Anda di halaman 1dari 8

BB03-RK17a-RII.

1
05 Januari 2019

URAIAN TUGAS TUTORIAL 3

Kode dan Nama Mata Kuliah : IDIK 4500 Tugas Akhir Program
Nama Pengembang : Muyanto, M.Pd.
Masa Tutorial : 20221
Nomor soal/tugas :1
Skor Maksimal : 100

Kasus
Pak Mustari guru kelas 5 hendak memberikan pelajaran dengan materi pembiasan
cahaya. Pak Mustari sudah mengawali pembelajaran dengan baik apersepsi, motivasi,
menyampaikan acuan pembelajaran disampaiakan dengan baik. Memasuki kegiatan inti
Pak Mustari langsung menjelaskan pengertian pembiasan cahaya dan contoh-contohnya.
Selesai menjelaskan, Pak Mustari meminta siswa mencatat penjelasan Pak santo yang
sudah ditulis di papan tulis. Heri dan Santo siswa di kelas tersebut sama sekali tidak
memperhatikan penjelasan Pak Mustari. Mereka berdua sering ngobrol berdua kadang
juga mengajak ngobrol teman yang lain. Heri dan Santo terkesan malas belajar. Pada
akhir pembelajaran Pak Mustari membagikan lembar tes yang harus dikerjakan siswa.
Hasli tes menunjukkan 60% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut di bawah
KKM. Justru Heri dan Santo mendapat nilai yang tertinggi.

1. Identifikasi kasus tersebut!


2. Analisis kasus tersebut!
3. Berikan beberapa alternatif pemecahan kasus tersebut disertai penjelasan
kekurangan dan kelebihan solusi tersebut!
4. Pilihlah satu alternatif pemecahan kasus dengan dukungan teori yang sesuai!
TUGAS TUTORIAL 3
IDIK4500
TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)

NAMA : GORINE DAMAYANTI


NIM : 858554644
NO. ABSEN : 06
KELAS : PGSD BI - 3A
UPBJJ : UT MALANG – POKJAR BANDUNG TULUNGAGUNG

JAWABAN:

1. Identifikasi Kasus
a. Pembelajaran yang diajarkan Pak Mustari adalah pelajaran IPA dengan tema
“Pembiasan Cahaya”
b. Pak Mustari mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan acuan pembelajaran dengan baik.
c. Pada kegiatan inti Pak Mustari langsung menjelaskan materi pengertian
pembiasan cahaya beserta contoh – contohnya.
d. Pak Mustari meminta siswa mencatat penjelasan Pak santo yang sudah ditulis di
papan tulis.
e. Ada dua siswa Pak Mustari yaitu Heri dan Santo. Mereka berdua sama sekali
tidak memperhatikan penjelasan Pak Mustari dan sering ngobrol berdua, kadang
juga mengajak ngobrol teman yang lain. Heri dan Santo terkesan malas belajar.
f. Pada akhir pembelajaran Pak Mustari membagikan lembar tes yang harus
dikerjakan siswa. Hasil tes menunjukkan 60% dari jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut di bawah KKM.

2. Analisis Kasus
a. Kegiatan pembelajaran yang Pak Mustari berikan tidak terfokus pada siswa, Pak
Mustari hanya menjelaskan materi saja tanpa adanya interaksi secara langsung
dengan siswa, siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya.
b. Ketika Pak Mustari sedang menjelaskan materi ada beberapa siswa yang asik
mengobrol sendiri dengan temannya sehingga kelas menjadi tidak kondusif/
ramai.
c. Pada saat menjelaskan materi pembiasan cahaya Pak Mustari tidak
menggunakan media pembelajaran dan metode mengajar yang tepat sehingga
ketika siswa diberikan tes, hasilnya menunjukkan 60% dari jumlah siswa yang
ada di kelas tersebut di bawah KKM.

3. Alternatif Pemecahan Kasus


a. Seharusnya keaktifan siswa menjadi kunci dasar agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai, keaktifan siswa dapat terlihat dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Misalnya ketika memberikan penjelasan hendaknya Pak Mustari
menggunakan metode tanya jawab kepada siswa tidak hanya terpaku pada
metode ceramah saja, dan juga agar siswa lebih paham terhadap materi yang
disampaikan.
b. Seharusnya Pak Mustari dapat mengkondisikan kelas dan memberikan
pengertian kepada siswa bahwa antusias dalam mengikuti pembelajaran
sangatlah penting. Karena dengan keadaan kelas yang tidak kondusif akan
menimbulkan kegaduhan atau gangguan terhadap kegiatan pembelajaran dikelas.
Dan Pak Mustari dapat membentuk diskusi kelompok, kemudian memberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk di diskusikan dengan kelompoknya terkait
materi pembiasan cahaya.
c. Seharusnya Pak Mustari menggunakan media pembelajaran dengan
menggunakan alat – alat percobaan IPA dan menggunakan metode pembelajaran
dengan melakukan percobaan/ eksperimen agar siswa dapat memahami materi
pembiasan cahaya.

4. Menganalisis Kelebihan dan Kekurangan Setiap Alternatif Pemecahan


Masalah
a. Kelebihan
1) Pak Mustari sudah mengawali pembelajaran dengan baik apersepsi, motivasi,
menyampaikan acuan pembelajaran disampaiakan dengan baik.
2) Dengan menggunakan metode Tanya jawab siswa dapat belajar lebih aktif,
dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat, serta pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik
dan memusatka perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
3) Dengan metode diskusi kelompok dapat merangsang kreativitas siswa dalam
bentuk ide, gagasan, prakarsa serta terobosan baru dalam pemecahan suatu
masalah, serta dapat memperluas wawasan siswa.
4) Dengan metode percobaan/ eksperiman siswa dapat menemukan pengalaman
belajarnya secara langsung. Dari pengalaman belajar tersebut, siswa bisa
lebih paham, mengerti dan mengingatnya.

b. Kekurangan
1) Dengan menggunakan metode Tanya jawab dapat menyita waktu lama dan
jumlah siswa tidak boleh banyak, serta mudah menyimpang dari materi
pokok.
2) Dengan menggunakan metode diskusi membutuhkan waktu yang agak
panjang, Pembicaraan terkadang menyimpang dari pokok permasalahan, tidak
dapat dipakai pada kelompok yang besar, dan mungkin dikuasai oleh orang –
orang yang menonjol dan orang yang suka bicara.
3) Dengan metode eksperimen memerlukan fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan terkadang harganya cukup mahal.

5. Solusi Pemecahan Masalah Paling Efektif


Pada penyelesaian masalah/ kasus pembelajaran Pak Mustari pada materi
pembiasan cahaya dapat menggunakan media pembelajaran dan menggunakan
metode pembelajaran dengan melakukan percobaan/ eksperimen.
Pengertian media pembelajaran menurut Azhar (2011) adalah alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan
bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar
Menurut pendapat W.J.S. Poerwadarminta (1999:767), “Metode adalah cara
yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Dari
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwasan metode memiliki urgensi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Metode merupakan alat atau cara yang tersusun
secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode eksperimen/ percobaan adalah cara penyajian pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Menurut Roestiyah, metode eksperimen adalah salah satu cara
mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Sedangkan istilah pembelajaran secara garis besar dapat diartikan sebagai
interaksi antara guru dan siswa dalam suatu lingkungan belajar. Interaksi yang
terjadi diantara keduanya merupakan proses transfer ilmu dua arah, yakni antara
guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Hal ini
selaras dengan pendapat Prastowo (2013:65) yang menyatakan bahwa,
“pembelajaran adalah kegiatan mengajar yang berpusat pada siswa sebagai subjek
belajar dan guru sebagai fasilitator”.
Dari paparan di atas, dapat dimaknai bahwa media dan metode
pembelajaran merupakan jalan atau cara yang harus ditempuh oleh guru dalam
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang
peranan penting dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih media dan
metode pembelajaran yang tepat.
Jadi, didalam kasus pembelajaran diatas, Pak Musari dapat melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat – alat
percobaan IPA dan menggunakan metode pembelajaran dengan melakukan
percobaan/ eksperimen. Agar siswa dapat memahami materi pembiasan cahaya dan
siswa dapat menemukan pengalaman belajarnya secara langsung. Dari pengalaman
belajar tersebut, siswa bisa lebih paham, mengerti dan mengingatnya.
Adapun langkah – langkah pembelajaran yang dapat dilakukan Pak Musari
yaitu yang pertama kegiatan Pendahuluan mencakup: kegiatan apersepsi,
memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, yang kedua
kegiatan inti yang mencakup kegiatan menjelaskan materi, melakukan metode
percobaan/ eksperimen, melakukan tanya jawab dan yang terakhir mengarahkan
siswa untuk mengerjakan lembar kerja Siswa (LKS). Dan yang ketiga kegiatan
Penutup meliputi kegiatan merefleksi dan memberikan tugas.

Langkah – langkah Pembelajaran:


a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan:
1) Pembelajaran dibuka dengan salam dan menanyakan kabar siswa
2) Dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya
5) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang pembiasan cahaya
(apersepsi)
6) Siswa mendengarkan pejelasan guru tentang indikator dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan hari ini

b. Kegiatan Inti:
1) Guru menjelaskan materi “pembiasan cahaya”.
2) Siswa bersama dengan guru melakukan tanya jawab tentang materi
pembiasan cahaya.
3) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa.
4) Siswa menyiapkan bahan – bahan untuk percobaan/ eksperimen.
5) Dengan bimbingan guru, Siswa bersama kelompoknya melakukan
percobaan/ eksperimen sebagai berikut:
a) Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
 Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.
 Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya
berkas cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin
datar.
 Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantul.
 Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t)
tersebut.
 Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar
dan mengamati bayangan selama benda itu digeser – geserkan
didepan cermin datar.
 Mencatat bagaimana sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar tersebut.

b) Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.


 Menyusun semua alat.
 Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas
cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin
cembung.
 Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
nampak sudut datang dan sudut pantul serta bayangan yang
terbentuk.
 Mencatat bagaimana sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin cembung tersebut.

c) Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung


 Menyusun alat dan bahan.
 Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas
cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
 Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga
tampak sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang
terbentuk.
 Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk
bayangan yang jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan
jarak bayangan.
 Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi
cermin, maka pada jarak tertentu bayangan benda akan
menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan cermin cekung
pada keadaan tersebut (s).
 Mencatat bagaimana sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung tersebut.
6) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain
menanggapi dengan santun.
7) Sebagai tugas individu siswa mengerjakan latihan soal/ soal evaluasi.

c. Kegiatan Akhir/ Penutup:


1) Siswa bersama guru bertanya jawab tentang pencapaian hasil belajar hari
ini
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini
3) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi berikutnya
4) Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan di akhiri dengan salam.

Daftar Pustaka:
https://www.zonareferensi.com/pengertian-media-pembelajaran/
Poerwadarminta. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta-Grasindo.
Prastowo. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Cet 7 hal. 80.

Anda mungkin juga menyukai