Anda di halaman 1dari 65

DESIMINASI AWAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN

•Anisa Ratnasari (NIM. P07120522003)


•Denda Vena Arda (NIM. P07120522061)
•Hartono (NIM. P07120522066)
•Irdaniati (NIM. P07120522071)
•Maulana Abdi Nugraha (NIM. P07120522074)
•Nur Maulina (NIM. P07120522079)
•Panji Yudana Rangkuti (NIM. P07120522081)
•Siti Rahayu Wida Sari P (NIM. P07120522088)
•Suci Valentia Ranzani (NIM. P07120522090)
•Susi Mariyati (NIM. P07120522091)
•Wiwin Apriani (NIM. P07120522095)
• Yuliana (NIM. P07120522096)
BAB 1
PENDAHULUAN

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada
harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen keperawatan di Indonesia di
masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Gilles
(1996) dalam Kuntoro (2010)).

Manajemen keperawatan menggambarkan serangkaian penerapan


pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh praktisi keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan, rasa aman kepada pasien/ keluarga serta
masyarakat.

Proses manajemen terdiri 5 fase yaitu perencanaan (planning), organisasi


(organizing), ketenagaan (staffing), pengarahan (directing) dan pengawasan
(controlling) menggambarkan satu siklus yang saling berhubungan.
b. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik Manajemen Keperawatan selama 2 minggu di Ruang IRNA I B mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan prinsip -prinsip manajemen keperawatan metode Primer dalam

melaksanakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di tatanan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

Dalam praktik Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu :

a. Melaksanakan pengkajian situasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Mataram

b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.

c. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP): Ketenagaan (M1), Sarana Prasarana (M2), Metode (M3), Money (M4),

Mutu (M5), Mesin (M6) yang terdiri dari: Timbang Terima, Penerimaan Pasien Baru, Supervisi Keperawatan,

Discharge Planning, Dokumentasi Keperawatan.


d. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian model asuhan

keperawatan professional (MAKP): (1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Supervisi

Keperawatan, (4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan, (6) Penerimaan Pasien

Baru.

e. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil

pengkajian Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP): (1) Timbang Terima, (2) Ronde

Keperawatan, (3) Supervisi Keperawatan, (4) Discharge Planning, (5) Dokumentasi Keperawatan,

(6) Penerimaan Pasien Baru dan Mutu Layanan. 


c. Manfaat
1. Bagi Pasien
 Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang optimal meliputi
identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam pemberian obat,
ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi nosokomial dan penurunan
resiko jatuh pasien selama dilakukan perawatan.
2. Bagi Rumah Sakit
 Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penerapan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang mencakup timbang terima, ronde
keperawatan, supervise keperawatan, discharge planning dan dokumentasi
keperawatan.
3. Bagi Perawat
a.Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b.Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d.Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
d. Metode Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian di ruang IRNA I B RSUD Kota Mataram
diperoleh dengan cara :

1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi fisik ruangan, inventaris
ruangan, proses pelayanan dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan
ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat
pelaksana, dan pasien untuk mengumpulkan data tentang proses pelayanan
pasien dan proses kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenagaan,
dokumentasi keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap tindakan dan
inventaris ruangan.
•Praktikan
•Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Mataram :

•Anisa Ratnasari (NIM. P07120522003)


•Denda Vena Arda (NIM. P07120522061)
•Hartono (NIM. P07120522066)
•Irdaniati (NIM. P07120522071)
•Maulana Abdi Nugraha (NIM. P07120522074)
•Nur Maulina (NIM. P07120522079)
•Panji Yudana Rangkuti (NIM. P07120522081)
•Siti Rahayu Wida Sari P (NIM. P07120522088)
•Suci Valentia Ranzani (NIM. P07120522090)
•Susi Mariyati (NIM. P07120522091)
•Wiwin Apriani (NIM. P07120522095)
• Yuliana (NIM. P07120522096)
BAB II
PEMBAHASAN
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram merupakan Rumah Sakit
milik Pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri pada tanggal 31
Agustus 2009 dan mulai beroperasi tanggal 3 Maret 2010 sebagai
salah satu unit pelayanan kesehatan yang terletak di Kota Mataram
dengan luas lahan 20.473 m2.
Rumah sakit ini mulai beroperasional sejak Maret 2010 berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Nomor : 163/II/2010 tentang Izin
Penyelenggaraan Operasional Pelayanan.
Sejak 1 Desember 2010, RSUD Kota Mataram menetapkan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
berdasarkan SK Walikota Mataram No. 565/XII/2010.
Pada tahun 2013 Rumah Sakit Umum Kota Mataram ditetapkan
menjadi Rumah Sakit tipe B dengan total sumber daya manusia yang
dimiliki 631 orang termasuk PNS dan pegawai kontrak.
•Falsafah Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram
•Visi :
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah sebagai Rumah Sakit
Pilihan Masyarakat dalam bidang Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan
Penelitian yang berstandar internasional.
•Misi :
•Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian yang
berstandar internasional.
•Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang berdaya saing.
•Meningkatkan kerja sama antar institusi dalam bidang pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian.
•Meningkatkan sarana prasarana sesuai standar RS pendidikan dan
kemajuan IPTEKDOK.
•Meningkatkan kesejahteraan karyawan/karyawati.
a. Tujuan :
1) Menjadi Rumah Sakit Rujukan utama di Wilayah Nusa
Tenggara Barat yang berstandar internasional.
2) Menciptakan kepuasan bagi semua pasien dan karyawan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
3) Menjadi pusat pendidikan kesehatan yang menciptakan
tenaga-tenaga kesehatan berkualitas, profesional dan
berdaya saing.
4) Menjadi pusat penelitian untuk penemuan-penemuan baru
bidang kesehatan yang berguna bagi seluruh masyarakat.
5) Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
beretika dan profesional. Otto Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Mataram adalah SMILE (Senyum, Mutu, Inovatif,
Lengkap, Efisien)
b. Motto :
1) Senyum
2) Mutu
3) Inovatif
4) Lengkap
5) Efisien
Falsafah Visi, Misi dan Tujuan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Mataram
• a.Visi:
• Pelayanan Rawat Inap pilihan masyarakat dengan tingkat kepuasan
pasien sangat memuaskan yang berstandar internasional.
• b.Misi :
• 1)Memberikan pelayanan kesehatan pendidikan dan penelitian yang
berstandar international.
• 2)Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang berdaya
saing
• 3)Meningkatkan kerja sama antar Institusi dalam bidang pelayanan
kesehatan dan penelitian
• 4)Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar Rumah sakit
pendidikan dan Kemajuan IPTEK
Tujuan :
• Menciptakan kepuasan bagi semua pasien rawat inap dan
karyawan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
• 1)Menjadi Rumah Sakit rujukan utama di Nusa Tenggara Barat.
• 2)Menciptakan kepuasan bagi semua pasien dan karyawan di
Rumah Sakit Daerah Kota Mataram.
• 3)Menjadi pusat pendidikan kesehatan yang menciptakan tenaga-
tenaga kesehatan berkualitas, profesional dan berdaya asing.
• 4)Menjadikan pusat penelitian untuk penemuan-penemuan baru
dibidang kesehatan yang berguna bagi seluruh masyarakat.
• Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, beretika, dan
profesional.
1.M1 (Man) Ketenagaan di Ruang
IRNA I B
a.Jumlah tenaga keperawatan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 S1 Keperawatan + Ners 11

2 S1 Keperawatan 2

3 DIII Keperawatan 3

Total 16

b. Tenaga Non-Keperawatan

No Klasifikasi Jumlah
1 Ahli Gizi 1
2 Apoteker 1
3 Asisten Apoteker 1
4 Cleaning Service 5
6 Admin Pusat 2
Jumlah 10
• c.Tenaga Medis
No Kulasfikasi Jumlah

1 Dokter jaga 9

2 Supervisor 1

Jumlah 10

d . Pembagian Dinas Perawat Ruang Irna I B


Dinas
Tenaga
Pagi Siang Malam Libur
Kepala Ruangan 1 - - -
Perawat Primer 2 1 1 1
Perawat Associete 4 2 2 2
Ahli Gizi 1 - - -
Apoteker 1 - - -
Asisten Apoteker 1 - - -
Cleaning Servis 2 2 2 -
a. Pengaturan Ketenagaan
Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan ruangan IRNA IB menggunakan
perhitungan kebutuhan tenaga kerja metode Gillies (Nursalam, 2016):
Jumlah pasien pada tanggal 03 Januari 2023
1) Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu:
- Jumlah pasien mandiri 8 pasien
- Jumlah pasien parsial 5 pasien
- Jumlah pasien total 3 pasien
a) Keperawatan langsung
Keperawatan mandiri 8 x 1 jam = 8 jam
Keperawatan parsial 5 x 3jam = 15 jam
Keperawatan total 3 x 5 jam = 15 jam
= 38 jam
b) Keperawatan tidak langsung : 16 pasien x 1 jam = 16 jam
c) Penyuluhan kesehatan: 0,25 x 16pasien = 4 jam
Totaljam keseluruhan = 58 jam
2) Menetukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari adalah : 58 jam ÷ 16
pasien = 4 jam/pasien/hari
3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies di atas, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.

= 10 orang
20% x 20 bed = 4 orang =
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan10 + 4 = 14 orang/hari
Interpretasi :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menurut metode Gillies jumlah tenaga perawat
diruang IRNA I B sudah tercukupi.
2.M2 (Materials)Sarana dan Prasarana
1) Alat Kesehatan
No Nama Barang Jumlah Standar Kondisi %
Baik Rusak
1 Ambubag bayi 1 - 1
2 Ambubag dewasa 1 - 1
4 Bak instrumen besar Situasional 2/ruangan 1
5 Bak instrumen kecil Situasional 2/ ruangan 1
6 Bak instrumen sedang Situasional 2/ ruangan 1
7 Bengkok 2 2/ ruangan 2 100%
8 Coller bag 1 1
10 Cucing 1 1
11 EKG set 1 - 1
12 GDS 1 - 1
13 Gunting AF heting Situasional - 1
14 Gunting perban 2 2/ruangan 2 100%
16 Humidifier 23 2/ruangan 23 - 100%
17 Infus pump 10 - 10 -
18 Kanul suction Situasional - 1 -
21 Klem anatomi Situasional - 1 -
22 Kursi Roda 2 - 2 -
23 Lampu X-Ray 1 - 1 -
24 Nebulizeranak-anak 2 - 2 -
25 Nebulizer dewasa 2 - 2 -
26 Oksymeter/spo2 10 - 10 -
27 Pen light 3 - 3 -
-
29 Pinset anatomi Situasional 1 -
-
30 Pinset cirurgis Situasional 1 -
31 Pispot laki-laki 20 1:1 20 - 100%
32 Pispot Perempuan 20 1:1 20 - 10%
33 Safetybox 1 1
34 Set rawat luka Situasional 1
35 Stetoscop anak 2 2
36 Stetoscop dewasa 3 2/ruangan 3 - 100%
37 Syringe pump 10 10
38 Tabung O2 Mobile 2 2/ruangan 2 - 100%
39 Tensimeter 4 2/ruangan 4 - 100%
41 Termometer digital 4 5/ruangan 4 - 80%
42 Tiang infus 37 37
43 Timbangan 2 1/ruangan
44 Tonge spatel 5 5
45 Torniquit 5 5
46 Troli emergency 1 1/ruangan 1 - 100%
47 Troli rawat luka 2 1/ruangan 2 - 100%
48 Urinal laki-laki 10 10
49 Urinal Perempuan 10 10

Sumber: Data Primer 2023 dan Standar peralatan keperawatan dan


kebidanan di sarana kesehatan Depkes RI 2001
interpretasi

• Masih ada beberapa alat kesehatan yang


belum memenuhi standar peralatan
diruangan perawatan IRNA I B
diantaranya; Thermometer digital (80%).
Alat – alat steril dapat diambil di CSSD
sesuai permintaan ruangan.
2)Non Alkes
No Nama Barang Jumlah Standar Kondisi Persentase

Baik Rusak
1 AC 12 11 1
2 Apar 1 1
3 Baju OK 2 2
4 Bantal 22 22
5 Baskom 21 12/ruangan 21 100%
6 Box 2 2
7 Box B3 1 1
8 Buli-buli 1 1
9 CCTV 1 1
10 Cermin 15 15
11 Cettle 3 2 1
12 Closed 11 11
13 Cokrol 3 3
14 Dispenser 15 15
15 Ember 13 13
16 Ember linen besar 2 2
17 Gayung 13 13
18 Gorden 61 2/ruangan 61 100%
19 Guling 23 23
20 Gunting 3 3
21 Hand Rub 15 15
22 Handuk 5 5
23 Jam Dinding 12 11 1
24 Kasur 23 1:1 23 100%
25 Keranjang 1 1
• Interpretasi:
• Masih ada beberapa peralatan non alkes yang
belum memenuhi standar peralatan diruangan
perawatan IRNA I B diantaranya; Sarung bantal
(36%), sarung guling (42 %), selimut (20%),
sprei (26%).
3.M3 (Metode)Metode Pemberian Asuhan
Keperawatan
a. Konsep Teori Metode Pemberian Asuhan
Keperawatan
1) Model Asuhan Keperawatan Metode Tim dan
Primer
2) Timbang terima
3) Ronde keperawatan
4) Supervisi
5) Discharge Planning
6) Pendokumentasian Keperawatan
Tabel bagian dari dokumentasi pasien
No URAIAN BAGIAN SUMBER
1 Lembar Ringkasan Riwayat Masuk dan keluar RS Dokter
2 Lembar POM Daftar DPJP Dokter
3 Lembar persetujuan Umum Administrasi
4 Lembar persetujuan ruang perawatan Administrasi
5 Lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran Administrasi
6 Lembar Pengkajian medis gawat darurat Dokter
7 Lembar Penolakan Tindakan Kedokteran Administrasi
8 Lembar Permintaan Rawat Inap Administrasi
9 Lembar Catatan Edukasi terintegrasi pasien/keluarga Administrasi
10 Lembar Catatan perkembangan terintegrasi Perawat
11 Lembar Observasi suhu, nadi, tensi, respirasi rate Perawat
12 Lembar Resume pasien keluar Dokter
13 Lembar Dokumentasi Asuhan Keperawatan Pengkajian Data Kepala Ruangan
14 Lembar Rekam Asuhan Keperawatan (perencanaan dan pelaksanaan) Perawat
15 Lembar Catatan Pemberian Cairan Infus Perawat
16 Lembar keterangan tindakan Perawat
17 Pemeriksaan penunjang Laboratorium
4.M4 (Money)Keuangan
• Setiap perawat IRNA IB mendapatkan pendapatan dari gaji pokok dan
JASPEL. Gaji pokok perawat masih berada dibawah UMR namun ada
pendapatan tambahan dari jasa medik seperti JASPEL yang didapatkan
dari pasien BPJS dan pasien umum. Pengeluaran sebagian besar dibiayai
institusi.
• Setiap perawat yang di IRNA salah satunya IRNA 1B mendapatkan
pendapatan dari gaji pokok san jas pelayanan, gaji pokok perawat masih
berada dibawah UMR namun ada pendapatan tambahan dan jasa medic
seperti jasa pelayanan, yang didapatkan dari pasien BPJS dan pasien
umum. Penegeluaran sebagian besar dibiayai institusi.
Tabel tarif ruangan, tarif makan dan fasilitas di ruangan rawat inap

