Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TANGERANG DI


RUANG RAWAT INAP ANGGREK B

DISUSUN OLEH :

22030190 Nurul Khasanah


22030116 Evi Amalia
22030191\ Indah Yayu Qoriasih
22030104 Dicky Aditama
22030108 Mohamad Riki Fauzi
22030109 Aura Hariyanto Putri
22030110 Yudia Nengsih
22030111 Andri Dolar
22030112 Maylinda Indah Sari
22030080 Reny Hari Febrianti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN AJARAN 2021/2022


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
JL. Aria Santika No.40A Margasari, Tangerang-Banten
Telp. (021)55726558/5572597
BAB I

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Permenkes Nomor 3 Tahun 2020). Salah satu fungsi rumah sakit adalah
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan
bagian dari system pelayana kesehatan dengan tujuan memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayana
kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan
oleh kenyataan bahwa 40- 60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hamper semua pelayanan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanana pelayanan
kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Menurut Nursalam (2015)
Keperawatan sebagai pelayanan yang professionalbersifat humanistic,
menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar professional Keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntunan utama.
Keperawatan professional secara umum merupakan tanggung
jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etika). Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era global
sekarang dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Oleh karena itu, keperawatan di Indonesia pada saat ini dan di
masa akan yang datang perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan mengelola
perubahan di Indonesia secara professional. Konstribusi pelayanan
keperawatan terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
saranakesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
keperawatan yang ada di rumah sakit maupun tatanan pelayanan
kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktik Manajemen Keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip
kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan dan pengeloan asuhan keperawatan secara
professional pada unit pelayanan kesehatan nyata dalama upaya
meningkatan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

2. Tujuan khusus
Setelah melakukan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
mampu :
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan Manajemen Keperawatan berdasarkananalisis
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah Manajemen
Keperawatan
c. Menyusun tujuan dan rencana alternative pemenuhan kebutuhan
dan penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
d. Mengusulkan alternative pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang bersifat teknis operasional bagi rumah sakit
e. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan,
proses, hasil dan dampak pada Manajemen Keperawatan
f. Menyusun rencana tindak lanjut dan hasil yang dicapai berupa
upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerja sama dengan
unit terkait Rumah Sakit.

C. Waktu Dan Tempat Praktek


Waktu dan tempat praktik Manajemen Keperawatan di Ruang
Anggrek B Rumah Sakit Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan selama
2 minggu, dari tanggal 27 maret 2023 – 08 april 2023.

D. Cara Pengumpulan Data


1. Cara Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data yang
digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan dengan metode
a) Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik
ruangan, proses pelayanan, inventaris ruangan, dan asuhan
keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien
b) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat, dan
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang proses
orientasi pasien baru dan pelayanan pasien

E. Kategori Penilaian
Menganalisa hasil kajian data pada setiap sub unsur input, proses, output
yang terdiri dari 4 pokok uraian :
1. Kajian teori (studi pustaka)
2. Kajian data (kenyataan yang ada), yang diperoleh berdasarkan hasil
frekuensi dan proporsi
3. Analisis perbedaan kajian teori dengan kajian data
4. Menetapkan masalah prioritas yang akan di implementasikan

F. Peserta Praktek
Mahasiswa Profesi Ners Reguler dalam rangka menyelesaikan Stase
Manajemen Keperawatan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Yatsi Madani Tangerang dengan anggota :
1. Nurul Khasanah 22030190
2. Evi Amalia 22030116
3. Indah Yayu Q 22030191
4. Dicky Aditama 22030104
5. Mohamad Riki F 22030108
6. Aura Hariyanto P 22030109
7. Yudia Nengsih 22030110
8. Andri Dolar 22030111
9. Maylinda Indah S 22030112
10. Reny Hari Febrianti 22030080
BAB II

A. Profil Dan Gambaran Umum Ruang


Ruang Anggrek merupakan salah satu ruang rawat inap di Rumah
Sakit Kabupaten Tangerang. Ruangan ini memiliki 6 kamar rawat inap
yang terdiri dari 3 kelas ( kelas 1, kelas 2, kelas 3). kelas 1 memiliki 2 bed,
kelas 2 memiliki 4 bed, kelas 3 memiliki 6 bed.
Visi : Menjadi rumah sakit pilihan dengan menyediakan pelayanan
Kesehatan yang handal dan berkualitas.
Misi :
- Memberikan pelayanan Kesehatan dengan tulus hati dengan
berperilaku professional, berkualitas, dan dengan biaya yang efektif.
- Menciptakan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat.
- Menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan menantang.

B. Pengkajian
1. Unsur Input
a) Pasien
Pasien yang dirawat diruang jasmine dengan penyakit terbanyak
sebagai berikut :
1) BronkoPneumonia
2) Demam Typoid
3) Gastroenteritis Akut (GEA)
4) Dengue Haemoragic Fever (DHF)
5) Kejang Demam (KDS)
6) Infeksi Bakteri (IBA)
7) Asma
8) TB Paru
9) ISPA
Struktur Ruangan Anggrek B Kepala Ruangan

Ns. Uang Musaeri, S.Kep


- - - - - - -Administrasi
-------------
----- Wakil Kepala Ruangan Siti Sofwah
Ns. Arinta Suhendiati, S.Kep

Ketua Tim I Ketua Tim II


Dwi Puji, AMK Danella Rizki, AMK

Pelaksana Pelaksana
Ahmad Gulam, AMK Eva Niki, AMK Pos Pelaksana Pelaksana
Lilik Suhendri Nurhasanah, AMK M. Syahroni S, AMK
Pelaksana Pelaksana
Lisa Uswatun H, AMK Ns. Dessy listya, S.Kep
Pelaksana Pelaksana
Elih Oktaviani, AMK Tri Rahmawati, AMK
Pelaksana Pelaksana
Robby K, AMK Ermi Yufita, AMK Pelaksana Pelaksana
Zaenudin R, AMK Awanda Nur, AMK
Pelaksana Pelaksana
Ns. Assyir Yavit, S.Kep Putri Ayunda, Amk Pelaksana Pelaksana
Rukmini, AMK Luvi Nuriani, AMK
b) Instrumental Input
1) Man
Sumber daya manusia adalah faktor yang paling vital dan
menentukan dalam manajemen. Pada unsur sumber daya
manusia ini harus diperhatikan beberapa hal, yaitu (Muhamad,
2018) :

1. Jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan dan formasi


2. Persyaratan, seperti keahlian, kemampuan, keterampilan,
pendidikan, pengalaman.
3. Komposisi, seperti pemimpin, pelaksana, bagian teknisi,
administrasi dan lain-lain

No Pendidikan Jumlah
1. D3 Keperawatan 16
2. S1 Keperawatan 4
3. Administrasi 1
4. POS 1
Total 22

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan koordinator ruangan


Anggrek B didapatkan 22 karyawan yang bertugas di ruang
Anggrek B dengan masing-masing pendidikan yang berbeda,
terdapat D3 Keperawatan sejumlah 16 orang, S1 Keperawatan
4 orang, POS 1 orang dan Administrasi 1 orang.
Jenis Pelatihan Karyawan Ruang Anggrek B

No Nama Pelatihan
1. Ns. Uang Musaeri, S.Kep BTCLS
2. Ns. Arinta Suhendiati, S.Kep BTCLS
3. Dwi Puji, AMK BTCLS
4. Ahmad Gulam, AMK BTCLS
5. Lisa Uswatun H, AMK BTCLS
6. Robby K, AMK BTCLS
7. Ns. Assyir Yavit, S.Kep BTCLS
8. Eva Niki, AMK BTCLS
9. Ns. Dessy listya, S.Kep BTCLS
10. Ermi Yufita, AMK BTCLS
11. Putri Ayunda, AMK BTCLS
12. Danella Rizki, AMK BTCLS
13. Nurhasanah, AMK BTCLS
14. Elih Oktaviani, AMK BTCLS
15. Zaenudin R, AMK BTCLS
16. M. Syahroni S, AMK BTCLS
17. Tri Rahmawati, AMK BTCLS
18. Awanda Nur, AMK BTCLS
19. Luvi Nuriani, AMK BTCLS
20. Rukmini, AMK BTCLS

Berdasarkan analisis data adanya kesempatan untuk semua


perawat dalam peningkatan pengetahuan dan kemampuan
secara professional yang berkualitas serta adanya standar
ketenagaan keperawatan yang telah ditetapkan.
2) Money
Kajian Teori
Untuk menjalankan aktivitasnya, manajemen membutuhkan
biaya, baik untuk pembelian dan perawatan alat-alat, pembelian
bahan baku atau material, pembayaran gaji tenaga kerja dan
lain sebagainya. Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh
terhadap sukses tidaknya sebuah manajemen yang dilakukan.
Oleh karena itu, pengelolaan uang harus dilakukan secara
rasional agar tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai (George
R. Terry, 2018).
Memberikan pelayanan Kesehatan baik medis maupun non
medis merupakan suatu fungsi rumah sakit agar pelayanan nya
dapat berjalan secara optimal dan dapat dirasakan oleh
masyarakat untuk itu rumah sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, nonmedis dan jasa pemborongan.
Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian money yang didapatkan
diruang jasmine terdapat tunjangan Kesehatan untuk semua
karyawan seperti BPJS Kesehatan, BPJS PK, Mandiri In
health, plafon perusahaan/rumah sakit. Untuk koordinator
ruangan mendapatkan gaji pokok uang transport dan tunjangan
koordinator lalu untuk PJ Sift mendapatkan gaji pokok
transport uang PJ Sift kecuali PJ Sift pagi, untuk perawat
pelaksana mendapatkan gaji pokok, transport, uang sift malam
bagi karyawan yang menjaga sift malam. Kemudian terdapat
juga uang kas satu bulan per orang sepuluh ribu dan uang
tersebut dikelola untuk keperluan, misalnya, terdapat anak,
keluarga, yang sakit atau meninggal. Untuk tahun ini di ruang
jasmine rencana akan dilakukan perubahan program kerja unit
(Bidan, Perawat Nusery) karna selama ini di ruang jasmine ikut
program kerjanya seperti di ruang Chrysant dan Lotus.
3) Metode
a) Metode Asuhan Keperawatan
Menurut arwani dan supriyanto tahun (2005) dalam
(Kesmas, 2014). Model pemberian asuhan keperawatan ada
6 macam : metode kasus, metode fungsional, metode tim,
metode premier, metode modifikasi.metode, model praktek
keperawatan professional (mpkp).
 Metode fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat
ditugakan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di
ruangan.
 Metode kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung
jawab terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio
satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian
perawatan konstan untuk periode tertentu.
 Metode primer
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan dimana perawat primer bertanggung
jawab selama 24 jam terhadap perencanaan pelaksanaan
pengevaluasi satu atau beberapa klien sejak klien masuk
rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam
kerja, perawat primer memberikan perawatan langsung
secara total untuk klien.
 Metode tim
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri atas
kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta
memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse).
 Metode modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode asuhan
keperawatan dengan modifikasi antara tim dan primer.
 Metode MPKP
Suatu system (Struktur, proses dan nilai-nilai professional)
yang memungkinkan perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang
dapat menopang pemberian asuhan tersebut.

Kajian data

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 maret – 08


april 2023 dapat disimpulkan bahwa ruang Anggrek B
menerapkan cara penugasan asuhan keperawatan dengan
metode tim yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana dimana para staf berfokus pada
kesembuhan, dan mengurangi kecacatan serta memberikan
pelayanan Kesehatan. Tetapi didalam pembagian tugas tim
diruang Jasmine, memiliki kekurangan tenaga sehingga jam
kerja menjadi Panjang pada bagi pelaksana diruang Anggrek
B.

b) Pedoman Kerja Ruang Jasmine


Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Anggrek B terdapat
komponen SOP (Standar Operasional Prosedur) Secara
keseluruhan sudah mencakup seluruh tindakan-tindakan
keperawatan pada klien. Berikut standar operasional prosedur
yang terdapat di ruang Anggrek B :
1) Cara memandikan bayi setelah 24 jam
2) Cara menyusui bayi yang benar
3) Inisiasi menyusui dini (IMD)
4) Inisiasi menyusui dini (IMD)
5) Melakukan pemeriksaan periksa dalam
6) Memasang infus pada bayi
7) Memberi obat per oral pada anak
8) Memberikan penyuluhan post partum
9) Memberikan transfusi darah
10) Membersihkan genetalia pada bayi
11) Membimbing ibu menyusui yang baik dan benar
12) Memeriksa bayi baru lahir
13) Memeriksa pasien nifas
14) Memotong dan memasang penjepit tali pusat
15) Mempersiapkan bayi dalam inkubator
16) Memulangkan bayi
17) Menampung urine pada anak dengan memasang urine
colektor
18) Mencukur rambut daerah perineum
19) Mencukur rambut daerah perinium
20) Menerima pasien baru di kamar bersalin
21) Mengantar bayi ke ibu untuk disusui
22) Menghisap lendir pada anak
23) Mengobsevasi inpartu dikamar bersalin/VK
24) Mengukur berat badan anak
25) Mengukur lingkar kepala anak
26) Mengukur Panjang badan bayi
27) Mengukur suhu bayi
28) Mengukur tinggi badan anak
29) Menilai APGAR Score
30) Menimbang berat badan bayi
31) Menyiapkan dan memberikan induksi partus
32) Menyiapkan lat untuk partus normal/spontan
33) Menyiapkan pasien untuk kuret
34) Menyiapkan tindakan manual plasenta
35) Merawat tali pusat
36) Observasi pasien selama inpartu
37) Observasi pasien selama inpartu
38) Pasien pindah dari VK ke Maternity/Lavender
39) Pedoman penatalaksaan dikamar bersalin
40) Pelayanan kebutuhan darah
41) Pelayanan kebutuhan obat dan cairan
42) Pelayanan penunjang laboratorium
43) Pelayanan rujukan dari luar Ciputra Hospital
44) Pemakaian inkubator
45) Pemberian identitas pada bayi baru lahir
46) Pemberian oksigen nasal pada bayi
47) Pemberian terapi inhalasi pada anak/bayi
48) Pemberian terapi inhalasi pada anak/bayi
49) Pemeliharaan alat inkubator
50) Penanganan bayi baru lahir normal
51) Penanganan bayi kejang
52) Penanggulangan pasien dengan KPD
53) Penatalaksanaan pada pasien dengan berat badan lahir
rendah (BBLR)
54) Pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir
55) Pendampingan ibu melahirkan
56) Penerimaan dan penanganan bayi bayu lahir dari kamar
operasi / kamar bersalin
57) Pengaturan jadwal perawat
58) Penggunaan infant warmer
59) Penggunaan steamer botol susu
60) Pengoperasian breast pump
61) Penyuluhan
62) Perawatan luka episiotomi
63) Perawatan payudara pada post partum/breast care
64) Perawatan tali pusat terbuka
65) Persiapan pasien dengan sectio caesarea
66) Perwatan bayi premature
67) Petunjuk pengisian pengkajian kebidanan awal pasien
masuk
68) Protokol penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR)
69) Rawat gabung
70) Vulva Hygiene

4) Material
Kajian Teori
Perawat minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan,
ruang perawat jaga yang sebaiknya terletak ditengah – tengah
ruang perawatn pasien, ruang ganti perawat, ruang tindakan
perawatan, ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan alat
tenun, ruang diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi
perawat atau petugas. Secara kualitatif fasilitas yang terjadi
seharusnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Fasilitas dan
alat – alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui
standar resmi yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan
jenis dan kapasitas unit pelayanan. Adapun yang menjadi syarat
sebuah ruangan perawatan yang baik antara lain :
 Tenaga
 Terjaga kebersihannya
 Sirkulasi dan udara baik
 Luas ruangan cukup nyaman
 Privacy klien terjaga
 Memenuhi standar kemanan pasien

Kajian Data
Dari hasil observasi yang dilakukan diruang Anggrek B,
didapatkan kondisi ruangan sebagai berikut :
DENAH RUANG ANGGREK B

Kamar 2 Kamar 4 Kamar 6

Ruang Ganti Baju Ruang Alat dan Obat


Perawat

Nurse Station

Kamar 1 Kamar 3 Kamar 5

Ruang dokter/ K.A


Ruangan

Pintu Masuk
Daftar Inventaris
Depo Ruangan Anggrek B

No Nama Obat / Alkes / dosis/ Ukuran Jumlah


1. Pamol supp 125 mg 2
2. Pamol supp 250 mg 3
3. Proris supp 125 mg 2
4. Dextrose 5 % in ½ ns 500 ml 2
5. Dexstrose 5 % in ¼ ns 100 ml 1
6. Sodium chlorida 0,9% 100 ml 1
7. Hydromal 500 ml 2
8. Ringer lactat 500 ml 2
9. Futrolit 500 ml 1
10. Tridex 27 B 500 ml 1
11. Tridex plain 500 ml 1
12. Extention tube terumo 150 cm 1
13. Intrafix 2
14. Terufusion blood 1
15. Infus set nipro 1
16. Surplug 3 branch 30 cm 2
17. Id band hospitech purple 1
18. Id band hospitech red 1
19. Id band child pink hospitech 1
20. Alcohol swab 10
21. Tegaderm 1610 w 2
22. Tegaderm 1633 w 1
23. Oksigen nasal pead 1
24. Oksigen nasal neonates 1
25. IV cateter surflo – w no : 20 2
26. IV cateter surflo – w no : 22 2
27. IV cateter surflo – w no : 24 4
28. IV cateter eskamed no : 26 4
29. IV cateter eskamed no : 24 2
30. IV dressing 6x7 cm 2
31. Spalk anak uk. 15x5 cm 5
32. Masker nebulizer pead 1
33. Underpead molinea 2
34. Syringe 10 cc terumo 3
35. Syringe 5 cc terumo 3
36. Syringe 3 cc terumo 2
37. Syringe 20 cc terumo 1
38. Syringe 50 cc terumo 1
39. Syringe 1 cc terumo 3
40. Syringe 1 cc nipro 2
41. Syringe 3 cc nipro 2
42. Syringe 5 cc nipro 2
43. Syringe 10 cc nipro 2

Daftar Inventaris
Alat Medis

No Nama Barang Jumlah


1. X-ray viewer 1
4. Ambu bag dewasa 1
5. Cool pak jelly 2
6. Emergency trolly 1
7. Flow meter oksigen 5
8. Head lamp 1
9. Infus pump B’braun 6
10. Infus pump terumo 8
11. Syring pump B’braun 2
13. Laringoskop dewasa 1
14. Manset anak sedang 1
15. Pemecah obat 1
16. Oximetri mobile 1
17. Senter kecil 2
18. Set autoscop 1
20. Stetoskop dewasa litman 2
21. Suction wall dinding 2
22. Tensimeter dewasa 2
24. Timbangan BB/TB 1
26. Timbangan pampers 1
27. Torniquet 1
28. Traspering bad 1
29. Trolli obat pasien 1
30. Trolli stainless 1
31. Blucometer 1

Daftar Inventaris
Linen Nursery

No Stok Linen Jumlah


1. Baju Dewasa 8
2. Bantal Dewasa 5
3. Bedong Dewasa 8
4. Handuk Dewasa 5
5. Inner inpump warmer 2
7. Sarung bantal 5

Daftar Inventaris
Instrumen

No Nama Barang Jumlah


1. Set ganti verban 2
2. Set heacting 1
3. Kom sedang + tutup 3
4. Bengkok kecil 2
5. Bengkok besar 2
6. Tong spatel anak 1
7. Tong spatel berlubang dewasa 2
8, Magil force anak 1
9. Magil force dewasa 1
10. Gunting verban 1
11. Bak suntik segiempat kecil 2
12. Reflek hammer 1
13. Tiang infus mobile bawah 6
14. Tiang infus mobile lengkap 8

Berdasarkan hasil yang didapatkan di ruang Anggrek B


untuk penambahan dan permintaan alat melalui proses sebagai
berikut, yang pertama PR (Purchasing Request) selanjutnya
dari ruangan lalu minta tanda tangan supervisor kemudian
meminta tanda tangan manager, lalu meminta tanda tangan
direktur, yang terakhir dibeli dari bagian purchasing.
Berdasarkan hasil yang didapatkan di ruang Anggrek B
untuk alat rusak sebagai berikut, yang pertama ada elektrik :
maintenance (AC, Kursi, Meja, Bed) kemudian lapor ke
maintenance untuk di perbaiki, kalau tidak dapat diperbaiki
dilaporkan ke koordinator kemudian coordinator melaporkan
ke manager GEA.Yang kedua ada alat medis : lapor ke
coordinator kemudian ke supervisor lalu ke manager, yang
terakhir lapor ke direktur.

5) Market
Kajian Teori
Untuk bisa memasarkan hasil produksinya dengan baik,
perusahaan wajib memahami pemasaran dengan baik.
Pemasaran produk sangat penting untuk kelangsungan proses
produksi suatu barang akan terhenti apabila barang-barang
yang diproduksi tidak laku atau tidak minati oleh konsumen.
Artinya pasar sangat penting untuk dikuasi demi kelangsungan
proses produksi (Krisnawati, 2017).

Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara terdapat strategi promosi
untuk ruang Anggrek B, salah satunya akan dilakukan promosi
di ruang poli bagian anak dan obgyn untuk mempromosikan
ruang jasmine dengan target ibu hamil dan anak, lalu ada juga
promosi atau Kerjasama ke beberapa perusahaan terdekat,dan
media promosi biasanya menggunakan leaflet atau poster.

3. Unsur Output
a. Efisiensi Ruang Rawat
1) BOR (Bed Occupation Rate)

Jumlah hari perawatan (unit)


x 100 %
Jumlah tempat Tidur x Jumlah hari dalam 1 periode
BOR Ruang Jasmine Periode Januari-Mei 2022 :
a. Januari

145 x 5 = 725
29 x X 100 % = 80,6%
31
b. Febuari

114 x 5 = 570
29 x X 100 % = 70%
28
c. Maret

134 x 5 = 670
29 x X 100 % = 74,5%
31
d. April

107 x 5 = 535
29 x X 100 % = 61,4%
30
e. Mei

139 x 5 = 695
29 x X 100 % = 77,3%
31

2) LOS / AVOS (Average Length Of Stay)

Jumlah lama rawat


Jumlah pasien (Hidup+Mati) x 100 %

LOS Ruang Jasmine Periode Januari-Mei 2022 :


a. Januari
145 x 5 = 725 = 4,7 hari
154
b. Febuari
114 x 5 = 570 = 4,9 hari
116
c. Maret
134 x 5 = 670 = 5 hari
134
d. April
107 x 5 = 535 = 5,2 hari
101
e. Mei
139 x 5 = 695 = 5 hari
139

3) TOI (Turn Over Interval)

(Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Periode) – Hari Perawatan


Jumlah pasien Keluar (Hidup+Mati)

TOI Ruang Jasmine Periode Januari-Mei 2022 :


a. Januari
29 x 31 - 5 = 894 = 5,8 hari
154
b. Febuari
29 x 28 - 5 = 807 = 6,9 hari
116
c. Maret
29 x 31 - 5 = 894 = 5,8 hari
154
d. April
29 x 30 - 5 = 865 = 8,5 hari
101
e. MeI
29 x 31 - 5 = 894 = 6,4 hari
139

4) BTO (Bed Turn Over)

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)


Jumlah Tempat Tidur
BTO Ruang Jasmine Periode Januari-Mei 2022 :
a. Januari
154 = 5,3 kali/orang
29
b. Febuari
116 = 4 kali/orang
29
c. Maret
134 = 4,6 kali/orang
29
d. April
101 = 3,4 kali/orang
29
e. Mei
139 = 4,7 kali/orang
29
C. Perencanaan

Analisa SWOT

Ket. Strenght Weakness Opurtunities Thearts


M - Ruang Anggrek -Kurangnya tenaga - Adanya - Di ruang
A B dikepalai oleh perawat yang kesempatan untuk Anggrek B
N seseorang bekerja pada tiap- semua perawat merupakan
kepala ruangan tiap sift, dimana untuk peningkatan ruangan total
dengan latar yang dinas pagi pengetahuan dan care dimana
belakang, berjumlah 4 kemampuan secara perlunya
pendidikan perawat professional yang peningkatan ilmu
Profesi Ners begitupun sift berkualitas dan keterampilan
Keperawatan siang - Adanya standar yang diperoleh
dan telah -Jumlah seluruh ketenagaan dari jenjang
mendapatkan tenaga kerja ada keperawatan yang pendidikan yang
pelatihan 22 orang, 16 telah ditetapkan lebih tinggi atau
BTCLS bagi orang dengan pelatihan
perawat pendidikan D3 terpokus
- Perawat di keperawatan dan
ruang Anggrek 4 orang dengan
B adalah pendidikan
perawat dengan profesi Ners
pengalaman
kerja lebih dari
2 tahun.
- Adanya
kesempatan bagi
mahasiswa
untuk berpraktik
di ruang
Anggrek B yang
dapat di
berdayakan
sehingga asuhan
keperawatan
dapat terlaksana
M - Fasilitas alat sudah - Di ruang Anggrek - Dengan fasilitas yang -
A lengkap untuk sudah terdapat lengkap diharapkan
T menunjang denah ruangan dapat meningkatkan
E pelayanan pelayanan yang
R Kesehatan optimal
I - Pembuangan
A sampah medis
L sudah sesuai
dengan standar
M - sudah ada model -belum optimalnya - adanya kebijakan RS - adanya tuntutan
E asuhan pelaksanaan pre untuk memperbaiki yang lebih
T keperawatan dan post system kerja tinggi dari
O yang digunakan comperence di menjadi profesional masyarakat
D yaitu model tim ruang Anggrek B terhadap
E - adanya buku pelayanan
komunikasi keperawatan
antara tenaga yang profesional
keperawatan di
ruangan
- pembagian sift
staf ruang
Anggrek B
dibuat perbulan
- adanya
pedoman asuhan
keperawatan
atau SOP
ruangan
- kedisiplinan
waktu sesuai
dengan standar
ruangan
- operan antar sift
dapat
dilaksanakan
dengan baik
oleh perawat.
M - terdapat uang - ruangan tidak - pengeluaran dan - biaya
O kas untuk mengetahui biaya operasional pemeliharaan
N keperluan tentang perkiraan di ruang Anggrek dan pengadaan
E ruangan anggaran B Sebagian di sarana prasarana
Y sehingga fasilitas oleh yang terus
ruangan belum rumah sakit meningkat
tentu tau - tuntutan
bagaimana pihak pelayanan yang
RS dalam lengkap sesuai
memenuhi dengan standar
kebutuhan masyarakat
ruangan yang
bisa saja lebih
tinggi
M - ruang Anggrek - ruang Anggrek - menjadi RS pilihan - Sudah adanya
A B B belum dengan Rumah Sakit
R mempromosikan memiliki kotak menyediakan lain yang
K ke bagian poli saran yang bisa pelayanan memang sudah
E anak dan poli diisi oleh Kesehatan yang memiliki citra
T kebidanan pengunjung handal dan dan eksistensi
I - mempromosikan sebagai sarana berkualitas yang sangat
N ke perusahaan untuk - memberikan baik.
G atau mengevaluasi pelayanan
bekerjasama pelayan rumah Kesehatan dengan
dengan sakit. tulis hati dengan
perusahaan berperilaku dengan
terdekat professional,
- ruang Anggrek berkualitas, dan
B memberikan dengan biaya yang
pendidikan efektif
Kesehatan dan - menciptakan
leaflet kesdaran
masyrakat akan
hidup gaya sehat
- menciptakan
lingkungan kerja
yang
menyenangkan dan
menantang

BAB III

A. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan kepala ruangan
didapatkan hasil di ruang Anggrek B terlihat belum maksimalnya persiapan
pasien preoperasi diantaranya, Tidak adanya papan informasi pasien
puasa,karena memungkinkan terjadi kesalahpahaman antara pasien dan
keluarga bila pasien tidak di beri papan informasi puasa,dan sebagai tenaga
kesehatan lain seperti ahli gizi dan pramusaji

1. Definisi Post conferences


Menurut Modul MPKP, (2016) Post conference adalah komunikasi katim
dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap
perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau PJ.

