membayar pajak. Peraturan tersebut harus dilaksanakan
oleh seluruh warga negara Indonesia.
Pada hakikatnya, suatu norma hukum dibuat untuk menciptakan ketertiban
dan kedamaian dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Untuk itulah, setiap norma
hukum memiliki dua macam sifat, yaitu sebagai berikut:
33
1. Bersifat perintah, yaitu memerintahkan orang berbuat sesuatu dan jika
tidak berbuat maka ia akan melanggar norma hukum tersebut.
Contohnya, perintah bagi pengendara kendaraan bermotor untuk
memiliki dan membawa SIM (surat ijin mengemudi). Ketentuan pasal
281 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
menyatakan bahwa ”Setiap orang yang mengemudikan kendaraan
bermotor di jalan yang tidak memiliki SIM dipidana kurungan paling lama
4 bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)”.
2. Bersifat larangan, yaitu melarang orang berbuat sesuatu dan jika orang
tersebut melakukan perbuatan yang dilarang maka ia melanggar norma
hukum tersebut. Contohnya, larangan bagi pengemudi kendaraan
bermotor melebihi batas kecepatan paling tinggi yang diperbolehkan dan
berbalapan dengan kendaraan bermotor lain (ketentuan pasal 115 UU
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).
Negara Indonesia merupakan negara yang melaksanakan norma hukum. Hal
itu dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945
yang berbunyi ”Negara Indonesia adalah negara hukum”. Norma hukum mutlak
diperlukan di suatu negara. Hal itu untuk menjamin ketertiban dalam kehidupan
bernegara. Sebagai negara hukum, sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah
dan seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan hukum dalam kehidupan sehari-
hari.
Hj.Kokom S.Ag,M.Si.
NIP. 196507051984122005
Devi Nurdiyati, S.Pd
34
Lampiran
Penilaian Sikap
a. junal
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Tindak
No Waktu CatatanPerilaku ButirSikap Ttd
Siswa Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
………………………..
Penilai
(……………..…....…)
35
Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual
...
2. ...
...
3. ...
………………………..
Penilai
(……………..…....…)
36
b. Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian
sikap
Aspek Perilaku yang Juml
Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai ah
Sikap Nilai
BS JJ TJ DS Skor
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
1. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
37
b. Penilaian Diri :
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
6. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
38
c. Penilaian Antar teman
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan kalian yang sebenarnya.
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir
sikap yang dinilai.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan
aktivitas.
2. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
3. Teman saya tidak mengganggu teman saya yang
beragama lain berdoa sesuaia gamanya.
4. Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan.
5. Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap
tugas.
6. Teman saya mengemukakan perasaan terhadap
sesuatua paadanya.
7. Teman saya melaporkan data atau informasi apa
adanya.
Jumlah
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir
sikap yang dinilai.
Pilihan jawaban
N
Pernyataan Skor
o Sel Kadang Tidak
Sering
alu -kadang Pernah
Sungguh-sungguh dalam
2
belajar
Tidak membeda-bedakan
6 pergaulan atas dasar tingkat
kepandaian.
8 Tidak membeda-bedakan
pergaulan atas dasar tingkat
40
kepandaian.
Jumlah Skor
Selalu 4 1 SkoryangDiperoleh
x 100 %=¿
SkorMaksimal
Sering 3 2
Kadang-
2 3
kadang
Tidak Pernah 1 4
Catatan :
……………………………………………………………………………………….........
...
................................................................................................................................
...
………………………..
Penilai
(……………..…....…)
41
2.Penilaian Pengetahuan
KompetensiDasar
3.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk
mewujudkan keadilan
Indikator
3.2.1 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan
3.2.2 Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam norma.
3.2.3 Mendesripsikan macam-macam norma dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara..
3.2.4 Menganalisis pentingnya norma hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
42
KunciPedomanPenskoran
NO SKOR
………………………..
Penilai
(……………..…....…....)
44
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Presentasi/Monolog
No Kurang
Aspek yang Dinilai Baik
. baik
4. Bahasa:
Ucapan
Tata bahasa
Perbendaharaan kata
Keterangan:
Baik mendapat skor 20
Kurang baik mendapat skor 10
45
Lampiran Dokumentasi
46
47
48