Kelas Tarif Ruangan Fasilitas

Kelas umum 1.1-1.20 Rp. 100.000/hari (kamar + makan) non 1 kamar 2 pasien 2 bed, 2 tiang infuse, 1 AC, 1
injeksi meja,1 tv, 2 lemari pendingin, 1 wastaple, 1 tempat
sampah, 1 lemari dinding, 2 kursi plastic, 1 rak
sepatu, 1 cermin, 1 gantungan handuk, 1 jam
dinding, 1 kamar mandi.

Kelas VVIP Rp. 550.000/hari (kamar + makan) non 1 kamar 1 pasien, 2 bed(1 bed pasien, 1 bed
injeksi keluarga), 1 tiang infuse, 2ac, 1 sofa,1meja, 1lemari
pendingin, 1 tv, 1 dispenser, 3lemari, 1 wastaple,
1tempat sampah, 1 cermin, 1 rak sepatu, 2 kursi
plastik, 1 jam dinding, 1 gantungan handuk dan 1
kamar mandi.
a. Tabel tarif tindakan di Ruang Rawat Inap

Tarif
No. Tidakan Pelaksanaan Kelas umum 1.1 s/d 1.20 Kelas VVIP
Bpjs Umum Bpjs Umum
1 Ekg Dokter - 185.000 - 285.000
Perawat - 185.000 - 285.000
2 Gds stik Dokter - 20.000 - 23.000
Perawat - 20.000 - 23.000
3 Injeksi vitamin k Dokter - 20.000 - 24.000
Perawat - 20.000 - 24.000
4 Injeksi Dokter - 21.000 - 24.000
Perawat - 21.000 - 24.000
5 Rawat luka besar dan Dokter - 66.000 - 75.000
khusus Perawat - 66.000 - 75.000
6 Rawat luka sedang Dokter - 44.000 - 60.000
Perawat - 44.000 - 60.000
7 Rawat luka ringan dan Dokter - 35.000 - 45.000
anti perban Perawat - 35.000 - 45.000
8 Nebulizer Dokter - 33.000 - 38.000
Perawat - 33.000 - 38.000
9 Transfusi darah 300.000 300.000 300.000 300.000

10 Lepas dan pasang kateter Dokter - 21.500 - 31.000


Perawat - 21.500 - 31.000
11 Heacting perineum grade 628.000 680.000
III dan IV

12 Heacting kecil (1-5 Dokter - 21.250 - 30.000


jahitan) Perawat - 21.250 - 30.000
13 Heacting kecil (6-10 Dokter - 25.000 - 28.000
jahitan) Perawat - 25.000 - 28.000
14 Heacting sedang (>10 Dokter - 66.000 - 89.000
jahitan) Perawat - 66.000 - 89.000
15 Infuse Dokter - 24.500 - 34.000
Perawat - 24.500 - 34.000
16 Pemeriksaan usg 2D - 105.000 - 140.000
obgyn
17 Pemeriksaan usg 4D - 220.000 - 280.000
obgyn
18 USG transvagina - 98.000 - 120.000

19 USG fetal screening - 210.000 - 280.000

20 SCdengan pendamping - 6.045.000 - 6.395.000

21 Laparascopy operatif
hysteroscopy 22.890.000

22 Konsultasi gizi 43.000 43.000 43.000 43.000

23 Rawat luka ringan/ganti - 25.000 - 28.000


perban (<10 cm)

24 Rawat luka sedang perban - 28.000 - 38.000


(10-20 cm)

25 Rawat luka khusus (>20 - 75.000 - 89.000


cm)

26 Visite dokter spesialis - 53.000 - 68.000

27 Visite dokter jaga - 25.000 - 45.000

28 Visite dokter jaga (one day - 41.000 - 69.000


one care)

Sumber: Data Primer 2023


Alur Pembayaran
No. Tipe pasien Persyaratan Prosedur
1 Pasien Umum KTP Bukti pendaftaran Pasien/keluarga menyampaikan ke petugas loket kasir
bahwa pasien akan pulang.Membawa SIMRS RS untuk
melihat status pasien Umum Bpjs.Mengecek jumlah
pembayaran pada SIMRS untuk pasien umum.Konfirmasi
ke instalasi farmasi apakah ada return obat atau
tidak.Membantu kepada keluarga pasien atas jumlah
pembayaran.Print bukti pembayaran :Lembar putih ke
pasienLembar merah ke bendaharaLembar kuning untuk
arsipMenerima pembayaran tunai maupun non tunai
(Mesin EDC) dan menghitung jumlah uang yang
diterima.Menyerahkan bukti pembayaran.

2. Pasien BPJS-Dinsos Bukti pendaftaran dan persyaratan Pasien/keluarga menyampaikan ke petugas loket kasir
kelengkapan jaminan (KTP, foto copy bahwa pasien akan pulang.Membawa SIMRS RS untuk
kartu Bpjs, surat rujukan) melihat status pasien Umum Bpjs.Mengecek jumlah
pembayaran pada SIMRS untuk pasien umum.Konfirmasi
ke instalasi farmasi apakah ada return obat atau
tidak.Membantu kepada keluarga pasien atas jumlah
pembayaran.Print bukti pembayaran :Lembar putih ke
pasienLembar merah ke bendaharaLembar kuning untuk
arsipMenerima pembayaran tunai maupun non tunai
(Mesin EDC) dan menghitung jumlah uang yang
diterima.Menyerahkan bukti pembayaran.

Sumber: Data Primer 2023


5.M5 (Mutu)
a.BOR Tanggal 20 Maret s/d 23 Maret 2023

• Jumlah pasien pada tanggal 20-22Maret 2023 adalah 27orang, Jumlah hari
perawatan (HP) = 80 hari
• Kelas I B = 20 Bed
• Jumlah tempat tidur = 20 bed
• BOR pada tanggal 1 April 2021
• BOR = ‫݈ܽܶݐ‬
݈ܽ‫ܽܲ ݋ݐ‬
݊ ݁ ‫ × ݅ݏ‬100%
‫ݑ‬
݆ܽ
‫ݑ‬ ݈݉ ℎ‫ݎ ݁ ݁ ݉ ݉ ܽ ܽܽݐݐ‬MM‫ݑ‬M‫ݐ݅݀ݐ‬

• BOR = 2027
× 100%
• BOR = 90 %
• Jadi, persentase pemakaian tempat tidur pada tanggal 20-22 Maret 2023 di IRNA I B
RSUD Kota Mataram sebesar 90%, angka tersebut termasuk indikator ideal menurut
Depkes RI tahun 2005 (antara 60-85%).
• b.AVLOS
• AVLOS (average length of stay
= rata-rata lamanya pasien
dirawat).
Rumus Hitung AVLOS