2. Tujuan Post Conference


Menurut Nursalam (2002) dalam (Halimah, 2019) Untuk memberikan
kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan
masalah yang dijumpai. Post conference yang di lakukan adalah :
1) Menentukan waktu post conference
2) Mendiskusikan mengenai penyelesaian masalah klien
3) Mendiskusikan kesenjangan yang di temukan antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan keperawatan
4) Mendiskusikan dan menetapkan rencana tindakan selanjutnya.

3. Syarat Post Conference


Berikut ini adalah syarat post conference :
a. Post conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan
keperawatan.
b. Waktu efektif yang diperluka 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan.
d. Terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim, dan
anggota tim

4. Langkah-langkah pelaksanaan post conference


Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing–masing tim. Penanggung jawab ketua tim
atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau PJ tim membuka acara.
2) Ketua tim atau PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3) Ketua tim atau PJ tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau PJ menutup acara.

5. Definisi Hand over


Handover atau timbang terima, atau sering disebut operan merupakan
suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima suatu laporan
yang berkaitan dengan pasien. Informasi yang disampaikan harus benar-
benar akurat dan berkesinambungan sehingga asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2017).
Handover (serah terima pasien) adalah proses pengalihan wewenang
dan tanggung jawab utama untuk memberikan perawatan klinis kepada
pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain, termasuk dokter jaga,
dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat
terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. (Kamil 2012).

6. Tujuan dan Fungsi Handover


Handover memiliki tujuan dan fungsi yang sangat penting dalam aspek
bidang untuk pasien dan rumah sakit. Tujuan dari operan jaga menurut
(Nursalam, 2017) dalam (Halimah, 2019) antara lain:
1) Tujuan Umum
Melakukan komunikasi mengenai keadaan pasien dan menyampaikan
informasi penting.
2) Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam hal asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

7. Hal –Hal yang Perlu di Perhatikan saat Handover


Menurut Nursalam (2017) dalam pelaksanaan handover, hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh perawat yang telah melakukan dinas dan yang akan
melakukan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien pada saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien.
5. Operan jaga harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat operan yang dilakukan dikamar pasien menggunakan volume
yang cukup sehingga pasien yang berada disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap
rahasia menurut pasien tidak dianjurkan dibicarakan secara langsung
didekat pasien.
7. Hal yang akan disampaikan apabila dampaknya akan membuat pasien
shock (terkejut) sebaiknya tidak dibicarakan didepan pasien namun
dibicarakan di nurse station

8. Faktor yang Dipengaruhi oleh Pelaksanaan Handover


1. Perilaku
Dalam proses pelaksanaan handover akan terjadi banyak proses transfer
pengetahuan, selanjutnya pengetahuan tersebut menimbulkan respon
dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui. Pada tahap
selanjutnya akan timbul respon perilaku yaitu melaksankan timbang
terima pasien sesuai dengan standar (SOP) yang ada (Ayuni, Almahdy,
& Afriyanti, 2019).
2. Kinerja
Salah satu penilaian kinerja perawat juga di nilai dari manajemen
keperawatan ruangan. Timbang terima merupakan bagian dari fungsi
manajemen yang harus dijalankan dengan baik dan benar agar kualitas
pelayanan keperawatan menjadi berkualitas (Nursalam, 2017).
3. Persepsi & Sikap
Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental, yang dipelajari dan
diorganisasi melalui pengalaman, dan mempunyai pengaruh tertentu
atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang
berhubungan dengannya. Sikap perawat yang baik dalam timbang
terima merupakan hal yang penting dalam keperawatan yang
merupakan pertanggung jawaban perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan yang membutuhkan kemampuan perawat dalam
berkomunikasi secara efektif, setuju melaporkan situasi terkini, riwayat
alergi, diagnosa dan alasan masuk pasien disaat timbang terima (Ayuni
et al., 2019).
4. Kepuasan Pasien
Prosedur timbang terima dalam meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pasien sangatlah penting. Bila timbang terima tidak dilakukan
dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan
yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan
sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan.
5. Keselamatan Pasien
Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif, yang sudah lengkap dan belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus benar-
benar akurat dan berkesinambungan sehingga asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna (Mappanganro & Ekariani, 2019).
Berikut adalah 6 sasaran keselamatan pasien :
a) Ketepatan identifikasi pasien
b) Peningkatan komunikasi yang efektif
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (hight alergt
medication)
d) Kapasitas tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
e) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f) Pengurangan resiko pasien jatuh.

9. Definisi Bedside handover


Bedside handover adalah pelaporan shift perawat melibatkan pasien dan
keluarga sehingga memungkinkan pasien dan keluarga berinteraksi dengan
tenaga kesehatan profesional, keterlibatan pasien dan keluarga merupakan
kesempatan untuk memberikan kontribusi penting bagi keperawatan
pasien. Bedside handover dapat meningkatkan kerja antar tim keperawatan
dan dapat meningkatkan keselamatan pasien (Bolster, 2010; Manias,
2014).

10. Manfaat Bedside Handover


Menurut National Nursing Research Unit King’s College London (2012),
ada beberapa manfaat bedside handover, yaitu :
a. Pasien dapat mengajukan pertanyaan tentang perawatannya
b. Meningkatkan kepuasan klien
c. Meningkatkan komunikasi pasien dengan perawat
d. Mendukung komunikasi antara perawat dan profesional kesehatan
lainnya tentang kesehatan, rencana perawatan, dan kemajuan pasien
e. Membantu memberitahu pasien tentang perawatan pasien dan pasien
dapat mengetahui perawat yang akan merawat pasien untuk
selanjutnya
f. Memberikan peluang kepada pasien untuk terlibat dalam mengambil
keputusan untuk keperawatannya
g. Dapat memberi waktu bagi perawat untuk mengamati dan
mendengarkan pasien
h. Meningkatkan keamanan perawatan pasien, termasuk komunikasi
tentang obat-obatan

11. Hambatan Dalam Pelaksanaan Bedside Handover


Menurut Radtke (2013) ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan
bedside handover yaitu:
a. Kerahasiaan.
Kerahasiaan merupakan hambatan yang sering terjadi dalam bedside
handover, perawat khawatir akan pelanggaran privasi pasien, dimana
Asuransi Kesehatan Portabilitas dan Akuntabilitas (HIPAA) tahun
1996 diberlakukan untuk melindungi individu dari penyampaian
informasi kesehatan pasien kepada orang lain untuk penggunaan yang
tidak disengaja.
b. Berbicara di depan Pasien.
Berbicara di depan pasien dapat menjadi penyebab kecemasan bagi
perawat, dikarenakan perawat merasa tidak nyaman untuk menjawab
pertanyaan pasien, sehingga perawat merasa bahwa ini adalah peran
dokter dalam suatu kondisi dan penetapan tujuan.
c. Kebutuhan akan Perubahan Perubahan dapat menakutkan, karena
perubahan menyebabkan seseorang keluar dari zona nyamannya dan
melakukan sesuatu yang tidak biasa sehingga menyebabkan
kecemasan.
d. Teknologi yang tidak berfungsi.
Rumah sakit seharusnya memiliki komputer untuk melengkapi
dokumentasi. Komputerisasi dapat menyebabkan frustasi bagi perawat,
karena kurangnya pengetahuan perawat untuk menggunakan
komputer. Penting bagi rumah sakit untuk memasukkan penggunaan
teknologi komputerisasi, karena komputerisasi adalah bagian dari
tujuan organisasi untuk mengembangkan sistem perawatan kesehatan
tanpa menggunakan kertas
e. Pengunjung.
Seringkali pasien dikunjungi anggota keluarga atau teman. Anggota
keluarga atau teman terkadang menginap di rumah sakit dapat
menyebabkan pasien cemas tentang privasinya dan pasien merasa tidak
nyaman jika perawat berbicara mengenai kondisi pasien di depan
anggota keluarga atau teman.
f. Partisipasi perawat.
Partisipasi perawat dalam bedside handover sangat dibutuhkan karena
bedside handover merupakan perubahan dalam praktik keperawatan,
namun ada perawat yang tidak akan ikut berpartisipasi.

12. Definisi Pre-Conference


Menurut Syah Putra, C (2016) dalam (Halimah, 2019) Pre conference
adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Isi preconference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim.

13. Tujuan Pre-Conference


1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil.
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
14. Langkah-langkah Pre-Conference
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing–masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing–masing
perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau PJ tim menutup acara

15. POA (PLANING OF ACTION)

Tujuan Uraian Tempat


Masalah Sasaran Waktu PJ
Sasaran Kegiatan

Belum Mengoptimal 1. Desiminasi Kepala Kamis, Diruang Mahasiswa


optimalnya kan ilmu Ruangan, 09 Juni Jasmine Profesi
pelaksanaan pelaksanaan tentang Perawat, 2022 Rs Ners
handover di handover handover Bidan Ciputra STIKes
Ruang 2. Role Play : ruangan Hospital Yatsi
Jasmine handover jasmine Citra Tangerang
Raya

BAB IV

A. Implementasi

Implementasi Tujuan Waktu Penanggung Hasil


Jawab
Desiminas ilmu Agar semua perawat yang 09 Juni Mahasiswa Semua perawat
tentang ada di ruang jasmine 2022 Profesi Ners yang berdinas pagi
handover mengetahui dan dan siang di
memahami tentang konsep tanggal 09 juni
handover sehingga bisa 2022 mengikuti
mengaplikasikannya desiminasi ilmu
dengan baik. tentang handover.
Semua perawat
mendengarkan dan
aktif dalam
kegiatan tersebut.
Melakukan role Agar semua perawat yang 09 Juni Mahasiswa Semua perawat
play ada di ruangan 2022 Profesi Ners yang berdinas
pelaksanaan mengetahui dan menyaksikan
handover memahami tentang mahasiswa
bagaimana pelaksanaan melakukan
handover yang sebenarnya roleplay dengan
atau yang sesuai dengan baik
teori, sehingga perawat
bisa melakukakn handover
dengan baik

B. Evaluasi

Desiminasi ilmu tentang handover 1) Kegiatan desiminasi ilmu tentang


handover berjalan baik dan lancer
2) Kegiatan desiminasi ilmu tentang
handover disaksikan oleh semua
perawat
3) Semua perawat yang mengikuti
kegiatan desiminasi ilmu tentang
handover mengikuti dengan baik
4) Semua perawat yang mengikuti
desiminasi ilmu tentang handover
aktif selama kegiatan berlangsung
5) Sebelum materi di jelaskan,
perawat tidak mampu menjawab
tentang handover dengan baik.
Sedangkan setelah dilakukan
penjelasan tentang handover
perawat dapat menjawab
pertanyaan tentang handover
Melakukan roleplay pelaksanaan handover 1) Sebelum roleplay handover
yang benar sesuai dengan SOP dilakukan, perawat tidak
melakukan handover dengan
sesuai atau tidak dilakukan sesuai
dengan teori.
2) Sebelum roleplay handover
dilakukan perawat kadang-kadang
kurang optimal melakukan
handover.
3) Setelah handover dilakukan,
perawat sudah melakukan
handover dengan baik dan sesuai
dengan teori

SOP

SERAH TERIMA (HANDOVER) PASIEN DI RAWAT INAP


STANDAR No Dokumentasi : No Revisi : Halaman :
OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Berlaku : Ditetapkan di :
Pengertian Proses timbang terima tugas antara tim kerja yang dinas
malam dalam kurun waktu tertentu kepada tim kerja yang
dinas pada jam kerja berikutnya yang mencakup pasien yang
dirawat, obat-obatan pasien maupun informasi lain yang perlu
diserah terimakan (hand-over) kepada tim berikutnya.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
melakukan serah terima (hand-over)
2. Sebagai acuan dalam komunikasi antara professional
pemberi asuhan saat serah terima pasien (hand-over)
3. Menjamin kontinuitas pelayanan perawatan terhadap
pasien
Kebijakan Role play kelompok
Prosedur Pelaksana :
Kepala Ruangan, Kepala Tim, Perawat Pelaksana shift
sebelumnya dan yang akan berdinas
Alat dan Bahan :
a. Rekam Medik
b. Alat tulis
Pelaksanaan :
(Post Conference)
1) Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim
2) Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari
pemberian asuhan pada masing-masing pasien
3) Perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan pada kasus
yang ditangani
4) Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang
harus dioperkan kepada perawat dinas selanjutnya
5) Ketua tim memberikan reinforcement
6) Ketua tim menutup kegiatan post conference

(Handover)
1) Serah Terima dilakukan di Nurse Station:
a. Ucapkan salam kepada rekan shift selanjutnya
b. Serah terimakan: jumlah pasien, pasien observasi,
pasien mempunyai resiko (resiko jatuh, alergi, dll)
rencana pelayanan yang akan dilaksanakan seperti
pemeriksaan penunjang, konsultasi atau tindakan lain
nya yang dilaksanakan secara rutin untuk setiap pasien.
c. Serah terima hal penting lainnya (obat-obatan, alat-alat
kesehatan seperti thermometer, tensi meter,dll, hal yang
biasa digunakan keperawatan pasien).
2) Serah Terima dilakukan di depan pasien:
a. Cuci tangan sesuai prosedur
b. Perawat mengucapkan salam kepada pasien dan perawat
menanyakan nama pasien dan mengecek identitas pada
gelang pasien.
3) Perawat menanyakan nama pasien dan mengecek identitas
pada gelang pasien
4) Perawat menjelaskan maksud dan tujuan
5) Perawat memperkenalkan diri saat pertama kali kontak
dengan pasien dan menperkenalkan petugas shift
selanjutnya kepada pasien.
6) Perawat menanyakan keluhan kepada pasien
7) Perawat memberikan kesempatan pasien bertanya
8) Perawat serah terima dengan shift jaga berikutnya
9) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, validasi, dan tanya jawab mengenai hal yang
kurang jelas.
10) Lama serah terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi tertentu.
11) Perawat mengakhiri dengan salam dan doa bersama

(Bedside)
Melakukan ronde keseluruh pasien dengan cara :
a. Menyebutkan identitas pasien, diagnosis medis, dan
dokter yang merawat
b. Koordinator/ PJ shift memperkenalkan diri dan perawat
yang bertanggung jawab kepada pasien
c. Menerangkan kondisi pasien secara keseluruhan dan
tindakan-tindakan keperawatan

(Pre Conference)
1. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua
tim
b. Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari
pemberian asuhan pada masing-masing pasien
c. Perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan pada
kasus yang ditangani
d. Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien
yang harus dioperkan kepada perawat dinas
selanjutnya
e. Ketua tim memberikan reinforcement
f. Ketua tim menutup kegiatan post conference
2. Dokumentasi
Ketua tim mendokumentasikan hasil dari post conference
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
BAB V

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktek profesi manajemen keperawatan maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan desiminasi ilmu handover
terhadap perawat ruangan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ners dari
hasil observasi terlihat perawat-perawat antusias dalam mengikuti
desiminasi ilmu, semua perawat mengikuti acara dari akhir. Dan
pelaksanaan roleplay handover juga sudah dilakukan oleh mahasiswa. Dan
dari hasil observasi handover sudah dilakukan secara optimal dan semakin
baik lagi jika dilakukan sesuai dengan teori yang telah dijabarkan pada
pembahasan sebelumnya. Hal ini sangat mempunyai keuntungan yang
besar dikarenakan apabila pelaksanaan timbang terima sudah optimal,
maka intervensi dan implementasi yang akan dilakukan sift pagi dan sift
sore akan berkesinambungan dan akan mengurangi terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan.

B. Saran
1. Perawat Ruangan
Kepada seluruh perawat diharapkan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan standar prosedur dan melaksanakan tugasnnya
dengan penuh tanggung jawab dan juga meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di ruang jasmine Ciputra Hospital.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat mempertahankan Kerjasama
yang baik dengan Ciputra Hospital untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik selama praktik profesi keperawatan khususnya pada stase
manajemen keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai