Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Teori Ketahanan Nasional

Nama : AFIF NUR ANSHARI


NPM : 2206122175
Program Studi : Kajian Ketahanan Nasional Peminatan Kajian Stratejik Imigrasi

Resensi Buku
Why Nations Fail
The Origin of Power, Prosperity and Proverty
Oleh : Daron Acemoglu dan James A Robinson

Buku Daron Acmoglu dan James A. Robinson dengan judul “Why nation fail – Origin
of Power, Prosperity and Proverty” mengajukan tentang teori Sistem ekonomi yang bersifat
inklusif dan Sistem ekonomi yang bersifat ekstraktif. Kedua penulis tersebut mengungkapkan
kemajuan politik didorong oleh sistem dan perlembagaan politik yang inklusif. Sistem ekonomi
yang inklusif dengan perlembagaan ekonomi yang inklusif akan mendorong kemajuan
ekonomi adapun sistem ekonomi yang ekstraktif dengan perlembagaan ekonomi yang
ekstraktif akan mendorong kemunduran ekonomi, sistem ekonomi ekstraktif selain mendorong
kemunduran ekonomi juga menyisakan penderitaan. Sedangkan lembaga ekonomi inklusif
lembaga yang menjamin hak kepemilikan pribadi, hukum dan ketertiban, hingga akses
Pendidikan. Lembaga ini juga bersifat terbuka sehingga memberikan peluang bagi sebagian
warga negaranya untuk berinvestasi Lembaga ekonomi inklusif butuh Lembaga politik yang
tersentralisasi dan plural. Negara negara dengan ekonomi inklusif cenderung kaya seperti
halnya Jerman Barat dan Korea Selatan. Adapun Lembaga ekonomi ekstraktif dirancang oleh
segelintir elit untuk menghisap sumber daya dari masyarakat, Lembaga ekonomi ekstraktif
tumbuh dalam Lembaga politik yang absolut. Dan negara negara dengan ekonomi ekstraktif
cenderung miskin seperti halnya Korea Utara dan Jerman Timur.
Dalam permulaan bab Acemoglu dan Robinson memberikan pandangan ekonomi dan
politik dengan narasi dari sejarah perkembangan ekonomi dan politik di beberapa wilayah, juga
mengungkapkan bahwa hubungan suku budaya, bangsa dan posisi geografis sebetulnya tidak
menentukan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara mereka memberikan contoh kemajuan
Amerika Serikat bukan karena faktor alam seperti halnya Nagolaz di Amerika Serikat dangan
Nagolas di Sonora Mexico, dimana Nagolas di Arizona lebih sejahtera dibandingkan dengan
Nagolas di Sonora dari hal tersebut terjawab dengan kota yang terpisah dalam dua negara
tersebut memiliki budaya yang sama, iklim yang sama, letak geografis yang sama namun
memiliki kondisi ekonomi yang berbeda, Nagolas yang berada dibawah kekuasaan Amerika
Serikat cenderung lebih maju perekonomianya, mendapatkan fasilitas publik yang baik, bebas
dalam mencari pekerjaan serta menjunjung tinggi kebebasan kepemilikan tanpa harus khawatir
untuk dijarah. Dan berbanding terbalik dengan Nagolas yang berada di Mexico dimana negara
tersebut lebih otoriter, ekonominya juga tidak berkembang serta masyarakat tidak memilik
jaminan kesehatan dan Pendidikan bahkan angka harapan hidup jauh berbeda dengan Nagolas
Amerika Serikat.
Dalam menjawab permasalah kedua negara tersebut Acemoglu dan Robinson
mengungkap sejarah penguasaan negara negara tersebut diawali dari bangsa spanyol yang
menjajah wilayah Amerika Selatan karena ketertarikan akan sumberdaya alamnya. Bangsa
spanyol menawan para kepala suku / raja yang dikuasai wilayahnya dan memperlakukan
mereka secara kejam merampas dan menjarah kekayaan masyarakat serta alamnya sehingga
menjadikan pribumi di Amerika Latin sebagai budak yang tertindas. Sedangkan Inggris
menjadikan Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) negara jajahan karena sudah tidak
ada pilihan negara negara yang kaya akan sumber daya alamnya sudah dikuasai oleh Spanyol
dan Portugis. Inggris menjadikan koloni Amerika Serikat dan Kanada dengan membagikan
tanah seluas 50 Ha untuk dikelola oleh setiap keluarga, hal ini menyababkan kemajuan
dibidang pertanian berkembang pesat sehingga setiap keluarga yang menguasai tanah tersebut
mendapatkan insentif bahkan mereka bisa ikut serta dalam merumuskan undang undang. Latar
belakang kedua wilayah tersebut menerangkan bahwa sistem kolonial yang dilakukan
merupakan bentuk penindasan yang kemudian oleh penulis disebut sebagai sistem ekstraktif
Penulis buku tersebut juga menolak beberapa teori seperti halnya teori Max Weber
(2002) yang menyatakan kebangkitan industri modern di eropa barat merupakan refleksi dari
etika protestan pasca reformasi agama, penulis juga menolak teori Jared Diamond (1997)
didalam bukunya mengurai bagaimana kondisi geografis dan iklim mempunyai konsekuensi
yang signifikan terhadap kehidupan manusia, mulai dari kebudayaan, ekonomi, mata
pencaharian, teknologi hingga politik. Menurut Acemoglu dan Robinson ketimpangan
Ekonomi dua negara dalam satu wilayah seperti halnya Meksiko dan Amerika Serikat, Jerman
Timur dan Jerman Barat di masa itu serta Korea Utara dan Korea Selatan saat ini merupakan
bukti yang nyata bahwa kekayaan negara tidak ditentukan oleh faktor geografis namun karena
faktor institusi politik
Ekonomi inklusif akan mendorong setiap warganya untuk memiliki hak kepemilikan
(Property rights), mendorong investasi pada teknologi dan skill, juga menciptakan level
playing field sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini berbanding terbalik
dengan institusi ekonomi ekstraktif yang menyedot sumber ekonomi dari banyak orang untuk
hanya segelintir orang dan gagal dalam memberikan insentif pada kegiatan ekonomi.
Acemoglu dan robinson juga mendasarkan kemajuan politik dan ekonomi ditinjau dari
sejarah. Seperti halnya Inggris pada abad ke 17 yang telah memiliki institusi ekonomi inklusif,
namun hal tersebut tidak muncul begitu saja melihat ke masa lampau ketika wabah pes di tahun
1348 yang menyebabkan jumlah petani berkurang sehingga mereka melakukan perlawanan dan
menuntut perlakuan yang lebih baik dari para bangsawan dan tuan tanah sehingga merubah
keadaan para petani untu mendapatkan perlakuan lebih baik dan lambat laun system feodal
lenyap. Tidak hanya itu pada tahun 1688 terjadi perang saudara di Inggris yang menyebabkan
dikuranginya kekuasaan raja dan memberi wewenang kepada parlemen Inggris untuk
menentukan struktur ekonomi, penghapusan pungutan pajak secara semena-mena dan
monopoli, pemerintah menjamin hak kepemilikan asset,properti dan paten serta membangun
infrastruktur seperti halnya jalan raya, kereta api dan fasilitas umum lainnya. Hal hal tersebut
lah yang mendorong terjadinya inovasi dan berkembangnya teknologi.
Lain halnya dengan negara negara di eropa timur ketika terjadi wabah pes yang juga
menimbulkan kelangkaan tenaga kerja, namun tuan tanah disana memberlakukan penindasan
dan perbudakan yang lebih kejam bahkan hingga tahun 1800an institusi ekonomi masih bersifat
ekstraktif namun pada abad ke 19 lenyaplah feodalisme dikarenakan wabah pes. Dalam buku
ini juga dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yang bersifat absolut pada umumnya memiliki
institusi ekonomi yang bersifat ekstraktif selain menindas rakyat juga menolak
inovasi/teknologi baru.
Buku ini juga mengkritisi pendekatan IMF ke negara negara di dunia. Dimana menurut
penulis buku, IMF gagal mengobati negara-negara yang menjadi pasiennya. Hal ini
dikarenakan IMF tidak memahami secara mendalam konteks kebijakan institusi politik negara
negara yang menjadi pasiennya tersebut.
Buku ini menampilkan narasi yang lengkap tentang sejarah ekonomi dunia pada masa
lampau hingga saat ini, penulis buku membangun perspektif bahwa keberhasilan sebuah
negara dalam mengelola ekonomi politik melalui perlembagaannya.

Anda mungkin juga menyukai