Anda di halaman 1dari 19

1

ANALISIS ELASTISITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH


DI KABUPATEN MANOKWARI
Hans S. M. Salakory
StafPengajar STIE Mah-EisaManokwari

Abstract
This study aims to determine the financial performance of Manokwari
regency using elasticity analysis, used quantitative descriptive
analysis, using elasticity analysis tools in order to analyze the
relationship or degree of sensitivity of the local taxes and levies
toward Gross Regional Domestic Product in Manokwari Regency
period 2006 - 2010. The test results showed the average tax elasticity
in Manokwari regency reached 1.99% is elastic and thus the research
hypothesis is accepted, the elasticity is 0.93% levies is inelastic and
thus the research hypothesis was rejected.
Kata Kunci: PDRB, Pajak, Ritribusi, Elastisitas

Tingkat pertumbuhan Bruto (PDB/PDRB), namun


ekonomi menjadi salah satu tujuan demikian indikator ini dianggap tidak
penting pemerintah daerah maupun selalu tepat dikarenakan tidak
pemerintah pusat. Upaya untuk mencerminkan makna pertumbuhan
meningkatkan pendapatan asli daerah yang sebenarnya. Indikator lain,
tidak akan memberikan arti apa bila yaitu pendapatan per kapita dapat
tidak diikuti dengan peningkatan digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi daerah. pertumbuhan ekonomiini. Indikator
Terdapat dua komponen penerimaan ini lebih komprehensif dalam
daerah yang berpengaruh positif mengukur pertumbuhan ekonomi
secara signifikan terhadap dikarenakan lebih menekankan pada
pertumbuhan ekonomi regional. kemampuan negara/daerah untuk
Kedua komponen tersebut adalah meningkatkan PDB/PDRB agar
PAD dan Bagian Sumbangan dan dapat melebihi tingkat pertumbuhan
Bantuan. penduduk. Indikator ini secara
Pertumbuhan ekonomi sering simultan menunjukkan apakah
diukur dengan mengunakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi
pertumbuhan Produk Domestik mampu meningkatkan kesejahteraan
2

seiring dengan semakin cepatnya laju pemerintah Kabupaten Manokwari


pertambahan penduduk. serta peningkatan PAD akan
Secara Makro ekonomi berlangsung terus menerus.
efek multiplier dari investasi Tujuan Utama dari
pemerintah tercermin lewat pembelanjaan pemerintah
pertumbuhan ekonomi yang Kabupaten Manokwari adalah
merupakan proses pertumbuhan kesejahteraan atau peningkatan taraf
kegitan ekonomi yang menyebabkan hidup masyarakat, gambaran dari
terjadinya kenaikan PDRB karena kesejahteraan atau semakin
adanya kenaikan output secara membaiknya taraf hidup masyarakat
agregat. Mengingat bahwa kegitan bisa di lacak dari pertumbuhan
ekonomi adalah basis PAD maka ekonomi yang bersumber dari
proses pertumbuhan kegiatan PDRB-nya.
ekonomu dalam masyrakat akan Pertumbuhan ekonomi
meningkatkan PAD bagi pemerintah kabupatenManokwariselamatahun
daerah Manokwari. Kegiatan 2006 sampaidengantahun 2010
ekonomi yang dilakukan oleh menunjukan pertumbuhan yang
masyarakat juga akan meningkatan positif, bahkan rerata pertumbuhan
pendapatannya yang pada gilirannya ekonomi kabupaten Manokwari
akan meingkatan konsumsi dan mencapai 9,56% jauh lebih baik
tuntutan akan ketersediaan barang diatas normalnya pertumbuhan
publik oleh pemerintah Kabupaten ekonomi suatu perekonomian yakni
Manokwari adalah konsekwensi 6%. Laju pertumbuhan ekonomi
logisnya yang selanjutnya akan Manokwari menunjukan akselerasi
meningkatkan penerimaan yang semakin cepat dari tahun 2007
pemerintah Kabupaten Manokwari ke 2008 mencapai 10,20%, tapi
dari sektor PAD melalui sumber kemudian melambat ditahun 2009
pajak daerah, retribusi daerah, laba sebesar 9,63% dan 2010 sebesar
BUMD, dan lain-lain pendapatan 9,57%, fenomena fluktuatifnya
yang sah. Siklus aliran pertumbuhan ekonomi Kabupaten
penyedianbarang publik oleh Manokwari tersebut dianggap masi
3