‫ݑ‬݆ܽ
‫ ݈݉ ݑ‬ℎ ݈ܽ݉ܽ ݀݅ ‫ݎܽ ܽ ݓܽݐ‬
P‫ݑ‬
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁݅‫( ݑܽݎ݈݁݇ ݌ܽݏ‬ℎ݅݀‫ ݑ݌‬+P‫ݐ‬ ݉ܽ݅‫)ݐ‬

80
= (10+0)

= 8hari

Jadi, rata-rata lamanya pasien dirawat di ruang rawat inap IRNA IB adalah sebanyak
8 hari. Angka tersebut termasuk ideal menurut Depkes RI Tahun 2005. (nilai
ideal menurut Depkes RI antara 6-9 hari).
• c.TOI
• TOI (Turn Over Interval = tegangan perputaran). TOI menurut Depkes RI
(2015) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
disini ke saat terisi berikutnya, indicator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tisur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1-3 hari.
• Jumlah tempat tidur : 20 bed
Periode perawatan : 3 hari
Hari perawatan :80hari
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) :10 orang
Rumus hitung TOI :
‫ݑ‬
݆ܽ
‫ݑ‬ ݈݉ ℎ‫ݐݐ‬
ܽ‫݌‬
ܽ ݉ ݉݁
݁ ‫ݎ ݐ‬MM‫ݑ‬M‫ ݌݁ݎ݅݋݀݁× ݐ݅݀ݐ‬−ℎܽ݅‫݌݁ ݊ ݓܽݐܽ݊ ݎ‬
ܽ ܽ ‫ݎ‬
ܽ ݁
=
݆
݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁
݅‫ ݑܽݎ݈݁݇ ݌ܽݏ‬ℎ ݅݀‫ݑ݌‬+݉ܽ݅‫ݐ‬

20×3 −77
=
(10+0)

17
=
10

= 2 hari
Jadi, tegangan perputaran atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah disini ke saat terisi berikutnya adalah sebanyak 2 hari,
angka tersebut termasuk nilai ideal menurut Depkes RI Tahun 2005 (sebesar
1-3 hari).
• d.BTO
• BTO menurut Huffman (1994) adalah “ the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005)
adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa
kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati ) = 10 orang
Jumlah tempat tidur = 20
Rumus Hitung BTO
‫ݑ‬
݆ܽ
‫ݑ‬ ݈݉ ℎ ݊ ݁ ‫݌ܽ ݅ݏ‬
ܽ ݈݇݁‫ݑܽݎ‬
PMM‫ݑ‬ (ℎ݅݀‫ݑ݌‬+݉ܽ݅
‫) ݐݐ‬
=
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ‫ݐ݅݀ݑݎ ݐ݁݉ ݌ܽݐݐ‬
(10+0)
= = 0,5kali
20

= 1 kali
Jadi, frekuensi pemakaian tempat tidur pada periode waktu 3 hari adalah
sebesar 1 kali.
• e.NRDß
• Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap – tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini
memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
• Jumlah pasien mati > 48 jam = 0 orang
• Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 10 orang.
Rumus hitung NDR :
‫ ݈݉ܬ ܽ ݑ‬ℎ ݊ ݁ ݅‫݅ܽ݉ݐ ܽ݌ܽݏ‬
‫> ݐ‬48 ݆ܽ݉
= P‫ݑ‬
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁݅‫( ݑܽݎ݈݁݇ ݌ܽݏ‬ℎ݅݀‫ݑ݌‬+݉ܽ݅
P‫)ݐ ݐ‬
x 100%
0
= x 100%
(10+0)

=0%
Jadi, angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap–tiap 1000 penderita
keluar adalah sebesar 0%. Angka tersebut menunjukkan nilai yang sesuai
standar nasional (yaitu < 2,5%).
a. GDR
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
Jumlah pasien mati seluruhnya = 0 orang
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = 10 orang
Rumus hitung GDR :
‫ݑ‬
݆ܽ
‫ݑ‬ ݈݉ ℎ ݊ ݁ ‫݌ܽ ݅ݏ‬
ܽ ‫݅ܽ݉ݐ‬
‫ݎݑ ݐ‬MM‫ ݈݁ݏݑ‬ℎ݊ܽ
‫ݕݕ‬
= P‫ݑ‬
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁݅‫( ݑܽݎ݈݁݇ ݌ܽݏ‬ℎ݅݀‫ݑ݌‬+݉ܽ݅
P‫)ݐ ݐ‬
x 100 %
0
= (10+0) x 100%

= 0%
Jadi, angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar adalah sebesar
0%. Angka tersebut sesuai dengan standar nasional (<3%).
KEJADIAN FLEBITIS
‫ܽ ݑ‬ ‫ ݈݉ܬ‬ℎ ݆݇݁ܽ݀݅ܽ݊ ‫ܨ ݈ܾ݁ ݅ ݅ ݏ‬
FORMULA Ẋ 100%
P‫ݑ‬
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊ ݇‫ݏ‬
݁‫ݏ‬
݅ ݅ ܽ‫݌‬
‫ݎ‬݁ ܽ ܾ݁
‫݋‬ M‫ݎ ܽ ݀ ݅ݐ‬
݆ ݁M‫ݏݐ‬
M‫ ݐ‬M‫ܨ ݈ܾ݁ ݅ ݅ݐ‬

TANGGAL
NO VARIABEL
20 21 22 TOTAL
Jumlah kejadian flebitis :
a. Mechanical
1 - - - -
b. Bacterial
c. Chemical
Total pasien yang dirawat 18 18 20 56 Angka kejadian
Flebitis :
0
Tgl 1/4/2021 = ‫ݔ‬100% = 0 %
12

0
Tgl 2/4/2021 = 13
‫ݔ‬100% = 0 %
0
Tgl 3/4/2021 = ‫ݔ‬100% = 0 %
13

%‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−1+% ‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−2+ % ‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−3
Rata-rata = x 100 %
‫ܽ ݑ‬ ‫ ݈݉ܬ‬ℎ ‫ݎ‬
݅ ܽ‫ܪ‬

0%+0%+0%
= x 100 %
3

0%
= ‫ݔ‬100 %
3

=0 %

Jadi, rata-rata angka kejadian flebitis dari tanggal 20-22Maret 2023 adalah sebesar0%.
Angka tersebutsesuai dengan standar nasional (<1,5%).
KEJADIAN DEKUBITUS
‫ ݈݉ܬ ܽ ݑ‬ℎ ݆݇݁ܽ݀݅ܽ݊ ‫ݏ‬M ‫ݑ‬MM‫ݑ‬M‫ݐ‬M ‫ ݑ‬M ‫ܦ ݁ ݇ ܾ ݅ݑ‬
FORMULA Ẋ 100%
P‫ݑ‬
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊ ݇ ݁ ݅‫݌ܽݏ݅ݏ‬
݁‫݋ܾ݁ ܽݎ‬ ݆݅݀ܽ‫݁ݎ‬
M‫ݐ‬ ‫ܦ݁݇ݑܾ݅ ݅ݐݑݏ‬
ܾ ݇ ݁‫ܦ‬

TANGGAL
NO VARIABEL
20 21 22 TOTAL
1 Jumlah kejadian dekubitus 0 0 0 0
Jumlah pasien beresiko tinggi
2 0 0 0 0
terjadi dekubitus

0
Kejadian Dekubitus : 0 Ẋ 100% = 0%

Jadi, rata-rata angka kejadian dekubitus dari tanggal 20-23 Maret 2023 adalah sebesar
0%. Angka tersebutsesuai dengan standar nasional (<3%).
KEJADIAN PASIEN JATUH

Tanggal
No Variabel Total
20 21 22
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko terjadi
12 14 14 50
jatuh

Angka kejadian KNC =


0
Tanggal 20 Maret2023 : Ẋ 100% = 0%
12

0
Tanggal 21 Maret 2023 : Ẋ 100% = 0%
14

0
Tanggal 23 Maret 2023 : 14 Ẋ 100% = 0%

% ‫ ݁݇ ܪ ܽ ݅ݎ‬−1+% ‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−2+ % ‫ ݁݇ ܪ ܽ ݅ݎ‬−3
Rata-rata = ‫ ݈݉ܬ ܽ ݑ‬ℎ ‫ܪ ܽ ݅ݎ‬
x 100 %

0%+0%+0%
= 3
x 100 %
0%
= 3
‫ݔ‬100 %

= 0%
MEDICAL EROR

Formula
Angka KTD/ Sentinel dalam pemberian obat
‫ݑ‬
݆ܽ
‫ݑ‬ ݈݉ ℎ ݊ ݁‫ݏ‬
݅ ܽ‫݌‬
ܽ ‫݃ݕ‬ ݊ ܽ M‫ܽ ݐ‬ ݊ ݁ ‫ݎ‬
݇ M‫ݐ‬
݁ ݆݇݁ܽ݀݅ܽ݊ ‫ݐ‬݇ܽ݀݅‫ ݅݀ ݐ‬ℎ
݊ ܽ
ܽ ݊ܽ
݇ ‫ݎ‬
ܽ ݇‫݌‬ ݈݀ܽܽ݉ ݊ܽ݅‫ܾܽݐ݌ܾ݉݁݁ݎ‬
ܽ ܾ‫݋‬
× 100%
P‫ݑ‬
݆ ݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁ ݅‫ ݌ܽ݀ܽ ݌ܽݏ‬ℎܽ݅‫ݑݐݎ‬ ܾ݁‫ݐ݁ݎݏ‬

Angka KNC dalam pemberian obat


݆
݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁݅‫ݕ ݌ܽݏ‬
݃݊ܽ‫݆݊ܽ݅݀ܽ݁݇ ݐ݁ݎ݇݁݊ܽ ݕ‬ ݊‫ݏ‬݅‫݁݀݁ܿ ݕܽݎ‬
‫ݎ‬
ܽ ݈݀ܽܽ݉ ݊ܽ݅‫݋ܾܽݐ݌ܾ݉݁݁ݎ‬
× 100%
݆݈ܽ݉‫ݑ‬ℎ ݊݁ ݅‫ ݌ܽ݀ܽ ݌ܽݏ‬ℎܽ݅‫ݑݐݎ‬ܾ݁‫ݐ݁ݎݏ‬

KTD 20-22 Maret 2023

TANGGAL
NO VARIABEL
20 21 22 TOTAL
Jumlah pasien yang terkena
kejad ian tidak diharapkan
dalam pemberian obat
a. Tid ak tepat pasien
b. Tid ak tepat obat
1 c. Tid ak tepat waktu 0 0 0 0
pemberia n
d. Tid ak tepat dosis obat
e. Tid ak tepat cara
pemberia n
f. Tid ak tepat dokumentasi
Jumlah pasien pada hari
2 18 18 20 56
tersebut
0
Angka kejad ian KTD = 56
Ẋ 100% = 0%
KNC 20-22 Maret 2023

TANGGAL
NO VARIABEL
20 21 22 TOTAL
Jumlah pasien yang terkena
kejad ian tidak diharapkan
dalam pemberian obat
a. Tid ak tepat pasien
b. Tid ak tepat obat
1 c. Tid ak tepat waktu 0 0 0 0
pemberia n
d. Tid ak tepat dosis obat
e. Tid ak tepat cara
pemberia n
f. Tid ak tepat dokumentasi
Jumlah pasien pada hari
2 12 13 13 38
tersebut

Angka kejad ian KNC =


0
Tanggal 1 April 2021 : 12
Ẋ 100% = 0%
0
Tanggal 2 April 2021 : 13
Ẋ 100% = 0%

0
Tanggal 3 April 2021 : 13
Ẋ 100% = 0%

%‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−1+% ‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬− 2+ % ‫ݎ‬
݅ ܽ ‫ ݁݇ ܪ‬−3
Rata-rata = ‫ܽ ݑ‬ ‫ܬ‬
݈݉ ℎ ‫ݎ‬
݅ ܽ‫ܪ‬
x 100 %

0%+0%+ 0%
= 3
x 100 %
0%
= ‫ݔ‬100 %
3

= 0 %
3. M6 (Mesin)
Adapun mesin-mesin yang ada di ruang IRNA 1B yaitu:
Kondisi
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak

1 EKG 1 1 0

2 Infus Pump 8 8 0

3 Nebulizer 2 2 0

4 Oxymeter 2 2 0

5 Syringe Pump 8 10 0

6 Monitor Pasien 1 1 0

7 Suction 2 2 0

8 Tensimeter Digital 2 2 0

Interprestasi : dari hasil pendataan mesin-mesin yang ada di IRNA 1 B dapat


di simpulkan bahwa fasilitas mesin sudah memadai.
Analisa SWOT
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

1. Sumber Daya Manusia (M1) 1. Tenaga perawat 1. Tenaga perawat hanya 1. Adanya mahasiswa 1. Tuntutan oleh
a. S-1+Ners = 7 orang 16 orang kurang dari Program Profesi Ners masyarakat
b.S-1 Keperawatan = 5 standar kebutuhan keperawatan yang untuk
orang perawat dalam sedang praktisi mendapatkan
c. Diploma III Keperawatan = ruangan. manajemen pelayanan
4 orang 2. Perawat yang sudah keperawatan. kesehatan yang
Jumlah perawat = 16 orang mengikuti pelatihan 2. Adanya kerja sama lebih profesional.
a. Tenaga Non Keperawatan tentang Management antara mahasiswa 2. Makin tingginya
: Keperawatan hanya keperawatan dan kesadaran
- Ahli Gizi = 1 orang satu orang yang sudah perawat ruangan. masyarakat akan
- Apoteker = 1 orang mengikuti pelatihan 3. Adanya kerja sama pentingnya
- Asisten Apoteker = 1 yaitu kepala ruangan antara institusi kesehatan.
orang dan perawat yang poltekkes Mataram 3. Persaingan antar
- Cleaning Service = 3 mengikuti pelatihan dengan rumah sakit rumah sakit yang
orang preceptorship hanya 4. Adanya kebijakan semakin ketat.
- Admin pusat = 1 orang satu orang juga. pemerintah tentang
2. Masa kerja perawat profesionalisasi
a. 1 – 3 tahun : 3 orang keperawatan.
b. 4 – 7 tahun : 9 orang 5. Adanya program
c. 8 – 10 tahun : 2 orang latihan dan seminar
d. 11 – 13 tahun : 2orang 6. Adanya kesempatan
3. Jenjang Pendidikan perawat untuk
Jumlah Jenjang Pendidikan melanjutkan
Keperawatan terbanyak pendidikan
yaituS.1 + Ners sebanyak
7orang. 7. Adanya program
akreditasi rumah sakit
dari pemerintah di
mana MAKP
merupakan salah satu
penilaian
8. Adanya pelatihan dan
seminar tentang
Managemen Bangsal
yang telah diikuti oleh
Kepala Ruangan IRNA
I B Keperawatan.
2. Sarana dan prasarana/ 1. Kapasitas tempat 1. Masih ada 1. Setiap pergantian 1. Kesenjangan
(Material) M2 tidur 20 bed. beberapa alat shift tempat tidur antara jumlah
2. Fasilitas, sarana dan kesehatan yang dirapikan. pasien
prasarana belum memenuhi 2. Kebersihan dengan
menunjang standar peralatan lingkungan peralatan
pemberian diruangan ruangan dijaga yang ada.
pelayanan perawatan IRNA I B setiap hari. 2. Makin tinggi
kesehatan, buku diantaranya; 3. Pencahayaan kesadaran
TTV, buku diit, thermometer digital ruangan masyarakat
struktur organisasi (80%). mencukupi. akan
dan buku register. 2. Masih ada 4. Adanya pentingnya
3. Penggantian alat beberapa peralatan pengadaan kesehatan.
tenun dilakukan non alkes yang sarana prasarana 3. Adanya
setiap hari. belum memenuhi yang rusak dari tuntutan dari
4. Bila alat tenun kotor standar peralatan bagian pengadaan masyarakat
saat itu juga diruangan barang. untuk
langsung diganti. perawatan IRNA I B 5. Adanya kegiatan melengkapi
5. Pemeliharaan dan diantaranya; demostrasi sarana dan
perawatan dari Sarung bantal pemakaian alat prasarana.
sarana dan (36%), sarung baru.
prasarana guling (42 %),
penunjang selimut (20%), sprei
keperawatan (26%).
kesehatan sudah 3. Tidak ada bel di
ada. setiap ruangan
6. Terdapat ruang pasien sehingga
tindakan. keluarga pasien
harus ke nurse
station yang
terletak di depan
untuk memanggil
perawat.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

3. Metode (M3) 1. Rumah sakit memiliki visi 1. Tenaga keperawatan 1. Adanya kesempatan 1. Tuntutan tinggi
misi dan motto rumah tidak seimbang dengan untuk melanjutkan oleh masyarakat
sakit sebagai acuan tingkat ketergantungan pendidikannya. untuk
melaksanakan kegiatan pasien. 2. Adanya program mendapatkan
pelayanan. 2. Tingkat ketergantungan pelatihan dan seminar. pelayanan
2. Rumah Sakit Paripurna pasien bervariasi. 3. Adanya mahasiswa kesehatan yang
tipe B dan Rumah Sakit Program Profesi Ners lebih profesional.
Pendidikan keperawatan praktisi 2. Semakin
3. Menggunakan SOP manajemen tingginya
4. Adanya model MPKP, keperawatan. kesadaran
yang digunakan adalah 4. Adanya kerja sama masyarakat akan
kolaborasi antara MPKP antara mahasiswa dan pentingnya
model TIM dan MPKP perawat ruangan. kesehatan.
Model Primer 5. Adanya kerja sama 3. Persaingan
antara institusi perawat asing
poltekkes Mataram yang masuk
jurusan keperawatan (MEA).
dengan rumah sakit 4. Persaingan
6. Adanya kebijakan antarrumah sakit
pemerintah tentang yang semakin
profesionalisasi ketat
keperawatan.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

Supervisi 1. Supervisi dilakukan oleh Tidak terjadwal (situasional). 1. Adanya mahasiswa 1. Tuntutan pasien
Petugas Supervisi Program Profesi Ners sebagai
Managemen Rumah keperawatan yang konsumen untuk
Sakit, supervisi sedang praktisi mendapatkan
managemenkeperawatan manajemen pelayanan yang
secara berkala. keperawatan. profesional .
2. Kepala ruangan 2. Adanya teguran dari
setiapharimelakukansuv kepala ruangan bagi
ervisi secara langsung perawat yang tidak
melalui pengamatan melaksanakan tugas
terhadap pelaksanaan dengan baik
tugas perawat (Kepala 3. Dengan adanya
ruangan mengamati supervisi terjadi
pekerjaan yang peningkatan kinerja
dilakukan perawat perawat.
kemudian memberikan
evaluasi kepada perawat
yang bersangkutan).
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

Timbang Terima 1. Adanya laporan jaga 1. Timbang terima telah 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan
setiap shift dilakukan, tetapi belum Profesi Ners yang tinggi dari
2. Timbang terima sudah dilakukan secara keperawatan yang masyarakat
merupakan kegiatan rutin optimal, yaitu : sedang praktisi untuk
yang telah dilakukan. a. Sebagian perawat tidak manajemen mendapatkan
3. Adanya kemampuan menyebutkankeluhan keperawatan. pelayanan
perawat melakukan subjektifdan 2. Adanya kerja sama keperawatan
timbang terima objektifpasien yang baik antara yang profesional
b. Sebagian perawat tidak mahasiswa Program 2. Meningkatnya
menyebutkan diagnosa Profesi Ners kesadaran
medis pasien keperawatan dengan masyarakat
c. Tidak menyebutkan perawat ruangan tentang
Masalah Keperawatan 3. Kebijakan rumah sakit tanggung jawab
yang masih muncul (bidang keperawatan) dan tanggung
d. Tidak menyebutkan tentang timbang gugat perawat
intervensi keperawatan terima. sebagai pemberi
yang sudah dan belum asuhan
dilaksanakan. keperawatan.
e. Kepala Ruangan
beberapa kali tidak
membuka acara
Timbang Terima.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend
Discharge Planning 1. Perawat 1. Tidak tersedianya 1. Adanya 1. Adanya
memberikan leaflet pasien mahasiswa tuntutan dari
pendidikan pulang untuk Program Profesi masyarakat
kesehatan secara digunakan karena Ners keperawatan untuk
informal kepada keterbatasan waktu yang sedang mendapatkan
pasien atau keluarga dan tenaga praktisi pelayanan
selama di rawat atau perawat manajemen keperawatan
pulang. keperawatan. yang
2. Adanya kerja profesional
sama antara
2. Makin
mahasiswa
tingginya
Program Profesi
tingkat
Ners dengan
kesadaran
perawat klinik
masyarakat
akan
pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan
antar rumah
sakit yang
semakin
ketat.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend
Ronde keperawatan 1. Bidang keperawatan 1. Ronde 1. Adanya pelatihan 1. Adanya
ruangan mendukung keperawatan dan seminar tuntutan
adanya kegiatan adalah kegiatan tentang masyarakat
ronde keperawatan yang tidak Management untuk
2. Banyaknya kasus dilaksanakan keperawatan. mendapatkan
yang memerlukan secara teratur di 2. Adanya pelayanan
perhatian khusus ruangan pasien kesempatan dari perawatan
ruangan untuk yang
mengadakan profesional.
ronde 2. Makin
keperawatan pada tingginya
perawat dan tingkat
mahasiswa kesadaran
praktek masyarakat
akan
pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan
antar rumah
sakit yang
makin ketat.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

Dokumentasi 1. Tersedianya sarana 1. Diagnosa sesuai 1. Adanya program 1. Adanya


dan prasarana dengan pengkajian pelatihan tuntutan
dokumentasi untuk keperawatan tetapi 2. Adanya masyarakat
tenaga kesehatan diagnosa kesempatan untuk
(sarana administrasi keperawatan yang perawat untuk mendapatkan
penunjang). diangkat hanya meningkatkan pelayanan
2. Sudah ada sistem menggunakan pendidikan perawatan
pendokumentasian diagnosa (pengembangan SDM). yang
SOAP. keperawatan saat 3. Mahasiswa profesional.
3. Format asuhan awal pasien masuk Profesi 2. Makin
keperawatan sudah sampai hari Nerskeperawatan tingginya
ada. perawatan saat ini praktek tingkat
Adanya kesadaran atau diagnosa Management kesadaran
perawat tentang keperawatan ditulis untuk masyarakat
tanggung berulang – ulang mengembangkan akan
jawab dan tanggung dari pasien masuk sistem pentingnya
gugat. hingga perawatan dokumentasi PIE. kesehatan.
hari ini. 4. Kerja sama yang 3. Persaingan
baik antara antar rumah
perawat dan sakit yang
mahasiswa. makin ketat.
5. Sistem MPKP
yang diterapkan
mahasiswa
Program Profesi
Ners
No Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend
.
4. Keuangan (Money) M4 1. Adanya 1. Gaji pokok 1. Pengeluaran 1. Adanya tuntutan
pendapatan perawat masih sebagian besar yang lebih tinggi dari
tambahan yaitu berada dibawah dibiayai institusi. masyarakat untuk
dari jasa medik UMR. 2. Ada mendapatkan
seperti JASPEL kesempatan pelayanan
yang didapatkan untuk kesehatan yang
dari pasien BPJS menggunakan lebih professional
dan pasien instrumen sehingga
umum media dengan membutuhkan
re-use sehingga pendanaan yang
menghemat lebih besar untuk
pengeluaran sarana dan
prasarana yang
lebih baik.
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend
5. Mutu (M5) 1. Kepuasan pasien 1. Tingkat flebitis 1. Mahasiswa 1. Adanya
terhadap pelayanan pasien di ruang Program Profesi peningkatan
Kesehatan di IRNA 1 B yaitu 3% Ners Keperawatan standar
Rumah Sakit Umum yang praktek masyarakat
Kota Mataram. manajemen yang harus
2. RSUD Kota keperawatan. terpenuhi.
Mataram meraih 2. Kerja sama yang 2. Persaingan
akreditasi paripurna baik antara Rumah Sakit
dengan RS Tipe B. mahasiswa dalam
3. BOR 80% pada dengan perawat. memberikan
tanggal 1 April 2021 pelayanan
4. Kejadian medical Keperawatan
error, Kejadian tidak yang makin
diharapkan yaitu 0% ketat.
5. Kejadian dekubitus
0%
6. Tingkat kepuasan
pasien di Ruang
IRNA 1B 100%
7. Adanya variasi
Karakteristik dari
pasien BPJS dan
pasien umum
8. BOR 63%
9. AVLOS 8 hari
10. TOI 2 hari
11. BTO 1 kali
No. Masalah Strength Weakness Opportunity Threatend

6. Mesin (M6) 1. Tersedianya fasilitas 1. Fasilitas mesin 1. Mahasiswa 1. Adanya


mesin yang lengkap tidak memiliki Program Profesi pegawai
seperti syringe tempat khusus. Ners Keperawatan teknisi mesin.
pump,alat nebulizer, yang praktek 2. Adanya
oximetri, EKG, X- manajemen seminar atau
RAY viewer keperawatan. pelatihan
2. Kerja sama yang tentang
baik antara pengaplikasia
mahasiswa n mesin.
dengan perawat.
Plan Of Action
Indikator/Target Penanggung
No. Masalah Tujuan Intervensi Waktu
Keberhasilan Jawab

1. Timbang Terima Timbang terima 1. Tentukan penanggung 1. Timbang terima 25 Maret– Irdaniati
Beberapa dilakukan jawab timbang terima dilakukan di nurse 01 April
prosedur secara 2. Susun format timbang station 2023
belum dilakukan efektif dan terima pasien serta 2. Isi timbang terima
atau belum sesuai petunjuk teknis tentang masalah
optimal dengan konten. pengisiannya lebih keperawatan yang
menekankan pada belum teratasi.
aspek keperawatan. 3. Timbang terima
3. Lakukan timbang terdokumentasi
terima setiap dengan baik.
pergantian shift.
4. Sosialisasi timbang
terima kepada perawat
ruangan.
5. Dokumentasi.
6. Evaluasi
Indikator/target Penangung
No Masalah Tujuan Intervensi Waktu
keberhasilan jawab

2. Discharge Discharge 1. Lakukan sosialisasi 1. Setiap pasien mulai Situasional Hartono


Planing Planning dan simulasi discharge masuk sampai pulang
Tidak dilakukan dengan planning di ruangan. sudah mendapatkan
menyertakan optimal dengan 2. Bagikan media discharge planning
leaflet serta mengisi format sosialisasi berupa dengan leaflet atau
kurangnya Pemulangan leaflet atau mini poster mini poster
informasi terkait pasien dan kepada keluarga dan
cara perawatan memberikan pasien
pasien selama edukasi kepada 3. Dokumentasi
dirumah pasien serta
memberikan
leaflet kepada
pasien dan
keluarga
Indikator/target Penangung
No Masalah Tujuan Intervensi Waktu
keberhasilan jawab

3. Ronde Ronde 1. Tentukan pasien 1. Pasien menyatakan Situasional Panji yudanar


Keperawatan keperawatan untuk ronde kepuasannya dengan
Belum terlaksana dengan keperawatan pelayanan yang telah
ditemukan optimal sesuai 2. Persiapkan ronde diberikan oleh perawat
kriteria kasus prosedur keperawatan dan dalam mengatasi
yang sesuai (strategi dan masalah keperawatan
materi) yang dialami pasien.
2. Ronde keperawatan
dapat terlaksana
sesuai dengan jadwal
yang telah di tetapkan
dan dipimpin oleh
kepala ruangan.
Pengorganisasian
• Berdasarkan analisis situasi lingkungan tempat aplikasi model praktik keperawatan
profesional, maka kelompok mahasiswa membuat tim kerja sebagai berikut:
1.Ketua Klp : Panji Yudana R
2.Sekretaris : Irdaniati
Hartono
3.Bendahara : Annisa Ratnasari
Susi Mariyati
4.PJ M1 (Man) : Irdaniati
5.PJ M2 (Materials): Suci Valentia Ranzani
6.PJ M3 (Method) : Yuliana
7.PJ M4 (Money) : Wiwin Apriani
8.PJ M5 (Mutu) : Hartono
9.PJ M6 (Machine) : Siti Rahayu Widasari Putri
• Adanya pengelolaan ruangan maka diselenggarakan pengorganisasian

dengan pembagian peran sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan

2. Perawat Primer

3. Perawat Asosiate


Implementasi Dan Evaluasi
N Prioritas Masalah Implementasi Evaluasi
o

1. M3 Metode 1. Menyusun format timbang terima pasien 1. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station
Timbang terima serta petunjuk teknis pengisianya lebih kemudian di ruangan pasien dan kembali lagi ke nurse
Timbang terima sudah dilakukan menekankan pada aspek perawatan. station
dengan baik tetapi belum optimal 2. Melaksanakan timbang terima setiap 2. Proses timbang di pimpin oleh kepala ruangan dan
:Sebagian perawat tidak pergantian shift di nurse station dan dilaksanakan oleh semua perawat yang bertugas maupun
menyebutkan diagnosa medis kunjungan ke ruang pasien yang mengganti shift
pasien, sebagian tidak 3. Mendokumentasikan timbang terima pasien 3. Ketua Tim mengoperkan ke ketua Tim berikutnya yang
menyebutkan keluhan subjektif akan mengganti shift
dan objektif pasien, sebagian 4. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa
tidak menyebutkan masalah medis, intervensi yang atau sudah dilakukan
keperawatan yang masih muncul 5. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian
dan kepala ruangan tidak shift
membuka acara timbang terima. 6. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien
7. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik

2. M2 Metode 1. Melakukan sosialisasi dan simulasi discharge 1. Pasien sudah diberikan leaflet dan dilakukan penyuluhan
Discharge Planning planning di ruangan tentang penyakit dan cara perawatannya.
Tidak menyertakan Media 2. Membagikan media sosialisasi berupa 2. Mendokumentasi kegiatan discharge planning, kegiatan
Discargeplaning serta kurangnya Barcode yang bisalangsungtersambung dengan penyuluhan
informasi terkait cara perawatan link untuk bertanya dan konsultasi tentang 3. Membagikan Link Barcode untukmemudahkan akses
pasien selama dirumah. penyakit pasien dan cara perawatannya informasi Kesehatan dan layanan keperawatan.
dirumah kepada keluarga dan pasien .
3. Mendokumentasikan
Lanjutan...
No Prioritas Masalah Implementasi Evaluasi

3. M3 Metode 1. Menentukan pasien untuk 1. Telah dilakukan ronde keperawatan pada hari Kamis , 30 april
Ronde Keperawatan ronde 2023 Jam 11.30 WITA. Pasien dengan diagnosa medis Post Op
Ronde keperawatan 2. Mempersiapkan ronde Appendiktomi dengan perporasi. Ronde keperawatan diikuti oleh
belum perna dilakukan keperawatan perawat, ahli gizi, apoteker, pembimbing ruangan IRNA IB. Dan
karena jumlah hari 3. Melaksanakan ronde hasil terakhir dari kondisi pasien yaitu pasien sudah membaik dan
perawatan yang relatif keperawatan nyeri pada daerah lukaoperasiberkurang dan berada pada skala
cepat nyeri. Selain masalah nyeri pasien juga berkomitmen untuk
mengikuti program diet yang dianjurkan oleh ahli gizi. Serta
keluarga selalu memberikan obat oral yang diberikan sesuai
dengan tata cara meminum obat yang di anjurkan oleh apoteker
2. Pasien dan keluarga paham dengan penjelasan yang diberikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Analisa ruang IRNA I B
Memiliki 20 tempat tidur, ketenagaan terdiri dari S-1 Keperawatan+Ners yaitu
7 orang, Sarjana Keperawatan yaitu 5 orang, Diploma III Keperawatan yaitu 4
orang dan Tenaga Non Keperawatan terdiri dari Ahli Gizi yaitu1 orang,
Apoteker yaitu 1 orang, Asisten Apoteker yaitu 1 orang, Cleaning Service yaitu
3 orang dan Admin Pusat yaitu 1 orang. Metode Asuhan Keperawatan yang
diterapkan di ruang IRNA 1B adalah Kolaborasi MPKP TIM dan MPKP Primer.
2. Continuitas pelayanan
Continuitas pelayanan yang dilaksanakan yaitu penerimaan pasien sampai
dengan pulang meliputi pemberian asuhan keperawatan dan pelaksanaan
discharge planning masih belum optimal.
3. Metode penugasan yang sesuai dengan keadaan ruangan
Ruang IRNA I B merupakan ruangan yang merawat menggunakan Model
Keperawatan Primer yaitu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana perawat professional bertanggungjawab dan bertanggung gugat
terhadap pasien selama 24 jam. Setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4–6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
pasien dirawat di rumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang pasien jika
diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan
akan didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
4. Dokumentasi asuhan keperawatan
Sudah ada sistem pendokumentasian SOAP, Format asuhan
keperawatan, serta kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat. Namun dalam pelaksanaannya belum optimal karena
diagnosa keperawatan yang diangkat hanya menggunakan diagnosa
keperawatan saat awal pasien masuk sampai hari perawatan saat ini atau
diagnosa keperawatan ditulis berulang – ulang dari pasien masuk hingga
perawatan hari ini.
5. Supervisi keperawatan
Selama melakukan praktek di Ruangan IRNA 1B kami belum menemukan
adanya supervise yang dilakukan oleh kepala ruangan Secara terjadwal.
Kepala ruangan melakukan suvervisi dengan tidak terjadwal dilakukan
secara langsung melalui pengamatan terhadap pelaksanaan tugas perawat
kemudian memberikan evaluasi kepada perawat yang bersangkutan. Belum
ada instrument yang tersendiri dalam melakukan supervisi sehingga belum
ada alat ukur yang jelas dalam kegiatan pencatatan hasil supervisi.
6. Sentralisasi Obat
Di ruang IRNA I B sentralisasi obat sudah berjalan optimal.
7. Melakukan timbang terima: pre conference dan post conference
Kami telah melakukan timbang terima atau operan di nurse station, dan
dilanjutkan dengan melakukan timbang terima di ruangan pasien.
B. Saran
1. Pada saat melakukan timbang terima, diharapkan perawat menyebutkan
keluhan subjektif dan objektif pasien, masalah keperawatan yang masih
muncul, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
serta kepala ruangan harus membuka kegiatan timbang terima.
2. Diperlukan pengembangan ilmu-ilmu terbaru oleh pemberi pelayanan
kesehatan khusunya perawat dalam persiapan menghadapi era
globalisasi.
3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat diruangan, perawat
tersebut harus mengerjakan semua tindakan sesuai dengan pro tap
yang sudah di tetapkan.
4. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien dalam menjaga kesehatan
setelah berada dirumah, diharapkan perawat menjelaskan kepada
pasien yang akan pulang tentang KIE yang terdiri dari : menjelaskan
tentang penyakit pasien, kapan harus kembali control dan kemana
harus control, menjelaskan penggunaan obat, menjelaskan nutrisi yang
baik bagi pasien, aktivitas dan latihan, serta perawatan diri serta
tersedianya media edukasi saat pasien sudah berada di rumah.
Lanjutan..
5. Untuk membina suatu hubungan yang baik antara perawat, tim kesehatan
lain, pasien dan keluarga maka seseorang perawat harus melayani setiap
pasien dengan hati yang tulus dan ikhlas agar pasien tidak takut dan was-
was terhadap apa yang akan dilakukan perawat.
6. Untuk meningkatkan mutu di ruangan, salah satu kunci keberhasilan suatu
tindakan keperawatan, jika pasien sudah merasa puas tentang apa yang
telah diberikan hal itu akan berdampak positif baik bagi diri sendiri dan
rumah sakit umumnya, karena pasien sudah sangat mempercayai apa yang
telah di berikan itu adalah yang terbaik untuknya. Untuk menjaring keluhan
dan saran darI pasien maka perlu diadakan satu media yang lebih mudah
dipahami dan diisi oleh pasien seperti link barcode untuk mengisi survey
kepuasan serta pesan dan kesan selama di rawat di ruang IRNA 1B.
7. Untuk meningkatkan sarana dan prasarana diruangan diharapkan dapat
mengikuti standar peralatan menurut Depkes RI Tahun 2001.
8. Untuk meningkatkan penyelesaian masalah atau kasus diharapkan dapat
melaksanakan ronde keperawatan sesuai dengan protap.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai