Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bunga Robi’ah Al Adawiyah

Nim : 212102040034
Prodi : Hukum Pidana Islam 1
UAS Hukum Lingkungan
1. Pencemaran Lingkungan terhadap Danau Toba yang dilakukan oleh PT. Aquafarm

Danau Toba merupakan danau yang 80% airnya dikonsumsi oleh masyarakat dan menjadi
objek wisatawan. Lalu bagaimana jika danau tersebut tercemar oleh limbah dan
sebagainya. Dugaan ini terjadi pada tahun 2019, PT Aquafarm Nusantara di duga kuat
Kembali melakukan pencemaran terhadap air danau toba Pencemaran yang dilakukan
oleh PT Aquafarm terhadap Danau Toba, kabupaten toba, Sumatra Utara (Sumut),
membuat danau tersebut menjadi seperti toilet raksasa. Hal tersebut dilakukan dengan
cara menenggelamkan karung berisi bangkai ikan ke dasar danau
2. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran:
Danau toba merupakan danau yang menjadi sumber air kebutuhan untuk warga setempat,
mulai dari untuk dikonsumsi, mandi, mencuci dan lain-lain. Sehingga jika danau toba
tercemar maka situasi masyarakat setempat tidak kondusif karena terhambatnya aktifitas
mereka. warga sekitar danau menjadi terkena berbagai macam penyakit, terutama
penyakit kulit hingga ketidaknyamanan warga karena bau dari limbah tersebut,
3. Pelaku yang menimbulkan masalah lingkungan
Pelaku dalam pencemaran kali ini dilakukan oleh PT. Aquafarm Nusantara atau sekarang
berganti nama menjadi Regal Springs Indonesia
4. Pelanggaran apa yang pelaku lakukan
Atas pelanggaran yang dilakukan PT. Aquafarm Nusantara, perusahaan tersebut pantas
mendapatkan sanksi administrasi. Hal tersebut sesuai pada Pasal 76 Ayat 1 dan 2 UU
32/2009 yang berisi tentang sanksi pelanggaran ditegur dengan teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin dan pencabutan izin lingkungan
Atas dasar itu berdasarkan pengamatan maka PT. aquafarm mendapat sanksi berupa
teguran tertulis, dan ditetapkan pada Jumat, 1 Februari 2019 lalu.
5. Alur penyelesaian masalah lingkungan
Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan tersebut, perlu
dilaksanakan dengan memanfaatkan secara maksimal pengawasan dan perizinan
sedangkan upaya represif dalam hal pengendalian dampak lingkungan hidup terdapat
pilihan untuk menyelesaikan masalah. Yaitu dengan upaya penyelesaian lingkungan
hidup diluar pengadilan dan upaya penyelesaian lingkungan hidup melalui pengadilan.
Penyelesaian melalui non litigasi dapat dilakukan dengan upaya penyelesaian sengketa
yaitu: negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. Sedangkan untuk penyelesaian
sengketa melalui litigasi dapat dilakukan dengan cara mengajukan gugatan ke Pengadilan.
Kerugian akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan dapat digugat dengan Pasal
87 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang pada prinsipnya sama dengan yang termuat di kitab KUH
Perdata yaitu dalam Pasal 1365 KUH Perdata.

Anda mungkin juga menyukai