wajar mengingat Kabupaten selalu bertambah dari tahun


Manokwari adalah derah yang baru sebelumnya, secara rerata
berkembang hampir 10 tahun perumbuhan mencapai 18,86 % atau
terakhir, selain itu ada beberapa pencapaian sebesar 118,86%,
distrik yang kemudian dimekarkan padatahun 2007 meningkatmenjadi
menjadi kabupaten yang sudah tentu 20,32% angka ini berarti terjadi
akan berdapampak pada besaran perobahan atau pencapaian sebesar
kontribusinya terhadap PDRB 120,32% dari tahun 2006, ditahun
Kabupaten Manokwari. berikutnya pertumbuhan pajak turun
Sebagaimana telah menjadi 14,20% tetapi tetap
dipaparkan sebelumnya bahwa menunjukan pertamhan dari tahun
pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya sebesar 114,20%,
merupakan determinan dari PDRB ditahun 2009 pertumbuhan bahkan
adalah merupakan basis bagi menjapai 22% tahun sebelumnya
PajakdanRetribusi Daerah, oleh atau sebesar 36,26%, sayanhgnya
karena itu maka setiap peningkatan ditahun 2010 pertumbuhan pajak
PDRB maka harapannya adalah yang sangat besar di tahun
peningkatan juga pada sebelumnya tidak terjadi di tahun ini,
pajakdanretribusi. sebab pertumbuhan ditahun 2010
Hipotesisinibisabisa di hanya mencapai 4,65%.
analisisdenganelastisitas, Dengan Walaupun secara umum
hipotesa tersebut maka dengan pertumbuhan pungutan pajak
pertumbuhan ekonomi yang stabil mencapai rata-rata 18,86% tetapi
seharusnya perolehan sayangnya secara tahunan ternyata
Pajakdanretribusidaerah juga berfluktuatif dengan gap
stabil.Tetapiberdasarkan data pertumbuhan yang terlampau jauh,
DPPKAD karena pertumbuhan tertinggi terjadi
KabupatenManokwaritahun pada tahun 2009 sebesar 36,26%,
2012didapatiperkembanganpertumbu tetapi sayangnya pertumbuhan
hanpositif, artinya setiap tahun tertinggi itu mencapai anti klimaks
perolehan pajak dari tahun ke tahun di tahun berikutnya yang sekaligus
4

merupakan tahun dengan lebih memerlukan keberadaan


pertumbuhan terendah yakni sebesar faktorproduksi yang digunakandalam
4,65%, kondisi ini perlu dicermati proses produksiitu, PDRB
secara mendalam, mengingat merupakan salah satu pencerminan
pencapaian pajak dari tahun ke tahun kemajuan ekonomi suatu daerah.
menyangkut beberapa faktor yang Kenaikan PDRB akan menyebabkan
mempengaruhinya. pendapatan daerah dari sektor pajak
dan retribusi meningkat. Hal tersebut
Selain pajak yang adalah
berdampak pada peningkatan PAD di
sumber pembiyaan konvensional ada
daerah tersebut
juga sumber lain yang berasal dari
Salah satu cara untuk melihat
retribusi daerah, secara keseluruhan
kemajuan ekonomi adalah dengan
atau rerata pertumbuhan, maka
mencermati nilai pertumbuhan
retribusi darah pertumbuhannya
PDRB. Pertumbuhan ekonomi
mencapai 8,84%, dengan
diukur berdasarkan nilai PDRB atas
pertumbuhan tertinggi terjadi pada
dasar harga konstan, karena nilai
tahun 2007 yakni sebesar 13,96%
PDRB ini tidak dipengaruhi oleh
dari tahun sebelumnya, sementara
perubahan harga, sehingga
yang terendah terjadi ditahun 2010
perubahan yang diperoleh
yang mencapai (-2,30%).
merupakan perubahan riil yang tidak
KajianTeori dipengaruhi oleh fluktuasi harga.
Nilai Produk Domestik
ProdukDomestik Regional Bruto
Regional Bruto (PDRB) ini dapat
(PDRB)
dihitung melalui tiga pendekatan,
Menurut(sadono
yaitu: Pertama;Segi produksi, PDRB
sukirno,2004:56) PDRB adalah
merupakan jumlah netto atas suatu
merupakan nilai dari seluruh barang
barang dan jasa yang dihasilkan
dan jasa yang diproduksi dalam
untuk unit-unit produksi dalam suatu
waktu satu tahun di suatu
wilayah dan lainnya dalam jangka
wilayah tertentu tanpa membedakan
waktu tertentu (satu tahun),.Kedua;
kepemilikan faktor produksi, tapi
Segi Pendapatan, PDRB merupakan
5

jumlah balas jasa (pendapatan) yang ekonomi sektoral agar dapat


diterima oleh faktor-faktor produksi diketahui sektor-sektor mana saja
karena ikut serta dalam proses yang menyebabkan perubahan pada
produksi suatu wilayah dalam jangka pertumbuan ekonomi.
waktu tertentu (satu tahun,) dan Elastisitas Dalam
Ketiga: Segi pengeluaran, PDRB KaitannyaDengan Pengenaan
merupakan jumlah pengeluaran yang Pajak
dilakukan oleh rumah tangga, Persyaratan pertama dan yang
pemerintah dan lembaga swasta non paling jelas untuk suatu sumber
profit, investasi serta ekspor netto pendapatan yaitu sumber tersebut
biasanya dalam jangka waktu harus menghasilkan pendapatan yang
tertentu (satu tahun). besar dalam kaitannya dengan
Pengertian PDRB seluruh atau sebagian biaya
menurutBadanPusatStatistik (2002:3) pelayanan yang akan dikeluarkan.
adalahjumlahnilaitambah yang Sering kali didalam undang-undang
dihasilkanuntukseluruhwilayahusaha atau peraturan daerah Pemerintah
dalamsuatuwilayahataumerupakanju Daerah mempunyai banyak sekali
mlahseluruhnilaibarang dan jasa jenis pajak tetapi tidak ada yang
akhir yang menghasilkan lebih dari persentase
dihasilkanseluruhunitekonomi di yang kecil dari anggaran
suatuwilayah. pengeluarannya.
ProdukDomestik Regional Meskipun demikian
Bruto pengeluran yang terjadi tidaklah
merupakansalahsatuindikatorekonom bersifat statis, biaya pelayanan
imakro yang tersebut bisa meningkat karena
berperandalammembuatperencanaan berbagai macam alasan. Faktor
kebijaksanaandalampembangunan, inflasi dapat mendorong kenaikan
menentukanarahpembangunansertam biaya yang seringkali tidak
engevaluasihasilpembangunanwilaya proporsional kenaikannya kalau
htersebut. PDRB dapat dijadikan pelayanan pemerintah daerah bersifat
sebagai indikator laju pertumbuhan pada karya sedangkan tingkat upah
6

disektor pemerintah meningkat pertumbuhan potensi dari dasar


melebihi kanaikan tingkat inflasi. pengenaan pajak itu sendiri. Kedua
Selain pertumbuhan penduduk, untuk memungut pertubuhan pajak
terutama dinegara-negara dunia tersebut. Dalam hal lain elastisitas
ketiga pada umumnya dan kota-kota tergantung pada kepekaan keputusan
besar khususnya, permintaan yang diambil atau tuntutan atas
pelayanan akan bertambah, kemampuan administrasinya.
peningkatan penyediaan lapangan Davey (1988:42) mengatakan
kerja dan prasarana. Selain itu bahwa elastisitas merupakan kualitas
peningkatan pada struktur suatu sumber pajak yang penting.
pendapatan penduduk dihubungkan Elastisitas juga dapat dengan mudah
dengan pertumbuhan ekonomi diukur dengan membandingkan hasil
nasional menyebabkan permintaan hasil penerimaan selama beberapa
pelayanan berkualitas tinggi. tahun dengan perubahan dalam
Kalau biaya meningkat maka indeks harga, penduduk, atau GNP.
pendapatan juga harus meningkat. Perhitungan elastisitas juga dapat
Paling tidak dari sudut pemerintah dilakukan dengan membandingkan
dikehendaki agar pajak-pajak dasar pengenaan pajak per kapta
tersebut menunjukan elastisitasnya, secara riil (dengan memperhitungkan
yakni kemampuan untuk tingkat inflasi). Dasar peneganaan
menghasilkan tambahan pendapatan pajak yang dimaksud adalah jumlah
agar dapat menutup tuntutan yang harta tetap, pendapatan atau transaksi
sama atas kenaikan pengeluaran komersial yang menjadi dasar
pemerintah, dan dasar pengenaan perhitungan pajak.
pajaknya yang berkembang secara Hal ini menunjukan bahwa
otomatis misalnya apabila apabila dari sisi keseriusan pemerintah
harga-harga meningkat, penduduk dalam mengoptimalkan PAD patut
disuatu daerah berkembang, dan dipertanyakan.
pendapatan individu bertambah. Berdasarkan paparan latar
Dalam hubungan itu elastisitas belakang dan fenomena ekonmi
memiki dua dimensi. Pertama adalah yang muncul, maka yang menjadi
7

masalah dalam penelitian ini adalah: dikembangkan maka yang menjadi


Bagaimana bentuk Elastisitas Pajak populasi dari penelitian ini adalah
Daerah dan Elastisitas Retribusi Laporan Realisasi Anggaran dalam
Daerah terhadap PDRB Kabupaten hal ini APBD kabupaten Manokwari
Manokwari? dan PDRB Kabupaten Manokwari.
Tujuanyanghendakdicapaidal Sampel penelitian ini
ampenelitianiniadalah:Untuk disesuaikan dengan data runtun
mengetahui dan menganalis waktu yang digunakan, oleh karena
elastisitas Pajak Daerah dan itu sampelnya adalah APBD
elastisitas Retribusi Daerah terhadap kabupaten Manokwari dan PDRB
PDRB Kabupaten Manokwari. Kabupaten Manokwari selama 5
Hipotesis tahun dari tahun 2006 s.d 2010.
Berdasarkan paparan latar TeknikAnalisis Data
belakang dan fenomena ekonmi Untukmenjawabpertanyaanpe
yang muncul, maka yang menjadi nelitianmakadigunakananalisisdeskri
masalah dalam penelitian ini adalah: ptifkualitatifdenganmenggunakanbeb
1. Diduga bentuk Elastisitas Pajak erapaanalisis Sensitifitas atau
Daerah terhadap PDRB resposifitas dalam bentuk Elastisitas
Kabupaten Manokwari adalah serta analisisrasiodisesuikandengan
Elastis. data yang diperoleh,
2. Diduga bentuk Elastisitas diantaranyaadalah:
Retribusi Daerah terhadap 1. Elastisitas (Elasticity)
PDRB Kabupaten Manokwari Analisis ini dimaksudkan untuk
adalah Elastis. mengetahuitingkat kepekaan
Metode perubahan suatu jenis
Populasi Dan Sampel penerimaan jika terjadi
Penelitian ini menggunakan perubahan pada jumlah PDRB
data keuangan pemerintah kabupaten dan Jumlah Penduduk, tetapi
Manokwari dan data pertumbuhan untuk kepentingan analisis maka
ekonomi, oleh karena itu maka sesuai pengabaian untuk jumlah
konsep penelitian yang penduduk, dan formula
8

elastisitas menurut Abdulah Nilai Elastisitas = 1 adalah pajak


(2004:93) dan retribusi sifatnya unitary
Nilai Elastisitas < 1 adalah pajak
dan retribusi sifatnya inelastis
Untuk kebutuhan penelitian
Hasil
maka PAD kemudian
Pertumbuhan Pajak dan Retribusi
diproksikan pada penerimaan
Daerah Kabupaten Manokwari
dari Pajak Daerah dan Retribusi
Tahun 2006 sampaidengan 2010.
Daerah dengan spesifikasi
Pajak dan retribusi daerah di
Model menurut Sukirno
setiap daerah otonom merupakan
(2005:106) dan ditransform
sumber pendapatan asli daerah
sebagai berikut:
sekaligus merupakan sumber
pendapatan konvensional, sumber
ini harus bisa di optimalkan guna
kepentingan pembiayaan dan
mengurangi ketergantungan
terhadap pendanaan dari pusat.
Kriteria pengujian ahsil adalah
Gambaran realisasi pajak dan
dengan skala:
retribusi daerah selama tahun
Nilai Elastisitas > 1 adalah pajak
pengamatan dapat dilihat pada tabel
dan retribusi sifatnya elastis
berikut:
Tabel1
Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Manokwari
Tahun 2006 s.d. 2010
Pajak Daerah g PD Retribusi Daerah g RD
2006 2821600019,00 2418268310,00
2007 3395045974,00 20,32 2755934529,00 13,96
2008 3877137851,00 14,20 3121328850,00 13,26
2009 5283160876,00 36,26 3447338460,00 10,44
2010 5529079488,00 4,65 3368214254,00 -2,30
4181204841,60 18,86 3022216880,60 8,84
9

Sumber: DPPKAD Kab. Manokwari, 2012

Pertumbuhan pajak secara pertumbuhan yang terlampau jauh,


keseluruhan menunjukan angka karena pertumbuhan tertinggi terjadi
positif, artinya setiap tahun pada tahun 2009 sebesar 36,26%,
perolehan pajak dari tahun ke tahun tetapi sayangnya pertumbuhan
selalu bertambah dari tahun tertinggi itu mencapai anti klimaks
sebelumnya, secara rerata di tahun berikutnya yang sekaligus
perumbuhan mencapai 18,86 % atau merupakan tahun dengan
pencapaian sebesar 118,86%, pertumbuhan terendah yakni sebesar
pertumbuhan ditahun 2007 adalah 4,65%, kondisi ini perlu dicermati
sebesar 20,32% angka ini berarti secara mendalam, mengingat
terjadi perobahan atau pencapaian pencapaian pajak dari tahun ke tahun
sebesar 120,32% dari tahun 2006, menyangkut beberapa faktor yang
ditahun berikutnya pertumbuhan mempengaruhinya.
pajak turun menjadi 14,20% tetapi
Selain pajak yang adalah
tetap menunjukan pertamhan dari
sumber pembiyaan konvensional ada
tahun sebelumnya sebesar 114,20%,
juga sumber lain yang berasal dari
ditahun 2009 pertumbuhan bahkan
retribusi daerah, secara keseluruhan
menjapai 22% tahun sebelumnya
atau rerata pertumbuhan, maka
atau sebesar 36,26%, sayanhgnya
retribusi darah pertumbuhannya
ditahun 2010 pertumbuhan pajak
mencapai 8,84%, dengan
yang sangat besar di tahun
pertumbuhan tertinggi terjadi pada
sebelumnya tidak terjadi di tahun ini,
tahun 2007 yakni sebesar 13,96%
sebab pertumbuhan ditahun 2010
dari tahun sebelumnya, sementara
hanya mencapai 4,65%.
yang terendah terjadi ditahun 2010
Walaupun secara umum yang mencapai (-2,30%).
pertumbuhan pungutan pajak
Kondisi pertumbuhan
mencapai rata-rata 18,86% tetapi
retribusi daerah seperti diatas
sayangnya secara tahunan ternyata
tentunya sangat memprihatinkan
berfluktuatif dengan gap
mengingat secara keseluruhan
10

pertumbuhan retriusi daerah responsi atau derajat kepekan dari


kabupaten Manokwari justru suatu faribel sebagai akibat
menurun di setiap tahunnya. perobahan pada fariabel-fariabel
yang mempengaruhinya.
Mencermati pencapain dari
pajak dan retribusi daerah, maka Dari kacamata keuangan
pemerintah daerah perlu membuat negara, basis dari pajak dan retribusi
suatu pola yang baru dalam proses daerah adalah prestasi ekonomi dari
perencanaan hingga pertanggung perekonomiannya, artinya naik
jawaban, karena kegagalan dalam turunnya persatasi ekonomi yang
dalam perencenaaan akan berdampak terwujut lewat pertumbuhan
pada hasil akhir dari pendapatn pajak ekonominya akan mempengaruhi
dan retribusi daerah kabupaten persentase realisasi pajak dan
Manokwari, selain itu kegagalan retribusi yang dipungut.
dalam implementasi, pengawasan,
a. Elastisitas Pajak Daerah
dan juga pelaporan akan
Kabupaten Manokwari
menyebabkan kebocoran yang pada
Pengaruh dari fariabel
akhirnya akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi terhadap
pencapaiannya.
realisasi pajak daerah kabuapten
Elastisitas Pajak dan Retribusi Manokwari dapat dilihat pada
Daerah perhitungan tabel berikut:

Dalam teori ekonomi,


elastisitas (e) diartikan sebagai

Tabel 2
Elastisitas Pajak Kabupaten Manokwari Tahun 2007 s.d 2010
g PD g PDRB e PD/PDRB Kriteria Pengujian Sifatnya
1 2 3 4 (2:3) 5 6
2007 20,32 8,84 2,30 >1 Elastis
2008 14,20 10,20 1,39 >1 Elastis
11

2009 36,26 9,63 3,77 >1 Elastis


2010 4,65 9,57 0,49 <1 Inelastis
Rerata 1,99 >1 Elastis
Sumber: hasil perhitungan, 2012

Elastisitas dalam kaitannya dengan turunmenjadi 0,49%.Secara


pajak dan PDRB dalam penelitian kesuluruhan rerata angka
ini digunakan untuk mengukur elastisitas pajak di kabupaten
perobahan relatif dalam satuan
Manokwari mencapai 1,99.
rupiah pungutan pajak daerah
kabupaten Manokwari sebagai Dari hasil perhitungan dan
akibat perobahan satuan rupiah pembahasan diatas didapati
pada PDRB kabupaten Manokwari. bahwa elastisitas pajak daerah
kabupaten Manokwari terhadap
Berdasarkan tabel di atas dari tahun
2007 s.d. 2009 semua elastisitas pertumbuhan ekonominya

berada pada kriteria > 1 yang bersifat elastis dalam kriteria

berarti elastis sementara tahun pengujian >1, temuan kemudian

2010 elastisitasnya berada pada menerima hiptesa penelitian

kriteria < 1 yang berarti sifatnya yang menyatakan bahwa

inelastis, secara rerata “diduga bahwa, bentuk

elastisitasnya berada pada Elastisitas Pajak Daerah

kriteria > 1 dan sifatnya elastis. terhadap PDRB Kabupaten


Manokwari adalah Elastis.
Angka elastisitas pajak pada
tahun 2007 sebesar 2,30. Pada b. Elastisitas Pajak Daerah

Tahun 2008 angka elastisitas Kabupaten Manokwari

Pajak naik menjadi 1,39%, Pengaruh dari fariabel

sementara tahun 2009 angka pertumbuhan ekonomi terhadap

elastisitas naik hampir tiga kali realisasi Retribusi daerah

lipat menjadi 3,77% sementara kabuapten Manokwari dapat

ditahun 2010 elastisitas pajak dilihat pada tabel berikut:


12

Tabel 3
Elastisitas Retribusi Daerah Kabupaten Manokwari
Tahun 2007 sampaidengan 2010
Tahun g RD g PDRB e RD/PDRB Kriteria Uji Sifat
1 2 3 4 (2:3) 5 6
2007 13,96 8,84 1,58 >1 Elastis
2008 13,26 10,20 1,30 >1 Elastis
2009 10,44 9,63 1,09 >1 Elastis
2010 -2,30 9,57 -0,24 <1 Inelastis
Rerata 0,93 <1 Inelastis
Sumber: hasil perhitungan, 2012

Berdasarkan tabel di atas dari 0,24%) artinya setiap perobahan


tahun 2007 s.d. 2009 semua pertumbuhan ekonomi sebesar
elastisitas berada pada kriteria > 1% diikuti oleh perubahan
1 yang berarti elastis sementara Retribusi daerah sebesar (-
tahun 2010 elastisitasnya berada 0,24%).Secara kesuluruhan
pada kriteria < 1 yang berarti rerata angka elastisitas Retribusi
sifatnya inelastis, secara rerata di kabupaten Manokwari
elastisitasnya berada pada mencapai 0,93%.
kriteria < 1 dan sifatnya
Dari hasil perhitungan dan
inelastis.
pembahasan diatas didapati
Angka elastisitas Reatribusi bahwa elastisitas Retribusi
pada tahun 2007 sebesar daerah kabupaten Manokwari
1,58angka ini kemudian turun di terhadap pertumbuhan
Tahun 2008 menjadi 1,30%, ekonominya bersifat inelastis
sementara tahun 2009 angka dalam kriteria pengujian < 1,
elastisitas turun lagi temuan ini kemudian menolak
menjadi1,09% bahkan angka hiptesa penelitian yang
elastisitas tahun 2010 capai menyatakan bahwa “diduga
angka terendah dari tahun-tahun bahwa, bentuk Elastisitas Pajak
pengamatan yakni sebesar (- Daerah terhadap PDRB
13

Kabupaten Manokwari adalah selalu diikuti perubahan Pajak daerah


Elastis” sebesar 1,39%, sementara tahun 2009
angka elastisitas sebesar 3,77%
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
berarti setiap perobahan
Terhadap Pajak Daerah dan
pertumbuhan sebesar 1% diikuti
Retribusi Daerah
perubahan Pajak daerah sebesar 3,77,
Untuk melihat pengaruh
angka elastisitas tahun 2010
perkembangan ekonomi terhadap
menunjukan sebaliknya yakni
pendapatan asli daerah dilakukan
sebesar 0,49% artinya setiap
dengan pendekatan elastisitas. Sesuai
perobahan pertumbuhan ekonomi
dengan kerangka pemikiran bahwa
sebesar 1% diikuti oleh perubahan
perkembangan perekonomian akan
Pajak daerah sebesar 0,49%.
berpengaruh terhadap peningkatan
Secara kesuluruhan rerata
pendapatan asli daerah. Semakin
angka elastisitas pajak di kabupaten
baik perekonomian atau semakin
Manokwari mencapai 1,99% yang
meningkat nilai tambah yang
berarti perobahan 1% pertumbuhan
dihasilkan oleh masing-masing
ekonomi kabupaten Manokwari
sektor dalam perekonomian maka
diikuti oleh perubahan Pajak daerah
kemampuan atau potensi masyarakat
sebesar 1,99%. Data ini
untuk membayar pajak dan retribusi
mengindikasikan bahwa
akan semakin meningkat.
perkembangan ekonomi daerah
Dari hasil perhitungan
sangat besar pengaruhnya terhadap
sebelumnya angka elastisitas pajak
peningkatan PAD yang dalam kasus
pada tahun 2007 sebesar 2,30 berarti
penelitian ini diwakili oleh Pajak
bahwa setiap pertumbuhan ekonomi
Daerah.
sebesar 1% akan diikuti perubahan
Selain elestisitas Pajak
Pajak daerah sebesar 2,30% ini
Daerah Kabupaten Manokwari,
berarti pola hubungan yang terjadi
angka elastisitas Reatribusi pada
sifatnya positif. Tahun 2008 sebesar
tahun 2007 sebesar 1,58 berarti
1,39% berarti setiap perobahan
bahwa setiap pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi sebesar 1%
sebesar 1% akan diikuti perubahan
14

Retribusi daerah sebesar 1,58%. faktor yang mempengaruhi


Elastisitas Tahun 2008 sebesar besarnya PAD dari suatu daerah.
1,30% berarti setiap perobahan Manajemen PAD Sebagai Alternatif
pertumbuhan ekonomi sebesar 1% Pembiayaan Di Kabupaten
selalu diikuti perubahan Retribusi Manokwari
daerah sebesar 1,39%, sementara Dalam rangka pembiayaan
tahun 2009 angka elastisitas sebesar pemerintah daerah Kabupaten
1,09% berarti setiap perobahan Manokwari, maka pertama yang
pertumbuhan sebesar 1% diikuti menjadi perhatian adalah seberapa
perubahan Pajak daerah sebesar besar pendapatan yang diterima oleh
1,09%, angka elastisitas tahun 2010 daerah. Secara obyektif Kabupaten
menunjukan sebaliknya yakni Manokwari dengan kondisi
sebesar (-0,24%) artinya setiap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
perobahan pertumbuhan ekonomi berkisar sekitar 3,39% dari total
sebesar 1% diikuti oleh perubahan penerimaan daerah, maka pemerintah
Retribusi daerah sebesar (-0,24%). daerah harus berusaha menggali dan
Secara kesuluruhan rerata mengembangkan potensi penerimaan
angka elastisitas Retribusi di daerah khususnya untuk
kabupaten Manokwari mencapai meningkatkan penerimaan PAD.
0,93% yang berarti perobahan 1% Dari analisis data penerimaan pajak
pertumbuhan ekonomi kabupaten daerah dan retribusi daerah
Manokwari diikuti oleh perubahan menunjukkan, ternyata kenaikan
Retribusi daerah sebesar 0,93%. penerimaan daerah dari retribusi
Hasil penelitian ini kemudian daerah selama periode analisis
memperkuat beberapa penelitian rendah dibandingkan dengan rasio
sebelumnya seperti Bachtiar (1992) kenaikan penerimaan daerah dari
yang menemukan bahwa Semakin pajak daerah. Hal ini menunjukkan
besar PDRB suatu daerah maka akan bahwa masyarakat lebih merasa rela
semakin tinggi PAD dari daerah membayar (willingness to Pay) pajak
yang bersangkutan. Jumlah daerah dari pada retribusi daerah
penduduk adalah juga salah satu
15

yang manfaat/kontraprestasinya dimanfaatkan oleh pemerintah


dirasakan langsung oleh pemakai. daerah kabupaten Manokwari guna
Hal yang paling menarik pengembangan tanaman-tanaman
untuk dilakukan oleh Pemerintah perkebunan, hal ini bisa diusahakan
Daerah Kabupaten Manokwari dalam sebagai salah satu sumber
rangka untuk mengurangi tingkat penerimaan daerah yang potensial.
ketergantungan keuangan pada Apabila ada suatu wadah yang
Pemerintah Pusat yang pada akhirnya dibentuk untuk pengelolaan sumber
akan mandiri dalam pembiayaan daerah ini dan dimanage oleh orang-
pembangunan adalah adanya suatu orang yang profesional, bukan suatu
sumber pendanaan lainselain Pajak hal yang mustahil bahwa penerimaan
dan retribusi Darah. Apabila masih daerah akan sangat meningkat dari
berharap kepada masyarakat tentu usaha yang diurus secara profesional.
tidak akan pernah perolehan Pajak Sebagai daerah yang baru
dan retribusi daerah melebihi 3,39% berkembang serta merupakan pusat
dari total penerimaan daerah. Hal ini aktivitas pemerintahan di Provinsi
dikarenakan kondisi masyarakat Papua Barat maka kabupaten
dengan tingkat kesadaran membayar Manokwari adalah daerah yang
yang terendah. berpotensi untuk dikembangkan dan
Kabupatenmanokwarihinggak menarik bagi pihak swasta untuk
inimasihbelummemilikiperusahaanda berinvestasi. Strategi yang dapat
erahuntukmengelolausaha- ditempuh dalam rangka menarik
usahaekonomiolehkarenaitupembem investasi ke daerah, pertama, dari
betukan BUMD untukmengelola kebijakan fiskal daerah perlu
usaha-usaha ekonomi adalah hal diberikan tax holiday bagi semua
yang paling mendasar. Di sisi lain pengusaha yang berprospek baik
Kabupaten Manokwari memiliki untuk berinvesatsi hal ini bisa
lahan yang luas dengan kesuburan dilakukan dengan pebebasan pajak
tanah yag sangat baik sebagaimana selama beberapa periode pembayaran
kondisi tanah Papua pada umumnya, pajak tentunya dengan kesepakatan
hal ini harus bisa disiasati dan yang rasional antara investor dengan
16

pemerintah daerah. Keduamengenai bersifat elastis dalam kriteria


status tanah, tanah sering menjadi pengujian >1, penelitian yang
persoalan terbesar bagi semua menyatakan bahwa “diduga
pendatang di kabupaten Manokwari bahwa, bentuk Elastisitas Pajak
terutama yang ingin berinvestasi, Daerah terhadap PDRB
pemerintah harus bisa menciptakan Kabupaten Manokwari adalah
regulasi khusus pertanahan bersama Elastis” diterima.
lembaga adat dan itu merupakan 2. Rerata angka elastisitas
kesepakatan yang tidak boleh Retribusi di kabupaten
dilanggar oleh siapapun, hal ini akan Manokwari mencapai 0,93%
membuka kesempatan untuk orang yang berarti perobahan 1%
tertarik berinvestasi di kabupaten pertumbuhan ekonomi
Manokwari, selanjutnya pemerintah kabupaten Manokwari diikuti
harus memberikan fasilitas oleh perubahan Retribusi daerah
kemudahan di bidang permodalan sebesar 0,93%. bersifat inelastis
dan perijinan untuk kegiatan industri, dalam kriteria pengujian < 1, ini
ketiga, menjamin keamanan bagi berarti menolak hiptesa
pengusaha yang berinvestasi di penelitian yang menyatakan
daerah, bahwa “diduga bahwa, bentuk
SIMPULAN DAN SARAN Elastisitas Pajak Daerah
Simpulan terhadap PDRB Kabupaten
1. Secara kesuluruhan rerata angka Manokwari adalah Elastis”
elastisitas pajak di kabupaten
Saran
Manokwari mencapai 1,99%
1. Perencanaan pungutan pajak dan
yang berarti perobahan 1%
retribusi daerah harus didasari
pertumbuhan ekonomi
pada penentuan potensi yang
kabupaten Manokwari diikuti
tepat hingga realisasi juga jelas,
oleh perubahan Pajak daerah
dalam hal pungutan pemerintah
sebesar 1,99%. ,Elastisitas pajak
Kabupaten Manokwari harus
daerah kabupaten Manokwari
bisa melakukan pengwasan
terhadap pertumbuhan ekonomi
17

secara teratur hingga tidak Ketiga, Penerbit UI Press,


Jakarta.
terjadi kebocoran.
Devas, 1992, Keuangan Pemerintah
2. Dengan kondisi ketergantungan Pusat Dan daerah, UI Press,
Jakarta
yang tinggi terhadap pemerintah
pusat sementara dilain sisi Halim Abdul, 2004, Bungan Rampai
Manajemen Keuangan
kemampuan keuangan daerah
Daerah, UPP AMP YPKN,
sangat rendah maka pemerintah Yogyakarta
harus mencari sumber Kaho, Josef Riwu. 2001. Prospek
pendanaan lain selain Pajak dan Otonomi Daerah di
Negara Kesatuan
retribusi, seperti pendirian Republik Indonesia,
BUMD, membuka kesempatan Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
berinvesatasi bagi pihak swasta
dengan berbagai kemudahan dan Kuncoro, M., 1995, Desentralisasi
Fiskal di Indonesia,
jaminan kemamanan, selain itu Dilema Otonomi dan
kalau dimungkinkan, maka Ketergantungan,
“Prisma”, No. 4, 3-17.
pemerintah sebaiknya menjoba
pinjaman daerah. Koswara, E. 2000, Menyongsong
Pelaksanaan Otonomi daerah
DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan UU No.22
Arsjad, N. 1992, Keuangan Negara, Tahun 1999, CSIS, Jakarta.
Intermedia, Jakarta
Kunarjo, 1996, Perencanaan Dan
Bachtiar, Nurzaman, 1992, Otonomi Pembiayaan Pembangunan,
dan Implikasinya Terhadap Edisi Ke Tiga, UI Press,
Kemampuan Keuangan Jakarta
Daerah, Jurnal Ekonomi dan
Manajemen, Volume IV No.1 Mardiasmo, 2002, Otonomi Dan
dan 2, Fakultas Ekonomi Manajemen Keuangan
Universitas Andalas, Padang. Daerah, Penerbit ANDI,
Yogyakarta
Dasril, M. 2004, Kebijakan
Manajenajemen Keuangan Mamesah, D, J, 1995, Sisitim
Daerah, BPFE, Yogyakarta Administrasi Keuangan
Daerah, Cetakan Ke Tiga,
Davey, K.J., 1988, Pembiayaan Rineka Cipta, Jakarta
Pemerintah Daerah, Praktek-
Praktek International dan Praetya, G, E, 2005, Penyusunan
Relevansinya Bagi Dunia Dan
18

AnalisisLaporanKeuanganPe
merintahDaerah, Penerbit
ANDI, Yogyakarta

Sukirno Sadono, 2005,


PengantarEkonomi Teori,
Edisi Ketiga, Rajawali Pers, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai