Anda di halaman 1dari 15

RESUME JURNAL EKONOMI PANGAN DAN GIZI

“ASPEK KONSUMSI”

Oleh :

Kelompok 4

Afdilha Syafitri Junaidi /212210593

Dhea Ananda /212210603

Indah Fadillah Putri /212210615

Nabila Angraini /212210627

Dosen Pembimbing :

Ir. Zulferi, M.Pd

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA 2 A

POLTEKKES KEMENKES PADANG

2022/2023
1.

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Pangan adalah


salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari sebagai sumber energi dan zat
gizi. Kekurangan atau kelebihan pangan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk
terhadap Kesehatan. Keadaan kesehatan seseorang tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat
konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan
terpenuhinya semua zat gizi yang diperlukan tubuh sedangkan kuantitas menunjukkan jumlah
masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi
kebutuhan tubuh baik secara kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapatkan
kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya.

Pada masyarakat dikenal adanya kebiasaan makan yang berbeda antara masyarakat
satu dengan yang lain, hal ini disebut dengan pola konsumsi pangan. Konsumsi pangan
merupakan salah satu komponen dalam sistem pangan dan gizi. Oleh karena itu, konsumsi
pangan baik kuantitas maupun kualitas sangat ditentukan oleh produksi dan distribusi pangan
serta faktor lainnya. Konsumsi pangan sangat penting diperhatikan karena secara langsung
akan dapat menentukan status gizi.

Permasalahan yang dihadapi dalam hal konsumsi pangan adalah tingkat konsumsi
yang masih rendah, mutu pangan yang dikonsumsi masih rendah, serta pola konsumsinya
yang masih kurang beragam. Permasalahan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh
ketersediaan pangan, tetapi juga menyangkut masalah kesadaran masyarakat akan perlunya
mutu pangan yang baik dan beragam. Di sisi lain, tingkat pendapatan yang
masih rendah juga sangat berpengaruh terhadap pilihan pangan yang bermutu.

Pada tingkat pendapatan yang lebih rendah, permintaan pangan lebih diutamakan
pada padi-padian. Apabila pendapatan meningkat, maka pola konsumsi pangan akan
lebih beragam serta akan terjadi peningkatan konsumsi pangan yang lebih bernilai gizi tinggi.
Secara umum, diketahui bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi pola dan tingkat
pengeluaran rumah tangga. Suatu rumah tangga akan mengalokasikan pendapatannya untuk
pangan, setelah itu kebutuhan yang lain. Jika pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi
untuk membeli bahan pangan, maka risiko untuk menjadi rawan pangan menjadi semakin
tinggi.

Kenaikan tingkat pendapatan per orang, akan menyebabkan perubahan dalam susunan
pangan yang dikonsumsi. Akan tetapi, pengeluaran untuk pangan yang lebih banyak tidak
menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan. Kadang- kadang perubahan utama yang
terjadi dalam kebiasaan makanan adalah pangan yang dikonsumsi lebih mahal harganya.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu tingkat pendapatan, ketersediaan pangan, kesadaran masyarakat terhadap gizi,
dan faktor sosial budaya. Namun faktor yang paling banyak mempengaruhi dalam pola
konsumsi pangan masyarakat adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi dapat dilihat dari
pendapatan. Pendapatan setiap orang berbeda-beda ini akan mengakibatkan perbedaan tingkat
ekonomi sehingga akan muncul berbagai macam gangguan pola konsumsi dan pemenuhan
gizi bagi tubuh.
Status ekonomi seseorang menunjukkan daya beli masyarakat terhadap produk
pangan dalam pemenuhan kebutuhan gizi sehari-hari. Daya beli masyarakat berhubungan
dengan faktor ekonomi. Pada masyarakat yang tingkat ekonominya tinggi, maka akan dapat
memenuhi semua kebutuhan makanan yang diperlukan oleh tubuhnya. Bahkan, mereka dapat
membeli makanan yang lebih bervariasi, yang cenderung memiliki protein tinggi dan banyak
mengonsumsi makanan dari sumber hewani. Pada masyarakat yang tingkat ekonominya
rendah, kebutuhan mereka akan pangan cenderung kurang dari kebutuhan makanan yang
seharusnya sehingga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, pola makan menjadi
terbatas dan cenderung makanan yang dikonsumsi sama dan berulang setiap harinya, dalam
artian tidak bervariasi.
2. Judul Jurnal : KONSEP KONSUMSI DAN KESEJAHTERAAN DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Setiap makhluk yang bernyawa pasti melakukan aktivitas konsumsi termasuk


manusia. Aktivitas dan segala upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi setiap
kebutuhannya itu yang kemudian melahirkan sebuah konsep yang disebut dengan konsumsi.
Setiap manusia memiliki keinginan-keinginan yang terus berkembang untuk dipenuhi dan
diwujudkan. Berdasar konsep rasionalitas ekonomi konvensional keinginan-keinginan (self-
interest) 1 mendorong individu untuk terus-menerus memenuhi kebutuhannya selama ia
mampu untuk memenuhinya. Selain itu muncul pula konsep utilitarianisme dimana inividu
didorong untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya meskipun harus berbenturan dan
bahkan mengorbankan kepentingan orang lain (aktivitas ekonomi bebas nilai).
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan yang berdasarkan pada konsep
selfinterest dan utilitarianisme menjadi fakor penyebab lahirnya kebebasan tanpa batas dalam
melakukan aktivitas konsumsi dewasa ini. Hal itu pula yang disinyalir menjadi pemicu
munculnya berbagai permasalahan sosial ekonomi seperti monopoli, eksploitasi,
diskriminasi, kemakmuran dan kesejahteraan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang,
harta kekayaan yang melimpah hanya dikuasai oleh orang-orang tertentu (kolomeralisasi)
yang kemudian berakibat pada semakin tajamnya kesenjangan dan perimbangan dalam
distribusi kekayaan.
Konsumsi adalah aktivitas yang merupakan aktivitas yang tak dapat dilepaskan dari
pilar kehidupan manusia. Konsumsi dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik yang menjadi kebutuhan dasar atau kebutuhan primer (sandang, pangan, dan
papan), kebutuhan pelengkap/sekunder, atau bahkan kebutuhan mewah/ sekunder.2 Oleh
karena itu, tak heran jika konsumsi memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi baik
skala mikro maupun makro dan menjadi ujung tombak kegiatan ekonomi diantara kegiatan
produksi dan distribusi.
Falah atau kesejahteraan dalam pandangan Islam menjadi konsep yang integral dan
tidak terpisahkan dengan aktivitas konsumsi dimana manusia dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya dengan baik dan seimbang. Sebaliknya, falah tidak akan tercapai jika
seseorang belum mampu menjalankan aktivitas konsumsinya dengan baik.
Kesejahteraan pun berkaitan dengan kualitas hidup yang dicapai atau dalam Islam
dikenal dengan mashlahah. Dalam Islam tentu kesejahteraan ini meliputi kesejahteraan
individu dan kesejahteraan sosial. Maslahat tidak hanya meliputi keadaan dimana mencapai
kebermanfaatan dan terjauh dari berbagai kemudharatan, tetapi keadaan bagaimana seseorang
menjaga dan berpegang teguh kepada nilai-nilai syariat.
3. Judul Jurnal : “PENINGKATAN DAYA SAING RUMAH TANGGA MELALUI
PERBAIKAN POLA KONSUMSI PANGAN”
Pangan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk hidup yang harus
diselenggarakan sadar ataupun tidak sadar, manusia mengkonsumsi makanan demi
kelangsungan hidupnya. Manusia dapat bergerak melakukan kerja fisik, tumbuh dan
berkembang karena mengkonsumsi makanan. Makanan yang kita konsumsi sebaiknya
mengandung zat gizi yang penting bagi tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral dan air. Terpenuhi atau tidaknya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
tergantung pada makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi
Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun
beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertusan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk
memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan
tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan
masyarakat (Suryono, 2007).
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme,
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Hal mi terkait dengan fungsi makanan
yaitu :
1. Fungsi gastronomic Secara umum pangan berfungsi untuk mengisi perut yang
kosong.
2. Pangan sebagai Identitas Budaya Jenis pangan yang biasa dikonsumsi seseorang atau
komunitas tertentu dapat dijadikan indikator asal budaya mereka
3. Pangan sebagai fungsi religi ban magis Dalam hal ini pangan dikaitkan dengan acara
khusus, seperti kambing untuk akikah atau khitanan bagi yang berasan Islam
4. Pangan sebagai fungsi komunikasi Pangan tertentu sering kali diberan sebagai sarana
komunikasi nonverbal dalam peristiwa tertentu disa pada hari raya idul fitri terdapat
kebiasaan mengirini pangan dalami hemik ketupat dan lauk pauknya atau berupa
bingkisan parcel.
5. Pangan sebagai lambang status ekonomi Roti tawar berwarna putih biasanya
dikonsumsi oleh seseorang dengan status ekonomi tinggi. rolt tawar berwarna
biasanya dikonsumsi oleh huh.
6. Pangan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Subsistem konsumsi pangan adalah himpunan berbagai unsur atau faktor yang saling
berinteraksi dan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Tejasari, 2004). Konsumsi pangan
sendiri mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi dan saling berinteraksi satu sama
lain. Faktor ini dapat dibagi menurut tingkatannya, yaitu faktor dari individu, faktor dari
masyarakat dan faktor dari pemerintah (negara).
DAFTAR PUSTAKA
Saputri, R. (2016). Pola konsumsi pangan dan tingkat ketahanan pangan rumah tangga, 123,
124, 128, 129.
Rajawali Pers, (2007) “Ekonomi Mikro Islam”i, Edisi Ketiga, Jakarta: hlm.51
Amzah, (2014) “Ushul Fiqh”, Jakarta: Amzah, hlm. 306
Rajawali Pers, (2007), “Ekonomi Mikro Islami”, Edisi Ketiga, Jakarta: hlm.62
Wulandari, Yeyen. (2010). Pengembangan Pola Pangan di Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai