BAB
III
KERANGKA PENDANAAN
3.1
3.1.1
2015
Kondisi eksternal Kota Banjar yang mempengaruhi kebijakan secara
umum dalam perencanaan pembangunan Kota Banjar 2016 diantaranya
adalah sebagai berikut :
3.1.1.1 Ekonomi Nasional
Perkembangan berbagai indikator ekonomi di berbagai daerah hingga
kuartal ketiga tahun 2014 secara agregat cenderung mengindikasikan arah
pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat. Kondisi ini tidak terlepas dari
dinamika perekonomian global yang masih dibayangi ketidakpastian yang
tinggi sehingga menyebabkan lambatnya tempo perbaikan pertumbuhan
ekonomi dan volume perdagangan dunia, serta turut memicu tekanan
terhadap nilai tukar rupiah sepanjang triwulan laporan. Indikasi perbaikan
ekspor yang mulai terlihat di sebagian besar daerah tertahan oleh masih
relatif rendahnya harga komoditas di pasar global sehingga diperkirakan
belum dapat mengimbangi konsumsi rumah tangga dan investasi yang
diperkirakan tumbuh melambat.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi diprakirakan terutama terjadi di
sebagian besar daerah di Sumatera dan Jakarta. Hal ini terindikasi pada
berbagai indikator terkait konsumsi rumah tangga yang cenderung melemah
seperti nilai tukar petani, impor barang konsumsi dan kredit konsumsi. Masih
terbatasnya perbaikan harga komoditas hasil-hasil perkebunan dan tingginya
kenaikan inflasi pangan diperkirakan berdampak pada melambatnya konsumsi
domestik. Di samping itu, produksi hasil perkebunan juga terindikasi tumbuh
lebih rendah karena pengaruh iklim dan minimalnya insentif harga jual.
Sementara itu, perekonomian Jakarta menghadapi tekanan dari melemahnya
kinerja investasi terkait mulai meningkatnya suku bunga pinjaman dan
depresiasi nilai tukar rupiah.
Prospek pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada triwulan IV
2014 secara agregat diprakirakan akan kembali melambat dibandingkan
dengan triwulan III 2014. Pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat
disertai tingginya ketidakpastian ekonomi global masih akan membayangi
prospek pertumbuhan ekonomi daerah. Perlambatan ekonomi diprakirakan
III - 1
BAB III
III - 2
BAB III
pertumbuhan
PDRB
tersebut
terutama
didorong
oleh
Kinerja
sektor-sektor
unggulan
yang
menjadi
penggerak
utama
akan menjadi tujuan utama arus modal. Serapan investasi ke Provinsi Jawa
Barat berpeluang lebih besar jika daya dukung infrastruktur diperkuat.
Intensitas
implementasi
tematik
sektoral
dan
kewilayahan
harus
ditingkatkan
III - 3
BAB III
Meningkatkan
kualitas
komunikasi
dengan
kabupaten/kota
untuk
III - 4
BAB III
erat
dengan
meningkatnya
harga
permasalahan
komoditas
ketahanan
pangan
pangan.
dunia
sejak
Kecenderungan
tahun
2000-an,
jumlah
penduduk,
penyediaan
lapangan
kerja
dan
proteksi,
pengolahan
hasil,
fasilitasi
sarana
produksi,
daya
saing
tenaga
kerja
Jawa
Barat
untuk
menyambut
III - 5
BAB III
3.1.1.3.2 PDRB
Kinerja
perekonomian
Kota
Banjar
Tahun
2013
secara
makro
LAPANGAN USAHA
PERTANIAN
PERTAMBANGAN DAN
III - 6
2011
331,47
5,50
TAHUN
2012
343,24
5.83
2013
378,13
6.48
BAB III
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR BERSIH
BANGUNAN
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
PDRB
Sumber : BPS Kota Banjar
232,03
19,05
135,48
672,52
261,26
20,63
151,43
745,73
286,52
22,99
173,76
850,97
127,64
414,72
157,32
108,92
118,83
131,36
315,98
1948,59
347,89
2136,56
392,39
2399,91
Tabel 3.2
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kota Banjar Tahun 2011 2013
Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LAPANGAN USAHA
PERTANIAN
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR BERSIH
BANGUNAN
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
PDRB
Sumber : BPS Kota Banjar
2011
153,99
2,00
TAHUN
2012
148,66
2,01
2013
147,80
2,08
94,27
8,05
43,85
269,08
101,18
8,42
47,01
293,35
106,27
8,78
51,47
313,63
54,63
58,94
62,92
50,58
53,68
56,90
113,50
789,95
118,24
831,49
126,03
875,88
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sampai dengan Tahun 2013 kelompok
sektor sekunder, terutama sektor Perdagangan, hotel dan restoran masih
mendominasi
dalam
penciptaan
nilai
tambah
di
Kota
Banjar.
Dari
Tabel 3.3
Pertumbuhan PDRB Kota Banjar Tahun 2011 2013
ADHBerlaku (Hb) dan ADHkonstan (Hk)
N
O
LAPANGAN USAHA
1.
PERTANIAN
2.
PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN
INDUSTRI
PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR
BERSIH
3.
4.
2011
2012
HB
8.37
HK
2.92
HB
3.43
2.36
11.21
(7.50
)
8.07
5.35
4.72
2013
Rata rata
Pertumbuhan
HB
HK
7.01
(0.42)
HB
9.23
HK
(0.58)
5.66
HK
(3.5
9)
0.50
10.03
3.37
6.02
(1.21)
11.19
6.83
8.82
4.79
10.41
6.56
7.66
4.39
10.27
4.10
7.76
4.41
III - 7
BAB III
5.
6.
BANGUNAN
PERDAGANGAN,
HOTEL DAN
RESTORAN
PENGANGKUTAN
DAN KOMUNIKASI
KEUANGAN,
PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
PDRB
7.
8.
9.
10.18
9.30
7.18
5.67
10.53
9.82
6.72
8.27
12.85
12.37
8.67
6.47
11.19
10.49
7.52
6.80
6.64
4.14
9.94
7.31
9.92
6.33
8.83
5.92
7.83
6.11
8.34
5.77
9.72
5.66
8.63
5.85
9.75
4.55
3.54
5.08
9.17
4.56
4.01
5.00
11.34
6.00
6.18
5.07
10.09
5.03
4.58
5.05
3.2
tahun 2017
Berangkat
dari
berbagai
permasalahan
pembangunan
yang
dihadapi,
daerah
dan
masyarakat,
memiliki
daya
ungkit
terhadap
pembangunan
yang
ramah
lingkungan
dan
berkelanjutan;
7. Meningkatkan
kesadaran
dan
ketaatan
aparatur
pemerintah
terhadap hukum;
8. Meningkatkan kinerja birokrasi yang semakin profesional dan
akuntabel.
3.3
III - 8
BAB III
kebijakan-kebijakan
yang
ditetapkan
oleh
Pemerintah
Pusat.
keuangan
daerah
tahun
2016
menggambarkan
rencana
URAIAN
REALISASI
TARGET
2012
545.085.309
.774
2013
620.917.335.
500
2014
672.708.501
.933
PENDAPATAN
1.1
Pendapatan Asli
Daerah
54.684.690.
641
70.293.135.3
92
118.592.611
.301
1.1.1
Pajak Daerah
4.461.590.30
5
8.293.779.164
8.593.830.04
9
2015
632.403.53
5.018
103.167.969.
249
7.433.104.883
PROYEKSI
2016
692,173,390,6
45.92
69,740,284,09
3.12
7,188,465,700.4
2
III - 9
BAB III
NO
URAIAN
1.1.2
Retribusi Daerah
1.1.3
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-lain PAD Yang
Sah
1.1.4
REALISASI
TARGET
PROYEKSI
2014
5.850.239.28
2
3.202.100.00
0
2015
4.942.177.100
2016
5,783,652,392.7
0
2,730,000,000.0
0
87.590.587.26
2012
4.295.608.84
6
2.503.957.33
0
2013
5.197.610.102
43.423.534.1
60
54.326.734.01
6
100.946.441.
970
2.807.012.110
1.2
Dana
Perimbangan
362.717.473
.035
395.528.129.
891
424.478.507
.351
1.2.1
64.406.149.0
35
59.213.959.89
1
63.175.104.3
51
281.851.254.
000
317.122.023.0
00
342.267.848.
000
1.2.3
Dana Alokasi
Khusus (DAK)
16.460.070.0
00
19.192.147.00
0
19.035.555.0
00
1.3
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang Sah
127.683.146
.098
154.764.070.
217
129.637.383
.281
1.2.2
1.3.1
Hibah
1.3.2
Dana Darurat
1.3.3
12.353.065.0
00
9.662.502.588
18.370.327.9
41
1.3.4
Dana Penyesuaian
Otonomi Khusus
35.205.659.0
00
43.736.992.00
0
58.137.475.0
00
1.3.5
Bantuan Keuangan
dari
Propinsi/pemda
lainnya
Penerimaan cukai
rokok
78.321.494.0
16
101.068.455.7
10
53.129.580.3
40
1.802.928.01
3
296.119.919
1.3.7
3.202.100.000
6
451.377.553.
000
63.353.475.00
0
352.697.608.0
00
35.326.470.00
0
77.858.012.7
69
12.305.135.20
8
65.552.877.56
1
54,038,166,000.
00
492,673,254,0
45.80
60,644,083,837.
00
406,648,430,20
8.80
25,380,740,000.
00
129,759,852,5
07.00
8,829,388,507.0
0
77,812,464,000.
00
43,118,000,000.
00
Pajak Daerah;
Retribusi Daerah;
Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
iv.
III - 10
BAB III
realisasi dan pendapatan daerah Kota Banjar serta kontribusi sumbersumber pendapatan terhadap total pendapatan dari tahun 2010 - 2014
dapat dilihat pada Grafik 3.1 dan Tabel 3.5 serta Tabel 3.6
III - 11
BAB III
Grafik 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Banjar
Tahun 2010 - 2014
700,000,000.00
600,000,000.00
Target
500,000,000.00
Realisasi
400,000,000.00
300,000,000.00
2010
2011
2012
2013
2014
Tabel 3.5
Persentase Realisasi Pendapatan Terhadap Target dalam APBD
Kota Banjar Tahun 2010 2014
Pendapatan Daerah
Tahun
Anggaran
Target
Realisasi
2010
375.794.842.473,84
2011
484.134.329.013,16
2012
541.818.392.663,00
2013
618.826.545.057,00
2014
500.986.789.367,00
384.139.244.220,0
0
489.435.484.182,0
0
545.085.309.774,0
0
620.917.335.500,0
0
672.708.501.933,0
0
Persentas
e
102,22
101,09
100,60
100,34
138.28
III - 12
BAB III
Kontribusi
masing-masing
sumber
pendapatan
dapat
dilihat
dari
Tabel 3.6
Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kota Banjar
Tahun 2010 2014
No
Uraian
2010
Proporsi (%)
2011 2012 2013
9,73
8,49
2014
PENDAPATAN
1.
Pendapatan Asli Daerah
a.
b.
Pajak daerah
c.
d.
Retribusi daerah
2.
Dana Perimbangan
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
10.0
3
0.82
11,3
7
15.3
3
1,34
0,84
1.03
1.09
0,54
6,98
0,51
6,77
0,68
0,51
0.79
0.46
0,45
0.89
1,52
0,70
7.97
8,75
12.32
72,2
1
62,0
4
63,7
0
61.1
2
11,5
4
56,5
9
4,08
9,06
9,54
8.28
48,7
2
4,27
66.5
4
11.8
2
51.7
1
3.02
51,0
7
3,09
49.19
18,0
7
29,4
7
23,4
2
24,9
3
23.5
6
2,64
2,89
2,27
1,56
2.68
5,68
13,1
7
13,1
4
6,46
7,04
11.23
14,3
7
16,2
8
9.64
9,51
3.65
III - 13
BAB III
No
f.
Uraian
Penerimaan cukai rokok
2010
0,24
Proporsi (%)
2011 2012 2013
0,27
0,33
0,05
2014
0
III - 14
BAB III
Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
tentang
bersih.
Untuk
memperoleh
gambaran
realisasi
kebijakan
III - 15
BAB III
URAIAN
BELANJA
A
1
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai
2
3
4
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak
Terduga
6
7
8
B
1
2
3
Belanja
Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang &
Jasa
Belanja Modal
2012
513,257,046,4
92.00
REALISASI
2013
646,330,710,0
92.00
2014
637,644,704,6
71.00
TARGET
2015
688,144,849,6
56.08
246,301,723,2
37.00
218,688,695,71
3.00
282,599,803,1
35.00
237,551,425,71
2.00
299,949,520,6
52.00
258,231,793,76
8.00
367,385,574,4
98.08
297,310,678,13
8.78
5,637,700,000.
00
4,767,172,404.
00
20,451,743,505
.00
6,521,352,911.
00
14,600,000,000
.00
6,985,887,012.
00
6,546,400,000.0
0
15,090,578,800.
00
16,223,656,286
.00
984,498,834.00
18,075,281,307
.00
20,131,839,872
.00
45,460,863,413.
00
1,801,667,448.0
0
266,955,323,2
55.00
32,535,560,566
.00
85,795,839,618
.00
148,623,923,07
1.00
363,730,906,9
57.00
45,157,001,753
.00
97,222,860,802
.00
221,351,044,40
2.00
337,695,184,0
19.00
68,537,491,964
.00
119,097,968,29
3.00
150,059,723,76
2.00
320,759,275,1
58.00
67,628,281,717.
40
128,734,208,70
9.60
124,396,784,73
1.00
PROYEKSI
2016
III - 16
BAB III
Anggaran
pembangunan
Infrastruktur
yang
mendukung
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Belanja
Bunga
Hibah
Bantuan Sosial
Bagi Hasil
Bantuan Keuangan
Tidak Terduga
Belanja Langsung
2010
60.4
6
47.9
2
0.84
6.62
0.00
4.74
0.33
Proporsi (%)
2011 2012 2013
48.1 47.9 43.7
4
9
2
39.5
42.6
36.7
6
1
5
1.25
1.10
3.16
4.34
0.93
1.01
0.00
2.70
0.00
2.95
3.16
2.80
0.04
0.19
-
39.5
51.8
52.0
56.2
2014
47.0
2
40.61
1.92
1.38
0.00
2.60
0.51
52.9
III - 17
BAB III
a.
b.
c.
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
4
6.15
16.1
9
17.2
0
6
6.01
14.5
9
31.2
5
1
6.34
16.7
2
28.9
6
8
6.99
15.0
4
34.2
5
8
8.85
16.50
27.64
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa selama periode 2010-2014
terjadi kenaikan Belanja Langsung dari 39,54% pada tahun 2010 naik
menjadi 52,98% pada tahun 2014. Komposisi terbesar dari Belanja
Langsung digunakan untuk Belanja Modal dan Belanja Barang dan Jasa.
Sedangkan Belanja Tidak Langsung mengalami penurunan dari 60,46%
pada tahun 2010 turun menjadi 47,02% pada tahun 2014. Penurunan ini
disebabkan karena sejak tahun 2010 Pemerintah Kota Banjar belum
membuka penerimaan CPNS baru lagi sehingga kenaikan belanja pegawai
dari 47,92% menjadi 40.61% adalah kenaikan dari jumlah pegawai yang
ada. Penurunan jumlah belanja hibah dan bantuan sosial juga turut
mempengaruhi komposisi jumlah belanja tidak langsung dalam kurun
waktu 2010-2014.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah
disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan
prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan
tugas, pokok dan fungsinya, tujuannya adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan.
sumber
penerimaan
pada
APBD
tahun
berikutnya,
III - 18
BAB III
terjadi
surplus
anggaran
maka
kebijakan
pengeluaran
selisih
antara
pendapatan
dan
belanja
daerah.
Adapun
terutama
dimaksudkan
untuk
menutup
defisit
dan/atau
antara
Anggaran
Pendapatan
Daerah
dan
Belanja
Daerah.
pembiayaan
merupakan
transaksi
keuangan
yang
penerimaan
pembiayaan
melalui,
penggunaan
Sisa
Lebih
pembiayaan
disediakan
untuk
menganggarkan
setiap
III - 19
BAB III
NO
3
3.1
3.1.
1
3.2
URAIAN
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan
Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya (SiLPA)
Pengeluaran
Pembiayaan
REALISASI
PROYEKSI
2012
2013
2014
2015
76.466.077.4
02
108.294.340.6
84
82.880.966.0
92
55.741.314.
638
77.266.077.4
02
108.294.340.6
84
82.880.966.0
92
55.741.314.
638
77.266.077.4
02
108.294.340.68
4
82.880.966.09
2
55.741.314.6
38
800.000.000
2016
III - 20